Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN STUDI PENELITIAN

TOPIK : Analisa Kelayakan Tanah Merah dan Tanah Karak


Sebagai Tanah Timbunan di Proyek Jalan Tol Medan Binjai.

Ditulis untuk menyelesaikan


Mata Kuliah Studi Kasus Semester VII
Program Studi D-IV TPJJ

Oleh :

Ahmad Aldiansyah Pasaribu Mhd.Iksan A. Panjaitan


NIM : 1305131002 NIM : 1305131034

PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai suatu
material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak
terkontaminasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organic
yang telah memfosil (yang berpartikel padat) disertai oleh zat cair dan gas yang
mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel padat tersebut.
Ilmu Mekanika Tanah (Soil Mechanics) adalah cabang dari ilmu yang
mempelajari sifat fisik dari tanah dan ketahanan massa tanah tersebut bila
menerima bermacam-macam gaya. Ilmu Rekayasa Tanah (Soil Enginnering)
merupakan aplikasi dari prinsip Mekanika Tanah dalam problem-problem
praktisnya.
Pada proyek pembangunan jalan tol Trans Sumatra yang menghubungkan
Medan Binjai dengan panjang 16,72 km yang terdiri dari 3 seksi yaitu seksi 1
(Binjai Semayang). Seksi 2 (Semayang Helvetia), dan seksi 3 (Helvetia
Tanjung Mulia) memiliki beberapa lingkup pekerjaan, yaitu: Pekerjaan tanah,
pekerjaan drainase, pekerjaan perkerasan, pekerjaan struktur beton, pekerjaan
penerangan jalan umum, pekerjaan gerbang jalan tol, dan pekerjaan ME &
Plumbing untuk gerbang tol. Dalam pekerjaan tanah yang pengerjaannya terdiri
dari Clearing dan timbunan, tanah yang digunakan sebagai bahan timbunan
adalah tanah merah dan tanah karak. Dalam pemakaian kedua jenis tanah
timbunan tersebut tentu ada tanah yang lebih cocok atau lebih bagus untuk tanah
timbunan. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dilakukan analisa terhadap
kedua tanah tersebut.
Salah satu tahapan paling awal yang perlu dilakukan dalam menganalisa
tanah timbunan adalah penyelidikan tanah. Uji penyelidikan tanah diperlukan
untuk mengetahui karateristik tanah, daya dukung serta kondisi geologi.
Untuk mengetahui karateristik tanah itu seperti apa maka system
klasifikasi tanah perlu dilakukan. Sistem klasifikasi tanah sendiri adalah suatu
system pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat
yang serupa ke dalam kelompok-kelompok dan subkelompok-subkelompok
berdasarkan pemakaiannya. Sistem klasifikasi memberikan suatu bahasa yang
mudah untuk menjelaskan secara singkat sifat-sifat umum tanah yang sangat
bervariasi tanpa penjelasan yang terinci. Sebagian besar system klasifikasi tanah
yang telah dikembangkan untuk tujuan rekayasa didasarkan pada sifat-sifat indeks
tanah yang sederhana seperti distribusi ukuran butiran dan plastisitas.
Pada saat sekarang ini ada dua system klasifikasi tanah yang selalu dipakai
oleh para ahli teknik sipil. Kedua system ini memperhitungkan distribusi ukuran
butir dan batas-batas Atterberg. Sistem klasifikasi tersebut adalah: Sistem
klasifikasi AASHTO dan Sistem Klasifikasi Unified Soil Clasification (USCS).
Sistem klasifikasi AASHTO pada umumnya dipakai oleh departemen jalan raya di
semua Negara bagian di Amerika Serikat. Sedangkan system klasifikasi USCS
pada umumnya lebih disukai oleh para ahli geoteknik untuk keperluan-keperluan
teknik yang lain.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, karena ada pemakaian dua jenis tanah
untuk timbunan. Penyusun tertarik untuk menganalisa tanah tersebut dengan
memakai system klasifikasi AASHTO dan USCS, jadi nantinya bisa diketahui
tanah mana yang lebih bagus digunakan sebagai tanah timbunan.

1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang timbul dari Studi penelitian ini adalah;
1. Bagaimana klasifikasi tanah merah menurut metode AASHTO?
2. Bagaimana klasifikasi tanah karak menurut metode AASHTO?
3. Bagaimana klasifikasi tanah merah menurut metode USCS (Unified Soil
Clasification)?
4. Bagaimana klasifikasi tanah karak menurut metode USCS (Unified Soil
Clasification)?
5. Tanah manakah yang lebih bagus digunakan sebagai tanah timbunan, tanah
merah atau tanah karak?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari Studi Penelitian ini adalah;
1. Mengetahui klasifikasi dari tanah merah dan tanah karak berdasarakan
klasifikasi menurut AASHTO
2. Mengetahui klasifikasi dari tanah merah dan tanah karak berdasarakan
klasifikasi menurut USCS (Unified Soil Clasification)
3. Mengetahui tanah manakah yang lebih bagus digunakan sebagai tanah
timbunan.

1.4 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup dalam laporan penelitian ini:
1. Klasifikasi tanah ditentukan dengan metode AASHTO
2. Klasifikasi tanah ditentukan dengan metode USCS (Unified Soil
Clasification)
3. Pemilihan tanah manakah yang lebih bagus sebagai tanah dasar atau tanah
timbunan ditentukan menurut AASHTO dan USCS.

1.5 Sistematika Laporan


Laporan ini terdiri dari enam bab, masing-masing bab mempunyai pokok
bahasan sebagai berikut:
-BAB-I : PENDAHULUAN
Latar belakang, Permasalahan, Tujuan, Ruang Lingkup,
Sistematika Laporan;

-BAB-II : TINJAUAN PUSTAKA


Defenisi Tanah, Hubungan antara Volume Tanah dan
Kerapatan Tanah, Klasifikasi Tanah Menurut AASHTO,
Klasifikasi Tanah Menurut USCS;

-BAB-III : METODOLOGI PENELITIAN


Jenis Penelitian, Obyek Penelitian, Alat dan Bahan,
Pengumpulan Data, Cara Analisis Data, dan Langkah-
langkah Penelitian;

-BAB-IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Data Analisa Ayak, Data Gravity Spesific, Data, dan
Atterberg Limits
-BAB-V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Klasifikasi Tanah Menurut AASHTO, Klasifikasi Tanah
Menurut USCS (Unified Soil Clasification), Perbedaan
Karateristik Tanah Untuk Perkerasan Jalan Raya.

-BAB-IV : PENUTUP
Simpulan dan Saran.

Anda mungkin juga menyukai