Asti Nurjanah - 3351162194 - MTX
Asti Nurjanah - 3351162194 - MTX
Asti Nurjanah - 3351162194 - MTX
METOTREKSAT
Disusun Oleh:
ASTI NURJANAH
3351162194
Apoteker B
A. DEFINISI UMUM
Efek terapeutik dan toksik metotreksat berhubungan erat dengan konsentrasi plasmanya.
Karena tujuan terapi adalah menghambat DHFR dan akhirnya mendeplesi pengurangan
kofaktor folat, kemampuan relatif untuk menghambat DHFR dan waktu yang dibutuhkan
untuk mendeplesi kofaktor ini sangat kritis terhadap hubungan antara efikasi obat dan
toksisitasnya.
1. Satuan
Metotreksat umumnya diberikan dalam dosis milligram atau gram dan konsentrasi
plasma dilaporkan dalam satuan mg/L, mcg/mL dan sarruan molar atau mikromolar.
Untuk mengubah konsentrasi metotreksat dalam satuan mg/L menjadi konsentrasi
dalam molar, persamaan berikut dapat digunakan:
Konsentrasi metotreksat
=
dalam 10-6 molar
Konsentrasi plasma melebihi 1x10-7 molar selama 48 jam atau lebih dihubungkan
dengan toksisitas metotresat. Efek toksik paling umum dari metotreksat meliputi
mielosupresi, mukositis oral dan gastrointestinal, serta disfungsi hepatik akut.
4. Sasaran Pemantauan
Salah satu tujuan utama pemantauan plasma metotreksat adalah untuk memastikan
bahwa semua pasien menerima dosis yang memadai untuk faktor penyelamatan guna
mencegah toksisitas serius. Karena sebagian besar regimen dosis tinggi penyelamatan
didesain untuk menyelamatkan rata-rata pasien, mayoritas luas kadar plasma
metotreksat yang dicapai untuk memantau akan rutin dan tidak mungkin memerlukan
intervensi.
5. Pengujian-pengujian Metotreksat
Ada sejumlah pengujian metotreksat yang memakai metodologi berbeda; akan tetapi,
tidak ada yang tampak jelas lebih istimewa daripada yang lain. Bila kadar plasma
metotreksat masih naik pada 48 jam, dosis faktor penyelamatan leukovorin harus
dinaikkan.
C. BIOAVAILABILITAS (F)
Absorpsi oral metotreksat sempurna dan cepat dengan puncak konsentrasi terjadi 1
sampai 2 jam setelah dosis < 30 mg/m2. Pada dosis lebih tinggi, tingkat absorpsi
metotreksat menurun, dan bioavailabilitas menjadi tidak sempurna. Untuk alasan ini,
regimen dosis sedang dan tinggi metotreksat harus diberikan dengan rute parenteral.
Dosis rendah (< 30 mg/m2) dapat diberikan secara parenteral atau oral.
E. KLIRENS (Cl)
Klirens metotreksat berkisar dari satu sampai sebanyaknya dua kali klirens kreatinin.
Klirens metotreksat dengan mekanisme transport aktif yang dapat jenuh menghasilkan
nilai klirens ginjal yang bervariasi dengan konsentrasi plasma metotreksat. Pemberian
bersamaan dari penghambat prostaglandin indometasin dan ketoprofen dengan
metotreksat menyebabkan penurunan akut pada fungsi ginjal dan pemaparan yang sangat
diperlama terhadap konsentrasi metotreksat tinggi.
Hubungan antara volume distribusi metotreksat dan klirensnya adalah kompleks. Karena
potensi transport intraselular dan klirens ginjal kapasitasnya terbatas, waktu paruh nyata
untuk metotreksat ditentukan oleh kedua perubahan volume distribusi dan perubahan
klirens. Efusi pleura atau kumpulan cairan rongga ketiga yang lain dapat secata signifikan
memperpanjang waktu paruh akhir metotreksat, dan regimen penyelamatan leukovorin
mungkin perlu diperpanjang selama periode lebih panjang dalam situasi ini.
Konsentrasi plasma metotreksat dapat digunakan untuk mengevaluasi efek potensial dari
suatu pemberian aturan/regimen dosis untuk ,menentukan jika kuantitas dan atau durasi
penyelamatan leukovorin memadai. Ada dua situasi ketika pemantauan kadar metotreksat
untuk efikasi dianggap berguna. Pertama adalah pada pasien yang menerima
perpanjangan infuse metotreksat, karena dalam kasus-kasus ini laju infuse dapat
disesuaikan. Kedua adalah pada pasien yang akan menerima dosis metotreksat berulang,
yang kasus dosis berikutnya dapat diatur untuk mencapai sasaran konsentrasi yang
diinginkan.
CONTOH KASUS:
1. Pasien bernama Arie adalah seorang laki-laki berusia 65 tahun, beratnya 75 kg (SCr=
1,1mg/dL), menerima terapi metotreksat untuk leukemia limfomablastik akut.
Regimennya terdiri dari dosis muatan metotreksat 400 mg diberikan selama kira-kira 15
menit, diikuti dengan infuse IV 50 mg/jam untuk 36 jam berikutnya. Ia kemudian akan
menerima suatu dosis leukovorin 100 mg (50 mg/m 2) setiap 6 jam secara intravena untuk
4 dosis pertama diikuti 8 dosis melalui oral 20 mg pada 6 jam interval atau sampai
konsentrasi metotreksat <0,5 x 10-7 molar. Regimen leukovorin akan dimulai segera
sesudah infuse metotreksat yang 36 jam telah dihentikan dan dijadwalkan untuk
diteruskan sampai 72 jam berikutnya, dengan dosis terakhir yang diberikan 102 jam
sesudah permulaan terapi metotreksat. Kadar metotreksat dijadwalkan tercapai 24 jam
sesudah permulaan infusi 50 mg/jam, pada 48 jam (12 jam sesudah akhir infuse 36 jam),
dan pada 60 jam (24 jam sesudah akhir infuse metotreksat). Hitung klirens kreatinin yang
diperlukan pasien Arie!
Jawab :
( 14065 ) (75)
= (7 2)(1,1)
= 71,02 mL/menit
1. Pasien C.T adalah seseorang pria berusia 50 tahun, berat 60 kg dengan serum kreatinin
1,0 mg/dl. Dia mempunyai sarkoma osteogenik dan menerima infusi metotreksat 24 g IV
selama 4 jam, diikuti pada 24 jam dengan leukovorin 20 mg per oral setiap 6 jam sampai
kadar metotreksat kurang dari 0,05 mikromolar. Hituglah konsentrasi metotreksat pada
khir jam ke-4 infus. 12 jam sesudah akhir infusi, dan 48 jam sesudah dimulainya infusi
(44 jam sesudah berakhirnya infusi).
Jawab :
Tahap 1
( 140usia ) (berat badan)
Clcr untuk pria = ( 72 ) (S Cr ss )
(ml/menit)
( 14050 ) (60 kg)
= ( 72 ) (1,0 mg/dl) = 75 ml/menit
Tahap 2
Clcr (L/jam) = [ Cl cr
][
60 menit/ jam
(ml / menit) 1000 ml / L ]
= [ 75 ml/menit ] [ 60 menit / jam
1000 ml / L ]
= 4,5 L/jam
Tahap 3
= 7,2 L/jam
Tahap 4
0,693
K= t
0,693
= = 0,231 jam1
3 jam
Tahap 5
( S )( F ) (dosis/t )
C2 = (1ekt ) ( ekt )
CL
7,2 jam
( 0,231 ) (0)
= (833,3 mg/L) (1-0,4) ( e ) = 500 mg/L
Tahap 6
( 0,231 ) (0)
= 500 mg/L ( e )
= 500 mg/L
Dan t2 = 12 jam untuk kadar yang diambil 12 jam sesudah akhir infusi:
( 0,231 ) (12)
= 500 mg/L ( e )
= 31,5 mg/L
Tahap 7
konsentrasi metotreksat
-6
Konsentrasi metotreksat dalam 10 molar = dalam mg / L
0,454
= 500 mg/L/0,454
31,5 mg/ L
Dan 12 jam kemudian = 0,454
Tahap 8
Untuk menurunkan konsentrasi ke titik waktu paruh berubah dari 3 jam menjadi kira-
kira 10 jam .
C1
t=
( )
C2
K
ln (138,8)
= 0,231 jam1
4,93
= 0,231 jam
1 = 21,3 jam
Tahap 9
0,693
K= t
0,693
= 10 jam
1
= 0,0693 jam
Tahap 10
C2 = C 1 ( e )
kt
2. Pasien R.J. adalah seorang wanita berusia 18 tahun dan berat 50 kg dengan leukemia,
diterapi setiap 7 hari dengan metotrexat intratekal untuk mencegah penyebaran penyakit
sumsum tulang belakang pada system saraf pusat (SSP). Berapa dosis yang tepat untuk
pasien R.J. dengan mempertimbangkan usia dan ukuran badannya?
Jawaban :
Ada bukti yang dapat dipertimbangkan bahwa tanpa memperhatikan ukuran tubuh, pasien-pasien
yang berusia lebih tua dari 3 htahun hendaknya menerima dosis standar metotrexat intratekal 12
mg. dosis ini tanpa melihat pada ukuran tubuh karena volume cairan serebrospinal mencapai 80
% sampai 90 % dari nilai maksimumnya dalam kurun waktu 3 tahun kehidupannya. Lebih lanjut,
ukuran kompartemen SSP tidak berhubungan baik dengan berat badan total maupun luas
permukaan tubuh.