Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS PDF
Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS PDF
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Filosofi
II. KOMPETENSI
Peserta memiliki kompetensi dalam melaksanakan
manajemen Puskesmas meliputi:
1. Menyusun rencana kegiatan tahunan puskesmas
2. Mengelola lokakarya mini Puskesmas
3. Melakukan penilaian kinerja Puskesmas
4. Kemampuan membangun tim kerja
Struktur Program
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka
disusun materi yang akan diberikan secara rinci pada
tabel berikut :
B. Materi Inti
1 Perencanaan Puskesmas 4 12 - 16
2 Mengelola Lokakarya Mini 4 8 - 12
3 Penilaian Kinerja 4 8 - 12
C. Materi Penunjang
1 RTL 1 3 - 4
2 BLC - 2 - 2
Jumlah 24 36 - 60
A. PESERTA
1. Kepala Puskesmas,
2. Pengelola program HIV,
3. Pengelola program KIA
B. PELATIH/ NARASUMBER
1). Narasumber
Narasumber dalam pelatihan ini adalah
narasumber dari dinas kesehatan propinsi dan
atau kabupaten/kota yang menguasai :
a) Kebijakan Manajemen Puskesmas
b) Kebijakan LKB termasuk PPIA
2). Fasilitator
Fasilitator pelatihan ini berasal dari :
a) Widya Iswara Balai Pelatihan di bidang
Kesehatan
Pembukaan
RTL
Evaluasi Penutupan
B. Metode Pembelajaran
A. Tempat Pelatihan
B. Waktu Pelatihan
A. Monitoring
Tujuan Monitoring adalah untuk menjaga agar
proses pelatihan berjalan sesuai dengan desain
pelatihan.
B. Evaluasi
Tujuan evaluasi/penilaian adalah untuk
mengetahui kemajuan tingkat pengetahuan dan
keterampilan yang dicapai peserta, penilaian
proses pembelajaran dan penyelenggaraan. Hasil
ini dapat digunakan untuk menilai efektifitas
pelatihan dan memperbaiki pelaksanaan
berikutnya.
2. Fasilitator/pelatih :
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
kemampuan fasilitator/pelatih dalam
menyampaikan materi pembelajaran sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan yang
dapat dipahami dan diserap peserta.
3. Penyelenggaraan :
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap
pelaksanaan diklat. Obyek evaluasi adalah
pelaksanaan administrasi dan akademis
yang meliputi:
Tujuan diklat
Relevansi program diklat dengan tugas
Manfaat setiap mata sajian bagi
pelaksanaan tugas
Manfaat diklat bagi peserta/ instansi
IX. SERTIFIKASI
I. DESKRIPSI SINGKAT
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional. Tujuan pembangunan
kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan
penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing
sumber daya manusia Indonesia.
V. URAIAN MATERI
A. KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS
1. Konsep dasar Puskesmas
VISI dan MISI
Visi pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju
terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat
adalah gambaran masyarakat kecamatan masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
MISI
Misi pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan
kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:
Fungsi Puskesmas.
b. Organisasi
1) Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung
dari kegiatan dan beban tugas masing-
masing Puskesmas. Penyusunan struktur
organisasi Puskesmas disatu kabupaten/kota
dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota. Sedangkan penetapannya
dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai
acuan dapat dipergunakan pola struktur
organisasi Puskesmas sebagai berikut :
a) Kepala Puskesmas
b) Unit tata usaha yang bertanggung jawab
membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan :
- Data dan Informasi
- Perencanaan dan Penilaian
- Keuangan
- Umum dan Kepegawaian
c) Unit pelaksanaan teknis fungsional
puskesmas:
- Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk
pembinaan terhadap UKBM
- Upaya Kesehatan Perorangan
2) Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur
organisasi Puskesmas disesuaikan dengan
tugas dan tanggungjawab masing-masing
unit Puskesmas. Khusus untuk Kepala
Puskesmas kriteria tersebut
dipersyaratkan tersebut harus seorang
sarjana di bidang kesehatan yang
kurikulum pendidikannya mencakup
kesehatan masyarakat.
c. Tata kerja
Pengertian :
Suatu organisasi yang menghimpun tokoh-tokoh masyarakat
peduli kesehatan yang berperan sebagai mitra kerja
puskesmas dalam penyelenggaraan upaya pembangunan
C.
kesehatan diwilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
1. Melayani pemenuhan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan oleh puskesmas (to serve)
2. Memperjuangkan kepentingan kesehatan dan
keberhasilan pembangunan kesehatan oleh Puskesmas
(to advocate)
3. Melaksanakan tinjauan kritis dan memberikan masukan
tentang kinerja Puskesmas (to watch)
3) Azas Keterpaduan
Azaz penyelenggaraan Puskesmas yang
ketiga adalah keterpaduan. Untuk mengatasi
keterbatasan sumber daya serta
4) Azas Rujukan
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang
keempat adalah rujukan. Sebagai sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas
terbatas. Padahal Puskesmas berhadapan
langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk
membantu Puskesmas menyelesaikan
berbagai masalah kesehatan tersebut dan
juga untuk meningkatkan efisiensi, maka
penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas
(wajib, pengembangan dan inovasi) harus
ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab atau kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan
secara timbale balik, baik secara vertikal
dalam arti dari satu strata sarana pelayanan
kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horizontal
dalam arti antar strata sarana pelayanan
kesehatan yang sama.
4. Manajemen Puskesmas
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang
sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas
perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang
baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian
kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk
menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan
efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang
dilaksanakan oleh puskesmas membentuk fungsi-
fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen
puskesmas yang dikenal yakni Perencanaan,
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Pengawasan
dan Pertanggungjawaban. Semua fungsi manajemen
Pengertian :
Kegiatan pengumpulan data untuk mengenali
keadaan dan masalah yang dihadapi, serta potensi
yang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut.
Tahap Pelaksanaan :
1. Pengumpulan data dapat berupa data primer
yakni yang dikumpulkan langsung dari sumber
data atau data sekunder yakni yang berasal dari
catatan yang ada.
2. Pengolahan data
3. Penyajian data berupa data masalah dan
potensi.
Tahap Pelaksanaan :
1. Pembentukan tim
2. Menyusun daftar masalah
3. Menetapkan kriteria penilaian masalah
4. Menetapkan urutan prioritas masalah
berdasarkan kriteria penilaian dilengkapi dengan
uraian tentang potensi yang dimiliki
Musyawarah Masyarakat
2) Penyelenggaraan
Setelah pengorganisasian selesai dilakukan,
kegiatan selanjutnya adalah menyelenggarakan
rencana kegiatan Puskesmas, dalam arti para
penanggungjawab dan para pelaksana yang telah
ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan
menyelenggarakan kegiatan Puskesmas sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk dapat
Kendali Mutu
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus
menerapkan program kendali mutu. Prinsip
program kendali mutu adalah kepatuhan
terhadap berbagai standar dan pedoman
pelayanan serta etika profesi, yang memuaskan
pemakai jasa pelayanan.
Kendali Biaya
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus
menerapkan program kendali biaya. Prinsip
program kendali biaya adalah kepatuhan
terhadap berbagai standar dan pedoman
pelayanan serta etika profesi, yang
terjangkau oleh pemakai jasa pelayanan.
3) Pemantauan
Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti
dengan kegiatan pemantauan yang dilakukan
secara berkala. Kegiatan pemantauan
mencakup hal-hal sebagai berikut :
a) Melakukan telaahan penyelenggaraan
kegiatan dan hasil yang dicapai yang
dibedakan atas dua hal :
Telaahan internal yakni telaahan
bulanan terhadap penyelenggaraan
kegiatan dan hasil yang dicapai oleh
Puskesmas, dibandingkan dengan
rencana dan standar pelayanan. Data
Simpus
Pengertian ;
Suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk
membantu proses pengambilan keputusan dalam
melaksanakan manajemen Puskesmas dalam
mencapai sasaran kegiatannya.
Sumber Informasi :
1. SP2TP terdiri dari
- Catatan : kartu individu, rekam kesehatan
keluarga dan buku register
- Laporan : bulanan, tahunan dan KLB
2. Survei lapangan
3. Laporan lintas sektor
4. Laporan sarana kesehatan swasta
1) Pengawasan
Pengawasan dibedakan atas dua macam
yakni pengawasan internal dan eksternal.
Pengawasan internal dilakukan secara
melekat oleh atasan langsung. Pengawasan
eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas
kesehatan kab/ kota serta barbagai institusi
pemerintah terkait. Pengawasan mencakup
aspek administratif, keuangan dan teknis.
Apabila dana pengawasan ditemukan adanya
penyimpangan, baik terhadap rencana,
standar, peraturan perundang-undangan
maupun berbagai kewajiban yang berlaku,
perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2) Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala
Puskesmas harus membuat laporan
pertanggungjawaban tahunan yang
mencakup pelaksanaan kegiatan, serta
perolehan dan penggunaan berbagai
sumberdaya termasuk keuangan. Laporan
a. Pemerintah
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber
pembiayaan yang berasal dari pemerintah
terutama adalah pemerintah kabupaten/kota.
Di samping itu Puskesmas masih menerima
dana yang berasal dari pemerintah propinsi dan
pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh
pemerintah dibedakan atas dua macam yakni :
1) Dana anggaran pembangunan yang
mencakup dana pembangunan gedung,
pengadaan peralatan serta pengadaan obat
2) Dana anggaran rutin yang mencakup gaji
karyawan, pemeliharaan gedung dan
b. Pendapatan puskesmas
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah,
masyarakat dikenakan kewajiban membiayai
upaya kesehatan perorangan yang
dimanfaatkannya, yang besarnya ditentukan
oleh peraturan daerah masing-masing
(retribusi). Pada saat ini ada beberapa kebijakan
yang terkait dengan pemanfaatan dana yang
diperoleh dari penyelenggaraan upaya
kesehatan perorangan ini yakni :
c. Sumber Lain
Pada saat ini Puskesmas juga menerima dana
dari beberapa sumber lain seperti :
1. Visi
Setiap Puskesmas harus memiliki visi, yaitu
gambaran masa depan masyarakat diwilayah kerja
Puskesmas yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan diwilayah tersebut. Dalam menyusun visi
Puskesmas, harus mengacu pada visi pembangunan
kesehatan di wilayah kecamatan yaitu: Terwujudnya
Kecamatan Sehat, serta mempertimbangkan :
Visi Departemen Kesehatan, yaitu: Memandirikan
masyarakat untuk hidup sehat
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dimana
Puskesmas itu berada.
b. Azas penyelenggaraan
Pada hakekatnya, azas penyelenggaraan adalah
menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
Puskesmas.
1) Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Dalam menerapkan azas pertanggungjawaban
wilayah, ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a) Pertanggungjawaban atas wilayah kerja
Puskesmas, jadi sebagai tanggungjawab
institusi, bahwa Puskesmas bertanggungjawab
dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat diwilayah kerjanya. Karena itu
setiap penyelenggaraan upaya kesehatan dan
kegiatannya, harus berorientasi pada
Langsung
terpengaruh
c. Dana masyarakat
Pada golongan masyarakat tertentu, penggalangan
dana masyarakat merupakan upaya yang tidak
kalah pentingnya. Tetapi pada golongan
masyarakat yang tidak ekonominya pra-sejahtera,
e. Pengetahuan masyarakat
Masyarakat memiliki pengetahuan yang
bermanfaat bagi pembangunan kesehatan
masyarakat, seperti pengetahuan tentang obat
tradisional (asli Indonesia), pengetahuan mengenai
penerapan teknologi tepat guna untuk
pembangunan fasilitas kesehatan di wilayahnya
misal penyaluran air menggunakan bambu dll.
Pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat
tersebut akan meningkatkan keberhasilan upaya
pembangunan kesehatan.
g. Pengambilan keputusan
Apabila tahapan penemuan masalah dan
perencanaan kegiatan pemecahan masalah
kesehatan telah dapat dilakukan oleh masyarakat,
maka pengambilan keputusan terhadap upaya
pemecahan masalahnya akan lebih baik apabila
dilakukan oleh masyarakat sendiri. Dengan
demikian kegiatan pemecahan masalah kesehatan
tersebut akan berkesinambungan karena
masyarakat merasa memiliki dan bertanggung
jawab terhadap kegiatan yang mereka rencanakan
sendiri.
4) Azas Rujukan
Sebenarnya sudah jelas bagi Puskesmas tentang
azas rujukan, baik rujukan Upaya Kesehatan
Perorangan maupun Upaya Kesehatan
Masyarakat. Yang kemudian menjadi penting
adalah, apakah Puskesmas memiliki mekanisme
atau prosedur rujukan secara tertulis yang
diketahui dan dipahami oleh setiap petugas
Puskesmas. Seringkali rujukan hanya diartikan
sebagai kegiatan pengiriman kasus/pasien yang
tidak dapat ditangani di Puskesmas,atau bentuk
permintaan bantuan ke Dinas Kesehatan
mengenai fasilitas, sarana pelayanan, tenaga dan
lain-lain.
Beberapa prosedur rujukan yang perlu dimiliki
Puskesmas antara lain:
Prosedur rujukan internal Puskesmas.
Prosedur rujukan kasus/pasien ke Pusat
Pelayanan Kesehatan Perorangan Strata yang
lebih tinggi (Rumah sakit dll).
Prosedur tindak lanjut rujukan pasien pasca
perawatan dari fasilitas pelayanan rujukan.
I. DESKRIPSI SINGKAT
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Fasilitator
a. Memperkenalkan diri
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan ruang
lingkup bahasan
c. Menggali pendapat pembelajar tentang Kebijakan
Dasar Program LKB (layanan komprehensif HIV-
AIDS berkesinambungan) dan penerapannya
dalam penyelenggaraan Puskesmas
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menyampaikan Pokok Bahasan 1, 2, dan 3
tentang Konsep Dasar LKB, Konsep Pelayanan
Komprehensif HIV-AIDS Dan IMS Serta
Kaitannya Dengan Jejaring Masyarakat dan
Konsep Dasar PPIA.
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
menanyakan hal-hal yang kurang jelas
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan peserta
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal
yang dianggap penting
2.1 Kebijakan
2.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya pengendalian HIV-AIDS dan
IMS secara berhasil-guna dan berdaya-guna
dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
2. Tujuan khusus
a. Menurunnya jumlah kasus baru HIV
serendah mungkin (target jangka
panjang: zero new infection)
b. Menurunnya tingkat diskriminasi
serendah mungkin (target jangka
panjang: zero discrimination)
2.4 Strategi
2.5 Kegiatan
Dukungan
Promosi dan Tatalaksana psikososial,
Pencegahan Klinis HIV ekonomi, dan
legal
Promosi Kesehatan Tatalaksana Dukungan
(KIE) medis dasar psikososial
Ketersediaan dan Terapi ARV Dukungan
akses alat Diagnosis IO sebaya
pencegahan dan komorbid Dukungan
(kondom, alat suntik terkait HIV spiritual
steril) serta Dukungan
PTRM, PTRB, PABM pengobatannya sosial
Penapisan darah , termasuk TB Dukungan
donor Profilaksis IO ekonomi:
Life skills education Tatalaksana latihan kerja,
Dukungan Hepatitis B kredit mikro,
kepatuhan berobat dan C kegiatan
(Adherence) Perawatan peningkatan
PPIA paliatif, pendapatan,,
Layanan IMS, KIA, termasuk dsb.
KB dan Kesehatan tatalaksana Dukungan legal
reproduksi remaja nyeri,
Tatalaksanan IMS Dukungan gizi
Vaksinasi Hep-B
bagi bayi dan para
penasun (bila
tersedia)
Pencegahan Pasca
Pajanan
Forum Koordinasi
di Tingkat
Kabupaten Kota:
KPA
Dinkes Layanan Klinis
Kab/Kota RS Strata II Kab/ Kota
Tingkat
Kab/Kota
ODHA dan populasi
kunci
Puskesmas
Tingkat
Puskesmas
s
s Fokus layanan di
tingkat Kabupaten/
s kota, dengan alur
rujukan ke/dari RS
Kab/Kota, Puskesmas
atau RS satelit dan LSM
s
s
s
RS Provinsi
RS Kab/Kota
s
Puskesmas Satelit (PDP)
Puskesmas
LSM/Ormas/KD
Rujukan kasus komplikasi
Fasyankes Tersier
(Pusat/Provinsi)
Tatalaksana kasus komplikasi
Layanan dan duungan super spesialistik
Fasyankes Primer
(Puskesmas, klinik LKB)
Layanan kesehatan dasar, kader,
dan dukungan sebaya
Masyarakat
Layanan berbasis komunitas/rumah, PMO,
Kader, dukungan Sebaya
Rajal
IMS
TB KTIP KIA/KB
KTIP KTIP
LKB KDS
KTS
Penjangkau
PTRM/LASS LAB/Rad
KTIP Ranap KTIP
KTIP
2.5 Strategi
2.7Target PPIA
Tabel di bawah ini meupakan target Pemeriksaan tes
HIV pada ibu hamil di Papua , Papua Barat,
kabupaten/Kota terkonsentrasi dan kabupaten/Kota
epidemi rendah.
Tabel 18. Target Pemeriksaan tes HIV Pada Ibu
Hamil
Daerah 2013 2014 2015 2016 2017
100 % Ibu hamil HIV bersalin ditolong oleh Tenaga Kesehatan Terampil (APN+ Ke
waspadaan Standar (2015)
100 % Layanan KIA melaksanakan Kewaspadaan Universal/ Universal Precaution
100% bayi lahir dari ibu HIV mendapatkan ARV profilaksis
100% bayi lahir dari ibu HIV mendapatkan Cotrimoxazol profilaksis
100% bayi lahir dari ibu HIV diperiksa HIV (virologis dan atau serologis)
I. Deskripsi Singkat
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat baik
upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan, perlu didukung oleh tim kerja
Puskesmas yang handal dan efektif. Penerapan azas
penyelenggaraan Puskesmas, baik azas
pertanggungjawaban wilayah, azas pemberdayaan
masyarakat, azas keterpaduan maupun azas rujukan,
hanya mungkin mencapai hasil yang optimal apabila
Puskesmas mampu membangun suatu tim kerja yang
memiliki kemampuan serta komitmen tinggi dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
diwilayah kerja Puskesmas.
II. Tujuan
A. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti sesi, peserta memiliki pemahaman
tentang membangun tim kerja Puskesmas.
B. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti sesi peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar tim kerja.
2. Menjelaskan Nilai-nilai SDM dalam kaitan dengan
membangun tim kerja .
3. Memerankan prinsip komunikasi dalam
membangun tim kerja.
4. Menjelaskan tentang kemitraan dalam kaitannya
dengan membangun tim kerja.
5. Mengidentifikasi langkah-langkah dalam
membangun tim kerja.
IV. Langkah-langkah
T ogether
E veryone
A chieves
M ore.
c. Kerjasama tim
Departemen Kesehatan sebagai organisasi
pemerintah memiliki sumber daya manusia
yang banyak. Sumber daya manusia ini
merupakan potensi bagi terbentuknya suatu
tim besar. Oleh karena itu, dalam mengemban
tugas-tugas pembangunan kesehatan, harus
dibina kerja tim yang utuh dan kompak, dengan
d. Integritas tinggi
Dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, setiap anggota (karyawan dan
pimpinan) Departemen Kesehatan harus
memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
Selain itu, dalam melaksanakan tugas, semua
anggota departemen kesehatan harus memiliki
ketulusan hati, kejujuran, berkepribadian yang
teguh, dan bermoral tinggi.
3. Komunikasi
Istilah komunikasi (communication) berasal dari
kata latin communicatio, dan bersumber dari
cata communis yang berarti sama. Sama disini
maksudnya adalah sama makna. Jadi kalau dua
orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam
bentuk percakapan, maka komunikasi akan
terjadi bila ada keasamaan makna menganai apa
yang dipercakapkan.
Pemancar Medium
Penerima Kata-kata
Gagasan Suara/ gangguan
Terjemahan Pemancar
4. Kemitraan
Kemitraan dibentuk oleh sekelompok individu
atau institusi yang sepakat bekerjasama dalam
mencapai tujuan yang sama. Dalam membangun
kemitraan perlu diperhatikan prinsip dasar
kemitraan, landasan kemitraan dan kunci
keberhasilan kemitraan.
Prinsip Dasar:
Kesetaraan (Equity)
Setiap mitra dalam keterlibatannya dalam
pelaksanaan upaya kesehatan harus diberi
kepercayaan penuh, dihargai dan diberikan
pengakuan dalam hal kemampuan dan nilai-
nilai yang dimiliki.
Keterbukaan (Transparancy)
Setiap mitra dalam keterlibatannya dalam
pelaksanaan upaya kesehatan yakin dan
percaya setiap kesepakatan akan dilakukan
dengan terbuka, jujur tidak saling
merahasiakan sesuatu.
Saling menguntungkan (Mutual benefit)
Landasan Kemitraan:
Saling memahami kedudukan, tugas, fungsi
dan struktur masing-masing.
Saling memahami kemampuan (capacity).
Saling menghubungi (linkage)
Saling mendekati (proximity)
Saling bersedia membantu dan dibantu
(openess).
Saling memberi dorongan dan mendukung
(support)
Saling menghargai (respect).
Kunci Keberhasilan:
Adanya komitmen/kesepakatan bersama.
Adanya kerjasama yang harmonis.
Adanya koordinasi yang baik.
Adanya kepercayaan sesama mitra.
Adanya kejelasan tujuan yang akan dicapai.
Adanya kejelasan peran dan fungsi dari masing-
masing mitra.
a. Kejelasan Tujuan
Suatu tim yang berkinerja tinggi memiliki
pemahaman terhadap tujuan yang akan
dicapai, dan meyakini bahwa mewujudkan
tujuan sangat bermanfaat atau merupakan
hasil yang penting.
c. Komitmen
Anggota yang efektif menunjukkan loyalitas dan
dedikasi (pengabdian) yang tinggi pada tim.
Mereka berkeinginan untuk melakukan apapun
untuk membantu suksesnya tim.
d. Saling Percaya
Tim yang efektif memiliki karakteristik tingginya
saling percaya diantara anggotanya, dalam hal
ini anggota tim meyakini integritas, karakter
dan kemampuan yang lain, tetapi mungkin
dapat diketahui dari hubungan antar personal,
kepercayaan itu mudah pecah (hilang).
f. Kemampuan negosiasi
Ketika job diberikan kepada individu-individu,
uraian tugas, prosedur dan peraturan dan tiap
dokumen formal harus menjelaskan peran
anggota tim. Tim yang efektif, disatu pihak,
cenderung luwes dan terus-menerus
mengadakan penyesuaian.
1) Memperkenalkan Persaingan
Terjadinya konflik dengan individu lain di
luar tim, kelompok lain atau tim lain dpat
meningkatkan kekompakkan suatu tim.
Referensi:
I. Deskripsi Singkat.
Langkah-langkah Pembelajaran
3. Sumber Data
Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses kegiatan
merubah data menjadi informasi yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan, termasuk untuk dasar penyusunan
perencananan Puskesmas.
4. Analisa data
Data yang sudah diperoleh kemudian dikoreksi
untuk menjamin keakuratan dan kualitas data.
Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisa.
Analisa yang digunakan dengan analisa deskriptif.
Semua data yang diperoleh disajikan dalam bentuk
tabel, grafik ataupun bentuk pie. Dari hasil analisa
data tersebut kemudian dapat diketahui rencana
kebutuhan masing-masing Puskesmas.
Kerjakan Latihan 1 .
Menganalisis Data
Petunjuk latihan pada Lembar kerja 1 di hal 391
Kerjakan Latihan 2.
Menentukan Target Puskesmas
Petunjuk latihan pada Lembar kerja 2 di hal 391
1. Identifikasi masalah.
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan
kenyataan. Identifikasi masalah dilaksanakan
dengan membuat daftar masalah yang
dikelompokkan menurut jenis program, cakupan,
mutu dan ketersediaan sumber daya.
Kerjakan Latihan 3.
Menentukan Identifikasi Masalah
Petunjuk latihan pada Lembar kerja 3 di hal 392
Total
Kerjakan Latihan 4.
Menentukan Urutan Prioritas Masalah
Petunjuk latihan pada Lembar kerja 4 di hal 392-393
Kerjakan Latihan 5.
Merumuskan Masalah
Petunjuk latihan pada Lembar kerja 5 di hal 393
Material Manusia
AKIBAT
Masalah
utama
Catatan :
Untuk mengidentifikasi penyebab masalah, baik
menggunakan diagram Ishikawa maupun pohon
masalah, kemungkinan penyebab masalah dapat
ditelusuri dari :
Kerjakan Latihan 6.
Menentukan Akar Penyebab Masalah
Petunjuk latihan pada Lembar kerja 6 di hal 394
Alternatif Pemecahan
Prioritas Penyebab
No pemecahan masalah Ket
Masalah masalah
masalah terpilih
1
2
3
4
dst
Cara pengisian tabel, sebagai berikut :
a. Prioritas masalah : ditulis sesuai dengan hasil
urutan prioritas masalah
b. Penyebab masalah : ditulis berdasarkan hasil
mencari akar penyebab masalah
c. Alternatif pemecahan masalah : diperoleh
berdasarkan hasil brainstorming anggota tim,
tentang alternatif pemecahan masalah yang
diusulkan, ada beberapa alternatif.
d. Pemecahan masalah terpilih : dapat di peroleh
melalui hasil kesepakatan anggota tim atau
menggunakan matriks USG, metode MCUA dan
lain-lain.
RUK, sebagai program hasil analisis masalah. Untuk
setiap prioritas masalah harus dapat ditentukan
pemecahan masalah terpilih . Pemecahan masalah
terpilih akan menjadi bahan penyusunan
Catatan :
Kegiatan diisi dengan kegiatan dari paket program yang diusulkan dalam upaya
mencapai tujuan program
Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan program
Sasaran adalah jumlah populasi atau area diwilayah kerja yang akan dicakup
kegiatan
No Upaya Keg Sasara Targe Vol Rincian Lokasi Tenaga Jadw Biaya
Kesehat n t Keg Pelaks. Pelaks. Pelaksan al
an a
1 Promkes
2 Keslingk
3 KIA/KB
4 Perb.
Gizi
5
P3M
6
Pengobat
7 an
Catatan :
No 7 dan seterusnya diisi dengan jenis upaya kesehatan pengembangan yang diusulkan
DATA
PROSES
PERSIAPAN
DATA UMUM
DATA KHUSUS
Penilaian kinerja
Puskesmas
Skenario 1
Puskesmas A terletak di Kota epidemi terkonsentrasi
HIV-AIDS tetapi belum punya program dan tidak ada
data kasus/laporan, bagaimana perencanaan
puskesmas tersebut?
Skenario 2
Puskesmas B belum punya program HIV-AIDS, tetapi
ada data temuan kasus di lapangan/media massa yang
mengarah ke HIV-AIDS seperti balita gizi buruk, pasien
TB yang tidak sembuh setelah pengobatan.
Skenario 3
Puskesmas C sudah punya klinik IMS, di wilayah
kerjanya terdapat daerah pertambangan, atau daerah
wisata, bagaimana perencanaan puskesmas tersebut?
A. Data umum :
B. Data khusus :
1) Status kesehatan yang terdiri dari data
kematian, kunjungan kesakitan, pola penyakit
yaitu 10 penyakit terbesar yang ditemukan.
2) Kejadian luar biasa dapat dilihat pada laporan
W1(Simpus).
3) Cakupan program pelayanan kesehatan 1(satu)
tahun terakhir di tiap desa/kelurahan
terutama data ibu hamil.
4) Hasil survei yang dilakukan sendiri oleh
Puskesmas atau pihak lain.
Data Umum :
1. Jumlah Penduduk : 42.000 orang, Laki-laki :
22.854, Perempuan : 19.146.
2. Tingkat ekonomi : penduduk menengah kebawah.
Jumlah keluarga miskin
(persentase di tiap desa/kelurahan)
3. Pekerjaan :
Buruh pabrik : 37,54%
Petani : 47,57%
PNS/TNI/POLRI : 1,19%
Pedagang : 13,70%
4. Pendidikan
Tidak tamat SD : 7,25%
SD/MI : 30,78%
SLTP/MTS : 27,59%
SLTA/MA : 33,95%
PERGURUAN TINGGI : 0,43%
5. Data sekolah :
Klasifikasi Sekolah :
TK : 8
SD ; 17
MI : 3
SLTP ; 3
MTS ; 3
Data Puskesmas :
1. Data sumber daya Puskesmas termasuk
Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa, yang
mencakup :
Ketenagaan
Obat dan bahan habis pakai
Peralatan
Pembiayaan (berasal dari Pemerintah,
masyarakat dan lain-lain)
2. Sarana dan Prasarana : gedung, rumah dinas,
komputer, mesin tik, kendaraan
3. Data Fasilitas Kesehatan :
RS Swasta : 1
Klinik : 2
Pustu : 1
Poskesdes : 5 desa
Posyandu : 20 (kader aktif : 310)
4. Data Kesehatan Lingkungan :
Rumah sehat
Tempat pembuatan makanan/minuman
1. TB
2. Gizi buruk
3. Diare
Lingkungan Alat
Pemeriksaan lab Metode
lengkap tidak
dilakukan
Timbangan
rusak
Tidak ada SOP gizbur
Gizi buruk
yang tidak
sembuh
Material Manusia
3 Diare
Dst
2 Kes.
Lingk
6 Pengobat Pemberian * * * * *
an profilaksis pada
infeksi
opotunistik
4. Pendidikan
Tidak tamat SD : 0,17%
SD/MI : 17.89%
SLTP/MTS : 23,97%
SLTA/MA : 32,06%
PERGURUAN TINGGI : 25,82%
5.Data sekolah :
Klasifikasi sekolah
TK : 8
SD ; 10
MI : 3
SLTP ; 3
MTS ; 3
Data Puskesmas :
1. Data sumber daya Puskesmas termasuk
Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa, yang
mencakup :
Ketenagaan
Obat dan bahan habis pakai
Peralatan
Pembiayaan (berasal dari Pemerintah,
masyarakat dan lain-lain)
Analisa Data
Penasun yang
beresiko HIV
AIDS
Material
Manusia
3 Diare akut
Dst
Da Alat Tenaga
na
1 Prom. Penyuluhan PHBS, Remaja, anak
Kes. kampanye ABAT sekolah,
(aku banggaaku masyarakat,
tahu) orang tua
siswa
2 Kes. Sosialisasi
Lingk pengelolaan limbah
jarum suntik
6 Pengob Pengembangan
atan program terapi
rumatan metadon
4. Pendidikan
Tidak tamat SD : 0,26%
SD/MI : 23.89%
SLTP/MTS : 22,97%
SLTA/MA : 32,06%
PERGURUAN TINGGI : 20,82%
5. Data sekolah :
Klasifikasi sekolah :
TK : 8
SD ; 12
MI : 3
SLTP ; 3
MTS ; 3
Data Puskesmas :
1. Data sumber daya Puskesmas termasuk
Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa, yang
mencakup :
Ketenagaan
Obat dan bahan habis pakai
Peralatan
Pembiayaan (berasal dari Pemerintah,
masyarakat dan lain-lain)
Analisis data :
Dari hasil pengumpulan data didapatkan :
Ibu hamil yang mengalami IMS berulang 2
orang
Remaja mengalami IMS 13 orang
Pasien TB 14 orang, tidak sembuh 3 orang
Pasien diare kronis 3 orang
Herpes simpleks berulang 1 orang
Material
Manusia
Dari sembilan penyebab permasalahan dilakukan pemilihan melalui metode scoring (Carol,
Hanlon, MCUA) didapatkan masalah penapisan rutin pada lokasi rawan dan kelompok
resiko belum dilakukan, dengan mempertimbangkan puskesmas berada di daerah
pertambangan, daerah wisata, dan dekat dengan LAPAS/RUTAN.
4 Diare
6
dst
Tabel 31. Cara Pemecahan Masalah Skenario 3
Puskesmas B :
Jumlah Ibu hamil: 407 orang
Cakupan K1 80%
Jumlah ibu hamil yang harus diperiksa : X 407
orang = 325 orang
Di perkirakan dari 325 orang yang di tawarkan
pemeriksaan HIV, 95 % akan setuju untuk melakukan
pemeriksaan HIV
Perkiraan RDT yang harus diminta Puskesmas 95% X
325 = 308 buah
Puskesmas C :
Jumlah Ibu hamil: 528 orang
Cakupan K1 85%
Jumlah ibu hamil yang harus diperiksa : X 528
orang = 448 orang
I. DESKRIPSI SINGKAT
IV. LANGKAH-LANGKAH
V. EVALUASI
b. Tujuan Khusus
1). Diketahuinya hasil kegiatan puskesmas
bulan lalu
2). Disampaikannya hasil rapat dari
kabupaten/kota kecamatan dan berbagai
kebijakan serta program
3). Diketahuinya hambatan/masalah dalam
pelaksanaan kegiatan bulan lalu.
4). Dirumuskannya cara pemecahan masalah
5). Disusunnya rencana kerja bulan baru
3) Keluaran
a) Rencana Kegiatan (Plan Of Action=POA)
Puskesmas tahunan
b) Kesepakatan bersama untuk
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
POA
c) Matriks pembagian tugas dan daerah
binaan
b. Pelaksanaan
Kepala Puskesmas/ Pimpinan rapat
membuka dan menyampaikan tujuan
serta agenda lokakarya mini bulanan
pertama ini.
2) Proses
a) Analisis hambatan dan masalah,
antara lain dengan menggunakan
PWS
b) Analisis sebab masalah, khusus
untuk mutu dikaitkan dengan
3) Keluaran
a) Kesepakatan untuk melaksanakan
kegiatan
b) Rencana kerja bulanan yang baru
2) Peserta
Seluruh petugas Puskesmas, termasuk
petugas Puskesmas Pembantu dan Bidan di
Desa .
3) Waktu
Waktu pelaksanaan Lokakarya mini
bulanan disesuaikan dengan kondisi dan
situasi Puskesmas serta kesepakatan
dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Misalnya pada awal bulan atau hari sabtu
minggu pertama atau hari lain yang
dianggap tepat.
4) Tempat
Diupayakan agar lokakarya mini dapat
diselenggarakan di Puskesmas, apabila
tidak memungkinkan dapat menggunakan
tempat lain yang lokasinya berdekatan
dengan Puskesmas. Ruang yang dipakai
hendaknya cukup untuk menampung
semua peserta.
5) Acara
Seperti halnya susunan acara lokakarya
mini bulanan pertama, susunan acara
bersifat dinamis, disusun sesuai dengan
kebutuhan, ketersediaan waktu dan kondisi
Puskesmas setempat.
Lokakarya mini bulanan rutin pada
dasarnya adalah pemantauan terhadap
pelaksanaan kegiatan bulan yang lalu dan
penyusunan rencana kerja bulan yang akan
datang. Sebagai contoh, susunan acara :
a. Persipan meliputi :
b. Pelaksanaan
Kepala Puskesmas/pimpinan rapat
membuka, menyampaikan tujuan
dan agenda rapat.
Pada 5-10 menit pertama lakukan
dialog terbuka untuk semua anggota
rapat untuk memotivasi dan
menumbuhkan suasana akrab dan
harmonis.
a. Tujuan Umum
Terselenggaranya lokakarya tribulan lintas
sektor dalam rangka mengkaji
hasil kegiatan kerjasama lintas sektor dan
tersusunnya rencana kerja tribulan
berikutnya.
b. Tujuan Khusus
1). Dibahas dan dipecahkan secara bersama
lintas sektoral masalah dan hambatan yang
dihadapi
1) Masukan
a) Penggalangan tim yang dilakukan melalui
dinamika kelompok.
b) Informasi tentang program lintas sektor
c) Informasi tentang program Kesehatan
d) Informasi tentang kebijakan , program
dan konsep baru.
2) Proses
a) Inventarisasi peran bantu masing-masing
sektor.
b) Analisis masalah peran bantu dan
masing-masing sektor.
c) Pembagian peran dan tugas masing-
masing sektor
3). Keluaran
a) Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait
dalam mendukung program kesehatan
b) Rencana Kegiatan Masing-masing sektor.
2). Proses
a). Analisis hambatan dan masalah
pelaksanaan program kesehatan.
b). Analisis hambatan dan masalah dukungan
dari masing-masing sektor
c). Merumuskan cara menyelesaikan masalah
d). Menyusun rencana kerja dan menyepakati
kegiatan untuk tribulan baru.
3). Keluaran
a). Rencana kerja tribulan yang baru
b). Kesepakatan bersama
2) Peserta
Pada prinsipnya peserta lokakarya mini
tribulan adalah sama, baik pada lokakarya
tribulan yang pertama maupun rutin.
3) Waktu
Setelah diselenggarakannya lokakarya mini
tribulan yang pertama, selanjutnya secara
rutin dilakukan setiap 3 bulan sekali.
4) Tempat
Lokakarya mini tribulan dikoordinasi oleh
Camat, karena itu tempat sebaiknya di
kecamatan atau tempat lain yang dianggap
sesuai.
5) Acara
PETUNJUK DISKUSI:
1. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok ( Pok.1 ; 2 ; dan 3 )
2. Tugas kelompok :
- Kelompok 1, Mendiskusikan Ruang lingkup dan
tujuan lokakarya Mini
PETUNJUK :
PETUNJUK :
PETUNJUK :
12.15- Istirahat
13.15
12.15- Istirahat
13.15
10.00- Istirahat
10.15
12.15- Istirahat
13.00
1. Definisi
PWS adalah alat pemantauan hasil imunisasi berupa
grafik atau gambar pencapaian hasil imunisasi dan
kecenderungannya di masing-masing wilayah
operasional. Dengan PWS dapat menentukan tindak
lanjut yang harus dilakukan, sehingga hasil imunisasi
dapat diperbaiki dan akhirnya secara akumulatif
dapat mencapai target.
2. Prinsip PWS
Memanfaatkan data yang ada dari cakupan
Menggunakan indikator sederhana:
- Jangkauan/aksesibilitas : Cakupan DPT1,
HB < 0-7 hr, TT-1
- Kualitas program (tingkat perlindungan) :
Cakupan DPT3, Polio 4, Campak, TT2+Ibu
hamil
- Efektifitas/manajemen program : angka Drop
Out DPT 1 - Campak
Dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan
setempat
Dimanfaatkan untuk umpan balik
Teratur dan tepat waktu (setiap bulan)
Memudahkan analisis
Jml
1) Judul Grafik
Topik :%Cakupan imunisasi.
Waktu : Januari, Februari, Maret, dst,
Tahun
Tempat : Puskesmas
2) Kolom Vertikal
Target bulanan dan target satu tahun sesuai
dengan antigen
3) Baris Horizontal
% kumulatif cakupan tiap desa adalah
cakupan Januari s/d bulan pada waktu
PWS dibuat
% bulan ini adalah cakupan waktu dibuat
PWS
% bulan lalu adalah cakupan satu bulan
lalu
Trend : bila cakupan bulan ini lebih tinggi
dari bulan lalu
Tren : bila cdakupan bulan ini sama
dengan bulan lalu
Tren : bila cakupan bulan ini lebih rendah
dari bulan lalu
Ranking desa : diurut dari desa dengan
cakupan yang paling tinggi ke cakupan
yang paling rendah
PUSKESMAS :
.BULAN.TAHUN.
Jenis Nama A B C D E F
Pelayanan Desa
Penduduk
KIA T
Pelayanan rata2/bln
Ibu Hamil C bulan
K -1 lalu
C bulan
ini
+/- N/T
Pelayanan T
Ibu Hamil rata2/bln
K-IV C bulan
lalu
C bulan
ini
+/- N/T
KB T
rata2/bln
C bulan
lalu
PUSKESMAS
:BULAN.TAHUN
I. Deskripsi Singkat
1. Pengertian
Penilaian secara umum kegiatan mengumpulkan
data dan informasi yang bersifat factual, signifikan
dan relevan yang selanjutnya melakukan proses
mengukur dengan cara membandingkan hasil
yang dicapai dengan target atau rencana yang
telah ditetapkan, serta melakukan analisis
terhadap informasi yang didapat secara sistematis,
obyektif dan terdokumentasi, dan diakhiri dengan
melakukan proses pengambilan keputusan.
1) Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja puskesmas
yang berkualitas secara optimal dalam
mendukung pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota.
a. Di tingkat Puskesmas
2) Prosedur pelaksanaannya
No. Kegiatan
I Pra Penilaian Kinerja Puskesmas*)
b. Di tingkat Kabupaten/Kota
2) Prosedur pelaksanaannya
No. Kegiatan
I Pra Penilaian Kinerja Puskesmas*)
b. Jenis Data
c. Sumber Data
d. Variabel Penilaian
Kerjakan latihan 1
Pengisian data 3 komponen Penilaian kinerja
puskesmas
Kerjakan latihan 3
Penilaian Akhir
Penilaian kinerja puskesmas
III
80%
II IV
70%
60%
65%
65%
I V
70% 75%
VII VI
Proses
Peserta dibagi dalam kelompok secara acak/
campuran berbagai puskesmas
Didalam kelompok ditentukan ketua, sekretaris dan
penyaji
Kegiatan dalam kelompok :
- Pada 5-10 menit pertama setiap anggota
kelompok membaca uraian materi sesuai
dengan topik yang dibahas oleh kelompok
tersebut.
- Selanjutnya ketua kelompok memandu
brainstorming, agar semua anggota
berpartisipasi dalam menyampaiakan
pendapat/ ide tentang topik yang dibahas.
- Sekretaris menuliskan semua pendapat/
ide pada kertas flipchart
- Ketua kelompok memandu melakukan
pembahasan terhadap hasil brainstorming,
serta membuat kesimpulan akhir
pendapat/ ide kelompok tersebut.
Presentasi :
- Fasilitator memandu tanggapan dari peserta
di kelompok lain.
- Fasilitator menyampaikan rangkuman
Latihan 1
Pengisian Data 3 Komponen Penilaian Kinerja Puskesmas
Petunjuk latihan
Latihan 2
Penghitungan Nilai Hasil
Petunujuk Latihan
1. Peserta bekerja dalam kelompok Puskesmas
sebagai 1 tim
2. Setiap Puskesmas menggunakan format Penilaian
ke-3 komponen, yang telah diisi pada Latihan 1
3. Kemudian lakukan penghitungan sebagai berikut :
a. Untuk cakupan kegiatan penilaian kinerja
puskesmas :
- Hitung nilai sub variable dan nilai variabel
setiap kegiatan upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pengembangan
- Hitung nilai rata-rata setiap jenis upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan yang dilakukan puskesmas
b. Untuk kegiatan manajemen puskesmas :
- Hitung nilai rata-rata setiap variabel
manajemen
c. Untuk penilaian mutu pelayanan :
- Hitung niali rata-rata setiap variabel mutu
pelayanan
Latihan 3
Petunjuk :
- Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata
pencapaian upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pengembangan berapa % tingkat
pencapaian hasil?
Ada pada kelompok apa (I/ II/ III) componen
cakupan pelayanan
- Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata variable
manajemen, dan mutu pelayanan kesehatan, berapa
nilai rata-rata tersebut
Ada pada kelompok apa (I/ II/ III), componen
kegiatan mana jenis puskesmas dan mutu
pelayanan
Petunjuk