KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Kasus Nenek
minah ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penulis
2
Daftar Isi
Bab II : Pembahasan
2.1 Sejarah........................................................................................
2.2 Teori
Bab III:
3.2 Kesimpulan
3.3 Saran..
3
BAB I
PENDAHULUAN
Ironi hukum di Indonesia ini berawal saat Minah sedang memanen kedelai di
lahan garapannya di Dusun Sidoarjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan
Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, pada 2 Agustus lalu. Lahan garapan Minah
ini juga dikelola oleh PT RSA untuk menanam kakao.
4
Hasil pembelajaran ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi penulis dan
pembaca.
5
BAB II
PENELAAHAN KEPUSTAKAAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Pencurian adalah salah satu pengambilan properti milik orang lain secara tidak
sah tanpa seizin pemilik. Kata ini juga digunakan sebagai sebutan informal untuk
sejumlah kejahatan terhadap properti orang lain, seperti perampokan
rumah, penggelapan, larseni, penjarahan, perampokan, pencurian
toko, penipuan dan kadang pertukaran kriminal. Dalam yurisdiksi tertentu,
pencurian dianggap samadengan larseni; sementara yang lain menyebutkan
pencurian telah menggantikan larseni.
1. Faktor Ekonomi
Sistem ekonomi pada saat ini mengalami pesaingan yang bebas, pedanganagan
yang padat sehingga banyak sekali faktor yang mempengaruhi ekonomi seseorang
2. Faktor Agama .
Kepercayaan hanya dapat berlaku sebagai pengertian dan perasaan moral yang
telah meresap secara menyeluruh
3. Faktor Umur
Umur merupakan salah satu faktor penting penyebab kejahatan, biasanya ini netral
bagi criminal
Sungguh ironi sekali kasus nenek minah , dengan vonis yang dijatuhkan hakim
selama 1 bulan 5 hari dengan masa percobaan 3 bulan membuat nenek minah
terkena dampak psikologis maupun psikis. Nenek minah tidak berniat jahat ketika
mengambil buah kakao dan pihak PT RSA sebagai pihak penggugat tidak
6
mengalami kerugian yang berarti. Selain nenek minah buta huruf akan tetapi
kasus ini berbuntut sehingga nenenk minah sampai terbaring sakit saat pengadilan
Pada kasus ini, pada akhirnya nenek minah tetap dijadikan tersangka dalam kasus
pencurian buah kakao di PT RSA dengan masa tahanan 1 bulan 5 hari dengan
masa percobaan 3 bulan dan keadilan ini perlu ditingkat kan kembali.
7
BAB III
Metode Penelitian
A. Pengertian Metode
Metode adalah cara yang telah teratur dan telah terfikir secara baik baik
yang digunakan untuk mencapai tujuan Sehingga untuk memperoleh
keberhasilan dalam suatu penelitian maka harus menggunakan metode
yang tepat, istimewa, dan dapat menguji suatu fakta atau kebenaran secara
ilmiah.
D. Prosedur Penelitian
8
BAB IV
Analisis Kasus
A. Analisis Kasus
B. Hasil Kasus
"Kasus ini kecil, namun sudah melukai banyak orang," ujar Muslih.
Vonis hakim 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan disambut
gembira keluarga, tetangga dan para aktivis LSM yang mengikuti sidang tersebut.
Mereka segera menyalami Minah karena wanita tua itu tidak harus merasakan
dinginnya sel tahanan
BAB V
Pembahasan
9
Nenek Minah (55) yang buta huruf divonis di PN Purwokerto, Kamis kemarin.
Ironi hukum di Indonesia ini berawal saat Minah sedang memanen kedelai di
lahan garapannya di Dusun Sidoarjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan
Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, pada 2 Agustus lalu. Lahan garapan Minah
ini juga dikelola oleh PT RSA untuk menanam kakao.
Ketika sedang asik memanen kedelai, mata tua Minah tertuju pada 3 buah kakao
yang sudah ranum. Dari sekadar memandang, Minah kemudian memetiknya
untuk disemai sebagai bibit di tanah garapannya. Setelah dipetik, 3 buah kakao itu
tidak disembunyikan melainkan digeletakkan begitu saja di bawah pohon kakao.
Dan tak lama berselang, lewat seorang mandor perkebunan kakao PT RSA.
Mandor itu pun bertanya, siapa yang memetik buah kakao itu. Dengan polos,
Minah mengaku hal itu perbuatannya. Minah pun diceramahi bahwa tindakan itu
tidak boleh dilakukan karena sama saja mencuri.
BAB VI
Kesimpulan dan saran
A. Kesimpulan
10
Pertama, kasus hukum yang menjerat Nenek Minah ditelaah dengan
menggunakan Paradigma Positivisme, ontologinya adalah sebuah
realitas (hukum). Hukum yang dipaparkan adalah Pasal 362 KUHP.
Epistemologi yang bersifat dualis-objektif, pihak-pihak yang
independen,tidak saling memengaruhi (antara hakim dengan kasus
hukum yang diperiksanya). Tidak ada yang melibatkan nilai di sana
karena hukum atau realitasnya berada di luar diri hakim.
Metodologinya, selalu adanya verivikasi atau uji empiris. Hakim
melakukannya dengan menghadirkan saksi-saksi dan adanya alat bukti
yang dicocokkan dengan keterangan Nenek Minah sebagai terdakwa.
Ketika semua unsur Pasal 362 terpenuhi, maka Nenek Minah diputus
bersalah dan harus dihukum. Singkatnya, Paradigma Positivisme selalu
menekankan objektivitas.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
11
https://khaerunisaulfah.wordpress.com/2012/07/11/makalah-paradigma-
filsafat-hukum-dalam-kasus-nenek-minah/
https://dee3345.wordpress.com/e-book/artikel/
http://news.detik.com/berita/1244955/mencuri-3-buah-kakao-nenek-minah-
dihukum-1-bulan-15-hari
12