Laporan Antidiabetes
Laporan Antidiabetes
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam melakukan aktifitas, akan memerlukan energi baik itu berupa aktifitas
fisik maupupun psiologik. Energi yang ada pada manusia sebagian besar dan
hampir seluruhnya berasal dari glukosa yang dikomsumsi dan dimetabolisme
oleh tubuh.
Namun kadangkala metabolisme yang diharapkan dari sumber energi ini tidak
berlansung sebagaimana mestinya, yang mungkin disebabkan berbagai faktor,
diantaranya disfungsi organ-organ tubuh yang berperan dalam metabolisme
tersebut.
Maksud dari percobaan ini adalah utuk mengetahui dan memahami efek obat-
obat antidiabetes pada hewan coba mencit ((Mus musculus)
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan menentukan efek bat-obat
antidiabetes yaitu glibenklamin,metformin, glukofan, dan infus teh hijau 5% pada
hewan coba mencit (Mus musculus).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Insulin adalah polipeptida dengan BM kira-kira 6000. Polipeptida ini terdiri dari 51
asam amino tersusun dalam dua rantai, rantai A terdiri dari 21 asam amino dan
rantai B terdiri dari 30 asam amino. Antara rantai A dan B terdapat 2 jembatan
disulfide yaitu antara A-7 dengan B-7 dan A-20 dengan B-19. Selain iu masih
terdapat jembatan disulfide antara asam amino ke-6 dan ke-11 pada rantai
AKarena insulin babi lebih mirip insulin insani maka dengan bahan insulin babi
mudah dibuat insulin insani semisintetik. Disamping itu juga dapat disintesis
insulin manusia dengan teknik rekombinan DNA (Ganiswarna,dkk,1995).
Diabetes melitus adalah suatu keadaan yang timbul karena defisiensi insulin
relativ maupun absolute. Hiperglikemia timbul karena penyerapan glukosa
kedalam sel terhambat serta metabolismenya terganggu. Dalam keadaan
normal, kira-kira 50% glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna
menjadi CO2 dan air, 5% diubah menjadi glikogen dan kira-kira 30-40% diubah
menjai lemak. Pada diabetes mellitus seua proses tersebut terganggu, glukosa
tidak dapat masuk kedalam sel, sehingga energi terutama diperoleh dari
metabolisme protein dan lemak. Sebenarnya hiperglikemia sendiri relativ tidak
berbahaya, kecuai bila hebat sekai hingga darah darah menjadi hiperosmotik
terhadap cairan intrasel. Yang nyata berbahaya ialah glikosuria yang timbul,
karena glukosa bersifat diuretik osmotik, sehingga diuresis meningkat sehingga
disertai dengan hilangnya berbagai elektrolit. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya dehidrasi dan hilangnya elektrolit kepada penderita diabetes yang
tidak diobati. Karena adanya dehidrasi, maka badan berusaha mengatasinya
dengan banyak minum (polidipsia). Badan diberi 4 kalori untuk setiap gram
glukosa yang diekskresi. Polifagia timbul karena perangsangan pusat nafsu
makan dihipotalamus oleh kurangnya pemakaian glukosa dikelenjar itu
(Ganiswarna,dkk,1995).
Kemampuan seseorang untuk mengatur kadar gkukosa plasma agar tetap dalam
batas-batas normal dapat ditentukan melalui tes (1) kadar glukosa serum puasa,
dan (2) respons glukosa seru terhadap pemberian glukosa (Mycek,dkk,2001).
Sekresi insulin diatur tudak hanya oleh kadar glukosa darah tetapi juga oleh
hormon lain dan mediator autonomic. Sekresi insulin umummnya dipacu oleh
ambilan glukosa darah yang tinggi dan difosforilasi dalam sel- pancreas
(Mycek,dkk,2001).
Insulin merupakan protein kecil yang mengandung dua rantai polieptida yang
dihubungkan oleh ikatan disulfida. Sekresi insulin diatur tidak hanya diatur oleh
kadar glukosa darah tetapi juga hormon lain dan mediator autonomik. Sekresi
insulin umumnya dipacu oleh ambilan glukosa darah yang tinggi dan difosforilasi
dalam sel pankreas. Insulin umumnya diisolasi dari pankreas sapi dan babi,
namun insulin manusia juga dapat menggantikan hormon hewan untuk terapi.
Insulin manusia diproduksi oleh strain khusus E. Coli yang telah diubah secara
genetik. mengandung gen untuk insulin manusia. Insulin babi paling mendekati
struktur insulin manusia, yang dibedakan hanya oleh satu asam amino. Gejala
hipoglikemia merupakan reaksi samping yang paling umum dan serius dari
kelebihan dosis insulin. Reaksi samping lainnya berupa lipodistropi dan reaksi
alergi.Diabetes militus ialah suatu keadaan yang timbul karena defisiensi insulin
relatif maupun absolut. Hiperglikemia timbul karena penyerapan glukosa ke
dalam sel terhambat serta metabolismenya diganggu. Dalam keadaan normal
kira-kira 50% glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna menjadi
CO2 dan air, 5% diubah menjadi glikogen dan kira-kira 30-40% diubah menjadi
lemak (Siswandono, 1995).
Pada diabetes melitus semua proses terganggu, glukosa tidak dapat masuk
kedalam sel, sehingga energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan
lemak. Sebenarnya hiperglikemia sendiri relatif tidak berbahaya, kecuali bila
hebat sekali hingga darah menjadi hiperosmotik terhadap cairan intrasel. Yang
nyata berbahaya ialah gliosuria yang timbul, karena glukosa bersifat diuretik
osmotik, sehingga diuresis sangat meningkat disertai hilangnya berbagai
efektrolit. Hal ini yang menyebabkan terjadinya dehidrasi dan hilangnya elektrolit
pada penderita diabetes yang tidak diobati.Karena adanya dehidrasi , maka
badan berusaha mengatasinya dengan banyak minum (polidipsia). Badan
kehilangan 4 kalori untuk setiap hari gram glukosa yang diekskresi
(Katzung,dkk,2002).
Diabetes militus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan
kronis yang khususnya menyangkut metabolisme hidratarang (glukosa) di dalam
tubuh. Tetapi metabolisme lemak dan protein juga terganggu (Lat. Diabetes
= penerusan, mellitus = manis madu) (Tan,dkk,2002).
Pankreas adalah organ lonjong kira-kira 15 cm, yang terletak dibelakang hati.
Organ ini terdiri dari 98% sel-sel dengan sekresi ekstren, yang
memproduksi enzim-enzim cerna (pankreatin) yang disalurkan keduodenum
dengan sekresi intern, yakni hormon-hormon insullin dan glukagon yang
disalurkan langsung kealiran darah (Tan,dkk,2002).
2. Sel beta, dengan banyak granul berdekatan membran selnya, yang berisi
insulin. Setiap hari disekresikan CA 2 mg (=50 UI) insulin, yang dengan aliran
darah diangkat kehati. Kira-kira 50% hormon ini dirombak disini, sisanya
diuraikan di ginjal.
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.
Jika telah berkembang penuh secara klinis, maka diabetes melitus ditandai
dengan hiprglikemia puasa dan postprandial, aterosklerotik dan penyakit
vaskuler mikroangiopati, dan neuropati. Manifestasi klinis hiperglikemia biasanya
sudah bertahun-tahun mendahului timbulnya kelainan klinis dari penyakit
vaskularnya. Pasien dengan kelainan toleransi glukosa ringan (gangguan glukosa
puasa dan gangguan toleransi glukosa) dapat tepat beresiko mengalami
komplikasi metabolik diabetes (Price,dkk,1995)
Empat kategori agen anti diabetik yang kini tersedia di Amerika Serikat :
Sekretagog insulin ( sulfonylurea, meglitinide ), biguanide, thiazolidinedione, dan
penghambat glucosidase-alfa. Sulfonylurea dan biguanide yang tersedia paling
lama dan secara tradisional merupakan pilihan pengobatan awal untuk diabetes
tipe II. Golongan insulin sekretagog dengan kerja cepat yang baru, meglitinide,
merupakan alternatif terhadap sulfonyurea golongan tolbutamide dengan masa
kerja pendek. Thiazolidinedione, yang sedang dalam perkembangan sejak awal
tahun 1980-an, adalah agen yang sangat efektif untuk menurunkan resistensi
insulin (Price,dkk,1995).
Insulin merupakan protein kecil yang mengandung dua rantai polipeptida yang
dihubungkan oleh ikatan disulfida. Disintesis sebagai protein prekursor (pro-
insulin) yang mengalami pemisahan proteolitik untuk membentuk insulin pada
peptida C, keduanya disekresi oleh sel- pankreas ( Mycek dkk,2001).
Empat kategori agen anti diabetik yang kini tersedia di Amerika Serikat :
Sekretagog insulin ( sulfonylurea, meglitinide ), biguanide, thiazolidinedione, dan
penghambat glucosidase-alfa. Sulfonylurea dan biguanide yang tersedia paling
lama dan secara tradisional merupakan pilihan pengobatan awal untuk diabetes
tipe II. Golongan insulin sekretagog dengan kerja cepat yang baru, meglitinide,
merupakan alternatif terhadap sulfonyurea golongan tolbutamide dengan masa
kerja pendek. Thiazolidinedione, yang sedang dalam perkembangan sejak awal
tahun 1980-an, adalah agen yang sangat efektif untuk menurunkan resistensi
insulin (Katzung, dkk,2002).
Keadaan sebaliknya ialah hipoglikemia, atau kadar gula darah rendah, dapat
terjadi akibat kelebihan dosis insulin , atau karena pasien tidak makan makanan
(atau muntah barangkali) sesudah suntikan insulin, sehingga kelebihan insulin
dalam darahnya menyebabkan koma hipoglikemia (Pearce, 2006).
Demikian maka koma pada seorang pasien dengan diabetes dapat disebabkan
tidak adanya insulin atau terlampau banyak insulin (konma hipoglikemia) yang
diobati dengan glukosa (Pearce, 2006).
2. Amilase mengubah zat pati, baik yang masak dan tidak masak menjadi
maltosa (gula malt)
3. Lipase mengubah lemak manjadi asam lemak dan gliserol setelah empedu
mengemulsi lemak yang meningkatkan area permukaan.
II.2 Uraian Tanaman
Teh hijau diperoleh tanpa proses fermentasi; daun teh diperlakukan dengan
panas sehingga terjadi inaktivasi enzim. Pemanasan ini dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan udara kering dan pemanasan basah dengan uap
panas (steam). Pada pemanasan dengan suhu 85C selama 3 menit, aktivitas
enzim polifenol oksidase tinggal 5,49%. Pemanggangan (pan firing) secara
tradisional dilakukan pada suhu 100-200C sedangkan pemanggangan dengan
mesin suhunya sekitar 220-300C. Pemanggangan daun teh akan memberikan
aroma danflavor yang lebih kuat dibandingkan dengan pemberian uap panas.
Keuntungan dengan cara pemberian uap panas, adalah warna teh dan
seduhannya akan lebih hijau terang
Salah satu zat antioksidan non nutrien yang terkandung dalam teh, yaitu
catechin (katekin) dapat menyimpan atau meningkatkan asam askorbat pada
beberapa proses metabolisme. 3,8 Studi epidemiologi menunjukkan bahwa
konsumsi teh hijau berbanding terbalik dengan kadar serum kolesterol total (TC)
dan low density lipoprotein (LDL-C), tetapi tidak terhadap trigliserida (TG)
dan high density lipoprotein (HDL-C). 9,10 Teh efektif mencegah virus influensa A
dan B selama masa kontak yang pendek. 11 Selain itu diet fluorin yang
terkandung dalam daun teh (Camellia sinensis) dapat berfungsi kariostatik pada
tikus Wistar
RM/BM : C2H5OH/46,07
RM/BM : H2O/18,02
RM/BM : C23H28ClN3O5S/494,00
Rumus
bangun :
RM / BM : C4H11N5.HCl / 165,6
b. Metformin (ISO,2006)
2. Klasifikasi(http://www.Iwandarmansyah.web.id/madical)
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Subphyllum : Vertebrata
Class : Mamalia
SubClass : Theria
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Genus : Mus
Kelompok I
a. Mencit I, diberi larutan control Na. CMC 1 % per oral, kemudian diambil
darahnya melalui vena marginalis selanjutnya diamati kadar glukosa pada 90,
120, 150, dan 180 menit.
Kelompok II
METODE KERJA
a. Batang pengaduk
b. Gelas kimia
c. Gelas ukur
d. Glukometer
e. Kanula
f. Kertas Timbang
g. Label
h. Spoit 1 ml
i. Sendok tanduk
j. Timbangan Analitik
a. Aquadest
b. Betadine
c. Etanol
d. Glibenklamid@
e. Glukofan@
g. Metformin@
III. 3 Cara Kerja
1. Penyiapan Hewan
d) Diberikan tanda pada bagian tertentu dari hewan coba untuk menyatakan
berat hewan coba
2. Penyiapan Bahan
a) Penyiapan sampel
b) Penyiapan Obat
1. Glibenklamin
2. Metformin
3. Glikofan
BAB IV
(Mg/Dl)
112
: 44,64 %
86
: 53,48 %
153
: -11,11 %
: 53,48 + (-11,11)
: 21,18 %
BAB V
PEMBAHASAN
Diabetes melitus adalah suatu keadaan yang timbul karena defisiensi insulin
relativ yang terjadi jika produksi indulin tidak sesuai dengan kebutuhannya
maupun defisiensi absolute yang terjadi jika pancreas tidak berfungsi lagi dalam
mensekresi insulin.
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu kelainan yang paling sering terjadi.
Salah satu kelenjar endokrin yaitu pankreas sebagai insulin tidak normal.
Diabetes terdapat 2 tipe, yaitu :
Gejala gejala penyakit diabetes melitus adalah Polyuria yaitu volume urin yang
banyak atau sering buang air kecil,Poltpipsia yaitu kurangnya cairan dalam
tubuh,Polyphagia yaitu banyaknya makan yang dapat menyebabkan
meningkatnya glukosa dalam darah.
Percobaan ini digunakan alat glukometer, dengan alasan bahwa alat glikometer
merupakan alat yang otometik memudahkan dalam memperoleh hasil glokosa
darah, periksaan dengan menggunakan alat ini memerlukan waktu yang reltif
singkat, akurat, waktu tesnya minimal 30 detik. Adapun cara penggunaan dari
alat glukometer tersebut yaitu penyaiapan alat dan strip glukotest, masukka
strip glukotest kedalam bagian ujung glukometer, teteskan darah pada tempat
reagen strip glukotest, kemudian dibaca kadar gula yang tertera pada layar
glukometer, dimana mekanisme kerja dari alat glukometer yaitu dalam strip
terdapat enzim glukooksigenase yang mana jika sampel darah mengenai strip
maka akan langsung terbaca oleh glukometer.
Pada percobaan kali ini dilakukan dengan membandingkan efek dari obat-obat
anti diabetes melitus golongan sulfonylurea yaitu Glibenklamin, golongan
biguanid yaitu Metformin, dan Glukovan serta herba teh hijau dengan
konsentrasi 5 %, tetapi karena ada factor kesalahan jadi Cumana obat metformin
dan infuse the hijau yang diuji cobakan
Adapun hasil dari % penurunan setelah induksi pada obat metformin yaitu
sebesar 44,64 % sedangkan pada infuse the hijau yang diberikan dengan 2
perbandingan antara infuse teh hijau pertama dan infuse teh hijau kedua didapat
hasil % penurunan setelah induksi sebesar 21,18 %
Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa penurunan kadar
glukosa darah yang terjadi setelah pemberian sulfonilurea disebabkan oleh
perangsangan sekresi insulin dipankreas. Sifat perangsangan ini berbeda dengan
perangsangan oleh glukosa, karena ternyata pada saat hiperglikemia gagal
merangsang sekresi insulin dalam jumlah yang mencukupi, obat-obat tersebut
masih mampu merangsang sekresi insulin. Itulah sebabnya mengapa obat-obat
ini sangat bermanfaat pada penderita diabetes dewasa yang pankreasnya masih
mampu memproduksi insulin.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran