Teori Utility
Teori Utility
. Dalam kegiatan menambah nilai guna barang atau jasa ini, dikenal lima jenis kegunaan, yaitu :
1. Guna bentuk
Guna bentuk yaitu, didalam melakukan proses produksi, kegiatannya ialah merubah bentuk suatu
barang sehingga barang tersebut mempunyai nilai ekonomis. Contohnya: keramik.
2. Guna jasa
Guna jasa ialah kegiatan produksi yang memberikan pelayanan jasa. Contohnya: tukang becak,
buruh, dll.
3. Guna tempat
Guna tempat adalah kegiata produksi yang memanfaatkan tempat- tempat dimana suatu barang
memiliki nilai ekonomis. Contoh: pengangkutan pasir dari tempat yang pasirnya melimpah
ketempat dimana orang membutuhkan pasir tersebut.
4. Guna waktu
Guna waktu ialah kegiatan produksi yag memanfaatkan waktu- tertentu. Misalnya: pembelian
beras yang dilakukan oleh Bulog pada saat musim panen, dan dijual kembali pada saat
masyarakat membutuhkan.
5. Guna milik
Guna milik ialah, kegiatan produksi yang memanfaatkan modal yang dimiliki untuk dikelola
orang lain dan dari hasil tersebut ia mendapatkan keuntungan.
Manfaat atau guna barang adalah kemampuan barang untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
(c)Kegunaan waktu (time utility) yaitu kegunaan benda jika dipakai sesuai
waktunya. Contohnya: payung yang digunakan pada saat hujan.
(f) Kegunaan pelayanan (service utility) adalah pelayanan akan berguna jika
dilakukan. Contohnya: pelayanan terhadap pelanggan dilakukan oleh pramuniaga.
Nilai barang adalah ukuran yang diberikan oleh konsumen pada barang karena
barang tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia atau dapat
ditukarkan dengan barang lain.
Dari pengertian tersebut, diketahui ada dua macam nilai, yaitu nilai pakai dan nilai
tukar. Nilai pakai adalah nilai yang diberikan kepada suatu benda karena benda
tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia. Nilai pakai terbagi
menjadi dua, yaitu: (a)Nilai pakai objektif, yaitu kemampuan suatu barang karena
barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan manusia secara umum. (b)Nilai pakai
subjektif, yaitu nilai yang diberikan seseorang terhadap suatu barang karena barang
tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya secara khusus. Nilai pakai
subjektif setiap orang terhadap satu jenis barang berbeda- beda. Sedangkan nilai
tukar adalah nilai yang diberikan kepada suatu benda karena benda tersebut dapat
ditukar dengan benda lain. Nilai tukar terdiri dari: a. Nilai tukar objektif, yaitu
kemampuan suatu barang untuk dapat ditukar dengan barang yang lain yang
berlaku secara umum. b. Nilai tukar subjektif, yaitu nilai yang diberikan seseorang
terhadap suatu barang karena bisa ditukar dengan barang lainnya untuk memenuhi
kebutuhannya.
Masalah paradoks nilai tidak bisa dipecahkan oleh para ekonom Klasik. Baru pada
abad ke-18, muncul jalan keluar, yang sekaligus menandai kelahiran Ekonomi
Neoklasik. Pemecahan yang diajukan itu disebut teori utilitas (theory of utility).
Perilaku konsumen biasanya dijelaskan melalui prinsip bahwa orang cenderung
memilih barang-barang atau jasa-jasa yang nilainya paling tinggi. Dan para pemikir
Neoklasik mengajukan gagasan bahwa ukuran mengenai nilai barang adalah utilitas
(utility). Secara harfiah utilitas berarti kepuasan, atau lebih tepatnya suatu konsep
yang mengacu kepada kesenangan atau kegunaan subjektif yang dirasakan oleh
seseorang dari mengkonsumsi sesuatu barang atau jasa (Samuelson dan Nordhaus,
1995: 101; bdk. Nicholson, 2002: 57). Inti dari teori utilitas adalah bahwa harga
komoditas tidak ditentukan oleh proses produksi atau jumlah tenaga kerja yang
terlibat dalam pembuatan komoditas bersangkutan, melainkan ditentukan oleh
preferensi konsumen atas komoditas tadi. Dengan kata lain, bagi para pemikir
Neoklasik, nilai sebuah komoditas berasal dari penilaian subjektif pengguna
individual. Untuk mudahnya, contoh berikut bisa dijadikan ilustrasi.