Anda di halaman 1dari 4

Propti UTB Angkatan 2009/2010

GM34 (UTB) 107,8 FM - Bandar Lampung

Bandar Lampung,

Sebanyak 441 mahasiswa baru dari 498 mahasiswa yang mendaftar di Universitas Tulang
Bawang (UTB) Lampung mengikuti kegiatan Program Orientasi Pendidikan Tinggi (PROPTI)
angkatan 2009/2010 yang dilaksanakan pada tanggal 11 - 13 September 2009. 57 orang lainnya
belum mengikuti kegiatan Propti dikarenakan masalah administrasi.

Disampaikan ketua pelaksana, Drs. Rusdan, M.Si, tujuan diadakannya PROPTI ini adalah
memperkenalkan mahasiswa baru dan pindahan pada kegiatan akademik, kemahasiswaan dan
administrasi pelayanan yang berlaku di UTB.

Sedangkan manfaat yang ingin dicapai antara lain adalah (1) agar mahasiswa baru / pindahan
mengetahui berbagai aturan, ketentuan mekanisme dan proses kegiatan belajar mengajar di UTB,
(2) bagi mahasiswa lama yang mengikuti propti diharapkan bisa menambah pengalaman dan
memperkuat kebersamaan, (3) bagi civitas UTB untuk menjalin persaudaraan, kekeluargaan di
lingkungan kampus, serta (4) mengembangkan pola piker yang ilmiah, rasional dan sistematis.

Dalam sambutannya pada acara pembukaan PROPTI, Retor UTB Lampung, M. Machrus,
S.E., M.Si, menyampaikan pesan moralnya kepada mahasiswa/I baru : untuk bersama-sama
menjaga penjaminan mutu UTB, baik mutu pendidikan maupun mutu dalam pelayanan. Serta
Bersama-sama menjaga citra UTB di masyarakat.

Demi terwujudnya hal di atas untuk itu rektor menghimbau perlu adanya komitmen terhadap
peningkatan mutu dan pelayanan serta citra UTB.

Pada kesempatan itu, rektor juga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya terhadap


partner kerjanya serta seluruh civitas akademika termasuk calon mahasiswa atas partisipasinya
dalam meningkatkan kualitas UTB di masyarakat.

Hal tersebut diwujudkan dalam pemberian penghargaan kepada mahasiswa dan alumni untuk
meletakan batu pertama pengembangan pembangunan kampus UTB pada acara peletakan batu
pertama yang dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2009 lalu. Hal tersebut dimaksudkan bahwa
pengembangan pembangunan kampus UTB adalah merupakan partsipasi dari mahasiswa untuk
mahasiswa.

Pembukaan PROPTI yang mengakat tema Penguatan Komitmen dan Soliditas Civitas
Akademika untuk Mewujudkan Pendidikan yang Bermutu diiringi dengan penyematan jaket
almamater dan name tag peserta serta pelepasan balon oleh rektor UTB.

Kegiatan Propti diisi dengan penyampaian materi antara lain tentang Kegiatan Akademik
Perguruan Tinggi, Etika & Prilaku Mahasiswa di dalam dan di luar kampus, Nilai Budaya &
Etika Keilmuan serta Organisasi Kemahasiswaan yang disampaikan oleh PR III yang
membidangi Kemahasiswaan serta perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di UTB. Yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,
yakni adanya penyampaian materi oleh Wakil Walikota Bandarlampung, Kherlani, SE, MM yang
menyampaikan materi tentang Narkotika. (M. Rifki & Bertha)

ngin Bisa Khutbah dan Ceramah


Konsultasi Dakwah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ustadz, alhamdulillah, saya aktif berdakwah di kampus dan sekolah. Biasanya di kegiatan
kerohanian Islam. Banyak yang bisa saya perbuat: merekrut kader, membina, dan mengarahkan
rekan-rekan aktivis untuk melakukan terobosan program baru.

Namun, ada satu masalah yang hingga saat ini kerap mengganggu pikiran saya. Saya merasa
tidak mampu mengisi tabligh atau forum-forum dakwah yang bersifat massal. Sudah beberapa
kali saya memberanikan diri khutbah Jumat dan ceramah di masjid. Tapi, kurang memuaskan.
Banyak peserta yang kecewa dengan penampilan saya. Akhirnya, saya putuskan untuk tidak
menerima undangan ceramah, khutbah, dan sejenisnya.

Benarkah keputusan saya itu? Tapi, hati kecil saya mengatakan saya ingin sekali bisa berkhutbah
dan berceramah. Bagaimana ini, Ustadz?

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Ahmad Khairul, Bekasi.

Jawaban:

Waalaikumussalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saudara Ahmad Khairul yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala dan para pengunjung
dakwatuna.com di mana saja Anda berada, semoga Anda semua senantiasa mendapatkan
bimbingan, hidayah, dan taufiq dari Allah subhanahu wa taala, juga senantiasa dalam keadaan
iman, Islam, dan ihsan yang terus terjaga dan meningkat dari waktu ke waktu. Amin.

Terlebih dari itu, semoga Allah subhanahu wa taala senantiasa menghimpun kita semua dalam
barisan ad-dawah ilaLlah, menyeru dan mengajak manusia untuk kembali ke jalan-Nya. Amin.

Saudara Ahmad Khairul, dari masalah yang Antum hadapi, saya menyimpulkan ada dua hal yang
perlu kita bahas, yaitu:

1. Pertama, masalah syumuliyatul amal ad-daawi wa takamuliyatuhu


(kemenyeluruhan dan sinergitas kerja dakwah), dan
2. Kedua, masalah tanmiyatul qudurat adz-dzatiyah lid-daiyah (pengembangan
kemampuan-kemampuan diri bagi seorang dai)

Masalah Pertama

Saudaraku, dakwah yang kita maksud di sini adalah mendakwahkan Islam atau menyerukan
agama Islam kepada seluruh umat manusia, agar agama yang diridhai di sisi Allah subhanahu wa
taala menjadi jalan hidup mereka dan mereka tidak meninggal kecuali dalam keadaan muslim.

Agama Islam adalah agama yang syamil (menyeluruh, mencakup segala segi dan sisi
kehidupan), dan juga mutakamil (antara satu segi dan satu sisi dengan segi dan sisi lainnya saling
menyempurnakan, saling melengkapi dan membentuk sinergi).

Karena itulah, dakwah Islam juga bersifat syamilah (menyeluruh dan mencakup segala segi dan
sisi kehidupan) dan mutakamilah (saling melengkapi, saling menyempurnakan dan membentuk
sinergitas).

Dakwah yang syamilah dan mutakamilah ini menuntut:


Adanya amal (kerja) yang syamil dan mutakamil.
Adanya potensi, kemampuan, dan jerih payah yang syamil dan mutakamil pula.

Oleh karena itu, wahai saudaraku, kemampuan, potensi, dukungan dan jerih payah apa saja yang
dimiliki oleh umat Islam ini, bisa dan harus disumbangkan untuk dakwah, sesuai dengan daya
dukung masing-masing. Yang memiliki kemampuan rekruiting, silahkan menyumbangkan
kemampuannya untuk merekrut. Yang memiliki kemampuan membina, pergunakanlah
kemampuannya itu untuk membina.

Dan Anda, saudaraku Ahmad Khairul, perlu bersyukur kepada Allah subhanahu wa taala, karena
Anda mempunyai kemampuan merekrut, membina, dan mengarahkan. Maksimalkan
kemampuan ini agar semakin produktif lagi sehingga prestasi amal shalih Anda di sisi Allah
subhanahu wa taala akan semakin besar, banyak dan semakin baik. Semoga amal-amal Anda
yang seperti itu menjadi pemberat amal kebaikan Anda di akhirat nanti.

Masalah Kedua

Saudara Ahmad Khairul dan pengunjung dakwatuna.com yang dimuliakan Allah subhanahu wa
taala di mana pun Anda berada, sebagai makhluq yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala
dengan talim (Q.S. Al-Alaq: 3-5), tentunya kita tidak ingin berhenti pada garis kemampuan
yang sekarang kita miliki semata.

Seorang bayi tidak pernah berhenti dari belajar dan berlatih. Dan setelah dia mampu merangkak,
berjalan, berlari, naik sepeda dan semacamnya, ia tidak akan puas lalu berhenti dari belajar dan
berlatih. Ia akan menjadi manusia yang terus belajar dan berlatih. Ia akan terus berusaha untuk
memiliki berbagai kemampuan lain yang belum dimilikinya.
Seorang dai, secara kauni seperti umumnya manusia lainnya, ia akan terus belajar dan berlatih.
Dan secara syari, ia memang diwajibkan (bahkan dalam bahasa hadits: di-fardhu-kan) untuk
menuntut ilmu, ilmu syari, ilmu kaun (alam), ilmu madani-hadhari (kemajuan-peradaban) dan
pengembangan potensi.

Oleh karena itu, kalau selama ini Anda berkeinginan untuk bisa berceramah secara massal,
berkhuthbah dan semacamnya, keinginan seperti ini adalah wajar dan bahkan Anda
diperintahkan untuk mempelajarinya. Dan jika Anda telah mempelajarinya, berusaha secara
maksimal, dan sampai wafat Antum tetap belum menguasainya, maka tanggung jawab Anda
untuk belajar hal ini sudah terpenuhi, insya Allah dan insya Allah, Allah subhanahu wa taala
tidak akan meminta pertanggungjawaban dari Anda: kenapa Anda tidak bisa?

Karenanya, teruslah Anda berusaha dan belajar. Sebelum Allah subhanahu wa taala memanggil
Anda, jangan pernah berhenti dari berusaha dan belajar.

Hal itu berlaku bukan sebatas pada kemampuan berceramah massal dan berkhuthbah semata,
akantetapi berlaku pada segala macam ilmu yang di-fardhu-kan dan dituntut dari kita untuk kita
pelajari, baik ilmu syari, kauni, madani-hadhari dan pengembangan potensi.

Saya menyarankan kepada Anda, wahai saudaraku Ahmad Khairul, belajarlah mulai dari yang
kecil dan sederhana. Misalnya, menyampaikan taushiyah (pesan) atau mauizhah di hadapan
teman-teman Anda, bisa 2 orang, 3 orang atau 5 orang dalam tempo 2-3 menit. Lalu, secara
gradual, periodik dan terus menerus Anda melakukan peningkatan. Baik dari sisi tempo waktu
yang Anda sampaikan, maupun dari sisi jumlah pendengar yang mengikuti taushiyah atau
mauizhah Anda itu.

Anda juga bisa memulai dengan cara membaca teks yang telah terlebih dahulu Anda persiapkan.
Catatlah segala hal yang ingin Anda sampaikan. Dan saat berbicara, Anda tinggal membaca
teksnya saja. Insya Allah, secara perlahan dan sedikit demi sedikit Anda akan menjadi terbiasa
untuk tidak melihat teks. Kalau suatu saat diminta berbicara secara mendadak, insya Allah akan
bisa walaupun untuk pertama kalinya memang masih terasa berat dan menegangkan. Jika Anda
mengalami kegagalan, janganlah merasa berkecil hati. Tetaplah belajar dan berlatih. Jangan lupa
berdoa kepada Allah subhanahu wa taala, semoga Antum menjadi penyebab bagi terbukanya
hati para pendengar, atau sebagiannya untuk menerima hidayah Allah subhanahu wa taala.

Di samping hal-hal yang sifatnya teknis dan skill melalui belajar dan latihan, yang lebih penting
untuk Anda perhatikan adalah masalah hubungan Anda dengan Allah subhanahu wa taala.
Perbaikilah. Jaga kebersihan hati (tazkiyatun-nafs), khususnya yang terkait dengan ikhlash dan
shidiq: Sebab, apa yang keluar dari hati yang ikhlash dan shidiq akan masuk dan diterima oleh
hati para pendengarnya dan akan memberikan pengaruhnya di sana. Semoga Allah subhanahu wa
taala menjadikan kita semua sebagai imam (pemimpin) bagi orang-orang bertakwa. Amin.

Anda mungkin juga menyukai