NOMOR : ./././/20
TENTANG
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 Tentang
Klasifikasi Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 147/MENKES/PER/I/2010 Tentang Perijinan
Rumah Sakit;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009
tentang Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit;
5. Keputusan .................................. No......................, tgl.......... Tentang Pemberian Ijin
Penyelenggaraan RS ..................;
6. Keputusan Ketua Yayasan/Direktur PT....... Nomor ................ tgl. .............. Tentang
Struktur Organisasi Rumah Sakit ............................;
7. Keputusan Ketua Yayasan/Direktur PT. ............ Nomor ............., tgl. ............ Tentang
Penunjukan Direktur RS....................
M E M U T U S K AN
Menetapkan :
Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT .................... TENTANG KEBIJAKAN
PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ...........................
Kedua : Dengan diberlakukannya Peraturan ini, maka Surat Keputusan Direktur Nomor
.............tgl ............ Tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat dinyatakan tidak
berlaku.
Ketiga : Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit ............. sebagaimana dimaksud
dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
Keempat : Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit ............. sebagaimana dimaksud
dalam Diktum Ketiga harus dijadikan acuan dalam menyelenggarakan pelayanan Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit .........................
Kelima : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di ..
Pada tanggal
Direktur,
.............................................
Lampiran
Peraturan Direktur RS ..
Nomor :
Tanggal : ...........................................
1. Instalasi Gawat Darurat dipimpin oleh Dokter yang memiliki sertifikat PPGD yang masih berlaku.
2. Pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit . merupakan pelayanan gawat darurat level ..
3. Pelayanan gawat darurat terutama life saving dilaksanakan tanpa membayar uang muka.
4. Dalam memberikan pelayanan harus selalu menghormati dan melindungi hak-hak pasien.
5. Selain menangani kasus true emergency IGD juga melayani kasus false emergency pada ruang
pemeriksaan yang terpisah.
6. Pada pasien death on arrival (DOA) tidak dilakukan resusitasi kecuali atas permintaan keluarga dan
harus diberi nomor Rekam Medis.
7. Dokter yang bertugas di IGD harus memiliki sertifikat PPGD / ACLS dan BLS yang masih berlaku.
8. Pada setiap shift jaga, salah satu perawat yang bertugas harus memilliki sertifikat PPGD / ACLS yang
masih berlaku sebagai Penanggung Jawab Shift.
9. Obat dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku harus selalu tersedia.
10. Setiap pasien yang datang ke IGD dilakukan triage untuk mendapatkan pelayanan yang tepat dan sesuai
dengan kondisi pasien.
11. Triage di IGD dilakukan oleh dokter jaga IGD atau perawat penaggung jawab shift.
12. Setiap pasien yang memerlukan pemeriksaan diagnostik / terapi / spesimen yang tidak tersedia di Rumah
Sakit dapat dilakukan rujukan ke Rumah Sakit lain, termasuk juga bagi pasien yang memerlukan rujukan
rawat inap yang diindikasikan karena penyakitnya.
13. Bila terjadi bencana, baik yang terjadi di dalam atau di luar Rumah Sakit, IGD siap untuk melakukan
penanggulangan bencana.
14. Setiap petugas / staf IGD wajib mengikuti pelatihan yang sudah diprogramkan.
15. Setiap tindakan medis yang mempunyai risiko tinggi harus mendapat persetujuan tertulis dari pasien atau
keluarganya / penanggung jawabnya, kecuali pada kondisi gawat darurat yang mengancam
kehidupannya.
Direktur,
.............................................