Anda di halaman 1dari 9

Muhammad Haekal Sena Akbar 1406532646 Tugas 2, Welding-01

secara otomatis ke nilai yang aman bagi


1. a. Duty Cycle welder
Duty Cycle adalah periode lamanya b.
pengelasan dengan menggunakan E6010
kapasitas arus maksimum selama 10
menit, tanpa membuat overheating
selama proses pengelasan. Rumus yang
digunakan untuk memperkirakan
performa mesin las:

Keterangan:
T : rated duty cycle (%)
Ta : required duty cycle (%)
I : rated current at rated duty cycle
Ia : the maximum current at required duty
cycle

b. Diketahui:
I = 350 A, T/Ta = 60%
Ditanya: Ia?
Jawab :
1/2
Ia = I x (T/Ta)
1/2
1= 450 x (60/100)
2= 348.568 A

2. a. Fungsi perangkat Voltage Reducing Device


adalah untuk safety dari welders dari bahaya
kesetrum (an electric shock). Prinsipnya yaitu
dengan mengubah mode output dari CC
menjadi CV sehingga voltase bisa teratur
E : Elektroda
60 : tensile strength 60,000 psi
1 : posisi pengelasan bisa dilakukan pada posisi apa saja
0 : tipe coating nya high cellulose sodium, arus DC+
Muhammad Haekal Sena Akbar 1406532646 Tugas 2, Welding-01
dikeringkan sebelum penggunaan demi
1 E7018 mengurangi kadar air yang mungkin

E : Elektroda terdapat pada elektroda. Selama


pengeringan, factor yang harus
70 : tensile strength 70,000 psi
diperhatikan adalah kandungan air yang
1 : posisi pengelasan bisa dilakukan pada posisi apa saja
ada dan durasi
8 : tipe coating iron powder low hydrogen,
arus AC atau DC+ pengeringan.
1 E7028-B3 Tanpa pengeringan, maka air yang terdapat di
E : Elektroda elektroda tidak hilang dan itu berarti akan
70 : tensile strength 70,000 psi terdapat dua unsur tambahan pada
2 elektroda, yaitu Hidrogen dan Oksigen.
: posisi pengelasan vertical dan
8 Adanya
: tipe coating hydrogen potassium oksigen
iron dapat menyebabkan porositas
powder
B3 pada
: perkiraan kandungan paduan padahasil lasan sementara Hidrogen dapat
1 ER70T-6 menyebabkan fenonema Hydrogen Cracking
terutama pada pengelasan baja HSLA
ER : Elektroda berupa batangan
70 : tensile strength 70,000 psi
4. Pada consumeable electrode;
T : Bersifat turbulens (flux berada di
dalam) DCEP berarti elektroda akan menjadi
6 : Mengandung pelindung tanpa kutub positif sehingga electron berjalan
mengeluarkan gas, tahan terhadap air, masuk ke ujung elektroda
digunakan pada pengelasan mild steel menyebabkan terjadinya konsentrasi
panas
pengelasan 70% pada elektroda
3. Elektroda terbungkus SMAW perlu dan 30% pada base material. Hal
ini
Muhammad Haekal Sena Akbar 1406532646 Tugas 2, Welding-01

menyebabkan melting rate dan deposition


rate yang tinggi dari elektroda tetapi
penetrasi yang dangkal.

1 DCEN berarti elektroda


akanPada non-consumable electrode, efek dari
menjadi kutub negative sehingga electronDCEP dan DCEN berlaku kebalikannya.
berjalan keluar dari ujung elektroda
menuju base material yang menyebabkan5. Keuntungan Ar-CO2 dibanding CO2
terjadinya konsentrasi panas 70% pada 1 Less heat input dan resiko burn
through
base material dan 30% pada elektroda. Hal
ini menyebabkan hasil penetrasi 2 Less Spatter

pengelasan yang dalam. 3 Enhances weld appearance

4
Mode
transfer
bisa
mencapai
spray dan
pulsed
Kerugian
Ar-CO2
dibanding
CO2
5 More cost
6 Less penetration
Muhammad Haekal Sena Akbar1406532646 Tugas 2, Welding-01

f. a. Penjelasan singkat mode transfer MAG

b.

g. a. AC vs DC power supply

Perbedaan Power Supply DC Power Supply AC


Kestabilan busur Sangat stabil Kurang stabil
Mengubah kutub Mungkin Tidak mungkin
Muhammad Haekal Sena Tugas 2, Welding-
Akbar 1406532646 01

Ledakan magnetik Ada Hampir tidak ada


Sirkuit open voltage Rendah (50-60V) Tinggi (65-90V)
Bahaya tersengat listrik Jarang Sering
Konstruksi Kompleks Sederhana
Perawatan Tidak terlalu mudah Mudah
Kesulitan Keseringan pada tipe rotary Sedikit
Kebisingan Terjadi kebisingan pada tipe Tidak terjadi kebisingan
rotary, tidak bising pada tipe
rectifier
Harga Mahal Murah

b. Cleaning action : pembersihan dengan arus bolak-balik (AC) untuk menghilangkan


lapisan oksida yang terdapat pada pengelassan Mg atau Al, karena lapisan oksida
tersebut memiliki titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan unsur murninya, sehingga
lapisan oksida tersebut akan menghalangi penyambungan logam saat pengelasan.
Stiffness of Arc : adalah kekakuan dari busur listrik yang ccenderung lurus sepanjang
arah elektroda akibat dari pengaruh plasma jet

8. Arc Blow adalah fenomena pembelokan busur elektri dari jalur normalnya
karena gaya elektromagnet sehingga menyebabkan busur bergerak tak terkontrol.
Kejadian ini sering terjadi akibat serbuk magnet yang diberikan pada logam
dengan tujuan untuk menemukan retak atau cacat. Serbuk magnet akan
berkumpul pada bagian retak atau cacat pada permukaan material, sehingga bisa
mengidentifikasi letak cacat. Jika material langsung dilas, kejadi arc blow ini
terjadi. Hal yang haarus dilakukan yaitu melakukan proses demagnetisasi dahulu
sebelum pengelasan. Ini bertujuan untuk menghilangkan gaya magnet pada
logam sehingga pengelasan dapat dilakukan sempurna.

Lalu masalah lain yang terjadi yaitu fenomena umum saat ada aliran arus
pada material konduktor, maka terbentuk medan magnet di sekitar material
konduktor tersebut. sehingga adanya medan magnet akan memunculkan
kemungkinan terjadinya Arc Blow, terutama jika menggunakan arus DC. Pada satu
posisi, busur akan cenderung tak terkontrol.

Contoh Arc Blow :


1- Magnetic arc blow : disebabkan oleh kondisi medan magnet yang tak seimbang di
sekeliling busur. Itu disebabkan oleh perbedaan jarak elektroda dari ujung satu dan
Muhammad Haekal Sena Akbar 1406532646 Tugas 2, Welding-01

jarak elektroda ke ujung lain, atau dapat pula disebabkan oleh penempatan posisi
ground pada benda kerja. Selain itu, disebabkan juga karena arus yang mengalir
melalui beberapa medium yang berbeda, yaitu elektroda, udara, dan benda kerja.

1- Thermal arc blow : terjadi karena jarak antara 2 busur yang terlalu dekat sehingga
menghasilkan reaksi pada medan magnet. Jika 2 busur yang memiliki polaritas
berbeda dan jarak yang terlalu dekat, medan magnet saling menjauhkan busur pada
arah yang berlawanan (gambar a). Sedangkan 2 busur yang polaritas sama, medan
magnet saling mendekatkan busur pada arah yang sama (gambar b). Dan jika satu
busur menggunakan arus DC dan busur lain AC, menjadikan arah medan fluks
pada busur AC saling berlawanan dan efek Arc Blow pada busur DC kecil (gambar
c).

1. Mesin las semi-automatic dari MAG


menggunakan DC power suplly dengan
CV output atau Constant Voltage. Hal ini
berarti selama proses pengelasan, mesin
akan mempertahankan nilai voltase secara
konstan tanpa terpengaruh nilai arus.
Dalam pengeleasan, besar voltase akan
mempengaruhi panjang busur las yang
terbentuk,
Muhammad Haekal Sena Akbar 1406532646 Tugas 2, Welding-01

sehingga jika menggunakan nilai voltase yang konstan selama proses pengelasan
makan akan didapatkan panjang busur las yang konstan pula.

10. Mesin las inverter digunakan untuk mengkonversi tegangan DC jadi tegangan
AC dengan frekuensi yang tinggi melalui pemasukan tegangan utama AC yang
direktifikasi terlebih dahulu. tegangan AC yang dikonversi disesuaikan dengan
tegangan untuk proses pengelasan menggunakan transformer frekuensi tinggi.
Lalu tegangan hasi transformer direktifikasi kembali untuk mensuplai tenaga DC
dalam menghasilkan busur las.
Frekuensi operasi yang dipunyai mesin las ini antara 5.000 sampai 50.000 Hz. Jika
dibandingkan dengan mesin SCR jenis konvensional, mesin las inverter memiliki
keunggulan secara mekanik, yaitu compact dan ringan, sedangkan secara elektrikal, yaitu
mesin las inverter memiliki respon yang tinggi dan pengaturan yang akurat.

Anda mungkin juga menyukai