PENDAHULUAN
melaju dan saat berakselerasi merupakan hal sangat perlu diperhatikan dan
Pada sistem kopling jika terjadi keausan akan muncul tanda tanda seperti
kendaraan bergetar ketika pedal kopling dilepas atau torsi kendaraan berkurang pada
Pengemudi hanya perlu lebih peka terhadap keausan kopling melalui gejala –
gejala yang timbul sehingga apabila terjadi keausan pada sistem kopling kendaraan
maka harus segara dilakukan perbaikan dan penggantian agar tidak berdampak dan
menjalar ke komponen – komponen lain yang dapat mengganggu kinerja sistem lain
pada kendaraan.
Apabila pelat kopling mengalami keausan putaran mesin tidak akan tersalur
pemakaian bahan bakar akan menjadi lebih boros karena putaran mesin cenderung
1. Tingkat perusahaan
a. Identitas
a. Nama Unit Usaha : PTP Nusantara II Unit Bengkel Pusat
b. Kegiatan Usaha : Pemeriksaan, perbaikan dan perawatan.
c. Kapasitas Perbaikan : ± 24unit / minggunya
d. Alamat Unit Usaha : Desa Sei Semayang, Kec Sunggal, Kab
Deli Serdang, Sumatera Utara
e. Penanggung Jawab : Manajer Bengkel Pusat
b. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi : Dari perusahaan perkebunan menjadi perusahaan multi usaha
berdaya saing tinggi
b. Misi : Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya dan usaha
memberikan kontribusi optimal menjaga kelestarian dan pertambahan
niali.
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu hal yang sangat penting.
Struktur organisasi merupakan alat bagi manajemen untuk menggambarkan
pembagian tugas dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi dalam setiap perusahaan tidak sama, hal ini tergantung pada jenis
dan kebijaksanaan dalam memilih struktur organisasi yang tepat dalam tujuan untuk
mencapai tujuan perusahaan tersebut.
Pada umumnya setiap orang mempunyai keterbatasan waktu, pengetahuan dan
pengalaman untuk melakukan suatu pekerjaan secara menyeluruh. Oleh karena itu
perlu dibentuk suatu struktur organisasi, sehingga dapat dicapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan adanya orang-orang yang duduk di dalam susunan organisasi,
maka akan terjadi suatu kerjasama yang baik. Pada Prinsipnya pimpinan perusahaan
harus mendelegasikan wewenang dan membagi tugas kepada karyawan dan
karyawan harus mempertanggungjawabkan tugasnya pada atasan. Dalam hal
ini UNIT BENGKEL PUSAT juga mempunyai struktur organisasi tersendiri.
Berikut ini merupakan struktur organisasi perusahaan pada PTP.NUSANTARA II
UNIT BENGKEL PUSAT.
ASISTEN ASISTEN
AGUS EKO S, ST MMA RAMBE SP
ASST.MEK.RAYON.UTARA ASST.MEK.RAYON
.BENGKEL SELATAN. BENGKEL
UMUM,PABRIKASI ALAT BERAT
N. CAROLENE, N,SE
ASST.ADMIE/KTU
SUB LISTRIK
SUB MEKANISASI
GUDANG MATERIAL
SUB LAS
Untuk menghasilkan jasa pelayanan dan hasil pekerjaan yang berkualitas maka
UNIT BENGKEL PUSAT memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Sumber
daya tersebut harus dimaksimalkan dengan sebaik mungkin oleh seluruh mekanik
dan tenaga kerja yang ada di bengkel untuk memuaskan para konsumen. Sumber
daya yang di perusahaan UNIT BENGKEL PUSAT meliputi :
Sumber daya manusia yang ada pada UNIT BENGKEL PUSAT telah memiliki
pengalaman yang cukup lama di masing-masing bidang terutama dibidang pelayanan
otomotif bensin dan diesel. Adapun sumber daya manusia yang ada di Unit Bengkel
Pusat di bagian SUB TRB berjumlah 6 orang yang terbagi atas beberapa jenis
pekerjaan dan jabatan.
Sumber daya manusia harus didukung dengan fasilitas dan peralatan yang
memadai supaya dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi pelanggan di Unit
Bengkel Pusat. Adapun fasilitas / peralatan yang dimilki oleh perusahaan tersebut
adalah :
a. Tool Box
b. Alat Penyangga (dongkrak)
c. Penyangga tiga kaki (jack)
d. Kunci sock set
e. Kunci mome
f. Kunci SST
g. Kunci roda
h. Multi tester
i. Kompresor udara
j. Obeng komplit
k. Tang komplit
l. Alat untuk pembuka ban
m. Dongkrak
n. Palu karet+baja
Berdasarkan latar belakang masalah yang diangkat dan waktu yang tersedia
bagi mahasiswa untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI)
terbatas, serta dengan mempertimbangkan waktu, serta keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan penulis serta luasnya cakupan, maka penulis membatasi
masalah laporan ini pada Perawatan Dan Perbaikan Pada Sistem Kopling
Traktor Jhon Deere. Menjelaskan Kegunaan Kopling dan bagian-bagian dari
Kopling , serta cara kerjanya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan yang akan dibahas untuk memudahkan penulis dalam
menyelesaikan penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan Industri ini. Adapun
rumusan masalah dari pelaksanaan praktek kerja lapangan industri ini yaitu :
1. Apakah pengertian dan fungsi dari Kopling ?
2. Bagaimanakah cara kerja dari Kopling ?
3. Apa saja bagian-bagian dari Kopling ?
a. Maksud
Adapun maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) yaitu
sebagai mata kuliah yang berupa ilmu terapan didalam mengaplikasikan ilmu dan
teknologi di dunia industri. Selain itu Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI)
memberikan peluang bagi mahasiswa untuk berfikir kreatif dan memberikan ruang
kepada mahasiswa untuk mengenal lebih jauh bagaimana proses kerja di dunia
industri itu sendiri. Sehingga lulusan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
khususnya Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif memiliki kemampuan dan
kompetensi sebagaimana seperti yang diharapkan, yaitu menjadi pendidik yang
berkompetensi khususnya dibidang otomotif.
b. Tujuan
b. Tujuan
Terjadinya kerja sama anatara dunia industry dengan Fakultas Tenik Universitas
Negeri Medan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Kopling (clutch) terletak diantara mesin dan transmisi. Clutch berfungsi untuk
menghubungkan dan melepaskan tenaga dari mesin ke transmisi yang di kontrol
melalui pedal kopling. Kopling dapat memindahkan tenaga secara perlahan-lahan
dari mesin ke roda-roda penggerak (drive wheel) agar gerak mulai kendaraan dapat
berlangsung dengan lembut dan perpindahan roda-roda gigi transmisi dapat lembut
sesuai dengan kondisi jalannya kendaraan.
Syarat-syarat kopling :
a. Kopling Manual
Kopling manual yaitu kopling yang yang di jalankan dengan cara manual atau
dengan pengendalian pengemudinya sendiri. Kopling Manual di buat agar sang
pengemudi dengan leluasa mengoprasikan kinerja mesin saat di jalan. Sehingga
dapat mengatur tingkat kecepatan kendaraan.Kopling Manual di jalankan dengan
membutuhkan tingkat ketrampilan dan ketelitian tingkat tinggi saat berkendara.
Pengemudi mobil harus mempunyai skill untuk mengoprasikan mobil yang
menggunakan kopling manual. Selain itu, pengemudi juga harus fokus saat
berkendara agar tidak terjadi hal yang di inginkan.
Cara kerja kopling manual itu cukup sederhana. Berdasarkan fungsi yang kita
bahas tadi, mekanisme kerja kopling yaitu menjadi penghubung antara poros
engkol dengan roda belakang, sehingga gerak mesin akan di ikuti dengan
menggerakan roda belakang.ketika kopling tidak di injak kanvas kopling dan
pelat kopling merapat sehingga tenaga mesin dapat menggerakan roda belakang
dengan lancar akan tetapi jika kopling di injak maka kanvas kopling dan pelat
kopling pun merenggang sehingga sambungan tenaga dari mesin untuk
menggerakan roda belakang pun terputus, itu merupakan prinsip cara kerja
kopling manual sesuai dengan fungsi kopling itu sendiri.Perlu di ingat jika mesin
pada mobil yang memakai kopling manual menurunkan kecepatan atau
menurunkan gaya putaran pada poros engkol dan tidak menginjak kopling maka
mesin mobil tersebut akan mati hal ini yang menjadi perbedaan antara Mobil
dengan kopling manual dan mobil matic yang memakai kopling otomatis.
b. Kopling Otomatis
Kopling otomatis yaitu jenis kopling yang berkerja berdasarkan kecepatan
putaran poros engkol. Kopling otomatis berkerja memutus dan menghubungkan
antara poros engkol dengan roda belakang tergantung dari kecepatan putaran poros
engkol tersebut. Kopling otomatis sering di jumpai di semua mobil matic, karena
memang tujuan pada mobil matic memakai komponen kopling otomatis tentunya
untuk memudahkan pengemudi mobil yang kesulitan memakai mobil dengan kopling
manual, sedangankan pada mobil matic juga hanya mempunyai 3 (tiga) arah tuas
untuk mundur, untuk kecepatan sedang dan untuk kecepatan maksimal.Berbeda
dengan mobil dengan kopling manual yang mempunyai 6 (enam) arah tuas
berdasarkan tingkat kecepatan masing – masing di setiap gigi. Pada mobil matic pun
mempunyai 2 (dua) pedal yaitu untuk gas dan rem.
Gambar. 4 Perbedaan hendel,transmisi mobil manual dan mobil matic
Mobil matic
NO Kode Keterangan
1 P Merupakan posisi untuk parkir
2 R Untuk mundur
3 N Untuk posisi netral
4 D Merupakan posisi untuk berkendara dalam kecepatan
terbaik. Pengguna mobil matik dinilai dapat menggunakan
D saat berkendara dengan kecepatan normal di dalam kota.
Selain itu, D juga merupakan posisi terbaik untuk
melakukan over drive, yakni mengemudi dengan kecepatan
tertinggi untuk memaksimalkan tenaga mobil tersebut.
5 2 Selain dapat membuat laju kendaraan lebih stabil, posisi
tuas di 2 juga akan membuat bahan bakar lebih irit. "Kalau
tetap di D bisa tetap menanjak, tapi bahan bakar jadi lebih
boros.
6 L Menggunakannya saat melintasi turunan atau tanjakan
curam. Karena L merupakan transmisi dengan kecepatan
paling rendah. Sehingga dinilai aman saat melibas turunan
atau tanjakan yang cukup curam
Mobil manual
No Kode Keterangan
1 1 Pemindahan tenaga mesin ke gigi 1 untak putaran lambat,dan
tenaga yang kuat. Biasana ini di gunakan pada gerakan awal dan
di gunakan pada kondisi jalan yang rusak dan tanjakan.
2 2 Digunakan pada saat kendaraan mulai berjalan untuk
mendapatkan tenaga yang seimbang.
3 N Untuk memutuskan putaran mesin ke roda belakang atau yang di
sebut posisi netral.
4 3 Digunakan pada saat kendaraan suda mulai berjalan cepat dan
tenaga telah seimbang dengan laju kendaraan maka
pengoperasian dilakukan.
5 4 Digunakan pada jalanan yang mendatar dan bagus dengan
kecepatan tinggi.
6 5 Digunakan pada saat putaran mesin tinggi agar bahan bakar tidak
lagi boros dengan kecepatan tinggi,tidak pengaruh dengan
kecepatan sesudah pengoperasian dilakukan.
7 R Digunakan hanya untuk mundur.
Pada saat kecepatan rendah atau putaran poros engkol lambat, kanvas kopling
dan plat kopling akan sedikit merenggang hal tersebut berjalan otomatis, setelah
poros engkol mulai berputar dengan kecepatan yang lumayan tinggi barulah
pemberat kopling akan mulai menggerakan antara poros engkol ke roda belakang
dengan maksimal di iringi dengan merapatnya antara kanvas kopling dan plat
kopling.Dengan demikian jika kecepatan pada mobil otomatis mulai melambat,
mesin tidak akan mati karena kanvas kopling dan plat kopling akan otomatis
merenggang.
a. Kopling Gesek
Kopling gesek adalah kopling yang berkerja denga memanfaatkan gaya gesek
pada dua buah piringan kopling untuk melakukan perpidahan daya. Berdasarkan
gaya yang gesekan tersebut, kopling gesek di bagi menjadi dua bagian.
Kopling konis (cone cluth) yaitu kopling yang bergesekan antara dua unit
piringan kopling yang berbentuk konis atau berbentuk kerucut berpancung.
Kopling Piringan (disc cluth) yaitu kopling yang bergesekan atara dua unit
bidang gesek yang berbentuk piringan atau bulat.
b. Kopling Plat Ganda/Banyak
Kopling plat ganda atau banyak yaitu kopling yang mempunyai bidang kopling
yang jumlah piringanya dua atau lebih. Sehingga antara kopling bisa bergesekan agar
komponen pada mesin berkerja. Kopling ini mudah kita jumpai di mobil yang
menggunakan kopling manual.
Kopling plat tunggal yaitu kopling yang hanya mempunyai satu piringan saja.
Memang bisa ? Ya bisa, jenis kopling ini biasanya digunakan di mobil yang
menggunakan kopling otomatis.
d. Kopling Basah
e. Kopling Kering
Kopling kering adalah kopling yang tidak membutuh kan pendinginan seperti di
tambahkan pelumas atau oli, untuk menghindari terselipnya kopling. Kopling ini
biasa di gunakan di sebagian besar pengkoplingan pada mobil tapi tetap perlu adanya
perawatan atau servis.
Untuk digunakan di medan yang berat seperti tanjakan terjal, jalan licin
ataupun jalan yang berlumpur, umumnya kendaraan jenis ini bertipe jeep
atau SUV.
Untuk digunakan pada kendaraan berkecepatan tinggi dengan kondisi
permukaan jalan yang tidak sama,umumnya kendaraan jenis ini bertipes port
mewah seperti Audi's quattro, Daimler Chrysler 4 Matic yang di gunakan
pada produk Mercedes Benz,BMW dengan xDrive,dan Volkswagen 4motion.
Untuk digunakan pada versi produksi dari mobil rally,seperti Audi
Quattro,Lancia Delta Integrale,Celica GT-Four,Subaru Impreza
WRX, Mitsubishi Lancer Evolution. Mobil-mobil sport berukuran kompak
ini memiliki Full-Time 4WD atau All Wheel Drive yang memberikan traksi
lebih pada segala macam permukaan jalan.
Part time, pengoperasian 4WD hanya pada saat tertentu sesuai kondisi jalan.
Full time, 4WD selalu terpasang dalam segala kondisi jalan.
Manual, pengaktifan 4WD dilakukan secara mekanis dengan mengerakan
tuas tertentu. Pada beberapa jenis kendaraan bahkan perlu diputar as pada
poros rodanya.
Otomatis, pengaktifan 4WD dilakukan dengan tombol (semi automatic) atau
sensor tertentu (full automatic).
Rangkaian kopling.
Syarat Kopling :
Gambar.6 Flywheel
Jumlah energi yang tersimpan dalam flywheel adalah sebanding dengan kaudrat
kecepatan rotasi. Energi di transfer ke flywheel dengan menggunakan torsi,sehingga
meningkatkan kecepatan rotasi,dan karena energ dapat
tersimpan.sebaliknya,flywheel melepaskan energi yang tersimpan dengan melakukan
torsi ke beban mekanik,sehingga mengurangi kecepatan rotas.
Flywheel biasanya terbuat dari baja dan berputar pada bantalan (bearing)
konvesional, dan ini umumnya terbatas pada tingkat revolusi kurang dari 1000 RPM.
Beberapa flywheel modren terbuat dari bahan serat karbon dan menggunakan
bantalan magnet, memungkinkan flywheel untuk berputar pada kecepata sampai
60.000 RPM.
6. Rangkaian Kopling.
Kopling terdiri dari beberapa bagian seperti gambar di bawah kini. Clutch
cover terolat pada roda gila oleh beberapa baut dan berputar bersama-sama dengan
pelat kopling sesuai dengan kecepatan putaran mesin.
Gambar.7 komponen kopling
Selama tutup kopling (clutch cover) terikat pada roda gila dan berputar bersama-
sama dengan putaran mesin, mesin harus dalam keadaan seimbang untuk dapat
menghasilkan putaran yang balance, selain itu juga harus mempunyai kemampuan
memindahkan panas dari hubungan kopling. Tutup kopling terbagi menjadi dua tipe
dan ini tergantung pada tipe pegas yang digunakan untuk menekan pelat penekan
(pressure plate) terhadap pelat kopling (clutch disc) dengan menggunakan pegas
diaphragm dan pegas coil. Menurut saya pegas jenis diaphragm lebih banyak
digunakan pada mobil-mobil keluaran baru bahkan untuk truk dengan muatan
sedang. Sedangkan tipe pegas coil banyak digunakan pada kendaraan niaga berat.
Keuntungan:
Kerugian:
Tenaga untuk menekan plat kopling berat
Konstruksinya rumit segga harganya mahal
Pegas diapragma terbuat dari pegas baja. Setelah dibentuk, baka dipanaskan.
Untuk menambah kekuatan. Pivot ring yang diletakkan pada tiap sisi pegas
diapragmadan berfungsi sebagai pivot selama pegas diapragma beraksi. Pegas-pegas
retrakting (retracting spring) digunakan untuk menghubungkan pegas diapragma ke
pelat penekan. Bila kopling dihubungkan, tenaga mesin diteruskan dari roda penerus
mesin ke transmisi seperti berikut
Tenaga mesin diteruskan dari tutup kopling (clutch cover) ke pelat penekan (pressure
plate) dengan beberapa metode :
Metode ini umum digunakan pada kendaraan TOYOTA. Strap –strap dihubungkan
dalam arah chordal (tangensial) untuk memindahkan momen.
Pada grafik sebelah kanan menunjukan gerakan pelat penekan sepanjang garis
horizontal dan tekanan pelat penekan sepanjang garis vertikal. Garis tebal
menunjukkan karakteristik pegas diapragma dan garis terputus-putus menunjukkan
karakteristik pegas coil. Pada saat tekanan P0 dari pada pelat penekan pada posisi
normal ( posisi pelat kopling keadaan baru) adalah sebanding untuk kedua tipe
tersebut, bila pelat penekan pada posisi pembebasan maksimum (bila pedal ditekan
penuh) untuk tipe pegas coil grafik menunjukkan pada P’2, sementara untuk pegas
tipe diapragma adalah P2 dimana P2 lebih kecil dari P’2.
Bila pada keausan permukaan pelat kopling sampai batas limit, maka pelat penean
tipe kopling pegas coil berkurang sampai P’1, sebaliknya pelat penekan tipe pegas
diapragma P1 hampir sama seperti P0. Kemampuan pemindahan tenaga kopling tipe
diapragma tidak berkurang.
Pelat penekan tipe pegas coil pada kondisi yang sama akan berkurang sampai P’1
sangat kecil. Dalam keadaan seperti ini kopling cenderung slip.
Kerugian:
Kopling Pelat.
Kopling mekanis atau dalam bahasa inggris disebut mechanical clutch terdiri
dari bagian-bagian yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Pada tipe kopling
ini, perpindahan pedal kopling diteruskan ke body kopling secara langsung oleh
kabel.
Gambar.18 tipe koping mekanis
Tipe Kopling hidraulis atau dalam bahasa inggris disebut hydraul ic clutch seperti
pada gambar dibawah ini. Pada tipe kopling hydraulic pergerakan pedal kopling
diubah oleh master silinder menjadi tekanan hydraulic kemudian diteruskan ke garpu
pembebas kopling atau dalam bahasa inggris disebut clutch release fork melalui
silinder pembeba
satau dalam bahasa inggris disebut release cylinder. Pada kopling tipe ini,
pengemudi tidak terganggu oleh bunyi getaran mesin dan kopling mudah digerakan.
Fungsi :
tipe yang dapat disetel atau dalam bahasa inggris disebut adjustable type dan tipe
yang menyetel sendiri atau self-adjusting type.
Fungsi :
12. Troubleshooting
Dalam menentukan letak penyebab kesalahan, pertama harus memeriksa gejala
kesalahan dengan baik. Bila gejala sukar diketahui, memerlukan waktu yang cukup
untuk menyelesaikanya. Pertama ketahuilah masalahnya, kemudian lihat
penyebabnya. Pemeriksaan terhadap part yang berkaitan sangat diperlukan untuk
menentukan penyebab dengan cepat dan tepat. Bila tidak ditemukan keabnormalan
pada sistem kopling, selanjutnya harus periksa sistem yang lain (mesin, transmisi).
KURANG TINGGI
1.PERIKSA TINGGI PEDAL KOPLING STEL TINGGI PEDAL
OK KEBEBASAN
TERLALU BESAR
STEL KEBEBASAN PEDAL
2. PERIKSA KEBEBASAN PEDAL
KOPLING
KOPLING
OK
KEBOCORAN MINYAK
CEK PIPA KOPLING PERBAIKI ATAU GANTI
OK
KEBOCORAN MINYAK
OK 4. CEK MASTER SILINDER PERBAIKI ATAU GANTI
OK
KEBOCORAN MINYAK
4. CEK RELEASE SILINDER PERBAIKI ATAU GANTI
BENGKOK,AUS RUSAK
b. Kopling Slip
5. PERIKSA PLAT KOPLING GANTI
KECIL ATAU TIDAK
ADA
1.PERIKSA KEBEBASAN PEDAL SETEL KEBEBASAN PEDAL
KOPLING KOPLING
OK
BERMINYAK, AUS ATAU TERBAKAR
2. PERIKSA PERMUKAAN
BERSIHKAN ATAU
c. Kopling Gemertak (Grab/Chafter)
PART KENDOR
PERBAIKI ATAU
PERIKSA PERPUTARAN DAN GESEKAN PART
GANTI
OK
RUSAK ATAU KOTOR
PERIKSA RELEASE BEARING GANTI
OK
AUS
PERIKSA PELAT PILOT BEARING GANTI
BAB III
TEKNIK PELAKSANAAN
Pembongkaran
Pemeriksaan
Pemasangan
o Bila keausan terjadi pda pelat kopling ganti dengan yang baru.
B. Langkah Pemasangan
1. Pemasangan.
Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali dengan merakit
unit plat penekan dan rumah kopling.
Pemasangan adalah dengan urutan sebagai berikut :
o Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.
o Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat penekan.
o Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan posisi
yang tepat.
o Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover
Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan sehingga pegas
penekan tertekan sehingga baut pemegang/ penyetel pressure lever
dapat dipasangkan.
Lepaskan tekanan mesin penekan,dan lakukan penyetelan tinggi pressure
lever.
Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas
kopling dan unit kopling dapat dilakukan.Prosedur pemasangannya adalah
sebagai berikut :
Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling (clutch hub).
Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat kopling.
Pasangkan plat kopling pada flywheel dengan panduan center clutch dan
atur posisinya supaya tepat di tengah.
Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda yang telah kita
buat pada saat pembongkaran dan ketepatan knock pin.
Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap. Mulailah
pengerasan dari baut yang paling dekat dengan knock pin secara
menyilang. Sebelum baut dikeraskan, pastikan lagi posisi plat kopling
dengan mengatur posisi center clutch.
Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi pengencangan yaitu
berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.
Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release lever shaft,
release lever dan release bearing pada dudukannya dengan sebelumnya
diberikan sedikit gemuk/ grease khusus pada beberapa bagian yang
bergesekan. Pastikan bahwa pengunci release fork terhadap porosnya dan
release bearing terhadap release fork terpasang dengan baik.
Setelah semua komponen unit kopling terpasang, rakitlah/ pasang unit
transmisi, unit pemindah transmisi,propeller (kendaraan tipe FR dan FWD)
dan release cylinder.
Perakitan
- memasang kembali baut clutch cover keflywell
- memasang kembali pelat kopling dan clutch cover keroda penerus
(flyweel)
- memasang kembali selang minyak kopling
- memasang kembali kabel yang terlepas pada bodi mesin
- memasang kembali bagian-bagian yang terlepas dari mesin
- memasang kembali selang pipah hidrilik yang terlepas
- memasang baut bak clutch hub
- memasang kembali propeller shaft
- memasang kembali ring kip propeller shaft
- memasang kembali baut penahan propeller shaft
- memasang kembali baut tutup propeller shaft
Catatan :
o pelat kopling terpasang hanya pada satu arah.lihat
pedoman reparasi.
o Pemasangan roda penerus dan tutup kopling disesuaikan
dengan tanda pada saat melepaskan.
Penting :
Perkenalan dengan para staff, kariawan dan para mekanik Unit Bengkel
Pusat.
Pengarahan yang dibawakan oleh Bapak MMA Bambe sp selaku asisten
mekanik rayon selatan Bengkel Alat Berat.
Perkenalan dalam lokasi Unit Bengkel Pusat yang dibimbng oleh Bapak
Suriansyah selaku mandor Unit Bengkel Pusat.
Opserpasi kelapangan atau perkebunan yang ada di area sekitaran pengkel.
Pemberian PKB hingga sampai ke mekanik dan mahasiswa PKLI terjadi dengan
siklus sebagai berikut :
Aliran siklus
SA Foreman/JC Mekanik/Mahasiswa
Konsumen Estimasi Job Test diagnostik Prosedur perawatan/perbaikan
Keluhan
Aliran Siklus
5. Refleksi
Setelah melaksanakan PKLI penulis melihat banyak hal yang berbeda antara
dunia usaha / industri dengan dunia pendidikan meskipun keduanya merupakan
bidang yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Dunia pendidikan yang
menekankan kepada teori dan disertai dengan praktik yang waktu pelaksaannya
terbatas menjadikan dunia usaha / industri sebagai bagian dari pendukung dari
pelaksanaan pendidikan, hal ini dikarenakan pada dunia industri terutama industri
otomotif seorang praktikum dituntut untuk lebih kreatif dan aktif. Oleh karena itu
penulis melihat perlu adanya kerja sama antara dunia pendidikan dengan dunia
industri yang lebih intensif lagi agar penyelenggaraan pendidikan terutama pada
pendidikan kejuruan dapat lebih optimal dan para mahasiswa mendapatkan
pendidikan praktis dan pengalaman yang lebih. Selain itu peserta didik dalam hal ini
mahasiswa dituntut agar lebih giat lagi melaksanakan praktik seperti di bengkel –
bengkel otomotif.
Selama pelaksanaan PKLI penulis menyadari bahwa pengetahuan dan
pengalaman penulis masih belum maksimal hal ini dikarenakan oleh waktu
pelaksanaan yang cukup singkat dan selama PKLI yang menjadi kendala penulis
yaitu pengalaman penulis yang memang masih belum memadai. Untuk mendapatkan
pengalaman yang lebih penulis merasa sangat perlu untuk lebih sering melakukan
praktik baik yang ada di UNIMED maupun yang ada di dunia industri seperti pada
UNIT BENGKEL PUSAT PTP NUSANTARA II. Selain itu perlu adanya tambahan
informasi yang harus dimiliki oleh penulis seperti literatur – literatur yang
dibutuhkan baik milik pribadi maupun dari perpustakaan yang ada di Fakultas
Teknik UNIMED.
Beberapa hal yang menjadi refleksi bagi penulis sebagai praktikan setelah
melaksanakan PKLI yaitu :
a. Pada dunia industri mahasiswa dituntut untuk dapat menerapkan teori yang
didapat dibangku perkuliahan.
b. Dengan PKLI penulis merasakan manfaat yang berarti terutama pada
perbaikan sistem kopling (clotch).
c. PKLI bukan hanya sekedar menyelesaikan job sheet melainkan wadah
untuk menjalin kerja sama dan mengembangkan rasa tanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil perktek yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Setelah melakukan praktek kerja lapangan industri(PKLI) mahasiswa bisa
memahami sistematis proses Pemeriksaan, Perbaikan Dan Perawatan mesin
Teraktor (Jhondeere) terutama pada bagian unit kopling (clutch) yang di
laksanakan di Unit Bengkel Pusat desa Sei Mayang.
2. Setelah dilakukan PKLI mahasiswa mampu mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan yang berharga dalam bidang pemeriksaan, perbaikan dan
perawatan traktor (johndeere).
3. Dengan adanya PKLI maka mahasiswa sudah mampu membedakan teori
dengan PKLI sebenarnya dan mendapatkan pengalaman langsung Praktek
yang sesungguhnya di dunia lapangan .
4. Mahasiswa mampu memahami prosedur pengolahan pemeriksaan, perbaikan
dan perawatan.
5. Apabila kita tahu cara pengerjaannya, mak a akan gampang dalam
pelaksanaannya
6. Karena setiap komponen-komponen alat berat memiliki masa yang cukup
besar maka dari itu dibutuhkakn SST (Special Service Tool) untuk
mempermudah pengerjaan
7. Selain itu traktor juga digunakan untuk penanaman, untuk pemeliharan
tanaman, untuk memutar pompa irigasi, untuk pemanen (dengan memasang
pisau reaper), untuk memutar perontok padi, serta untuk pengangkutan, mulai
dari bibit, pupuk, peralatan, sampai hasil pertanian.
B. Saran
1. Kedisiplinan waktu saat bekerja harus tetap dilaksanakan.
2. Sebelum pemakaian alat diharapkan terlebih dahulu memeriksa kelengkapan
komponen utama alat yang akan digunakan apakah sudah lengkap dan siap
digunakan.
3. Untuk menjaga keselamatan karyawan pada saat proses perbaikan dilakukan,
maka pastikan alat dan bahan yang digunakan berada pada posisi yang benar.
4. Selama PKLI mahasiswa harus lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan
kerja dan pihak industri sehingga pihak industri tidak ragu untuk membagi
ilmu dan pengalaman mereka baik didalam bidang pekerjaan mekanik
otomotif maupun pengelolaan perusahaan yang lain.
5. Hendaknya mahasiswa lebih mengikuti perkembangan dunia
otomotif/permesinan agar lebih mudah melaksanakan Praktik di lapangan.
6. Dalam melaksanakan pekerjaan mahasiswa di bimbing untuk mandiri dan
bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan.
7. Dalam pekerjaan di perusahaan atau PTP.NUSANTARA II UNIT
BENGKEL PUSAT, seharusnya tidak sungkan sama-sama bekerja dengan
mahasiswa/i yang ingin membantu dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
8. Bersihkan alat setelah selesai pemakaian.
DAFTAR PUSTAKA