Teori Geosinklin
Teori Geosinklin
Teori geosinklin
Perkembangan teori Hall : sedimentasi yang sangat tebal kemudian menyebabkan adanya
subsidence, dan sumbu palungnya akan menjadi barisan pegunungan. Adanya subsidence
tersebut kemudian menghasilkan adanya lapisan yang terlipatkan, namun perlipatan tersebut
bukanpenyebabdarinaiknyasedimentebaltersebutmenjadipegunungan.Selainitu,adanya
sedimentasi yang tebal diatas palung/cekungan terdalam mengakibatkan adanya pergerakan
material subcrustalyangberadadibawahpalung.Material tersebut bergeraksecaralateral di
bawahcekungansedimendanforelandnya,sehinggadaerahtersebutnaik.
PenamaangeosinklindiperkenalkanolehDana(1873),yangmerupakanprosespenurunankerak
dimana sedimentasi terakumulasi (geosinklinal). Pada intinya, teori yang dikemukakan oleh
DanamenambahkanteoriyangdiperkenalkanolehHall.
Ideyangsangatfundamental:Selamakolapsnyaperlipatanbesargeosinklinyangdidorongoleh
tekanan lateral, akan membentuk rangkaian perlipatan yang besar (sinklinorium). Penurunan
geosinklinkekedalaman35000atau40000kakiyangberartisuatumassabatuanyangmobile
(kentalatauplastis),7milmaksimumkedalamandanlebihdari100milsecaralateral,terdorong
kesamping.Setelahitu,padabagianutamanyabergerakketimur,danmenyebabkanjejakyang
berbatasandenganlautpadasisitimur,yangkemudianterangkatsebagaisuatugeantiklinalyang
paraleldenganpalungyangsubsidence.Tingginyabusurgeantiklinaldapattergantungkepada
seberapajauhbatuanplastisdapatbergerakkearahtimur.Kemudianlantaigeosinklinmenjadi
lebihlemahyangdisebabkanadanyaisogeotherms,danpelemahaninimenyebabkanperlipatan
sedimengeosinklindanmelahirkanbarisanpegunungan.
TeoriDanaHallyangmenyatakanbahwabarisanpegununganmerupakankelahirangeosinklin
berdasarkan dua pendapat utama : (1) determinasi lokasi barisan pegunungan yang akan
terbentukdidasarkankepadaadanyaakumulasisedimenpadasuatugeosinklin,(2)pegunungan
menjadirentandalamprosesyangrelatifsingkat,selamaperlapisanterlipatdantersesarkan.
Menurut L. De Launay (1921), Geosinklin adalah suatu zona penting yang panjang dimana
endapan batyal secara menerus diendapkan hingga mencapai suatu ketebalan, dimana
pendalamanberjalansecarasimultanterhadapakumulasi.
Dalam perkembangannya, terdapat beberapa penambahan terhadap teori Hall Dana : (1)
vulkanismedanintrusiselamapertumbuhangeosinklininduk,(2)isostatikmengontrolselama
perlipatan akibat appression sedimen geosinklinal, (3) metamorfisme dihasilkan dari kondisi
geosinklin dan kejadian yang mengikuti perlipatan, (4) intrusi batolit, sintektonik dan
epitektonik,danhubungannyaantaraintrusibatolitikdankejadiansuksesiperlipatanyangterdiri
dari suatu revolusi orogenesa berskala besar, (5) endapan bersifat metal sebagai akibat dari
successivecyclesdariaktifitasgunungapiselamarevolusiorogenesa.