Sejarah Ringkas......
Seni rupa sandiwara boneka berkayu atau lebih lazim jenengan - namanya Wayang Golek,
tindak-tanduknya memang kelihatan seperti lagi ngagulitik atau menggolek, asal muasalnya
di dataran tinggi Priangan Jawa Barat yang kerajaan buddha Pajajaran masih missa atau
menguasai pada abad XV M., tatkala itu, Sunan Giri, salah satu dari sembilan Wali Songo
yang mendatangi pulau Jawa dari perbagai negeri ufuk timur seperti Persia, Turki, Mesir dan
Cina untuk beruluk salam sambil mencanangkan kawibawan firman Allah, dipercaya
memperkenalkan seni ini kepada penduduk setempat.
Itu lambat-laun terjungkar-jangkir sepanjang daerah Priangan, bergabung sama adat istiadat
pra-Islam dan budaya khayalak ramai. Pada hakekatnya, ini dilantarankan aspeknya yang
sudah merecup dalam benak masyarakat awam, tasmat menggalang faham-faham hikmah
filsafat, akhlak atau malahan bermuatan kasad propaganda. Bahwasanya, setiap babak
pementasan adalah bidang permata atau ibarat tematis filsafat tertentu, dengan menyirat
makna tersendiri bagi penilik yang berlatar belakang undak-usuk atau tingkat pendidikan
berbeda-beda. Berisikan serancaman cerita murni adapun pertikaian kebajikan melawan
kedurjanaan dan segala nista kepasikan yang akhirnya cuang-caing. Tidak pelak lagi,
bukannya menyerupai selangkas buah papaya bahwa Seni Wayang Golek telah menghaturkan
sumbangsih yang cukup berarti dalam hal mencagarkan kesinabungan warisan khazanah
budaya tamaddun sunda zaman pra-islam.
1. Anoman
Anoman Perbancana Suta, atau Hanoman, kera berbulu putih putra Batara Guru dari dewi
Anjani.
Ia pernah menjabat sebagai senapati kerajaan Mahespati, mengabdi kepada Batara Rama
dalam kisah Ramayana.
Ia juga memiliki umur yang sangat panjang, karena mempunyai tugas menyimpan sukma
Rahwana di dalam cupunya. Itu menurut Pustaka Rajah Purwa Ramayana, yang berbeda
dengan versi Ramayana dari India.
Anoman memiliki beberapa ajian. Aji Pancasona, kekuatan menerima bacokan musuh. Bayu
Bajra, pukulan dengan tenaga ratusan kali sehingga bisa menjepit gunung sonara-sonara
untuk menjepit tubuh dasamuka. Pancanaka, kuku ibu jarinya yang bisa digunakan sebagai
senjata pembunuh yang hebat. Bayu Rota, kekuatan atau kecepatan secepat angin. Sirna
Bobot, aji untuk meringankan tubuh saat terbang atau pun loncat.
2. Arjuna
Arjuna adalah putra Pandu yang ketiga dari ibu Dewi Kunti. Disebut juga panengah
Pandawa.
Memiliki senjata pusaka keris Pancaroba, Ali-ali Ampal dan panah Pasopati.
Arjuna sangat taat kepada gurunya, yaitu Resi Drona dari kerajaan Astina.
3. Aswatama
Aswatama adalah putra Resi Drona (guru Pandawa dan Kurawa). Putra satu-satunya,
menjadikan Aswatama sangat disayang oleh ayahnya.
4. Bambang Kaca
Setelah masa Bratayuda, Astina kembali dikuasai pihak Pandawa. Parikesit, cucu Arjuna,
menjadi raja saat itu. Sedangkan Bambang Kaca menjadi benteng pertahanan negara Astina.
Mengenakan pakaian Kre Antakusuma (milik ayahnya). Suaranya pun mirip sekali dengan
ayahnya.
5. Bambang Sumantri
Bambang Sumantri adalah keponakan Rama Bergawa. Dia mempunyai adik bernama
Sokrasana yang buruk rupa.
Dia pernah dihukum oleh Arjuna Sasrabahu karena ingin menikahi calon istri Arjuna
Sasrabahu, yaitu diperintah untuk memindahkan Taman Sriwedari ke alun-alun kota. Berkat
bantuan adiknya taman itu bisa dipindahkan. Namun karena malu punyak adik buruk rupa
akhirnya secara tidak sengaja Sokrasana terbunuh oleh kakaknya sendiri.
Sumantri mati oleh Sokrasana yang menjelma menjadi buaya ketika Sumantri berkelahi
dengan Rahwana.
6. Batara Bayu
Bayu berarti angin. Batara Bayu adalah Dewa yang menguasai angin. Dia tinggal di
Kahyangan Pangwalung.
Ayahnya bernama Batara Guru. Ibunya bernama Dewi Uma. Istrinya bernama Dewi Sumi
Nama lain dari Batara Bayu adalah Batara Pawana Guru, Batara Prabancana, Batara Maruta.
Batara Bayu memiliki beberapa ajian. Salah satunya adalah Aji Bayubajra. Yakni bisa
mengeluarkan angin puting beliung untuk menyerang lawannya.
Dia memiliki beberapa murid. Anoman (monyet putih) dan Bima (Pandawa yang ke-2).
Mereka memiliki Kuku Pancanaka, yakni senjata pada kuku ibu jarinya. Coba perhatikan
pada kuku jempolnya (Batara bayu, Anoman, Bima).
7. Batara Guru
Batara Guru adalah putra Sanghyang Tunggal.
8. Batara Kresna
Batara Kresna adalah raja kerajaan Dwarawati dan merupakan titisan Dewa Wisnu,
ditugaskan untuk menyelesaikan segala macam permasalahan yang terjadi di muka bumi.
Mempunyai senjata Gambar Lopian yang bisa melihat keadaan di seluruh belahan penjuru
dunia.
9. Batara Rama
Batara Rama atau Sri Rama atau Ramawijaya adalah raja dari kerajaan Ayodya. Putra prabu
Dasarata.
Beristerikan Dewi Shinta, setelah memenangkan sayembara menarik Busur Pusaka Kerajaan
Mantili.
Semasa muda bernama Raden Regawa. Mendapat nama Rama setelah berhasil mengalahkan
Rama Bergawa.
10. Bima
Bima adalah putra Pandu yang kedua dari ibu Dewi Kunti. Menikah dengan Arimbi. Bima
adalah ayahanda Gatotkaca.
Ada seekor ular di lehernya. Jika Bima berbohong maka ular tersebut akan menggigit
lehernya. Sehingga Bima dikenal dengan karakter yang tidak pernah berbohong.
11. Cepot
Sastrajingga alias Cepot adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Semar
Badranaya dan Sutiragen (sebetulnya Cepot lahir dari saung). Wataknya humoris, suka
banyol ngabodor, tak peduli kepada siapa pun baik ksatria, raja maupun para dewa. Kendati
begitu lewat humornya dia tetap memberi nasehat petuah dan kritik.
Lakonnya biasanya dikeluarkan oleh dalang di tengah kisah. Selalu menemani para ksatria,
terutama Arjuna, Ksatria Madukara yang jadi majikannya. Cepot digunakan dalang untuk
menyampaikan pesan-pesan bebas bagi pemirsa dan penonton baik itu nasihat, kritik maupun
petuah dan sindiran yang tentu saja disampaikan sambil guyon.
Dalam berkelahi atau perang, Sastrajingga biasa ikut dengan bersenjata bedog alias golok.
Dalam pengembangannya Cepot juga punya senjata panah. Para denawa (raksasa/buta) biasa
jadi lawannya.
Sastra adalah tulisan. Jingga adalah merah. Si Cepot adalah gambaran tokoh wayang yang
mempunyai kelakuan buruk ibarat seorang siswa yang mempunyai rapot merah.
Namun demikian ia sangat setia mengikuti Semar kemana saja dia pergi.
Kehadirannya dalam setiap pagelaran wayang golek sangat dinanti-nanti karena
kekocakannya. Asep Sunandar Sunarya menjadikan si Cepot sebagai kokojo / tokoh unggulan
pada setiap pagelaran. Bahkan tanda tangan Asep Sunandar ditulis atas nama Cepot.
12. Dawala
Dawala adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan
Sutiragen. Sangat setia menemani kakaknya Cepot kemana pun pergi.
Maksudnya adalah buta akan petunjuk-petunjuk agama, atau bisa disebut juga buta hati.
Sehingga prilaku bangsa denawa biasanya mencuri, merampok, membunuh, dan prilaku jahat
lainnya.
Denawa acung maksudnya wayang dengan karakter bertubuh kecil bersuara kecil. Biasanya
dibawakan sebagai karakter yang mudah marah.
Denawa. Biasa disebut bangsa buta. Buta itu adalah tidak melihat. Tetapi bangsa buta atau
bangsa denawa bukan berarti bangsa yang tidak bisa melihat oleh matanya sendiri.
Maksudnya adalah buta akan petunjuk-petunjuk agama, atau bisa disebut juga buta hati.
Sehingga prilaku bangsa denawa biasanya mencuri, merampok, membunuh, dan prilaku jahat
lainnya.
Denawa calangap maksudnya wayang ini mulutnya bisa menganga. Biasanya oleh para
dalang digunakan sebagai sebuah karakter yang hanya bisa mengucap vokal "A" saja.
Contoh: "saya akan ka jakarta jalan pajajaran lantas tabrakan sama randa."
Maksudnya adalah buta akan petunjuk-petunjuk agama, atau bisa disebut juga buta hati.
Sehingga prilaku bangsa denawa biasanya mencuri, merampok, membunuh, dan prilaku jahat
lainnya.
Denawa huntu maksudnya wayang dengan karakter giginya besar. Huntu artinya gigi.
Dewi Drupadi adalah istri Prabu Yudistira atau Darmakusuma, raja Amarta. Memiliki satu
putra bernama Pancawala.
Pada masa Pandawa dihukum selama 12 tahun ditambah satu tahun oleh kurawa
diperintahkan untuk menyamar, Dewi Drupadi menyamar menjadi pelayan di kerajaan Wirata
bernama Malini. Patih kerajaan Wirata bernama Kicaka menyukai Malini / Dewi Drupadi dan
ingin dijadikan istrinya. Tapi Malini mengaku sudah punya suami dari bangsa jin dan
meminta Kicaka untuk membunuh jin itu. Kicaka menyanggupi. Durpadi minta tolong
kepada Bima untuk membereskan masalahnya. Kicaka mati di tangan Bima yang mengaku
suami Malini dari bangsa jin.
17. Gareng
Gareng adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan
Sutiragen. Gareng biasanya selalu di rumah saja membantu ibu Sutiragen melakukan
berbagai pejkerjaan rumah.
Gatotkaca sakti mandraguna dengan segala ilmu dan aji-aji pamungkasnya seperti
Brajamusti, Krincing Wesi, Bajingiring, Garuda Ngapak dan sebagainya.
Dipercaya menjadi panglima perang negara Pringgadani. Dikenal dengan julukan otot kawat,
tulang baja, daging besi.
Lebih dari itu dia pun memiliki jiwa seni yang tinggi. Dikenal pula sebagai pembuat arca,
patung-patung dari batu.
Gatot kaca sendiri memiliki banyak nama pemberian dewa. Namun yang dipakai adalah
nama Gatotkaca, nama pemberian dari Batara Guru saat di sawarga maniloka.
Saat umur 3 tahun, Jabang Tutuka diutus Batara Guru untuk melawan Naga Percona. Tapi
sayang, Tutuka mati di tangan Naga Percona setelah ia menendang mata Naga Percona
hingga buta sebelah matanya.
Untuk itu Batara Guru memerintahkan Batara Narada dan Batara Bayu untuk memasukan
jasad Tutuka ke kawah Candradimuka. Tutuka dicetak ulang berganti wujud menjadi
Gatotkaca.
19. Nakula
Nakula adalah putra Pandu yang keempat. Disebut juga Pandawa yang ke-empat. Memiliki
saudara kembar yaitu Sadewa.
20. Sadewa
Sadewa adalah putra Pandu yang kelima. Disebut juga Pandawa yang kelima. Memiliki
saudara kembar yaitu Nakula.
21. Yudhistira
Yudistira adalah putra Pandu yang pertama dari ibu Dewi Kunti.
Semar Badranaya adalah penjelmaan dewa, yakni Batara Ismaya. Istrinya bernama Sutiragen
putra Raja dari kerajaan Sekarnumbe. Anaknya bernama Cepot, Dewala dan Gareng.
Di Sawarga Maniloka dia mempunyai anak yaitu Batara Surya (dewa matahari).
Ia adalah tokoh wayang yang paling sakti dari semua tokoh wayang.
Semar berkulit hitam, (seperti buah manggis / manggu yang telah hitam berarti telah matang)
melambangkan telah dewasa atau matang baik dalam mental dan pemikiran.
Berwajah putih. Wajah adalah cerminan dari hati. Semar berhati putih, suci, bersih.
Berkantong kosong. Semar kosong atau bersih dari sifat sirik pidik jail kaniaya iren panastren
dudumpak rurumpak ngupat sumuat ujug riya takabur nyaci maki siksik belik teu kaopan teu
payaan bedegong buntangul buraong kedul dan lain sebagainya. Intinya kosong dari sifat-
sifat buruk manusia.
Mempunyai bentuk unik. Disebut pria tapi berbuah dada dan berbokong besar. Disebut
wanita tapi berjakun. Disebut masih anak-anak atau muda tetapi berkulit keriput. Disebut
berdiri tapi duduk disebut duduk tetapi terlihat berdiri. Disebut sudah tua tetapi berkuncung
di kepalanya. Bermakna setiap manusia baik pria, wanita, orang tua atau anak-anak muda
seharusnya berhati bersih, suci seperti putihnya wajah semar.
Anoman
Anoman Perbancana Suta, atau Hanoman adalah putera Bathara Guru dengan Dewi Anjani
yang berwujud kera putih.
Anoman menjabat sebagai senapati kerajaan Ayodhya, mengabdi kepada Rama dalam kisah
Ramayana.
Menurut Pustaka Rajah Purwa Ramayana, Anoman memiliki umur yang sangat panjang,
karena mempunyai tugas menyimpan sukma Rahwana di dalam cupunya.
Anoman memiliki beberapa ajian, diantaranya Aji Pancasona, Bayu Bajra, Bayu Rota, Sirna
Bobot dan kuku Pancanaka.
Bambang Sumantri
Bambang Sumantri adalah keponakan Rama Bergawa. Dia memiliki adik bernanam
Sokrasana yang buruk rupa.
Ia pernah dihukum oleh Arjuna Sasrabahu untuk mimindahkan Taman Sriwedari ke alun-alun
kota karena ingin menikahi calon istri Arjuna Sasrabahu.
Berkat bantuan adiknya, Sokrasana, Taman Sriwedari berhasil dipindahkan. Namun karena
malu memiliki adik yang buruk rupa, ia menolak adiknya yang ingin ikut dengannya ke
Mahespati. Dan tanpa sengaja, Sokrasana terbunuh olek kakaknya sendiri.
Yudhistira
Yudhistira adalah putera Pandu yang pertama dengan Dewi Kunti. Ia menjadi raja Amarta.
Yudhistira memiliki pusaka sakti yaitu Layang Jamus Kalimusada. Istrinya bernama Dewi
Drupadi.
Bima
Bima adalah putera Pandu yang kedua dengan Dewi Kunti. Bima menikan dengan Arimbi
dan memiliki putera yang bernama Gatotkaca.
Ia memiliki pusaka kuku Pancanaka. Bima dikenal dengan karakter dan sifatnya yang tidak
pernah berbohong.
Arjuna
Arjuna adalah putra Pandu yang ketiga dari ibu Dewi Kunti. Ia tinggal di Madukaran, bagian
dari kerajaan Amarta.
Arjuna dikenal sebagai ksatria yang berparas tampan dan banyak disukai wanita.
Memiliki senjata pusaka keris Pancaroba, Ali-ali Ampal dan panah Pasopati. Ia adalah ayah
dari Abimanyu.
Nakula
Nakula adalah putra Pandu yang keempat dengan Dewi Madrim. Dia adalah Pandawa yang
ke-empat. Memiliki saudara kembar yaitu Sadewa.
Sadewa
Sadewa adalah putra Pandu yang kelima dengan Dewi Madrim. Disebut juga Pandawa yang
kelima. Memiliki saudara kembar yaitu Nakula.
Dewi Drupadi
Dewi Drupadi adalah istri Prabu Yudhistira atau Darmakusuma, raja Amarta. Mereka
dikaruniai seorang putera bernama Pancawala.
Saat pandawa menjalani masa pengasingan selama 12 tahun dan penyamaran selama 1 tahun,
Dewi Drupadi menyamar menjadi pelayan di kerajaan Wirata bernama Malini. Patih kerajaan
Wirata yang bernama Kicaka menyukai Malini dan indin menjadikannya istri.
Saat itu, Malini kemudian mengaku sudah memiliki suami dari bangsa jin dan meminta
Kicaka untuk membunuh jin itu. Kicaka pun menyanggupinya.
Gatot Kaca
Gatotkaca adalah putra Arya Bima & Arimbi. Gatotkaca sakti mandraguna dengan segala
ilmu dan aji-aji pamungkasnya seperti Brajamusti, Krincing Wesi, Bajingiring, Garuda
Ngapak dan sebagainya.
Ia dipercaya menjadi panglima perang negara Pringgadani. Selain memiliki kesaktian yang
tinggi ia juga memiliki jiwa seni yang tinggi. Dikenal pula sebagai pembuat arca, patung-
patung dari batu.
Gatot kaca sendiri memiliki banyak nama pemberian dewa. Namun yang dipakai adalah
nama Gatotkaca, nama pemberian dari Batara Guru saat di sawarga maniloka.
Bambang Kaca
Bambang Kaca adalah putera Gatotkaca. Setelah Bharatayudha berakhir, Astina kembali
dikuasai pihak Pandawa. Parikesit, cucu Arjuna dari puteranya Abimanyu menjadi raja saat
itu. Sedangkan Bambang Kaca menjadi benteng pertahanan negara Astina.
Bambang Kaca mengenakan pakaian Kre Antakusuma milik ayahnya. Ia memiliki suara yang
mirip dengan ayahnya.
Kasekten kang ngedab-edabi para ratu lan satriya mau jalaran saka gentur tapane nggennya
ngupadi kasekten iku mau. Sawantaha pancen ana kang saka lorotan bapa utawa eyange, ana
maneh kang pancen saka ngapusi kayata Dasamuka kang apuskrama marang Resi Subali.
Akeh2e saka asihing dewa jalaran gede lelabuhane marang dewa utawa sasama.
Anoman: kuku pancanakaaji-aji pancasona, bayu bajra, bayu ronta, sima bobot
Antareja: upas anta ambles bumi, sekali jilat gosong (saka eyange Anantaboga)
Arjuna: panah pasopati, sarotama, ardhadhedhali, ardhasengkali, keris pulanggeni,
kalanadhah, aji-aji sepiangin, malayabumi, brahmasirah (membuat alam menjadi terang),
parjanya astra (menggelapkan cuaca), agni sastra (kobaran api)
Aswatama: senjata cundhamanik
Baladewa: gada nanggala lan alugara
Batara Kala: keris kalanadah, keris kaladeteh
Batara Kamajaya: kemayan cakrakembang
Batara Surya: kereta Jatisurya
Bhisma: tameng wesi
Keterangan:
Ada juga aji2 yang umum:
Aji halimunan: Pemiliknya bisa menjadi kasat mata
Aji sirep: Membikin orang tertidur
Pusaka Wijayakusumah: Jika diusapkan kepada tubuh orang yang sudah meninggal maka
orang itu akan hidup kembali
Aji Kilat Tatit: Pemilik ajian dapat bergerak cepat. Ini salah satu andalannya Gatotkaca tapi
kalau ngga salah banyak juga yang punya
Panah2 pusaka yang sekali dilepas bisa berubah2: Ada yang jadi beribu2 panah, ada yang jadi
hujan, api, rantai, dll.
Ajian2 dan senjata2 khusus:
Aji Kemayan: Ajian andalan betara Guru, orang yang terkena ajian ini akan menjadi lemas
Aji Danuweda: Ajian panah Resi Dorna, diturunkan kepada Arjuna, Karna dan Bambang
Ekalaya
Aji Candhabirawa: Setiap darah Salya menetes ke tanah akan berubah menjadi raksasa yang
jadi beribu ribu
Cincin Ampal: Cincin pusaka Bambang Ekalaya, jika ditamparkan kepada musuhnya sambil
mengeluarkan ajian ampal bisa dipastikan bahwa musuhnya akan perlaya.
0inShare
Wayang Kulit
Kalau boleh tahu, dari sekian banyak tokoh wayang itu, favorit Pak WS
yang mana?
Itu adalah pertanyaan dari seorang teman melalui e-mail, setelah membaca
tulisan Tokoh-tokoh Wayang dengan Kelainan Fisiknya yang saya kirim belum
lama ini. Wayang yang dimaksudkan adalah wayang purwa, yang bersumber dari
cerita Ramayana dan Mahabarata.
Sebelum menjawab pertanyaan itu, angan saya melayang ke masa kecil, ketika
belum terlalu tahu tentang wayang. Arjuna adalah tokoh wayang favorit saya,
salah satu ksatria Pendawa yang tampan, sakti dan selalu membela kebenaran.
Kemana saja selalu diikuti dan dihibur oleh punokawan Semar dan anak-
anaknya.
Seperti tokoh Arjuna, selain karakter ideal yang saya sebutkan di atas, sisi
negatifnya adalah sifat iri hati yang berakibat mencelakai orang lain. Ia iri
terhadap kepandaian memanah Ekalaya, sekaligus iri terhadap Dewi Anggraini
yang cantik dan setia, istri Ekalaya. Rasa irinya menyebabkan putusnya ibu jari
Ekalaya sehingga tidak mahir memanah lagi. Sering dipentaskan dalam lakon
Palguna-Palgunadi. Sifat negatif lainnya adalah thukmis, tak tahan melihat
cewek wayang yang cling dan tak segan-segan merayu, mentang-mentang
tampan.
Teman saya lainnya mengidolakan Setyaki, karena merasa mempunyai sifat dan
gambaran perawakan kiyeng seperti Setiyaki. Setiyaki adalah patih kerajaan
Dwarawati (rajanya bernama Prabu Kresna) itu sebagai tokoh wayang yang
memegang teguh keperwiraan, meski suka berkelahi dan melempar tantangan.
Orangtua yang memberi nama anaknya dengan nama wayang, tentunya sebagai
ungkapan tokoh favoritnya. Ada juga yang mengidolakan tokoh wayang karena
kesamaan jabatan. Seorang pejabat negara atau manager perusahaan
mengidolakan sosok raja di pewayangan. Seorang motivator atau guru,
mengidolakan sosok resi atau pertapa yang bijaksana. Dll.
Berikut adalah tokoh-tokoh wayang yang biasa dijadikan idola atau favoritnya,
dengan ringkasan lambang atau sifat ideal yang dominan dan sifat negatifnya
kalau ada. Tentang profil lengkapnya, silahkan di-browsing saja.
Golongan Dewa
Batara Guru: Penguasa tertinggi dalam pewayangan, hatinya keras dan kuat,
halus dalam berbicara. Pernah melanggar kebenaran, karena memberikan
wahyu purba kayun kepada anaknya sendiri yang tidak berhak menerimanya.
Juga sering melakukan perbuatan yang memalukan.
Dewi Sri: Dewi padi, sedangkan adiknya Sadana adalah dewa hasil bumi.
Lakon Sri Sadana sering diadakan oleh para petani untuk selamatan pertanian
padinya.
Dewi Ratih: Lambang kecantikan wanita yang menjadi idaman setiap orang.
Golongan Pendita
Resi Seto: Mempunyai ilmu kependitaan yang dalam, pemberani, tenang dan
sabar.
Golongan Raja
Parikesit: Raja astina yang adil dan bijaksana, bisa menyatukan negara yang
terpecah-pecah sebelumnya.
Salya: Menjadi raja besar dan sakti tanpa tanding, tahu norma salah dan
benar, berani mengambil risiko terhadap apa yang sudah dipilihnya, setia pada
janji yaitu untuk tetap setia dengan satu istri: Dewi Setyawati. Membunuh
mertuanya sendiri, hanya karena malu terhadap ujudnya yang raksasa.
Golongan Ksatria
Bima: Gagah berani, teguh, kuat, patuh, jujur dan menjaga kehormatan
keluarga. Egoistis, berbudi bahasa kasartidak bisa berbahasa halus, tidak
bisa jongkok (selalu berdiri), pernah menghajar anaknya sendiri (Gatotkaca)
yang tidak bersalah.
Burisrawa: Tergila gila hanya kepada satu wanita (Dewi Wara Sumbadra).
Pendendam, suka bikin onar, sombong, selalu ingin menangnya sendiri.
Leksmana: Berwatak halus, setia kepada kakaknya Sri Rama dan tak kenal
takut.
Golongan Putri
Dewi Sinta: Lambang istri setia dan suci trilaksita (ucapan, pikiran dan
hatinya)
Dewi Kunti: Ibu yang membimbing putra-putranya para Pendawa dengan baik
dan menuntut hak tahta kerajaan, ia yang menyarankan Astina direbut melalui
peperangan, perang baratayuda.
Dewi Drupadi: Putri cantik jelita, luhur budinya, bijaksana, sabar, teliti, setia
dan berbakti kepada suami. Dianggap tidak adil dalam menyayangi adik-adik
iparnya, ia lebi sayang Arjuna.
Dewi Wara Sumbadra: Istri Arjuna yang cantik, gambaran gadis yang jadi
rebutan para pria.
Dewi Setyawati: Lambang kesetiaan, bela pati terhadap suaminya yang mati
(Prabu Salya)
Golongan Rakyat
Semar: Dewa yang membumi, wawasan luas, bijaksana dalam mengasuh para
ksatria,sabar.
Golongan Raksasa
Kumbakarna: Sakti, jujur, menjaga harga diri, setia kepada negara. Tak
berdaya terhadap kekuasaan kakaknya, Rahwana yang angkara murka
Mohon koreksinya jika sifat-sifat itu tidak seperti yang pembaca ketahui. Juga
silahkan ditambah, jika pembaca mempunyai tokoh wayang favorit lainnya yang
belum disebutkan.
Saya pun jadi mudah menetapkan tokoh wayang favorit saya. Tidak hanya
menetapkan satu tokoh saja, tetapi juga tokoh-tokoh lainnya. Terhadap
pertanyaan teman di atas, jawaban saya adalah sebagai berikut:
Favorit saya sesuai karakternya saja, jadi bisa bermacam-macam. Soal ngatur
strategi, ngefans Kresna, Soal keberanian dan menjaga kehormatan keluarga,
ngefans Bima. Soal kedermawanan, ngefans Puntadewa. Soal cinta/tergila-gila
hanya kepada satu wanita saja, ngefans Burisrowo atau Aswatama. Soal
spontanitas apa adanya, ngefans Wisanggeni atau Antasena, dll..
Masih banyak tokoh wayang favorit saya lainnya yang belum disebut. Salah
satunya adalah Batara Wisnu, yang menjadi foto profil saya itu, karena sifat-
sifatnya boleh juga untuk ditiru.