Uji Fungsi Hati PDF
Uji Fungsi Hati PDF
A.PENDAHULUAN
Topik kuliah Uji Fungsi Hati ini membahas tentang beberapa uji yang digunakan
bantu meneguhkan diagnosis penyakit hati, meliputi pembahasan secara umum fungsi hati,
evaluasi fungsi hati, kaitan uji biokimiawi dalam menentukan penyakit hati. bahasan kuliah ini
secara umum dapat digunakan untuk membantu mahasiswa memahami lentang teknik uji
fungsi hati. Hati diketahui mempunyai peranan yang luas sehingga banyak faktor yang
mempengaruhi dalam evaluasi gangguan organ berapa uji yang meliputi pengukuran
substansi yang terdapat dalam hati maupun yang terlibat dalam fungi hati akan dapat
digunakan untuk membantu swa dalarn mengetahui penyakit hati yang tersembunyi.
mengetahui status penyakit dan dapat membantu menentukan diagnosis pada hewan yang
secara klinis tunjukkan gejala penyakit hati.
Topik kuliah ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam waktu empat kali muka
(kurang Iebih 4 jam). Seteiah mengikuti pokok bahasan ini diharapkan siswa dapat
memahami fungsi hati, perubahan patologis hati, efeknya pada darah dan sehingga
mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang ditemukan darah maupun
urin.
Fungsi hati
Hati merupakan organ yang mernpunyai berbagai macam aktivitas metabolisme.
fungsi hati yang telah diperkenalkan tetapi hanya beberapa saja yang bernilai prabidang
vetenner. Hasil uji fungsi hati tergantung dan sejumlah aktivitas berada dalarn sel hati.
Reaksi enzimatik dipengaruhi oleh suplai oksigen, energy, organ-organ lain, dan ada atau
tidaknya inhibitor/aselerot:
Oleh karena banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi hati, maka sulit
getahui dan menetapkan besarnya jaringan hati yang sakit, apakah proses dalam hati difus
atau lokal sulit untuk ditentukan Sebagai contoh, suatu yang difus meskipun kecil, akan
menyebabkan depresi fungsi hati yang nvata dengan nekrosis yang fal (focal necrosis). Jadi,
dapat ditekankan bahwa. ada proses patologis dalam hati, tetapi mungkin saja tidak
ditemukan adanya dan hasil uji fungsi hati.
Subpokok bahasan :
1. Penyakit Hati Akibat Cholestasis
2. Pengaruh Cholestasis terhadap Metabolisme Bilirubin
3. Sirkulasi Bilirubin Normal
4. Ikterus Prehepatik (Ikterus Hepatik)
5. Ikterus Intrahepatik (Ikterus Hepatik)
6. lkterus Posthepatik (Obstruksi Hepatik)
Tujuan khusus
1. Mahasiswa mengetahui diagnosis penyakit hati akibat cholestasis
melalui deteksi serum alkalin phosphatase (SAP).
2. Mahasiswa mengetahui sebab-sebab terjadinya cholestasis
3. Mahasiswa dapat mengetahui lokasi penyakit hati berdasarkan
metabolisme bilirubin.
3. Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa SGPT dan SDH merupakan enzirn liver
spesifik tapi SGOT bukan liver spesifik karena selain dapat ditemukan pada gangguan
hati dapat pula ditemukan pada gangguan otot (misalnya pada kasus muscle
myoglobinuric nephrosis). Oleh karena itu dalarn interpretasi harus dipikirkan
kemungkinan-kemungkinan gangguan jaringan lain selain hati.
Peningkatan nilai SAP dapat disebabkan oleh beberapa kasus selain cholestasis,
penyebab-penyebab tersebut antara lain adalah:
1. SAP dan hati dapat meningkat sebagai akihat induksi hormon kortikoseroid misalnya
zatrogenik, hiperadrenokortismus.
2. Peningkatan aktivitas osteobiastik dalam tulang, misalnya akibat hiperpara-tiroidismus,
canine panosteitis.
3. Neoplasia dapat juga meningkatkan SAP, tetapi sumber SAP dari mana tidak diketahui
dengan jelas, misalnya pada tumor mamae, sarkoma. karsinoma.
Urin pada hewan normal mengandung bilirubin (pigmen empedu) yang disebut urobilinogen,
berwarna kekuning-kuningan. Secara normal didalam fesesnya mengandung sterkobilinogen
yang juga berwarna kekuning-kuningan. Didalam darah secara normal dapat ditemukan
unconjugated bilirubin dan conjugated bilirubin.
Terjadi peningkaian jumlah conjugated biliruhin dalam serum dan sedikit peningkatan
unconjugated bilirubin. Didalam urin juga dapat dilihat adanya conjugated bilirubin dan
peningkatan kadar urobilinogen. Peningkatan kadar urobilinogen dalam urin disebabkan sel-
sel hepar yang banyak mengalami kerusakan tidak dapat mengekskresikan urobilinogen
kedalam kantong empedu.
Tidak ada proses regurgutasi, semua conjugated hiliruhin dikembalikan ke hati dan duktus
yang mengalami obstruksi (akibat tumor, batu empedu, pankreatitis yang berat, dan
sumbatan oleh parasit-parasit), sehingga dalam urin tampak adanya conjugated bilirubin.
Didalam urin tidak ditemukan urobilinogen dan didalam feses tidak mengandung sterkobilin,
sehingga warna feses seperti tanah liat.
Pokok bahasan :
1. Penyakit Hati Akibat Berkurangnya Fungsi Hati
2. Interpretasi Penyakit Hati berdasar Uji Bromsulfthalein (BSP)
3. Interpretasi Penyakit Hati berdasar Uji Blood Ammonium
(Amonium Toleran)
4. Interpretasi Penyakit Hati berdasar Uji Protein dalam Serum
(Protein Plasma)
Tujuan khusus
1. Mahasiswa mengetahui teknik yang dapat digunakan untuk
menentukan dignosis penyakit hati yang bersifat kronis.
2. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang harus menjadi
pertimbangan dalam diagnosis penyakit hati.
Media : OHP
A. Uji BSP
1. Uji BSP excretion
Prinsip dan prosedur:
a. Zat warna bromsulphalein setelah disuntikkan secara i.v. akan terikat oleh
albumin plasma segera dibawa keluar ari darah melalui sinusoid (sinusoid
permeabel terhadap protein) dan dikonjugasi oleh sel-sel hati dan diekskresikan
lewat empedu. Kecepatan ekskresi ini yang digunakan sebagai indeks fungsi
jaringan hati.
b. Ada dua prosedur yang digunakan:
1) Pada anjing dan kucing jumlah BSP retensi dalam darah ditentukan 30 menit
setelah injeksi dengan dosis tunggal 5 mg BSP/kg berat badan.
2) Pada sapi dan kuda digunakan BSP clearence, menghilangnya zat warna
yang dan danah per unit waktu merupakan niiai T1/2 BSP clearence. Sampel
plasma dikoleksi path 3 menit, 6 menit dan 9 menit setelah injeksi dosis
tunggai 1,0 gram BSP.
Cara kerja:
1. BSP Retensi (untuk hewan kecil)
- Dosis BSP = 5-20 mg/kg berat badan (biasanya digunakan 5 mg/kg bb)
- Hewan ditimbang
Rumus: berat badan dalam pound = dosis dalam ml
22
50 mg BSP/ml disuntikkan untuk
memperoleh dosis 5 mg/kg bb
- Suntikkan BSP i.v. (v. cephalica) pelan-pelan 1 menit, jangan sampai keluar
dari vena (bisa terjadi nekrosis).
- Setelah 30 menit, ambil 4-5 ml darah (dengan heparin) dan v. sefalika sisi yang lain
- Sediakan 2 tabung:
Interpretasi :
Normal Anjing: 5% BSP retensi pada 30 menit
Sapi : T 3 menit
Kuda: T 3,5 menit
Domba T 2 menit
BSP retensi naik/lebih lama, pada:
a. parenkim hati
- degenerasi melemak
- sirosis
- nekrosis
b. saluran empedu
- obstruksi
c. ekstra hepatik
- gagal jantung kongesti
- syok
- demam
d. neoplasma metastatik
- penyakit-penyakit granuloma
Zat warna lain yang dapat digunakan untuk uji fungsi hati:
1. Indocyanin green: baik digunakan untuk anjing, tapi kelernahannya diperlukan
spektrofoto-meter dengan panjang gelombang infra merah.
2. Rose bengal: mempunyai kelemahan karena bisa mengakibatkan fotosensitivitas.
3. Phenoltetra chlorophthaleine: hasilnya kurang memuaskan.
2. Interpretasi hiperamonemia:
- Jika terjadi penurunan berat fungsi masa hati sehingga aliran darah tidak bisa
mengimbanginya maka akan terjadi peningkatan konsentrasi amonium dalam
darah.
- Perubahan-perubahan tersebut paling sering terjadi pada hewan yang mengalami
atropi hati misalnya pada kasus gangguan vena cava portalis pada anjing. Pada
C. Protein serum
Komponen protein serum berikut ini dapat digunakan untuk mengetahui gangguan
fungsi masa hati:
1. Total protein plasma (TPP) diukur dengan refraktometer atau kolorimetri.
2. Konsentrasi albumin serum dapat diukur dengan kolorimetri atau elektroforesis.
3. Konsentrasi globulin serum diukur dengan kolonmetri, elektroforesis. atau dengan cara
mengurangi jumlah total protein dengan albumin.
4. Konsentrasi masing-masing ,,-globulin ditentukan dengan elektrotoresis (lihat gambar
5)
Topik mata kuliah Uji Fungsi Hati dapat diserap intisarinya dengan cara maha.siswa
mengerjakan pertanyaan-pertanyaan berikut mi:
1. Sebutkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi penyakit hati
2. Jelaskan tujuan uji biokimiawi dalam evaluasi penyakit hati
3. Sebutkat 3 macam gangguan hati yang menentukan dasar intrpretasi penyakit hati
4. Sebutkan enzim yang perlu diperiksa untuk menentukan penyakit hati pada sapi dan
anjing
5. Sebutkan penyebab terjadinya kebocoran sel-sel hati
6. Jelaskan mengapa SGPT dan SDH disebut enzim liver spesifik
7. Jelaskan perbedaan bilirubin conjugated dan bilirubin unconjugated
8. Jelaskan sebab-sebab terjadinva cholestasis
9. Jelaskan mekanisme dan tanda-tanda terjadinva
a. ikierus prehepatik
b. ikierus hepatic
c. ikierus posthepauk
10. Teknik apa saja yang dapat dilakukan untuk menentukan berkurangnva fungsi hati
11. Jelaskan prinsip uji BSP ekskresi
12. Apa perbedaan uji BSP retensi dan BSP Iirens
13. Jelaskan gambaran protein plasma pada anjing yang mengalami dirofilanasis yang
diharengi dengan dehidrasi
Agar mahasiswa dapat menilai kemampuan diri dalam mernahami setiap materi yang
diberikan dalam setiap topik mata kuliah (BAB). maka rnahasiswa harus dapat
menyelesaikan soal-soal latihan tersebut. Seandainya ada kesulitan dapat didiskusikan
didalam kuliah dan dapat melihat kunci cara penyelesaian soal latihan. yaitu dengan
mengikuti petunjuk halaman yang digunakan untuk penyelesaian soal.
Kunci penyelesaian soal latihan (lihat halaman):
1. (13,14). 2. (1516). 3. (16), 4. (16). 5. (17), 6. (16). 7. (19). 8. (20). 9. (24. 26. 27, 28).
10. (29). 11. (29). 12. (29.31 ;. 13. (35.36)