Anda di halaman 1dari 6

10.

Peraturan Daerah Nomor 7 T a h u n 1991 tentang Bangunan dalam


Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

11. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan


Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta;

12. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Kereta Api, Sungai Danau serta Penyeberangan
di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

13. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian


Pencemaran Udara;

14. Peraturan Gubernur Nomor 68 Tahun 2005 tentang Pembuatan


Sumur Resapan;

15. Peraturan Gubernur Nomor 122 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Air Limbah Domestik di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

16. Keputusan Gubernur Nomor 582 Tahun 1995 tentang Penetapan


Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air serta Baku Mutu
Limbah Cair di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

17 Keputusan Gubernur Nomor 5184 Tahun 1999 tentang


Penetapan Waktu Larangan Bagi Mobil-mobil Barang dengan
Jumlah Berat yang Diperbolehkan 5501 Kg dan lebih,yang
Bermuatan Maupun Tidak, Untuk Melalui dan Berada di jalan-
jalan Tertentu di Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

18. Keputusan Gubernur Nomor 76 Tahun 2000 tentang Tata


CaraMemperoleh IMB < IPB,KMB di Propinsi Daerah Khusus
IbukotaJakarta;

19. Keputusan Gubernur Nomor 139 Tahun 2001 tentang Organisasi


dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

20. Keputusan Gubernur Nomor 189 Tahun 2002 tentang Jenis


Usaha/Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN GUBERNUR TENTANG PROSEDUR PERIZINAN,


PEMBINAAN PENGAWASAN KEGIATAN OPERASIONAL CONCRETE
BATCHING PLANT (CBP).

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

2. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota


Jakarta.
3. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah yang selanjutnya
disingkat BPLHD adalah Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

4. Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah yang


selanjutnya disebut Kepala BPLHD adalah Kepala Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.

5. Instansi adalah Instansi dalam lingkungan Pemerintah Provinsi


Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang tugas dan fungsinya
memberikan pelayanan Perizinan dan Pembinaan serta
Pengawasan Concrete Batching Plant (CBP) yang beroperasi di
wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

6. BPLHD Wilayah/Kabupaten adalah Badan Pengelolaan


Lingkungan Hidup Daerah Kota Administrasi, Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu.

7. Readymix adalah Adukan/campuran beton berkualitas tinggi.

8. Concrete Batching Plant yang selanjutnya disingkap CBP adalah


Perusahaan yang bergerak dalam memproduksi readymix.

9. CBP Temporer adalah CBP yang bersifat sementara yang


penggunaannya berakhir sampai dengan berakhirnya kegiatan
proyek pembangunan yang dilayaninya.

10. CBP Permanen adalah CBP yang bersifat menetap sesuai


peruntukannya.

BAB II

PERUNTUKAN

Pasal 2

(1) Pembangunan dan Kegiatan Operasional CBP Permanen wajib


berada pada peruntukan Karya Industri (KIN) dan Karya
Pergudangan (KPG).

(2) Pembangunan dan Kegiatan Operasional CBP Temporer wajib


berada dalam lokasi proyek pembangunan yang dilayaninya.

BAB III

PERIZINAN

Pasal 3

(1) Pembangunan dan Kegiatan Operasional CBP Permanen


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) wajib memiliki izin
operasional.

(2) Masa Operasional CBP Temporer berakhir bersamaan dengan


selesainya masa konstruksi proyek pembangunan yang dilayani
CBP.

Pasal 4

( i ) Pengoperasian CBP Temporer di dalam site/berada di dalam


kawasan proyek pembangunan, izin operasional dan Amdalnya
sekaligus bersamaan dengan IMB bangunan induknya.
(2) Pembangunan CBP Permanen atau di luar bangunan induk wajib
memenuhi persyaratan sebagai berikut.

a. memiliki Ketetapan Rencana Kota (KRK) dan Rencana Tata


Letak Bangunan (RTLB) dari Dinas Tata Kota;

b. Surat Keterangan Domisili dari Kelurahan setempat;

c. Izin Mendirikan Prasarana (IMP) diterbitkan oleh Dinas Pekerjaan


Umum;

d. izin pemanfaatan air tanah diterbitkan oleh Dinas Pertambangan;

e. izin undang-undang gangguan (HO) diterbitkan oleh Dinas


Ketenteraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat;

f. setiap kegiatan CBP diwajibkan memiliki dokumen lingkungan


(Amdal/UPL/UKL) sebelum kegiatan pembangunan CBP
dilaksanakan yang diterbitkan oleh Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD);

g. Izin Operasional Kegiatan CBP Permanen diterbitkan oleh


Dinas Perindustrian dan Perdagangan atas nama Gubernur.

(3) Bagan mekanisme perizinan CBP temporer yang berada di dalam


proyek dan CBP Permanen yang berada di luar proyek
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II Peraturan Gubernur
ini.

Pasal 5

(1) Pelayanan perizinan terhadap permohonan kegiatan CBP


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan oleh masing-
masing instansi terkait.

(2) Pelaksanaan penilaian terhadap dokumen Lingkungan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara simultan
dengan pelayanan perizinan terkait lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2).

BAB IV

JANGKA WAKTU OPERASIONAL CBP

Pasal 6

(1) Setiap kegiatan CBP wajib melaksanakan pengelolaan lingkungan


yang baik dan benar.

(2) Masa beroperasi CBP Permanen paling lama 3 (tiga) tahun dan
dapat diperpanjang paling banyak 1 (satu) kali setelah terlebih
dahulu mengajukan permohonan yang pertimbangan kelulusannya
dilakukan berdasarkan laporan kinerja implementasi Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lmgkungan (UPL).
BAB V

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 7

(1) Kepada instansi terkait dengan kegiatan CBP agar melakukan


pembinaan dan pengawasan yang mengacu pada baku mutu
limbah cair, daur ulang air, penanggulangan pencemaran udara,
mengotori badan jalan akibat ceceran adukan, kebisingan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait
dengan perlindungan lingkungan.

(2) Pengelola CBP permanen wajib melaksanakan dan melaporkan


Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) satu kali tiap enam bulan sebagaimana dimuat
di dalam rekomendasi hasil penilaian dan surat pernyataan dalam
dokumen lingkungan.

(3) BPLHD Provinsi melaporkan hasil kegiatan pembinaan dan


pengawasan ke Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

(4) BPLHD beserta instansi yang terkait dengan kegiatan pembinaan


dan pengawasan pengelolaan CBP Temporer dan Permanen wajib
memberikan tanggapan dan/atau arahan atas laporan
implementasi yang disampaikan oleh Pengelola CBP.

BAB VI

TRANSPORTASI READYMIX

Pasal 8

(1) Beban kendaraan pengangkut readymix CBP Permanen harus


disesuaikan dengan beban jalan yang dilalui.

(2) Kendaraan pengangkut readymix sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) yang masuk dan keluar dari lingkungan proyek harus
dalam keadaan bersih.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 9

(1) Kegiatan operasi CBP permanen yang sedang berlangsung tetapi


tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana ditetapkan di dalam
Peraturan Gubernur ini harus memindahkan kegiatan dimaksud ke
lokasi yang sesuai dengan peruntukan paling lama 3 (tiga) bulan
sejak penetapan dan pemberlakuan Peraturan Gubernur ini.

(2) Instansi terkait melakukan pembinaan dan pengawasan dalam


pelaksanaannya sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB VIII

SANKSI ADMINISTRASI

PAsal 10
(1) Setiap orang atau badan hukum melanggar ketentuan yang diatur
di dalam Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 ayat O). Pasal 4 ayat (2), Pasal
6 ayat (1), Pasal 8 dan Pasal 9 ayat (1), dikenakan sanksi
administrasi.
(2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1, berupa:

a. teguran tertulis;
b. pencabutan izin operasional.

(3) Selain pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


dapat dikenakan sanksi hukum lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai