Anda di halaman 1dari 9

ENERGY-EFFICIENT ARCHITECTURE PARADIGMA DAN MANIFESTASI (Jimmy Priatman)

ENERGY-EFFICIENT ARCHITECTURE
PARADIGMA DAN MANIFESTASI ARSITEKTUR HIJAU

Jimmy Priatman
Staf Pengajar Fakultas Teknik dan Perencanaan, Jurusan Arsitektur, Universitas Kristen Petra

ABSTRAK

Faktor energi menambah suatu pijakan baru untuk memahami perencanaan arsitektur secara lebih baik.
Tetapi sebenarnya, subyek arsitektur dan konteks lingkungannya bukanlah suatu hal yang baru., karena tujuan
dari suatu disain adalah untuk meningkatkan kwalitas dari hasil arsitektur dan lingkungannya. Dalam perspektif
lebih luas, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan global alami yang meliputi unsur bumi, udara, air, dan
energi yang perlu dilestarikan. Arsitektur Hemat Energi merupakan salah satu tipologi arsitektur yang ber-
orientasi pada konservasi lingkungan global alami. Makalah ini membahas eksistensi arsitektur hemat energi ini
dalam konteks wawasan arsitektur hijau (green architecture).

Kata kunci: Arsitektur Hemat Energi, Arsitektur Hijau.

ABSTRACT
Energy adds a new standpoint from which to better understand building design. But the subject of study,
architecture and its environmental and social context, is not new. The objective of design is to improve the
quality of buildings and the environment. On broader perspective, the mentioned environment means global
environment encompasses earth, air, water and energy that are needed to be conserved. Energy-efficient
architecture is one of that architectural typology focuses on conservation of global environment. The paper
discusses the existence of energy-efficient architecture and its contextual to green architecture.
Keywords: Energy-efficient Architecture, Green Architecture.

ARSITEKTUR DAN ENERGI DALAM Sistim struktur yang menjadi andalan


PERSPEKTIF HISTORIS konstruksi bangunan pada masa itu adalah
konstruksi dinding pemikul, konstruksi
Efisiensi energi sebenarnya bukanlah busur, dengan ketebalan dinding bata
merupakan kriteria baru dalam disain arsitektur. masif, relatif menerus, modul struktur
Konteks keberadaan suatu bangunan selalu terbatas yang mengakibatkan terbatasnya
ditentukan oleh batasan batasan iklim dan lebar pembukaan pembukaan, dengan
material bangunan. Sepanjang sejarah , iklim, material utama kayu dan batu.
energi dan kebutuhan kebutuhan sumber daya Pengendalian lingkungan pada bangunan
merupakan hal hal fundamental dalam seni dan mengandalkan kemampuan selubung
tatanan arsitektur. Bahkan dalam kondisi kondisi bangunan (dinding dan atap) sebagai
iklim yang ekstrim sekalipun tidak menghalangi mediator utama antara kondisi eksternal
para perancangnya untuk menghadirkan karya dan internal. Kenyamanan dalam ruang
arsitektur anggun yang merupakan solusi atas diperoleh dari perapian, sedangkan
permasalahan lingkungannya. kebutuhan penerangan alami didapatkan
Ditinjau dari konteks energi, evolusi dari keterbatasan ukuran dan perletakan
arsitektur dapat diklasifikasikan dalam periode jendela dengan suplemen penerangan
periode berikut ini : lampu minyak, obor, lilin.
Penampilan arsitektur yang dihasilkan
A. Arsitektur Pra Industri (sebelum periode adalah bangunan dinding pemikul dengan
1800): kwalitas isolasi panas baik (iklim dingin,
Karakteristik periode ini adalah sumber panas kering), dinding kayu/bambu olahan
daya berlimpah dan keterbatasan teknologi yang semi permanen (iklim panas lembab),
akses terbatas untuk iluminasi alamiah,

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 167
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 30, No. 2, Desember 2002: 167 - 175

seperti yang terdapat dalam arsitektur kwalitas tinggi seperti kaca, plastik,
gotik, renaisans, romaneski (iklim tekstil, fiberglass, serat optik.
temperate dan dingin), arsitektur Kontrol lingkungan dicapai dengan
tradisional (iklim panas lembab). integrasi sistim penerangan artifisial
maupun alamiah dengan aplikasi teknologi
B. Arsitektur Industri (periode 1800-1900): tata cahaya, implementasi teknologi hemat
Karakteristik periode ini adalah sumber energi untuk sistim tata udara dengan
daya berlimpah dan inovasi teknologi. keseluruhan sistim kontrol elektronik,
Sistim struktur yang dikembangkan pada penggunaan material yang hemat energi,
masa ini adalah sistim rangka dengan peralatan building automation system
konstruksi baja maupun beton bertulang. dengan pengendalian komputer, dan
Modul dan bentang struktur menjadi lebih peralatan simulasi digital untuk mem-
lebar, pembukaan besar dengan prediksi konsumsi energi sepanjang tahun.
pengembangan teknologi material kaca, Penampilan arsitektur dipelopori dengan
dinding bata ringan. langgam post-modern yang memberi
Kontrol lingkungan menjadi lebih mudah tempat pada aspek iklim maupun budaya
dengan penemuan lampu menggantikan regional, ber karakter spesifik sesuai
penerangan alami, penemuan AC dengan konteks lokal, rekonseptualisasi
menggantikan penghawaan alami, tentang arti arsitektur ditengah lingkungan
penemuan bahan baku refrigeran freon global alami, kontemporer, inovasi disain
dalam sistim AC, penemuan elevator berorientasi pada energi, arsitektur sebagai
melengkapi tangga, penemuan dan obyek riset dan experimen empiris untuk
pengembangan peralatan mekanikal dan pengembangan teknologi efisiensi energi,
elektrikal yang mengandalkan energi disain sadar energi (energy conscious
disertai dengan pengembangan material design) mulai mendapat tempat dan
beton bertulang, baja, kaca, aluminium. parameter hemat energi mulai menjadi
Penampilan arsitektur pada masa ini di salah satu kriteria dalam perancangan
dominasi oleh arsitektur modern dengan arsitektur.
paham internasionalismenya, dimana
bangunan arsitektur merupakan hasil
SISTIM OPERASIONAL BANGUNAN
produksi manufaktur industri. Komponen
komponen bangunan dapat di produksi Untuk mencapai kenyamanan thermal
secara masal dan dipergunakan dimana maupun visual dalam bangunan, kondisi
saja tanpa terlalu mempertimbangkan lingkungan internal (temperatur, kelembaban,
karakteristik iklim dan budaya lokal dan tingkat iluminasi) dapat diatur tanpa ataupun
minimalisasi ornamentasi. Karya arsitektur dengan menggunakan peralatan teknologi
pada masa ini mengandalkan konsumsi mekanikal elektrikal yang menggunakan energi
energi secara besar besaran baik pada dari sumber yang tidak dapat diperbarui, yaitu
masa pembangunannya maupun pada masa pembangkit listrik dari tenaga uap (minyak bumi,
operasionalnya. batu bara, gas alam yang merupakan sisa sisa
fosil yang telah punah).
C. Arsitektur Pasca Industri (sesudah periode Terdapat beberapa tingkat sistim opera-
1900): sional yang digunakan dalam bangunan dengan
Karakteristik periode ini adalah keter- kategori berikut (menurut Worthington, J, 1997
batasan sumber daya dan pengembangan yang dikutip dari Yeang, Ken, 1999) :
teknologi lanjutan (advance technology ). Sistim Pasif ( passive mode )
Sistim struktur yang berkembang hingga Tingkat konsumsi energi paling rendah, tanpa
sekarang adalah multi sistim, konstruksi ataupun minimal penggunaan peralatan ME
baja, beton pra-tekan, metal, gabungan (mekanikal elektrikal) dari sumber daya yang
(hybrid ) , modul dan bentang struktur tidak dapat diperbarui (non renewable
fleksibel dan lebar dengan konsekwensi resources)
pembukaan yang fleksibel pula. Ditunjang Sistim Hybrid ( mixed mode)
pula dengan teknologi material lanjutan Sebagian tergantung dari energi (energy
yang menghasilkan material baru ber- dependent) atau sebagian dibantu dengan
penggunaan ME.

168 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
ENERGY-EFFICIENT ARCHITECTURE PARADIGMA DAN MANIFESTASI (Jimmy Priatman)

Sistim Aktif (active mode/ full mode) ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SEBAGAI
Seluruhnya menggunakan peralatan ME yang MANIFESTO DISAIN SADAR ENERGI
bersumber dari energi yang tidak dapat
diperbarui (energy dependent) Pengaruh konteks energi dalam arsitektur
Sistim Produktif (productive mode) sebenarnya sudah dipahami oleh para arsitek
Sistim yang dapat mengadakan/ membangkit- pada awal abad keduapuluh melalui kontribusi
kan energi nya sendiri (on-site energy) dari karya karyanya dalam gerakan arsitektur modern,
sumber daya yang dapat diperbarui dimana sebagai para perancang Bauhaus mereka
(renewable resources) misalnya pada sistim berpendapat bahwa karya disain arsitektur
sel surya (fotovoltaik) maupun kolektor surya merupakan hasil akhir dari analisa rasional yang
(termosiphoning). diwujudkan melalui expresi formal dari proses
dan material konstruksi baru. Terbilang Walter
Interval kenyamanan yang akan dicapai dari Gropius dengan sun-tempered home, Keck
beberapa tingkat sistim operasional tersebut brothers dengan Crystal House, Buckminster
dapat dilihat pada skema berikut ini: Fuller dengan Dymaxion house yang berdasarkan
konsep efisiensi energi dan produksi industri, Le
Corbusier dengan proposal Mediterranean
House, dan kontribusi akademik dari Olgyay
bersaudara dalam publikasi ilmiahnya Design
with Climate memberikan justifikasi keterlibatan
para arsitek dalam isu efisienArsitektur Biokli-
matiksi energi, meskipun gaungnya teredam oleh
INTERVAL KENYAMANAN SISTIM OPERASIONAL
euforia revolusi industri dan international
movement dari arsitektur modern.
Dikutip dari: Yeang, Ken, The Green Skyscra- Embargo minyak 1973 merupakan suatu
per, p. 201. momen kebangkitan kesadaran energi dimana
Target konsumsi energi dari beberapa sistim eskalasi harga minyak bumi yang membubung
operasional bangunan dan keterkaitannya dengan menimbulkan dampak krisis energi pada negara
teknologi dapat dilihat pada skema berikut ini: negara maju yang energy dependent. Seluruh
potensi riset dan pengembangan dikerahkan
untuk mengatasi krisis tersebut yang tentunya
juga termasuk sektor bangunan gedung maupun
perumahan yang tentunya akan menentukan
perancangan arsitektur. Rekonseptualisi peran-
cangan arsitektur perlu dilakukan dengan per-
timbangan pertimbangan efisiensi energi,
mengingat 36-45% kebutuhan energi nasional
terserap dalam sektor bangunan. Krisis energi ini
ternyata memacu perkembangan arsitektur baru
TIPE TIPE SISTIM OPERASIONAL
dengan disain sadar energi (energy conscious
design) yang berdasarkan paradigmanya dapat di
klasifikasikan sebagai berikut :

Arsitektur Bioklimatik
(Bioclimatic Architecture/Low Energy
Architecture)
Arsitektur yang berlandaskan pada pende-
katan disain pasif dan minimum energi dengan
memanfaatkan energi alam iklim setempat untuk
menciptakan kondisi kenyamanan bagi peng-
huninya.
TARGET KONSUMSI ENERGI TIPE TIPE SISTIM
OPERASIONAL
Dicapai dengan organisasi morfologi
Dikutip dari: Yeang, Ken, The Green Skyscra- bangunan dengan metode pasif antara lain
per, p. 198, 201. konfigurasi bentuk massa bangunan dan peren-

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 169
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 30, No. 2, Desember 2002: 167 - 175

canaan tapak, orientasi bangunan, disain fasade, Arsitektur surya ini bertitik tolak dari
peralatan pembayangan, instrumen penerangan prinsip diversifikasi energi yang meng-eksplorasi
alam, warna selubung bangunan, lansekap sumber daya yang dapat diperbarui (renewable
horisontal dan vertikal, ventilasi alamiah. energy).
Tercatat para arsitek pelopor disain
bioklimatik antara lain Ken Yeang, Norman
Foster, Renzo Piano, Thomas Herzog, Donald ARSITEKTUR HIJAU DAN
Watson, Jeffry Cook. HEMAT ENERGI

Arsitektur Hemat Energi Dekade 1980-1990 merupakan tonggak


(Energy-Efficient Architecture) bersejarah dimana dalam masa ini terjadi
pengungkapan saintifik tentang fenomena
Arsitektur yang berlandaskan pada kerusakkan pada planet bumi dan atmosfeer yang
pemikiran meminimalkan penggunaan energi akan terus berlanjut. Jurnal saintifik (1985)
tanpa membatasi atau merubah fungsi melaporkan terjadinya lubang besar pada lapisan
bangunan, kenyamanan maupun produktivitas
ozon di atmosfer diatas Antartica yang
penghuninya dengan memanfaatkan sains dan
selanjutnya dikenal dengan fenomena Ozone
teknologi mutakhir secara aktif.. Depletion (pelubangan ozon). Fenomena ini
Meng-optimasikan sistim tata udara-tata terjadi akibat konsentrasi gas CFC
cahaya, integrasi antara sistim tata udara buatan- (chlorofluorocarbon) di atmosfeer yang akan
alamiah, sistim tata cahaya buatan-alamiah serta terus menerus terjadi apabila tidak ada langkah
sinergi antara metode pasif dan aktif dengan langkah pencegahan yang serius.
material dan instrumen hemat energi. Credo form Tahun 1988 para ahli klimatologi sepakat
follows function bergeser menjadi form follows
menyatakan bahwa suatu problema riil sedang
energy yang berdasarkan pada prinsip konservasi terjadi. Pengukuran di volkano di Hawai
energi (non-renewable resources). Para pelopor membuktikan adanya peningkatan suhu bumi
arsitektur ini tercatat Norman Foster, Jean yang terus berlangsung yang menimbulkan
Nouvel, Ingenhoven Overdiek & partners. peningkatan temperatur global yang akan
mempengaruhi pola iklim dan kerusakkan serius
Arsitektur Surya (Solar Architecture) pada bumi. Gejala yang dikenal dengan istilah
Arsitektur yang memanfaatkan energi surya Global Warming atau Greenhouse Effect ini
baik secara langsung (radiasi cahaya dan merupakan akibat dari peningkatan polusi udara
termal), maupun secara tidak langsung (energi berasal dari industri manufaktur, transportasi ,
angin) kedalam bangunan, dimana elemen bangunan dan penggunaan energi secara besar
elemen ruang arsitektur (lantai,dinding,atap) besaran pada semua sektor untuk menunjang
secara integratif berfungsi sebagai sistim surya kehidupan modern manusia. Mengingat 50%
aktif ataupun sistim surya pasif. konsumsi energi fosil dunia adalah berhubungan
Diawali dengan arsitektur surya pasif yang dengan kebutuhan energi bangunan, bearti 50%
memanfaatkan atap dan dinding sebagai kolektor gas buang karbon dioksida yang menimbulkan
panas dan dikembangkan dengan sistim surya kontaminasi udara, atau 25% dari seluruh gas
aktif yang meng implementasikan keseluruhan greenhouse berasal dari bangunan. Keprihatinan
sistim surya termosiphoning dan berintegrasi ini yang mendorong timbulnya pemikiran baru
penuh dengan keseluruhan elemen arsitektur. dalam perancangan arsitektur yang kemudian
Inovasi teknologi lanjutan dalam sel photovoltaik dikenal sebagai arsitektur hijau.
menghasilkan prototipe arsitektur baru yang
spesifik. Arsitektur Hijau (Green Architecture)
Perkembangan arsitektur surya di USA
Arsitektur yang berwawasan lingkungan
dipresentasikan dengan Skytherm System of dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi
Harold Hay, Steve Baers Zome House dan lingkungan global alami dengan penekanan
dilanjutkan di Eropah dengan Hysolar Institute pada efisiensi energi (energy-efficient), pola
Stutgart di Jerman, Achen power utilities dan berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan
Flachglas AG headquarter merupakan demon- holistik (holistic approach).
trasi panel photovoltaik sebagai fasade bangunan Bertitik tolak dari pemikiran disain ekologi
tinggi.
yang menekankan pada saling ketergantungan
(interdependencies) dan keterkaitan (inter-

170 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
ENERGY-EFFICIENT ARCHITECTURE PARADIGMA DAN MANIFESTASI (Jimmy Priatman)

connectedness) antara semua sistim (artifisial


maupun natural) dengan lingkungan lokalnya
dan biosfeer.
Credo form follows energy diperluas
menjadi form follows environment yang
berdasarkan pada prinsip recycle, reuse,
reconfigure.
Karya karya arsitektur hijau yang terkemuka
antara lain NMB Bank (arsitek Ton Alberts-
Amsterdam), Four Times Square (Fox & Fowle
architects), The Helicoidal Skyscraper (proposal
Prof. Manfredi Nicoletti), Frankfurt Max
Tower, Nagoya 2005 Tower, Bishopsgate Tower,
Elephant and Castle Tower yang kesemuanya
merupakan vertical urban design karya T.R.
Hamzah & Yeang, Glasshouse (LOG ID/Dieter
Schempp,Fred Mollring) Germany, 17-18
Apartments, Les Garennes,France (L. Bouat et
al), Audubon House, New York City (Croxton
Collaborative Architects). CHURCH OF THE HOLY APOSTLES-GREECE
Prinsip dasar perancangan tipologi arsitektur ARSITEKTUR PRA INDUSTRI
sadar energi dan arsitektur hijau dapat di
formulasikan dalam matriks berikut ini :

(Sumber : The Green Skyscraper, Ken Yeang, p. 12 dengan


penambahan dari penulis)

CIVIC CENTER,CHICAGO (SOM)


ARSITEKTUR INDUSTRI

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 171
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 30, No. 2, Desember 2002: 167 - 175

NMB BANK ,AMSTERDAM (Ton Alberts)


ARSITEKTUR HIJAU
(Green Architecture)

MENARA MESINIAGA, MALAYSIA ( Ken Yeang)


ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
(Bioclimatic Architecture)

4 TIMES SQUARE,NEW YORK


(Fox & Fowle Architects)

INSTITUT DU MONDE ARABE,FRANCE(J.Nouvel)


ARSITEKTUR HEMAT ENERGI
(Energy-efficient Architecture)

ARSITEKTUR PASCA INDUSTRI

SHANGHAI ARMOURY TOWER,CHINA(K.Yeang)


THE BRITISH PAVILION,SEVILLE(N.Grimshaw)
ARSITEKTUR SURYA ARSITEKTUR HIJAU (Green Architecture)
(Solar Architecture)

172 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
ENERGY-EFFICIENT ARCHITECTURE PARADIGMA DAN MANIFESTASI (Jimmy Priatman)

FASADE ARSITEKTUR HEMAT ENERGI OTTV = Nilai Perpindahan Termal Menye-


luruh seluruh dinding luar (W/m2 )
Untuk mencapai efisiensi energi, Indonesia AR = Luas atap yang tidak tembus cahaya
(maupun negara negara Asean) menetapkan (m2 )
suatu kriteria konservasi energi untuk fasade AS = Luas atap yang tembus cahaya
yang didalam istilah tekniknya disebut sebagai (skylight) (m2 )
Overall Thermal Transfer Value (OTTV) atau AO = Luas atap total (m2 )
Harga Perpindahan Termal Menyeluruh, yaitu UR = Transmitansi Termal atap tidak
suatu nilai yang ditentukan sebagai kriteria tembus cahaya (W/m2 .0K)
perancangan untuk membatasi perolehan panas US = Transmitansi termal atap tembus
akibat radiasi matahari lewat selubung bangunan cahaya (skylight)(W/m2 .0 K)
(fasade). RTTV = Nilai Perpindahan Termal Menye-
Standar Nasional Indonesia 2000 mengenai luruh seluruh atap ( W/m2 )
Konservasi Energi Selubung Bangunan pada
Bangunan Gedung, harga dari OTTV setiap Sumber : Standar Nasional Indonesia SNI 03-
bidang dinding dihitung sebagai berikut : 6389-2000
Konservasi Energi Selubung Bangun-
OTTVI = {Uw x (1-WWR)} x TDeq + (SC x WWR x an pada Bangunan Gedung
SF) + (U f x WWR x T)

Sedangkan harga OTTV untuk seluruh dinding


luar dihitung sebagai berikut:
(A o1 x OTTV1 ) + (A o2 x OTTV 2 ) + ... + (A oi x OTTV i )
OTTV i =
A o1 + A o2 + ..... + A oi

45W/m 2

Sedangkan harga RTTV untuk atap dengan


orientasi tertentu dihitung sebagai berikut:
(A xU x T D ) + ( A x U x T) + ( A x SC x SF )
OTTV = R R EK s s s
i A
o
45W/m2
dimana :
OTTVi = Nilai Perpindahan Termal Menyeluruh pada
dinding luar i pada arah tertentu( W/m2 )
= Absorptansi radiasi matahari untuk
dinding/atap yang tidak tembus
cahaya
Uw = Transmitansi termal dinding tak
tembus cahaya (W/m2 .0K)
Uf = Transmitansi termal fenestrasi
(W/m2 .0 K)
WWR = Perbandingan luas jendela dengan
luas seluruh dinding luar pada orien-
tasi tertentu
TD eq = Beda suhu ekivalen antara luar dan
dalam ( 0 K)
SF = Faktor Radiasi Matahari (W/m2 )
SC = Koefisien Peneduh dari sistim
fenestrasi/skylight
T = Selisih temperatur perencanaan antara
bagian luar dan bagian dalam ruang
(5K)
A oi = Luas Total dinding + jendela pada ARSITEKTUR HEMAT ENERGI
2
bagian dinding luar i (m ) GEDUNG GRAHA PANGERAN SURABAYA

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 173
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 30, No. 2, Desember 2002: 167 - 175

Kriteria OTTV untuk dinding fasade diatas In this age of mass production when
dapat dipergunakan sebagai tolok ukur efisiensi everything must be planned and designed,
energi pada bangunan tinggi. Penelitian meng- design has become the most powerful tool
indikasikan bahwa semakin tinggi nilai OTTV, with which man shapes his tools and
semakin besar pula penggunaan energi yang environments. This demands high social and
diperlukan oleh sistim tata udara (pendinginan) moral responsibility from the designer
pada bangunan tersebut. Disini diperlukan
kreativitas para perancang bangunan untuk Wells (Gentle Architecture, 1984) me-
menampilkan komposisi material masif maupun ngumandangkan hal yang sama bahwa ,
transparan , warna, tekstur dengan karakter .if ever we needed great designers, it is
termalnya masing masing, silhoute terang dan now ! The environmental architecture of
gelap, pembayangan dan ratio kaca-dinding America is almost without exception
untuk memenuhi kriteria tersebut disamping depressingly ugly
pertimbangan pertimbangan estetika umumnya. Disain bioklimatik dan ekologis sering
Pada contoh Gedung Graha Pangeran, diimplementasikan tanpa mengintegrasikan gaya
komposisi bentuk dan material selubung arsitektur. Sebenarnya kesempatan terbaik untuk
bangunan diambil sedemikian rupa melalui meningkatkan kinerja lingkungan suatu
modelling serangkaian kombinasi variabel bangunan terjadi pada masa masa proses disain.
variabel bentuk bangunan dan material yang Jelaslah bahwa kita harus membuat bangunan
harus memenuhi perhitungan OTTV yang bangunan tidak saja tanggap lingkungan namun
dipersyaratkan sehingga didapat hasil akhir juga menyenangkan secara estetika jika
sebagai berikut : diinginkan disain berwawasan lingkungan akan
OTTV DINDING BARAT = 39,38 W/M 2 bertahan lama. Para arsitek semasa studinya
OTTV DINDING TIMUR = 21,36 W/M 2 pernah mempelajari peraturan proporsi dan
OTTV DINDING UTARA = 23,84 W/M 2 langgam arsitektur klasik dari kuil kuil zaman
OTTV DINDING SELATAN = 19,30 W/M 2 purbakala. Sekarang bumi adalah kuil itu, dan
OTTV TOTAL = 24,20 W/M 2 peraturannya adalah bahwa kita tinggal dan
RTTV TOTAL = 24,25 W/M 2 hidup diantara batas batas keseimbangan
Energy Efficiency Index = 144,40 Kwh/M2 /Thn. sumberdaya dan energi dunia.
Adalah hal yang menarik untuk disimak,
dengan spesifikasi material sebagai berikut :
tepat pada masa dimana gerakan disain sadar
Material Cladding Aluminium Alpolic 3 mm: energi mulai tumbuh, suatu gerakan arsitektur
UW = 2,12 W/0 C.M2 lainnya juga muncul kepermukaan. Langgam
Material Kaca Cool-Lite Blue 6mm: postmodern merupakan suatu reaksi terhadap
Uf = 2,94 W/0 C.M2 kejemuan visual arsitektur modern, dimana
Koefisien Peneduh Kaca: langgam ini mengumandangkan kebangkitan
SC = 0,55 ornamen, warna dan karakteristik organisasi
Material Atap Beton: ruang dari masa sebelumnya. Postmoderisme
UR = 1,41 W/0 C.M2 menawarkan suatu kekayaan dan variasi yang
Ratio Kaca Dinding Total: merupakan pelepasan yang diharapkan dari
WWR = 0,25 kungkungan arsitektur modern yang steril.
Faktor absorpsi dinding metal aluminium: Mungkin saja, arah arsitektur masa depan akan
= 0,12 timbul sebagai kombinasi kekayaan visual
Beban Pendinginan AC rata rata : postmodernisme dengan kesadaran penggunaan
Cooling= 0,0365 TR/M2 Load energi. Ornamen dinding exterior postmoder-
nisme bisa saja merupakan suatu selubung
bangunan yang sensitif terhadap lingkungan
AGENDA KONSERVASI DALAM DISAIN iklimnya. Respons kontekstual bisa saja
ARSITEKTUR HEMAT ENERGI menampilkan estetika baru yang melibatkan
material baru yang compatible dengan
Tidak dapat diragukan lagi bahwa para iklimnya. Hal ini meminta para perancang
perancang memainkan peran sentral untuk mempunyai pengertian lebih dalam tentang
menjamin suatu masa depan yang berke- bagaimana bangunan menggunakan energi untuk
sinambungan. Papanek (1985) dalam bukunya: kebutuhan penghawaan dan penerangannya dan
Design for the Real World: Human Ecology and strategi pasif dengan pengolahan selubung
Social Change mengemukakan bahwa : bangunan untuk tujuan tersebut.

174 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
ENERGY-EFFICIENT ARCHITECTURE PARADIGMA DAN MANIFESTASI (Jimmy Priatman)

Diperlukan beberapa langkah untuk meng Davies, Colin et al.Commerzbank Frankfurt.


implementasikan agenda konservasi energi Prototype for an Ecological High Rise.
dalam arsitektur. Dari segi teknis, yang paling Birkhauser Verlag, 1997.
mudah, adalah dengan menggunakan kriteria dan
patokan teknis untuk mereduksi pemborosan Department of Primary Industries and Energy.
energi. Dalam tahap ini hanyalah persoalan Energy Efficient Australian Housing.
aplikasi. Tahap berikutnya dari sisi institusional, Australian Government Publishing
mem-fasilitasi pola pola fundamental peng- Service. Canberra 1997.
gunaan energi dalam lingkungan buatan dengan
peningkatan kwalitas disain bangunan, sistim Mobbs, Michael. Sustainable House. Living
transportasi dan produksi produksi konsumen for our future. Choice Books, Australia,
dalam spektrum yang lebih luas, misalnya 1999.
melalui perencanaan kawasan dan perkotaan National Audubon Society. Audubon House.
dengan tujuan untuk meminimalkan penggunaan Building the Environmentally Responsible,
energi secara makro. Dan tahap yang paling sulit Energy-Efficient Office. John Wilwy &
adalah memupuk etika konservasi dalam diri
Sons,Inc.1994.
masing masing untuk menggunakan energi
secara bijaksana dan memegang komitmen untuk Richards, Ivor, TR. Hamzah & Yeang : Ecology
melakukannya. Perancangan arsitektur hemat of the Sky, Images Publishing,2001
energi secara pragmatis dapat diterapkan apabila
para perancang memahami perilaku iklim Vale, Brenda and Robert, Green Architecture.
dimana bangunan tersebut didirikan dan me- Design for an Energy-conscious Future.
nerapkan pengetahuan tentang penghawaan- Thames and Hudson Ltd. London. 1991.
penerangan alami atau buatan secara tepat pada
tempat yang tepat pula. Dengan demikian Watson, Donald. The Energy Design Hand-
arsitektur hemat energi merupakan wadah yang book. The AIA Press, Washington 1993.
dapat berperan lebih banyak untuk meningkatkan
Wines, James. Green Architecture. Benedikt
kwalitas energi, kwalitas lingkungan dan
kwalitas hidup manusia melalui kwalitas disain Taschen Verlag GmbH 2000.
sadar energi (energy conscious design), seperti Yeang, Ken. The Green Skyscraper. The Basis
Peters Hayes (The Circle of Innovation, 1997) for Designing Sustainable Intensive
mereferensikan pentingnya suatu nilai disain Buildings. Prestel Verlag.New York, 1999.
dalam strategi kompetitif bisnis sebagai berikut
ini : Yeang, Ken. Bioclimatic Skyscrapers. Arte-
Fifteen years ago, companies competed on mis, London, 1994.
price. Today it is quality.
Tomorrow it is design.

DAFTAR PUSTAKA

ASHRAE. Standard 90.1-2001: Energy Effi-


cient Design of New Building, except Low
Rise Residential Buildings. American
Society of Heating, Refrigerating, Air
Conditioning Engineers, 2001.
Behling, Sophia and Stefan. SOL POWER. The
Evolution of Solar Architecture. Prestel
Munich-New York, 1996.
Binder, Georges. Tall Buildings of Asia &
Australia. Images Publishing, 2001.
Daniels, Klaus.The Technology of Ecological
Building. Birkhauser Verlag, 1997.

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 175
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

Anda mungkin juga menyukai