Toksikologi
Toksikologi
SIANIDA
NAMA KELOMPOK :
TEMPO Interaktif, Jepara - Zat asam sianida menjadi penyebab kematian enam korban anak
pasangan Jamhamid (45) dengan Siti Junaiyah (40), warga Desa Jebol, Kecamatan Mayong,
Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Asam sianida (HCN) itu meracuni makanan tiwul (makanan dari tepung
singkong). Diduga kuat asam sianida ini penyebab kematian enam korban, Ajun
Komisaris Besar Ruslan Ependi, Kapolres Jepara, membeberkan hasil Laboratorium
Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Tengah dan Laboratorium Foreksik Kepolisian Daerah
Jawa Tengah, Selasa (18/1).
Korban tewas adalah Lutfiana (24), Abdul Amin (3), Ahmad Kusriyanto (5), M.
Hisyam Ali (13), Faridatun Sholeh (15) dan Saidatul Kusniah (8).
Menurut penuturan Jamhamid, mereka meninggal gara- gara sarapan pagi dengan
makan tiwul. Sedangkan Jamhamid dan istrinya Siti Juaniyah selamat, karena keduanya
belum sempat menikmati makanan tiwulnya.
Bermula pada Jumat (31/12), Siti Junaiyah menanak tepung singkong untuk
dibuat tiwul, untuk srapan pagi. Seusai tiwul matang, pagi itu, Jamhamid, Siti Junaiyah
dan Fikri (74), orangtua Junaiyah, berikut enam putranya menyantapnya. Tapi pada
sorenya, dalam waktu yang hampir bersamaan, mereka mengalami pusing dan mual lalu
disusul muntah- muntah. Kami menyangka, mereka sakit masuk angin, kata Jamhamid.
Tidak berapa lama, ketika masih di rumah, Lutfiana kejang- kejang dan tewas.
Melihat kondisi korban lainnya tampak serius, kemudian sore itu mereka dilarikan ke RS
PKU Muhammadiyah Mayong, dan oleh pihak PKU merujuknya ke RSUD RA.Kartini
Jepara. Setelah tiga hari kemudian, dalam perawatan rumah sakit, mereka bergantian
kemudian tewas. Sedangkan Fikri, kondisinya kritis, sekarang sudah membaik.
Hasil otopsi yang dilakukan tim medis dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan
Polda Jateng di bawah pimpinan Komisaris Hestry terhadap dua sample, yakni Abdul
Amin dan A.Kusriyanto, terdapat jamur jenis aspergillus sp, melinium sp,dan negli sp
pada makanan tiwul, potongan singkong, tepung ubi dan muntahan korban. Pada jamur
tersebut terdapat kuman jenis enterobackter cloacoe, providencia rettgeri, bacillus sp dan
citrobacktercliversus. Hasilnya positif teracuni asam sinaida (HCN), ujar Inspektur
Satu Rismanto, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jepara.
(Bandelan Amarudin)
Pengertian
Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap
produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh
bakteri, jamur dan ganggan. Sianida juga ditemukan pada rokok, asap kendaraan
bermotor, dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan
singkong. Selain itu juga dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik. Sianida
banyak digunakan pada industri terutama dalam pembuatan garam seperti
natrium, kalium atau kalsium sianida. Sianida yang digunakan oleh militer NATO
(North American Treaty Organization) adalah yang jenis cair yaitu asam
hidrosianik (HCN).
Asam sianida adalah bersifat asam lemah, garam sianida baik KCN
maupun NaCN dalam ruangan yang berkelembapan tinggi mudah bereaksi dan
membentuk gas HCN :
REAKSI SPESIFIK
Reaksi spesifik sianida adalah dengan melakukan uji biru Prusia. Ini merupakan
uji yang sulit dan dilakukan sebagai berikut:
Larutan sianida tsb dijadikan basa dengan larutan natrium hidroksida.
Kemudian ditambahkan dengan larutan besi (II) sulfat dan campuran di
didihkan.
Diasamkan lagi dengan menambahkan asam klorida( untuk menetralkan setiap
alkali bebas yang mungkin ada). Yang dilanjutkan dengan penambahan besi
(III) sulfat lagi. Sehingga diperoleh endapan biru Prusia. Reaksi Kimia:
KCN + NaOH NaCN + KOH
6NaCN + 3FeSO4 3[Fe(CN)6]4- + 3Na2SO4
[Fe(CN)6]4- + 2HCl + FeSO4 biru Fe4[FeCN6]3 + 2H2SO4 + 2Cl-
REAKSI PENEGASAN
Reaksi penegasan sangat banyak diantaranya adalah:
Larutan Sianida ditambahkan dengan AgNO3 akan terbentuk endapan putih
yang tidak larut dalam asam nitrat tapi larut AgNO3 dalam berlebih, NH3,
Na2S2O3
KCN + AgNO3 AgCN putih + KNO3.
Efek utama dari racun sianida adalah timbulnya hipoksia jaringan yang
timbul secara progresif. Gejala dan tanda fisik yang ditemukan sangat tergantung
dari;
Dosis sianida
Banyaknya paparan
Jenis paparan
Dalam konsentrasi rendah, efek dari sianida baru muncul sekitar 15-30
menit kemudian, sehingga masih bisa diselamatkan dengan pemberian antidotum.
Tanda awal dari keracunan sianida adalah :
Hiperpnea sementara,
Nyeri kepala,
Dispnea
Kecemasan
Berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo
juga dapat muncul.
Hubungan Antara kandungan Sianida dalam Darah dan Gejala Khas yang
Timbul.
Tanda akhir sebagai ciri adanya penekanan terhadap CNS adalah koma
dan dilatasi pupil, tremor, aritmia, kejang-kejang, koma penekanan pada pusat
pernafasan, gagal nafas sampai henti jantung, tetapi gejala ini tidak spesifik bagi
mereka yang keracunan sianida sehingga menyulitkan penyelidikan apabila
penderita tidak mempunyai riwayat terpapar sianida.
Daya Kerja
Inhalasi
Segera menjauh dari tempat atau sumber paparan. Jika korban berada di dalam
ruangan maka segera keluar dari ruangan.
Jika tempat yang menjadi sumber, maka sebaiknya tetap berada di dalam
ruangan. Tutup pintu dan jendela, matikan pendingin ruangan, kipas maupun
pemanas ruangan sampai bantuan datang.
Cepat buka dan jauhkan semua pakaian yang mungkin telah terkontaminasi
oleh sianida. Letakkan pakaian itu di dalam kantong plastik, ikat dengan kuat
dan rapat. Jauhkan ke tempat aman yang jauh dari manusia, terutama anak-
anak.
Segera cuci sisa sianida yang masih melekat pada kulit dengan sabun dan air
yang banyak. Jangan gunakan pemutih untuk menghilangkan sianida.
Tindakan pertama adalah segera cari udara segar. Jika berada di dekat balai
pengobatan tertentu maka dapat diberikan oksigen murni. Berikan antidotum
seperti sodium nitrite dan sodium thiosulfat untuk mencegah keracunan yang
lebih serius. Bila korban dalam keadaan tidak sadar maka harus segera
ditatalaksana di rumah sakit karena bila terlambat dapat berakibat kematian.
Penggunaan oksigen hiperbarik untuk mereka yang keracunan sianida masih
sering dipakai. Penambahan tingkat ventilasi oksigen ini akan meningkatkan
efek dari antidotum. Asidosis laktat yang berasal dari metabolisme anaerobik
dapat diterapi dengan memberikan sodium bikarbonat secara intravena dan
bila pendertia gelisah dapat diberikan obat-obat antikonvulsan seperti
diazepam. Perbaikan perfusi jaringan dan oksigenisasi adalah tujuan utama
dari terapi ini. Selain itu juga, perfusi jaringan dan tingkat oksigenisasi sangat
mempengaruhi tingkat keberhasilan pemberian antidotum. Obat vasopressor
seperti epinefrin bila timbul hipotensi yang tidak memberi respon setelah
diberikan terapi cairan. Berikan obat anti aritmia bila terjadi gangguan pada
detak jantung. Setelah itu berikan sodium bikarbonat untuk mengoreksi
asidosis yang timbul. Cara kerja obat-obatan diatas adalah dengan
menghambat pembentukan ikatan sianida pada sitokrom oksidase dengan
bantuan methemoglobin. Methemoglobin akan mengikat sianida dan
membuangnya dari dalam sel maupun cairan ekstra seluler. Salah satu
keterbatasan mengenai antidotum ini adalah hanya berdasar dari eksperimen
menggunakan hewan. Karena itu cukup sulit untuk menilai keberhasilannya
pada manusia. Selain itu juga, penelitian ini tidak dibuat bila sedang berada
dalam situasi yang besifat emergensi.
Tahap Analisa
Penyediaan Sampel
Persiapan Reagen
Tekan nomor program 160 enter, layar akan menunjukkan dial pada
612 nm.
Putar panjang gelombang hingga pada layar menuntjukkan 612
nm.
Tekan READ, catat hasil analisa yang akan ditunjuk pada layar.
d. Pemeriksaan Laboratorium
KESIMPULAN
Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Hidrogen sianida adalah
cairan tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat
volatile dan mudah terbakar. Sianida ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor,
dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan singkong. Selain itu juga
dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik. Gejala yang ditimbulkan oleh zat kimia
sianida ini bermacam-macam : mulai dari rasa nyeri pada kepala, mual muntah, sesak
nafas, dada berdebar, selalu berkeringat sampai korban tidak sadar. Sianida termasuk
dalam kelas A yaitu Anion yang melepaskan gas saat ditambahkan dengan asam klorida.
Uji spesifik Sianida yaitu dengan menggunakan uji Biru Prussia, yang nantinya akan
menghasilkan endapan biru. Dalam pengujian terhadap Sianida sebaiknya berhati-hati
karena sinida ini sendiri sangat beracun bila melepaskan gas maka sebaiknya dilakukan di
lemari asam.
DAFTAR PUSTAKA
Baskin SI, Brewer TG. Cyanide Poisoning. Chapter. Pharmacology Division. Army
Medical Research Institute of Chemical Defense, Aberdeen Proving Ground, Maryland.
USA. Available from: www.bordeninstitute.army.mil/cwbw/Ch10.pdf. Access on: Nov
29, 2006.
Centers for Disease Control and Prevention. The Facts About Cyanides. New York State
Department Of Health. New York. 2004. Available from:
www.health.state.ny.us/nysdoh/bt/chemical_terrorism/docs/cyanide_general.pdf. Access
on: November 29, 2006.
Anonymus. Fact About Cyanide.C. Departement Of Health and Human Service. Center
for Disease Control and Prevention. 2003. Available from:
www.bt.cdc.gov/agent/cyanide/basics/pdf/cyanide-facts.pdf. Access on: November 29,
2006.
Agency for Toxic Substances and Disease Registry. Cyanide. Division of Toxicology and
Environmental Medicine. Atlanta. 2006. Available from: www.atsdr.cdc.gov/tfacts8.pdf.
Access on: November 29, 2006
http://klikharry.wordpress.com/2006/12/14/keracunan-sianida/
http://en.wikipedia.org/wiki/Cyanide
http://emergency.cdc.gov/agent/cyanide/basics/facts.asp
http://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp8.pdf