Secara keseluruhan proses pembuatan limonene oksida ini terdiri dari dua tahapan proses yaitu tahap awal dan proses limonene oksida. Reaksi polimerisasi merupakan reaksi utama dalam proses pembuatan senyawa polimer polilimonene karbonat. Tahap awal proses merupakan tahap untuk memperoleh senyawa d-limonene dari kulit buah jeruk (minyak jeruk). Proses limonene oksida merupakan tahap untuk menghasilkan senyawa LO limonene oksida (trans-1,2-limonene oksida). Proses polimerisasi merupakan tahap akhir untuk mendapatkan produk utama, senyawa polimer polilimonene karbonat melalui reaksi polimerisasi. Bahan baku utama yang digunakan dalam keseluruhan proses pembuatan polilimonene karbonat ini adalah kulit buah jeruk (senyawa d-limonene), senyawa TBHP tert-butil hidroperoksida (C4H10O2) dan gas karbondioksida (CO2).
2.1 Tahap Awal : Ekstraksi Senyawa d-Limonene
Proses dimulai pertama kali saat umpan padatan kulit buah jeruk dimasukkkan pada Rotary Dryer I (DD-101) untuk mengurangi kandungan air (moisture content) dari 32,33 % menjadi 10 % pada akhir proses pengeringan. Setelah menjadi padatan kulit buah jeruk yang kering, padatan ini diumpankan ke Grinder (SR-101) untuk mereduksi ukuran padatan ke ukuran dan bentuk yang lebih kecil sehingga efektif untuk proses ekstraksi. Bahan baku padatan diumpankan ke dalam alat berikutnya, yaitu Ekstraktor (T-101). Ekstraksi yang terjadi dalam ekstraktor adalah ekstraksi fluida superkritikal (supercritical fluid extraction) pada kondisi operasi temperatur 60oC dan tekanan 1 atm dengan efisiensi ekstraksi sebesar 90 % terhadap senyawa d-limonene. Ekstraksi ini terjadi antara umpan padatan kulit buah jeruk yang dikontakkan dengan zat pengekstrak gas superkritikal CO2 (temperatur 60oC ; tekanan 105 bar), dimana hanya senyawa d-limonene dalam minyak kulit jeruk tersebut yang larut oleh zat pengekstraknya dan terlarut keluar dari padatan kulit buah jeruk. Senyawa d-limonene ini menjadi bahan baku untuk tahapan proses selanjutnya, Proses Limonene Oksida. 2.2 Proses Limonene Oksida Larutan d-limonene dari tahap awal, larutan TBHP tert-butil hidroperoksida, dan larutan aseton dipompakan menuju Reaktor CSTR (Continous Stirred Tank Reactor) (R-101). Dalam reaktor ini terjadi reaksi oksidasi antara senyawa d-limonene dengan senyawa TBHP pada kondisi operasi temperatur 25oC dan tekanan 1 atm dengan konversi reaksi sebesar 75 % terhadap senyawa d-limonene. Larutan TBHP pada reaksi ini berfungsi sebagai agen oksidator yang mengoksidasi senyawa d-limonene. Larutan aseton sebagai pelarut organik inert dan dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Hasil reaksi oksidasi tersebut akan menghasilkan senyawa LO limonene oksida dan senyawa TBA tert-butil alkohol. Limonene oksida yang dihasilkan terdiri dari 88 % t-LO trans-1,2-limonene oksida dan 12 % LO-8,9 limonene-8,9-oksida. Senyawa limonene oksida khususnya t-LO, trans-1,2-limonene oksida merupakan produk yang diinginkan. Sedangkan TBA merupakan produk samping.