PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara
Selatan mulai dibangun pada tanggal 1 Juni 1977 dan berproduksi pada tanggal 4
April 1979. PKS Aek Nabara Selatan diresmikan oleh Menteri Pertanian RI Prof.
Ir. Soedarsono Hadisaputro pada tanggal 15 Mei 1979. Pabrik ini dikelola oleh
PT. Perkebunan Nusantara III sampai dengan tahun 1996. Pada tahun 1983/1984,
PKS Aek Nabara Selatan sudah dapat mengolah TBS dengan kapasitas 60 ton
TBS per jam dengan luas areal tanaman kelapa sawit 15.256 hektar.
Februari 1996, pengelolaan PKS Aek Nabara Selatan dialihkan kepada PT.
Perkebunan Nusantara III di bawah pengawasan kebun Aek Nabara Selatan. Pada
pengawasan dan pengelolaan PKS Aek Nabara Selatan dialihkan dari kebun Aek
Nabara Selatan kepada Manajer PKS Rayon B (PRB) berdasarkan SK Direksi No.
PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara
sawit. Adapun ruang lingkup bidang usaha pada perusahaan ini adalah :
Lokasi atau areal pabrik kelapa sawit Aek Nabara Selatan berada di jalan
meter diatas permukaan laut dan berjarak 307 km dari kota Medan.
perusahaan.
Nusantara III PKS Aek Nabara Selatan dilakukan oleh pihak direksi PT.
Perkebunan Nusantara III PKS Aek Nabara Selatan yang menerima pesanan CPO
pelanggan.
PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik kelapa sawit Aek Nabara Selatan
Belawan dan sebagian produk dipasarkan didalam negeri antara lain dipasarkan ke
atas pekerjaannya yang telah tertera dalam pembagian tugas dan tanggung jawab
dalam struktur organisasi tersebut. Dengan adanya struktur organisasi dan uraian
tugas yang telah ditetapkan akan menciptakan suasana kerja yang baik dan tidak
jawab.
Struktur organisasi yang baik adalah dimana setiap karyawan (staf dan
tenaga kerja) dapat melihat keseluruhan sistem birokrasi untuk setiap departemen
dengan jelas, terperinci dan mudah dimengerti, sehingga setiap karyawan dapat
Atau apabila ada masalah yang belum pernah dihadapi sebelumnya harus dapat
Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara Selatan adalah struktur organisasi yang
pada spesialisasi tugas dan juga wewenang dari pimpinan dilimpahkan pada unit-
Maskep
Asst. Tata
Asst. Asst. Asst. Asst. Usaha/
Asst. Teknik Pa Pam
Laboratorium Pengolahan Pengolahan Pengolahan Personalia
umum
Krani
Mandor Mandor Mandor Mandor Krani Tata
Personalia Danton
Sortasi Laboratorium Pengolahan Teknik Usaha
Umum
Pembantu
Operator
: Hubungan Perintah
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan.
Pada PTPN III PKS Aek Nabara Selatan memiliki tugas dan tanggung jawab
dari berbagai jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi yaitu dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Manajer
Tugas :
olah dengan sistem sortasi sehingga diperoleh mutu sesuai dengan kriteria
matang panen .
Tanggung Jawab :
2. Pengendalian kehilangan minyak sawit dan inti sawit sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
5. Pengelolaan air limbah sesuai dengan persyaratan baku mutu dan persyaratan
lingkungan.
Tugas :
olah dengan sistem sortasi sehingga diperoleh mutu sesuai dengan kriteria
matang panen.
Tanggung Jawab :
2. Pengelolaan pengolahan produksi (mutu minyak sawit dan inti sawit) sesuai
4. Pengendalian kehilangan minyak sawit dan inti sawit sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
3. Asisten Teknik
Tugas :
peralatan/mesin.
Tanggung Jawab :
4. Asisten Pengolahan
Tugas :
olah.
Tanggung Jawab :
Tugas :
uang kerja.
perusahaan.
lainnya.
Tanggung Jawab :
2. Penyelesaian laporan kinerja bulanan ke distrik dan kantor direksi secara akurat
6. Asisten Laboratorium
Tugas :
5. Melakukan pengawasan terhadap jumlah dan kualitas bahan baku yang diterima
Tanggung Jawab :
3. Pengelolaan air limbah sesuai dengan persyaratan baku mutu dan persyaratan
lingkungan.
PT. Perkebuanan Nusantara III PKS Aek Nabara Selatan memiliki tenaga
kerja sebanyak 228 karyawan dan pimpinan. Susunan dan jumlah tenaga kerja dapat
Tabel 2.1. Susunan dan Jumlah Tenaga Kerja PTPN III PKS
JUMLAH
No KETERANGAN
(Orang)
1 Manajer 1
2 Maskep 1
3 Assiten pimpinan 7
4 Mandor dan krani administrasi / Umum 21
5 Mandor dan krani laboratorium 17
6 Mandor dan krani sortasi 18
7 Mandor, krani, operator dan pembantu operator pengolahan 86
8 Mandor dan krani teknik/mekanik 48
9 Mandor dan krani tata usaha/personalia umum 16
10 Danton, Satpam/Hansip 13
Jumlah 228
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek Nabara Selatan
Jam kerja di PT. Perkebuanan Nusantara III PKS Aek Nabara Selatan adalah
enam hari kerja untuk bagian kantor dan produksi, sedangkan untuk bagian
pengolahan 7 hari kerja. Penjadwalan jam kerja untuk tenaga kerja adalah sebagai
berikut :
1. Karyawan Kantor yang terdiri dari karyawan ATU (Asisten Tata Usaha), APK
(Asisten Personalia Kebun), Kantor Teknik dan Kantor Produksi serta Karyawan
Bengkel, mulai bekerja pukul 07.00 16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul
Karyawan pada bagian pengolahan dibagi atas dua shift kerja, yaitu :
a. Shift I, mulai bekerja pukul 07.00- 19.00 WIB dengan masa istirahat disesuaikan
b. Shift II, mulai bekerja pukul 19.00- 07.00 WIB dengan masa istirahat
Sistem pengupahan pada pabrik PTPN III PKS Aek Nabara Selatan adalah
berbentuk :
3. Catu beras
3. Catu beras
3. Catu beras
3. Catu beras
3. Catu beras
Fasilitas yang digunakan pada PTPN III PKS Aek Nabara Selatan :
PTPN III PKS Aek Nabara Selatan memberikan asuransi jaminan sosial tenaga kerja
Perusahaan memberikan cuti tahunan atau cuti besar agama dan cuti sakit pada
karyawan.
4. Fasilitas Kerja
b. Rumah Sakit
peralatan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk meningkatkan keselatan kerja yaitu helm,
Standar mutu dari produk yang dihasilkan PT. Perkebunan Nusantara III
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan disesuaikan dengan spesifikasi
standar mutu internasional. Hal ini dilakukan agar produk yang dihasilkan pihak
meningkatkan daya saing, minyak sawit dan inti sawit yang dihasilkan harus
memenuhi spesifikasi mutu. Ada tiga komponen kualitas yang dipakai sebagai
standar dalam pengendalian mutu minyak sawit di PTPN III Aek Nabara Selatan
yaitu kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran.
kualitas produk yang dihasilkan dan dikirim sudah sesuai dengan norma (mutu yang
1. Mutu Minyak
beroperasi/mengolah.
Standar mutu produk yang ditetapkan PTPN III Pabrik Kelapa Sawit Aek
Standar mutu inti sawit yang ditetapkan PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik
3. Fraksi1 : 20 %
5. Fraksi4 & 5 : Buah luar telah membrondol diatas 75 % sampai dengan 100 %.
Ada 3 jenis bahan yang digunakan dalam pengelolahan proses produksi pada
PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan ada 3
Mutu hasil olahan dipengaruhi oleh mutu bahan baku, sedangkan mutu bahan
baku dipengaruhi oleh sistem panen. Bahan baku yang telah matang sebaiknya
langsung diolah agar kandungan minyak tidak berkurang dan kualitas minyak yang
Oleh karena itu bahan baku yang digunakan adalah tandan buah segar (TBS)
yang harus memenuhi standar mutu yang telah ditentukan oleh PTPN-III PKS Aek
Nabara Selatan.
Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan pada proses produksi, dan
ditambahkan ke proses pembuatan. Bahan tambahan ini digunakan jauh lebih kecil
dibanding bahan baku, fungsi bahan adalah membantu proses produksi agar dapat
dihasilkan produk yang sesuai dengan keinginan. Dalam hal ini tidak ada bahan
suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana
keberadaannya tidak mengurangi nilai dari produk tersebut tetapi menambah nilai
dari produk itu. Adapun bahan penolong yang digunakan pada PT. Perkebunan
Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan adalah air delusi yang
selanjutnya.
Ada beberapa tahapan uraian produksi pada PT. Perkebunan Nusantara III
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan. Adapun tahapan uraian proses
memerlukan data berat, asal kebun, bagian, blok. Setiap truk yang mengangkut TBS
antara bruto dengan tarra adalah jumlah TBS yang diterima di PKS (netto). Selain
TBS, pada jembatan timbang PKS Aek Nabara Selatan dilakukan juga penimbangan
terhadap pengiriman CPO dan inti sawit, janjang kosong, fiber, dan pupuk untuk
afdeling kebun.
Sortasi dilakukan untuk menjamin bahan baku (TBS) yang diterima di pabrik
sesuai kriteria yang sudah ditentukan. Peralatan dan bahan yang digunakan untuk
melakukan sortasi adalah gancu, skop, blong, timbangan, buku sortasi dan surat
Buah yang telah selesai ditimbang, dibawa ke loading ramp dan dituang ke
tiap-tiap bays dari loading ramp, kemudian diisikan ke dalam lori-lori yang
berkapasitas 25 ton TBS dengan cara membuka pintu bays yang diatur dengan
untuk memfasilitasi gerakan lori mulai didaerah loading ramp sampai ke stasiun
menggunakan jhondera.
capstand dan selanjutnya dimasukkan ke dalam sterilizer, yaitu bejana uap tekan
yang digunakan untuk merebus buah. Rebusan adalah bejana uap bertekanan yang
digunakan untuk merebus TBS dengan uap (steam). Steam yang digunakan adalah
saturated steam dengan tekanan 2,8 3,0 kg/cm2 pada suhu 1400 yang berasal dari
Back Pressure Vessel. PKS Aek Nabara Selatan memiliki 4 unit rebusan.
Lori buah dimasukkan ke dalam stasiun perebusan untuk direbus dengan tujuan :
Air yang ada di dalam buah akan menguap akibat pengaruh panas yang tinggi
pada proses sterilisasi. Penurunan kadar air sangat penting dalam pengolahan
Sebelum dinonaktifkan buah kelapa sawit mengandung lipase dan oksidase yang
terus bekerja dalam buah. Dalam hal ini enzim lipase bertindak sebagai
aldehid dan keton. Senyawa terakhir ini jika dioksidasi lagi akan membentuk
asam lemak bebas. Untuk menghentikan aktifitas enzim tersebut maka harus
Di dalam buah terdapat zat-zat polisakarida yang bersifat sebagai zat perekat
Pericarp yang telah direbus menjadi lunak dan hal ini mempermudah proses
pengempaan. Pericarp ini mudah terlepas dari biji karena ketahan mekanis dari
ikatan antara pericarp dengan biji akan menurun sehingga bagian mesocrap dan
biji dapat dilepas satu sama lain di bagian digester dan akan terpisah sempurna di
bagian depericarper.
Kadar air dalam cangkang akan berkurang dengan adanya proses pemanasan dan
Proses perebusan dilakukan dengan sistem 3 puncak, dimana puncak pertama dan
kedua bertujuan untuk memberikan tekanan kejut sehingga buah lepas dari tandan
serta membuat udara di rebusan agar pemanasan pada masa tahap optimum
(temperatur tercapai). Puncak ketiga bertujuan untuk mematang buah dan melunakan
1. Persiapan perebusan
2. Deaerasi
Inlet steam dibuka dan kran kondensat dibuka untuk membuang udara-udara
3. Puncak 1
Kran kondensat ditutup, inlet steam dibuka sampai mencapai tekanan 1,5
kg/cm2. Setelah tekanan tercapai, kran inlet steam ditutup dank ran kondensat
4. Puncak 2
Kran kondensat ditutup dank ran inlet steam dibuka hingga mencapai tekanan
2,0 kg/cm2. Setelah mencapai tekanan 2,0 kg/cm2 kran inlet steam ditutup
5. Puncak 3
Kran kondensat ditutup dan kran inlet steam dibuka hingga mencapai tekanan
2,8 3,0 kg/cm2 . setelah mencapai tekanan tersebut, semua kran ditutup dan
tekanan 0 kg/cm2.
capstand.
hasil perebusan dan efisiensi pabrik sendiri. Apabila tekanan dan waktu perebusan
1. Buah kurang masak, sebagian brondolan tidak lepas dari tandan (unstriped
2. Pelumatan pada digester tidak sempurna, yaitu sebagian daging buah tidak lepas
3. Ampas (fibre) basah yang meyebabkan pembakaran dalam ketel uap tidak
sempurna.
a. Buah menjadi memar, kerugian minyak dalam air rebusan (kondensat), dan
janjangan/tandannya.
Hoisting crane ini digunakan untuk mengangkat dan memindahkan lori yang
berisi TBS yang telah direbus ke Bunch Auto Feeder dan menurunkan lori pada rel
semula.
Ketebalan lapisan buah pada bunch feeder sebaiknya 20-30 cm (yaitu sekitar 2-3
lori). Penumpukan atau ketebalan buah yang terlalu besar pada bunch feeder
Bunch feeder yang digunakan pada PKS Aek Nabara Selatan adalah manual
4. Ukuran buah
b. Mesin Thressing
Alat ini berfungsi untuk memisahkan buah (berondolan) dari janjangan dengan
sistem drum berputar sehingga buah akan terangkat dan terbanting. Selanjutnya
berondolan akan terlepas dan masuk ke kisi-kisi drum yang lebarnya 4-6 cm.
thresser).
2. Kecepatan drum.
4. Sudut pengarah, berfungsi mengarahkan janjangan agar tidak ada beban load
didalam drum.
Alat ini berfungsi untuk mendorong berondolan yang keluar dari threser ke
Alat ini berfungsi untuk menghantarkan berondolan yang ke luar dari below
e. Fruit Elevator
Alat ini berfungsi untuk menghantarkan berondolan dari under transfer fruit
Alat ini berfungsi untuk menghantarkan berondolan dari fruit elevator menuju
Alat ini berfungsi untuk menghantarkan janjangan kosong dari threser menuju
Berondolan akan masuk ke under transfer fruit conveyor untuk diproses kembali
dan janjangan yang masih terdapat berondolan akan kembali masuk ke empty bunch
conveyor untuk diproses kembali. Janjangan yang sudah bersih dari berondolan akan
conveyor untuk dibawa ke shredder agar dicacah. Hasil cacahan masuk ke inclined
empty bunch conveyor I, II dan horizontal hopper conveyor untuk dibawa ke hopper.
Stasiun kempa adalah stasiun pengambilan minyak pertama. Pada stasiun ini
pemisahan daging buah dengan biji (nut) dan proses pengambilan minyak kasar dari
b. Recycling Conveyor
c. Digester (Pengaduk)
ketel tegak yang mempunyai dinding rangkap, poros pemutar yang dilengkapi
dengan pisau pisau pengaduk. Jumlah pisau pengaduk dalam satu buah digester
terdiri dari empat pasang pisau pengaduk yang bertingkat dan satu pasang pisau
pelempar.
Letak pisau ini dibuat bersilangan antara pasangan yang satu dengan yang lain
dan dipasang miring agar daya adukan cukup besar dan sempurna. Untuk start up
awal digester diisi penuh 80 %, kemudian diputar selama 15 menit dan line press
dibuka. Air delusi ditambahkan pada chute dengan komposisi minyak : air : NOS =
40 : 40 : 20.
dalamnya.
Digester minimal berisi dari kapasitas nya dan waktu yang dibutuhkan untuk
pelumatan 15-20 menit, temperatur digester harus tetap dijaga antara 90-950.
dengan menggunakan sistem hidrolik sehingga minyak kasar keluar dari daging buah
sekaligus memisahkan minyak kasar dari serat biji sawit. Prinsip dari pengepresan
adalah suatu penekanan terhadap buah yang telah diaduk sehingga terperas dan
berfungsi untuk memeras daging buah dari digester sehingga didapat hasil minyak
kasar dan serabut /fiber. Alat ini biasanya berkapasitas @ 10 ton TBS/ jam, dengan
tekanan hidrolik cone maksimum 50 kg/cm2. Konstruksi berupa uliran ganda yang
berputar berlawanan arah dengan tekanan tertentu serta di bantu dengan aliran air
Press yang digunakan di PKS Aek Nabara Selatan berjumlah 4 buah untuk
2. Tekanan cone
dan air jika air delusi terlalu sedikit, minyak yang dihasilkan lebih murni tapi
dan NOS = 40 : 40 : 20
dengan kotoran serta unsur unsur yang mengurangi kualitas minyak dan
stasiun pemurnian minyak yang masih banyak mengandung kotoran seperti air,
lumpur dan sebagainya. Minyak yang berasal dari pressing station yaitu diluted
crude oil merupakan minyak yang masih kotor. Dilution water merupakan air
condensate yang berasal dari proses perebusan yang ditambahkan ke dalam crude oil
pada oil gutter yang berfungsi untuk membantu proses pemisahan crude oil
(minyak). Dilution water yang akan ditambahkan sebanyak 18% dari kapasitas
pabrik.
Minyak kasar (crude oil) hasil proses pemerasan di stasiun pressing diproses
dengan berbagai macam perlakuan sehingga diharapkan minyak (CPO) terpisah dari
Sand trap tank berfungsi untuk menangkap pasir minyak yang akan mengalir
melalui baffle baffle yang berfungsi untuk menangkap pasir. Jumlah sand trap tank
pada PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan
1. Temperatur 90 - 95 C
2. Kondisi umpan
3. Kondisi baffle
b. Vibro Seperator
Vibro seperator berfungsi untuk menyaring Crude Oil dari serabut serabut yang
lapisan yang terdiri dari 2 lapisan yaitu single deck, dan 1 double deck. PKS Aek
Nabara Selatan adalah jenis double deck dengan ukuran mesh 20/40 yang berjumlah
3 unit, getaran vibro separator dikontrol melalui penyetelan bandul uang diikat pada
electromotor.
Crude oil tank merupakan tangki penampung minyak kasar hasil saringan dari
pompa. Fungsi crude oil tank adalah untuk transit tank, menambah panas,
menurunkan NOS (Non Oil Solid). Faktor yang mempengaruhi kerja dari COT
adalah temperatur dan kondisi baffle jumlah COT yang ada di PT. Perkebunan
Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan adalah 2 unit dengan
dasar tangki berbentuk segi empat. Crude oil tank dilengkapi dengan steam coil
Vertical clarifier tank berfungsi untuk memisahkan minyak, air dan NOS secara
grafitasi. Untuk efektifitas kerja dari VCT adalah dengan ketebalan minyak 60 cm
Pemisahan antara minyak dan air adalah dengan perbedaan berat jenis dan suhu
yang baik untuk terjadinya pemisahan antara air dan minyak adalah 90 95C,
dimana minyak akan selalu berada diatas karena berat jenis minyak < 1, sedangkan
VCT yang digunakan di PKS Aek Nabara Selatan adalah 2 unit 1 unit digunakan
untuk proses pemurnian minyak dan 1 unit untuk proses pengutipan minyak dari
rudock/fat fit.
1) Temperatur yaitu 90 - 95
2) Air Dilution
3) Stirer
4) Kualitas Feeding
e. Oil Tank
Oil Tank berfungsi oil tank sebagai tempat transit minyak sebelum diolah di oil
purifier. Untuk membuang kotoran yang terdapat pada bagian bawah oil tank harus
dilakukan blow down setiap 1 jam sekali. Pada oil tank suhu harus dijaga pada suhu
95C untuk mengurangi kadar air sehingga kerja oil purifier tidak terlalu berat.
minyak di dalam tangki sekitar 60%. Bila melebihi dari 60 %, akan terjadi overflow
ke oil tank yang berikutnya. Oil tank yang digunakan 3 buah, dimana 1 tangki
2. Kebersihan tangki
4. Blow down
f. Oil Purifier
Oil purifier berfungsi untuk mengurangi NOS dan kadar air dengan cara
centrifugal. Pembukaan seal water dilakukan diawal proses dan saat beroperasinya
kran seal water harus sudah ditutup, karena apabila kran terbuka akan
Oil purifier yang digunakan PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) Aek Nabara Selatan sebanyak 5 unit, beroperasi 4 unit dan 1 uint persediaan.
3. Stainer
4. Rpm
g. Vacum Dryer
dilengkapi dengan stean ejector. Temperatur minyak dibuat 90-950C supaya kadar
air cepat menguap dan uap air tersebut akan terisap oleh injection steam, selanjutnya
terdorong keluar. Steam yang digunakan pada steam ejector adalah superheated
steam dari boiler dengan tekana 15 kg/cm2. Steam dan air dari steam ejector
kemudian dialirkan ke hot well tank. Minyak yang telah bersih keluar dari bottom
vacuum dryer dan selanjutnya dipompakan ke storage stank melalui oil cooler untuk
Kernel plant ini berfungsi untuk memproses campuran ampas (fibre) dan biji
Cake breaker conveyor terdiri dari 1 talang yang mempunyai dinding rangkap.
Didalam conveyor, press cake diaduk-aduk sehingga ampas yang lebih ringan akan
mudah dipisahkan dari biji. PKS Aek Nabara Selatan menggunakan 2 unit cake
dan biji dari press ke depericarper dan memecahkan gumpalan cake ke stasiun press
ke depericarper.
b. Depericarper
fiber untuk bahan baker boiler. PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit
Efektivitas kerja dari depericarper adalah banyaknya fiber yang terikut pada
2. kualitas umpan
4. kondisi ducting
5. Rpm fan
6. Kondisi fan
7. Kebersihan
Nut yang berasal dari depericarper kemudian dipoles atau dibersihkan di nut
polishing drum sehingga nut bebas dari fibre. Nut polishing drum adalah suatu drum
yang berputar yang mempunyai plat-plat yang dipasang miring pada dinding bagian
Di ujung nut polishing drum memiliki kisi-kisi sebagai tempat keluarnya nut
yang kemudian jatuh ke conveyor dan dihisap ke nut transport. Biji yang telah
dipisahkan dari ampasnya masuk ke dalam nut polishing drum dan karena putaran
drum tersebut, biji-biji akan dipolish untuk melepaskan serat-serat yang masih
tinggal pada biji oleh plat-plat yang ada pada dinding dan asnya. Kecepatan dinding
4. Aliran udara
7. Kebersihan
d. Nut Transport
Nut transport berfungsi untuk menghantarkan nut dari nut polishing drum ke
nut silo. Nut transport dilengkapi dengan blower dan cyclone untuk menghisap nut.
Nut yang jatuh ke nut conveyor diatur kecepatannya dengan menggunakan air lock,
e. Nut Silo
Nut silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah
pada proses berikutnya. Jumlah nut silo dalam PKS Sei Silau ada 2 unit dengan dan
memiliki 3 sekat, yang mana sekat 1 yang memiliki vibrating grate setelah ripple
mill adalah merupakan tempat untuk buah dura dan lainnya adalah untuk tenera.
terhadap keluaran nut silo, agar nut silo yang terolah sesuai dengan FIFO (first in
first out).
f. Ripple Mill
Ripple mill berfungsinya untuk memecah nut dengan menjepit. PT. Perkebunan
Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan menggunakan 6 unit
ripple mill yang terbagi menjadi 2 line. Ripple mill memecah nut dengan cara
menjepit nut diantara ripple plate dan rotor. Ripple mill #1,2,4 dan #5 memiliki
kapasitas olah 4 ton/jam. Sedangkan ripple mill #3 dan #6 memiliki kapasitas olah 5
ton/ jam.
1. Rpm
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya inti pecah yang keluar dari ripple
mill adalah :
cangkang untuk bahan bakar boiler. Cangkang akan terhisap oleh blower ke bagian
atas dan selanjutnya diangkut untuk bahan boiler. Inti yang lebih berat jatuh ke
kernel grading drum (dry system), sedangkan inti yang lebih ringan dan cangkang
yang lebih berat jatuh ke hydrocyclone (wet system). Pemisahan dilakukan dengan
Fungsi kernel grading adalah untuk menyaring nut utuh dan pecah yang
berukuran besar yang dapat terikut ke produksi untuk diolah ulang. Jumlah kernel
3. Tuas pembersih
4. Pengarah
i. Hydrocyclone
Fungsi hydrocyclone untuk memisahkan inti dengan cangkang yang keluar dari
LTDS. Pemisahan inti dan cangkang pada hydrocyclone didasarkan atas gaya
1,08.
finder).
2. Bak air penampung cracked mixture yang terdiri dari beberapa sekat.
1. Campuran cangkang dan inti yang keluar dari LTDS dimasukkan ke dalam bak
pertama, lalu oleh pompa hydrocylone dipompa kedalam cyclone, campuran ini
akan diputar dan oleh gaya sentrifugal, inti yang mempunyai berat jenis yang
lebih kecil akan berkumpul di tengah cyclone lalu melalui vortex finder keluar
2. Inti yang telah bercampur air ini kemudian masuk ke kernel dewatering screen
untuk memisahkan air selanjutnya inti secara teratur banyaknya (diatur oleh air
3. Cangkang yang memiliki berat jenis yang lebih besar akan berkumpul di bagian
pinggir cyclone lalu keluar dari bawah bersama air masuk ke bak kedua.
Cangkang akan keluar ke sall dewatering screen dan keluar dari bak II.
Jika persentase inti dalam cangkang terlalu tinggi maka vortex finder
finder dinaikkan.
1. Kondisi pompa
j. Kernel silo
Fungsi kernel silo adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti
produksi. PKS Aek Nabara Selatan menggunakan 4 buah kernel silo (2 kernel silo
tiap line).
heater. Udara dipanaskan dengan steam, oleh blower dihembuskan kedalam silo.
Temperatur dalam kernel silo terbagi dalam 3 tingkatan yaitu bagian atas 600 C,
Pengeringan dilakukan dalam kernel silo selama 5 8 jam. Kadar air inti yang
terlalu rendah dapat menyebabkan kadar inti berubah warna terlalu besar. Sebaliknya
k. Kernel storage
Fungsi kernel storage adalah sebagai tempat penyimpanan inti produksi sebelum
di kirim keluar untuk dijual. Kernel storage memliki sebuah fan agar uap air yang
terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam storage
lembab, yang kemudian menyebabkan timbulnya jamur pada inti. Inti dari kernel silo
2.8.4.1. Mesin
Pada PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara mesin-
mesin yang digunakan pada saat proses dapat dilihat pada Tabel 2.4. dibawah ini:
Tabel 2.4. Mesin di PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek
Nabara Selatan
Peralatan yang digunakan oleh pabrik PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik
Kelapa Sawit Kebun Aek Nabara Selatan dapat dilihat pada tabel 2.5 :
Tabel 2.5. Peralatan di PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit
Aek Nabara Selatan