Anda di halaman 1dari 5

PREVENTION MOTHER TO CHILD TRANSMISSION (PMTCT)/

PROFILAKSIS ANTIRETROVIRAL PADA BAYI DARI IBU HIV

RSUD LAHAT
Jl. Letnan Harun Sohar I No Dokumen No.Revisi Halaman :
No. 28 Telp/Fax.
(0731) 321785 / 323080 1/4

Tanggal Revisi Ditetapkan Oleh, Direktur


STANDAR Rumah Sakit Umum Daerah Lahat
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.Hj LAELA CHOLIK, M.Kes


NIP 197003292002122002

1. Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV): adalah


Pengertian
penyakit yang disebabkan oleh virus HIV, yang menyerang sel
imun tubuh, sehingga terjadi gangguan sistem imun tubuh.
2. MTCT (mother to child transmission): transmisi HIV dari ibu
ke anak yang dapat terjadi pada saat kehamilan, intra partum
dan post partum. Transmisi secara vertikal ini terjadi pada 90%
kasus baru hiv anak.
3. Program PMTCT (Prevention mother to child transmission)
ditujukan untuk mencegrah transmisi virus HIV dari ibu ke
anak.
4. Tanpa intervensi risiko penularan pada anak terjadi sebesar 20-
45%.
5. Risiko transmisi vertikal dapat dikurangi sampai <2% dengan
intervensi profilaksis ARV yang dikombinasikan dengan
operasi sesar dan tidak memberikan ASI.
HIV yaitu virus yang tergolong dalam keluarga retrovirus sub
Etiologi
kelompok lentivirus. Ada 2 tipe yaitu HIV1 & HIV 2, yang walaupun
strukturnya berbeda tapi gejala klinis yang ditimbulkannya sulit
dibedakan. Antibodi yang terbentuk dari kedua virus ini dapat bereaksi
silang.

PREVENTION MOTHER TO CHILD TRANSMISSION (PMTCT)/


PROFILAKSIS ANTIRETROVIRAL PADA BAYI DARI IBU HIV

RSUD LAHAT No Dokumen No.Revisi Halaman :


Jl. Letnan Harun Sohar I
No. 28 Telp/Fax. 2/4
(0731) 321785 / 323080

ELISA dengan 3 reagen yang berbeda diikuti dengan pemeriksaan


konfirmasi (immunoblot atau imunofloresens). Jika hasil negatif maka
kemungkinan besar bayi tidak terinfeksi HIV, sedangkan bila positif
maka belum tentu terinfeksi karena antibodi maternal dapat terdeteksi
hingga 18 bulan.
Patogenesis HIV masuk sel melalui molekul CD4 pada permukaan sel seperti sel
TCD4 dan sel makrofag terjadi penurunan jumlah dan gangguan
fungsi sel TCD4 melalui efek sitopatik langsung dan efek sitopatik
tidak langsung.

Efek sitopatik langsung :


- Lisis dan kematian sel TCD4 yang terjadi karena proses replikasi
virus dalam sel TCD4
- Penimbunan DNA virus yang tidak terintegrasi ke genom host
- Interaksi antara molekul Gp 120 HIV dan molekul CD4 intra sel
- Hambatan maturasi sel prekursor TCD4 di dalam timus sehingga
sel tersebut berkembang menjadi matur, sehingga sel TCD4
perifer menurun
Efek sitopatik tidak langsung :
- Pembentukan sel sinsitia
- Apoptosis sel T reaktif
- Destruksi autoimun yang diinduksi HIV
- Perubahan produksi sitokin sehingga menginduksi hambatan
maturasi sel prekursor TCD4 sehingga jumlah sel TCD4 perifer
berkurang
Cara penularan
Pada populasi anak-anak rute penularan hampir semuanya melalui transmisi
vertikal. Penularan bisa terjadi pada saat intrauterin (5-10%),

PREVENTION MOTHER TO CHILD TRANSMISSION (PMTCT)/


PROFILAKSIS ANTIRETROVIRAL PADA BAYI DARI IBU HIV

RSUDLAHAT No Dokumen No.Revisi Halaman :


Jl. Letnan Harun Sohar I
No. 28 Telp/Fax. 3/4
(0731) 321785 / 323080

Bentuk klinis -
(klasifikasi)

Anamnesis Ibu dan ayah memiliki risiko HIV dan sudah dilakukan skrining HIV,
minimal serologis.
Usia kehamilan, pengobatan ARV yang telah didapatkan oleh ibu.

Pemeriksaan fisik Pemantauan keadaan umum, status gizi, adanya infeksi oportunistik
(pneumonia P. jirovecii, TBC dll), efek samping ARV

Kriteria Diagnosis -

Differential diagnosis -

Pemeriksaan
Penegakan diagnosis:
Penunjang
usia <18 bulan:
- bila tersedia: PCR RNA (DNA)
- bila status ayah dan ibu tidak diketahui, dapat dilakukan
pemeriksaan antibodi anti HIV sebaiknya dengan
usia >18 bulan:
- antibodi HIV
- konfirmasi : westernblot atau PCR RNA/DNA (bila ada)
- pemeriksaan CD4+ untuk melihat status imunosupresi
pemeriksaan darah tepi lengkap, SGOT, SGPT sesuai indikasi untuk
melihat efek samping obat
pemeriksaan infeksi oportunistik yang sering terjadi bersamaan dengan
infeksi HIV (TBC, hepatitis B dan C)
pemeriksaan lain (laboratorium, pencitraan dll) dan konsultasi ke ahli
terkait disesuaikan dengan infeksi oportunistik.

PREVENTION MOTHER TO CHILD TRANSMISSION (PMTCT)/


PROFILAKSIS ANTIRETROVIRAL PADA BAYI DARI IBU HIV

RSUD LAHAT No Dokumen No.Revisi Halaman :


Jl. Letnan Harun Sohar I
No. 28 Telp/Fax. 4/4
(0731) 321785 / 323080

Tatalaksana Dikamar bersalin:


dilakukan operasi sesar
segera besihkan bayi dengan mematuhi kewaspadaan universal
Profilaksis ARV untuk bayi
sesuai dengan rekomendasi WHO 2010 pemberian zidovudin
selama 6 minggu dengan dosis:
cukup bulan: 2 mg/kg/dosis 4 kali sehar
masa gestasi < 34 minggu:
2 minggu I: 1,5 mg/kg/dosis (2x sehari)
2 minggu II: 1,5 mg/kg/dosis (3x sehari)
2 minggu III: 2 mg/kg/dosis (4x sehari)
Nutrisi
Karena risiko transmisi melalui menyusui adalah
10-15% maka pemberian nutrisi yang dianjurkan
untuk memperkecil risiko transmisi HIV adalah
dengan pengganti ASI.
Pemberian pengganti ASI harus memperhatikan
prinsip AFASS (acceptable/dapat diterima,
feasible/layak, affordable/ terjangkau,
sustainable/berkelanjutan, safe/aman)
Permberian nutrisi tidak dianjurkan dengan
mencampur/ kombinasi pengganti ASI dan ASI
Imunisasi
Prinsip umum: tidak memberikan imunisasi bila terdapat gejala
HIV.
Imunisasi dapat diberikan sesuai jadwal, pengecualian terhadap
BCG
Profilaksis infeksi oportunistik
Profilaksis HIV dilakukan dengan pemberian kotrimoksazol
mulai usia 6 minggu dengan dosis 4-6 mg/kg/hari sekali sehari
setiap hari sampai bayi tidak terbukti terinfeksi HIV.
Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang dilakukan setiap kunjungan
seperti kunjungan bayi sehat lainnya.
Monitoring/ kunjungan (lihat tabel 1)
Angka transmisi HIV dapat ditekan sampai kurang dari 2% dengan
Edukasi
program PMTCT, sehingga penting dilakukan edukasi untuk menjalani
program PMTCT secara lengkap.
Komplikasi dan Komplikasi:
Prognosis Prognosis: angka transmisi bila PMTCT dilakukan lengkap: <2%

Tabel 1. Jadwal kunjungan bayi yang dilakukan PMTCT

Anda mungkin juga menyukai