Ast-Kelompok 2
Ast-Kelompok 2
TRANSFORMATOR
PRAKTIS DAN , 10 Y bus Z bus
BUS
OLEH:
KELOMPOK 2:1. ELISABETH R
SIPAYUNG
2. FADHILAH HARAHAP
3. MELISA SEMBIRING
4. MOURISSA SAGALA
5. RASMAWATI PADANG
6. SANDRO SIMATUPANG
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
Jika tegangan sinusoida dikenakan pada sebuah gulungan transformator pada teras besi
dengan gulungan sekunder terbuka, suatu arus kecl akan mengalir dalam gulungan primer
sedemikian sehingga dalam sebuah transformator yang dirancang dengan baik, kerapatan fluks
maksimum Bm terjadi pada lutut dari lengkap B-H (B-H curve) atau lengkung kejenuhan
(saturation curve) transformator. Arus in dnamakan arus magnet (magnetizing current). Rugi
rugi pada besi terjadi, pertama-tama karena kenyataan bahwa perubahan periodic pada arah fluks
di dalam besi memerlukan energy yang di sebarkan sebagai panas dan disebut rugi hysteresis
(hysteresis loss). Rugi kedua disebabkan oleh fakta bahwa arus berkelilng ( circulating cureents)
iimbas didalam besi karena fluks yang berubah-ubah, dan arus-arus ini menimbulkan suatu rugi
2
I R
di dalam besi yang disebut rugi arus-kisar (eddy-curren loss; arus kisar = arus foucoult).
Rugi histeresis dapat di kurangi dengan pemakaian teras yang terbuat dari baja campuran dengan
kualitas tinggi tertentu. Rugi arus-kisar dikurangi dengan membuat teras dari lapisan lembaran
baja (laminated sheets of steel). Dengan sekunder terbuka, rangkaian primer transformator
merupakan suatu induktansi yang sangat tinggi karena teras besi. Arusnya tertinggal dari
90 0
tegangan yang dikenakan sejauh kurang sedikit dari , dan komponen arus yang sefasa dengan
tegangan itulah yang menyebabkan rugi energy dalam teras. Di dalam rangkaian ekivalennya
arus-magnet IE di perhitungkan dengan menambahkan suseptansi induktif BL yang diparalelkan
dengan konsuktasi G.
Transformasi ideal dapat ditiadakan dari rangkaian ekivalen jika kita mengembalikan
semua kuanttas ke sisi tegangan tinggi atau tegangan rendah dari transformator. Misalnya, jika
semua tegangan, arus, dan impedansi pada gambar 2.1 kita kembalikan kerangkaian primer dari
transformator yang mempunyai N1 lilitan, dan untuk penyederhanaan kita misalkan pula bahwa
a= N1/N2, maka kita dapatkan rangkaian pada gambar 2.2. Arus magnet yang jauh lebih kecil
daripada arus beban biasanya sering kita abaikan saja. Untuk lebih menyederhanakan rangkaian
kita misalkan pula
R1 r1 a 2 r2
(2.1)
dan
X 1 x1 a 2 x 2
(2.2)
Untuk mendapatkan rangkaian ekivalen seperti gambar 2.3. Semua impedansi dan
tegangan pada bagian rangkaian yang dihubungkan pada terminal sekunder sekarang harus
dikembalikan ke sisi primer.
Contoh 2.1.
Sebuah transfrmator berfasa-tunggal mempunyai 2000 lilitan paa gulungan primer an 500
2,0 r2 0,125
lilitan pada sekundernya. Tahanan gulungan adalag r1 = dan . Reaktansi bocor
8,0 x 2 0,50 12
adalah x1 = dan beban tahanan Z2 adalah . Jika tegangan yang dikenakan
pada terminal gulungan primer 1200 V, carlah V2 dan regulasi tegangan. Abaikan arus magnet.
Jawaban :
N 1 2000
a 4
N2 500
R1 2 0,125(4) 2 4,0
x1 8 0,5(4) 2 16
Z ' 2 12 x (4) 2 192
1200
I1 6,10
192 4 j16
/-4,670 A
1171,6 4,67 o
V2 292,9 4,67 o V
4
1200 4,67 o
0,0242
292,9 2,42
Regulasi tegangan atau %
Meskipun arus magnet dapat diabaikan seperti pada contoh 2.1 untuk kebanyakan
perhitungan sistem-tenaga, G dan BL dapat dihitung untuk rangkaian ekivalen dengan pengujian
rangkaian terbuka (open circuit test). Tegangan rating dikenakan pada gulungan primer dengan
gulungan-gulungan lain dibiarkan terbuka. Impedansi yang diukur pada terminal gulungan ini
yang reaktansi bocornya r1 dan x1 adalah
1
Z r1 jx1
G jBL
(2.3.)
r1 x1
Dan karena an sangat kecil dibandingkan dengan impedansi yang diukur, G dan
BL dapat ditentukan dengan cara ini.
2.2. AUTOTRASFORMATOR
Autotransformator berbeda dengan transformator biasa karena kecuali digandengkan oleh
fluks bersamanya, gulungan auto transformator juga terhubung satu degan yang lain secara
listrik.
Gambar2. 4 Rangkaia untuk contoh 2.1
Gambar2. 5 Diagram skema sebuah transformator ideal yang dihubungkan (a) dengan cara biasa dan (b)
sebagai sebuah auto transformator
Kita akan selidiki auto transformator dengan menghubungkan gulungan ideal secara
listrik. Gambar 2.5a adalah diagram skema sebuah transformator ideal, dan gambar 2.5b
menunjukkan bagaimana gulungannya ihubungkan secara listrik untuk membentuk sebuah auto
transformator. Gulungan gulungan di sini iperlihatkan sedemikian sehingga tegangan saling
menambah, meskipun hubungannya dapat saja dibuat sedemikian sehingga tegangannya salng
bertentangan. Kerugian terbesar dari auto transformator ialah hilangnya pemisahan listrik antar
gulungan, tetapi contoh berikut ini akan mempragakan peningkatan rating daya yang diperoleh.
Contoh 2.2.
Sebuah transformator berfasa-tunggal 30 kVa egan rating 240/120 V dihubugka sebagai
sebuah auto transformator seperti ditunjukkan alam gambar 2.5b. tegangan rating dikenaka pada
gulungan tegangan-redah transformator. Anggaplah bahwa transformator itu ideal an bebanya
I1 I2 V2
adalah sedemikian sehingga arus rating dan , mengalir pada gulungan. Tentukanlah
dan kilovoltampere yang diperbolehkan ( rating kilovoltampere) dari auto transformator.
Jawaban:
30.000
I1 250 A
120
30.000
I2 125 A
240
V2 240 120 360V
Arah yang dipilih untuk arus positif dalam mendefenisikan I1 dan I2 dalam hubungannya
dengan ujung-ujung yang diberi titik menunjukkan bahwa arus-arus sefasa. Jadi arus masukan
adalah
I in I 2
I in 250 125 375 A
kVa-masukan adalah
Dari contoh ini terlhat bahwa auto transformator memberikan perbaningan tegangan yang
lebih besar daripada transformator biasa dan menyalurkan kilovoltampere yang lebih besar pula
antar kedua sisi transformator itu. Jai sebuah auto transformator memungkinkan rating yang
lebih tinggi untuk biaya yang sama. Bekerjanya juga lebih efisien karena rugi-rugi masih tetap
sama seperti untuk hubungan yang biasa. Tetapi, hilangnya pemisahan listrik antara sisi-sisi
tegangan tinggi dan tegangan rendah pada auto transformator biasanya merupakan factor yang
menentukan untuk memilih hubungan yang biasa pada kebanyakan penggunaan. Pada sistem
tenaga auto transformator tiga-fasa sering dipakai untuk mengadakan sedikit penyusaian pada
tegangan rel.
Contoh 2.3.
Sebuah transformator berfasa-tunggal mempunyai rating 110/440 V , 2,5 kVA. Reaktansi
bocor yang diukur dari sisi tegangan-rendah adalah 0,06. Tentukanlah reaktansi bocor dalam
per unit.
JAWABAN :
0,110 2 1000
Impedansi dasar tegangan-rendah =4,84
2,5
Dalam persatuan
0,06
X= =0,0124
4,84 per satuan
Jika reaktansi bocor telah diukur pada sisi tegangan-rendah, nilainya menjadi
2
440
X =0,06 ( )
110
=0,96
0,440 2 1000
Impedansi dasar tegangan-tinggi =77,5
2,5
0,96
X= =0,0124
77,5 per satuan
dalam per satuan jika arus magnet diabaikan. Tidak terjadi perubahan tegangan persatuan jka
sistem ini digunakan, dan arus juga akan mempunyai nilai persatuan yang sama pada kedua sisi
transformator jika arus magnet diabaikan.
Contoh 2.4.
Tiga bagian sebuah system listrik fasa-tunggal ditunjukkan dengan A, B dan C dan
dihubungkan satu dengan yang lain melalui transformator, seperti terlihat pada gambar 6.19.
Transformator tersebut mempunyai rating sebagai berikut :
Jika untuk dasar rangkaian B dipilih 10.000 kVA, 138 kV , carilah impedansi per satuan
dari beban resistif 300- pada rangkain C yang dibalikkan ke rangkain C,B dan A. Gambarlah
diagram impedansi dengan mengabaikan arus magnet, resistansi transformator, dan impedansi
saluran. Tentukanlah regulasi tegangan jika tegangan pada beban 66 kV dan dimisalkan bahwa
masukan tegangan pada rangkain A tetap konstan.
JAWABAN :
2
69 1000
Impedansi dasar rangkaian C= 10.000 =476
300
C= =0,63
Impedansi per unit dari beban dalam rangkaian 476 per satuan
1382 1000
Impedansi dasar rangkaian B 10.000 = 1900
2
Impedansi beban terhadap rangkaian B 300 2 =1200
1200
=0,63
Impedansi per satuan beban terhadap B 1900 per satuan
13,82 1000
Impedansi dasar rangkain A 10.000 =19
2 2
Impedansi beban terhadap A 300 2 0,1 =12
12
=0,63
Impedansi per unit beban terhadap A 9 per satuan
Gambar 6.20 adalah diagram impedansi yang diminta dengan impedansi yang ditandai
dalam persatuan.
66
=0,957+ j0
Tegangan pada beban 69 per satuan
0,957 + j 0
=1,52+ j 0
Arus beban 0,63+ j 0 per satuan
Karena itu,
0,9950,957
100=3,97
Regulasi = 0,957
Karena keuntungan seperti yang telah ditunjukkan sebelumnya, prinsip yang diikuti pada
contoh diatas dalam memilih dasar untuk bermacam-macam bagian dari system selalu dipakai
dalam menyelesaikan hitungan-hitungan dengan per satuan atau dengan persen. Dasar
kilovoltampere harus selalu sama disemua bagian-bagian dari sistem, dan pemilihan kilovolt
dasar pada satu bagian dari sistem menentukan kilovolt dasar yang harus diberikan pada bagian-
bagian lain dari sistem, sesuai dengan perbandingan lilitan transformator. Dengan mengikuti
prinsip penentuan kilovolt dasar ini, kita dapat menggabungkan dalam sebuah diagram-
impedansi per satuan yang ditentukan dalam bagian-bagian lain dari sistem.
2.4.TRANSFORMATOR TIGA-FASA
Tiga buah transformator fasa-tunggal yang identik dapat dihubungkan demikian sehingga
kitiga gulungan dengan suatu tegangan nominal dihubungkan- dan ketiga gulungan dengan
tegangan nominal yang lain dihubungkan-Y sehingga membentuk suatu transformator tiga fasa.
Transformator semacam ini disebutkan sebagai terhubung Y- atau -Y. Kemungkinan
hubungan-hubungan lain adalah Y-Y dan -. Jika ketiga transformator fasa-tunggal tersebut
masing-masing mempunyai tiga gulungan (primer, sekunder dan tersier), dua pasang gulungan
mungkin dihubungkan-Y dan satu pasang- atau dapat juga dua pasang terhubung- dan satu
pasang terhubung-Y. Selain menggunakan tiga buah transformator fasa-tunggal yang identik,
bentuk yang lebih umum ialah sebuah transformator tiga-fasa yang ketiga fasanya terdapat pada
sebuah struktur besi. Teori untuk transformator tiga-fasa adalah sama saja dengan teori untuk
gabungan tiga fasa dari transformator fasa-tunggal.
Marilah kita tinjau sebuah contoh numeric dari sebuah transformator Y-Y yang tersusun
dari tiga buah transformator fasa-tunggal masing-masing dengan rating 25 MVA, 38,1/3,81 kV.
Maka rating sebagai sebuah transformator tiga fasa adalah 75 MVA, 66/6,6 Kv (338,1 = 66).
Gambar 2.8 memperlihatkan transformator itu dengan beban resistif seimbang sebesar 0,6
per fasa pada sisi tegangan rendahnya.Gulungan-gulungan pada primer dan sekunder yang
digambar dengan arah sejajar terletak pada transformator fasa-tunggal yang sama. Karena
rangkaian ini seimbang dan kita juga memisalkan tegangan tiga-fasa yang seimbang, maka netral
dari beban dan netral dari gulungan tegangan-rendah berada pada potensial yang sama. Karena
itu masing-masing tahanan 0,6 dapat dipandang sebagai terhubung langsung pada sebuah
gulungan 3,81 kV baik jika netral tersebut dihubungkan ataupun tidak dihubungkan. Pada sisi
tegangan-tinggi impedansi yang diukur dari saluran ke netral adalah
38,1 2 66 2
0,6 ( )
3,81
=0,6( )
6,6
=60
sebesar 38,1/2,2 kV seperti terlihat pada gambar 6.22b. Transformator pada gambar
6.22a dan b adalah ekivalen jika kita tidak berkepentingan dengan pergeseran fasa. Sepereti akan
kita lihat pada Bab 11, terjadi suatu pergerakan fasa (phase shift) antara tegangan pada sisi
transformator Y-,
Gambar2. 9 Transformator dari Gambar 2.9 (a) dihubungkan Y - dan (b) digantikan
dengan sebuah transformator Y Y dengan perbandingan tegangan antar- saluran yang sama
seperti transformator Y - .
Tetapi hal ini belum perlu kita bahas disini. Gambar 6.22b menunjukkan pada kita bahwa
dilihat dari sisi tegangag-tinggi transformator, resistansi pada masing-masing faa beban adalah
0,6 ( 38,1
2,2 ) = 0,6
66
( 3,81 ) = 180
Di sini perkaliaan nya adalah kuadrat dari perbandingan tegangan antar-saluran dan
bukannya kuadrat dari perbandingan lilitan dari masing-masing gulungan transformator Y -
Pembicaraan ini membawa kita kepada kesimpulan bahwa untuk memindahkan nilai ohm
impedansi dari tingkat tegangan pada satu sisi transfomator tiga-fasa ke tingkat tegangan pada
sisi yang lain, faktor perkalian nya adalah kuadrat dari perbandingan tegangan antar saluran
tanpa memandang apakah hubungan tranformator itu Y Y atau Y - . Karena itu dalam
perhitungan persatuan untuk transformator dalam rangakaian tiga-fasa, kita mengikuti prinsip
yang sama yang telah di kembangkan untuk rangakaian fasa- tunggal dan perlu juga bahwa
tegangan dasar pada kedua sisi trasnformator mempunyai perbandingan yang sama seperti
tegangan antar-saluran nominal pada kedua sisi transformator. Dasar kVA adalah sama untuk
masing-masing sisi.
Contoh 2.5.
Tiga transformator dengan ranting 25 MVA,38,1/3,81 kV di hubungkan Y - seperti
terlihat dalam gambar 2.9a dengan beban seimbang berupa tiga tahanan dari 0,6-, yang
dihubungkan-Y. pilihlah 75 MVA, 66 kV sebagai dasar untuk sisi tegangan-tinggi transformator
dan tentukanlah dasar untuk sisi tegangan-rendah. Tentukan lah resistansi per satuan dari beban
dengan dasar seperti untuk sisi tegangan rendah. Kemudian tentukan lah resistansi beban R
terhadap sisi tegangan-tinggi dan nilai per satuan resistansi ini atas dasar yang telah di pilih.
JAWABAN: Ranting dari trasnfomator sebagai suatu ganbungan tiga-fasa adalah 75
MVA, 66Y/3,81 kV. Jadi dasar untuk sisi tegangan-rendah adalah 75 MVA, 3,81 kV.
(3,81)
Impednsi dasar pada sisi tegangan rendah adalah 75 = 0,1935
0,6
Dan pada sisi tegaangan rendah R = 0,1935 = 3,10 pe satuan
(66)
Impedansi dasar pada sisi tegangan tinggi adalah 75 = 58,1
Dan kita sudah lihat bahwa resistansi per fasa terhadap sisi tegangan-tinggi adalah 180 .
Jadi
180
R = 58,1 = 3,10 per satuan.
Daftar A.5 dalam Apediks memberikan nilai- nilai khas impedansi transformator yang
pada dasar nya sama dengan reaktansi bocor karena rasistansi biasnya adalah kurang dari 0,01
per satuan.
Contoh 2.6.
Sebuah transformator tiga- fasa mempunyai ranting 400 MVA, 220Y/22 KV. Impedansi
hubungan-singkat yanga di ukur pda sisi tegangan- rendah transformator adalah 0,121 dank
arena resistansi yang rendah nilai ini dapat dianggap sama dengan reaktansi bocor. Tentukanlah
reaktansi per satuan transformator dan nilai yang harus dipakai untuk mempersentasekan
transformator ini dalam suatu sistem yang di dasar nya pada sisi tegangan- tinggi transformator
adalah 100MVA, 230 kV.
0,121
( 22 )2 / 400 = 0, 10 per satuan
0,1 ( 220
100
230 ) 400 = 0,0228 per satuan
Zps = impedansi bocor yang di ukur pada kumparan primer dengan skunder terhubung-
singkat dan tersier terbuka.
Zpt = impedansi bocor yang di ukur pada kumparan primer dengan tersier terhubung-
singkat dengan sekunder terbuka.
Zst = impedansi bocor yang di ukur pada skunder dengan tersier terhubung- singkat dan
primer terbuka.
Jika ketik impedansi tersebut yang di ukur dalam ohm adalah tegangan terhadap pada
salah stu kumparan, impedansi masing- masing kumparan yang terpisah terhadap kumparan yang
sama itu di hubungkan denga impedansi terukur sebagai berikut :
Zps = Zp + Zs
Zpt = Zp +Zt
Zst = Zs + Zt (2.4)
Di mana Zp, Zs dan Zt adalah impedansi- impedansi kumparan primer, skunder dan
tersier terhadap rangakaian primer . Dengan menyelesaikan persamaan (2.4) secara serentak kita
dapatkan.
1
Zp = ( Zps +Zpt +Zst )
2
1
Zs = ( Zps +Zst + Zpt )
2
1
Zt = ( Zpt +Zst + Zps )
2
(2.5)
Ampere yang sama untuk rangkaian itu, dan memerlukan dasar-dasar tegangan pada
ketiga rangakaian tersebut yang perbandingan nya sama seperti perbandingan tegangan antara-
saluran nominal pada ketiga rangakaian transformtor itu.
Contoh 2.7.
Ranting tiga-fasa sebuah transformator tiga- kumparan adalah :
Zps dan Zpt di ukur dalam rangkaian primer dank arena itu sudah di nyatakan dengan
dasar yang sesuai untuk rangkaian ekivalen nya. Untuk Zst tidak di perlukan perubahan dasar
tegangan . perubahan yang di perlukan ialah untuk KvA dasar untuk Zst dan dilakukan sebagai
berikut :
1
Zp = 2 (j0,07 + j0,09 j0,12) = j0,02 per satuan
1
Zs = 2 (j0,07 + j0,12 j0,09) = j0,05 per satuan
1
Zt = 2 (j0,09 + j0,12 j0,07) = j0,07 per satuan
Contoh 2.8.
Sebuah sumber tegangan- konstan (ril tak- sehingga) mencatu suatu beban resistif murni
sebesar 5-MW 2,3-kV dan sebuh motor serempak7,5-MVA 13,2-kV yang mempunyai reaktansi
subperalihan (subtransien reachtance) X``= 20 % . Sumber itu di hubungkan ke kumparan yang
di uraikan dalam contoh 6.8. Motor dan beban resistif tersebut di hubungkan ke sekunder dan
tersier transformator itu.Gambarlah diagram impedansi sistem dan tunjukkan impedansi
persatuan dengan dasar 66 kV, 15 MVA pada rangakaian primer.
JAWABAN: Sumber tegangan- konstan dapat direfresentasikan dengan sebuah generator
yang tidak mempunyai impedansi dalam (internal impedance).
Resistansi beban adalah 1,0 prr satuan atas dasar 5 MVA, 2,3-KV resistansi beban adalah
15
R= 1,0 x 5 = 3,0 per satuan
15
X=0,20 7,5 = 0,40 per satuan
Kegunaan diagram egaris ini ialah untuk memberikan keterangan- keterangan yang
penting tentang sistem dalam bentuk yang ringkas. Pentingnya berbagai cirri suatu system
berbeda menurut masalah yang ditinjau, dan banyaknya keterangan yang dimasukkan dalam
diagram tergantung pada maksud diagram tersebut dibuat. Misalnya, letak pemutus rangkaian
dan Rilei adalah tidak penting dalam mengerjakan suatu studi beban. Pemutus dan Rilei
tidakdiperlihatkan jika fungsi utama diagram adalah untuk memberikan keterangan untuk studi
semacam itu. Sebaliknya, penentuan kestabilan suatu system dalam keadaan peralihan yang
disebabkan oleh suatu gangguan tergantung pada kecepatan relai-relai dan pemutus rangkaian
itu bekerja untuk memisahkan bagian system yang mengalami gangguan. Karena itu keterangan
mengenai pemutus-rangkaian menjadi sangat penting. Kadang-kadang diagram segaris
memberikan keterangan mengenai transformator arus dan transformator potensial yang
menghubungkan relai-relai ke system atau yang dipasang untuk keperluan pengukuran.
Keterangan yang didapat dari suatu diagram segaris dapat diharapkan berubah-ubah menurut
msalah yang sedang ditangani dan sesuai dengan praktek atau kebiasaan perusahaan tertentu
yang menyediakan diagram itu.
Adalah penting untuk mengetahui letak titik-titik di mana suatu system dihubungkan ke
tanah supaya kita dapat menghitung banyaknya arus yang mengalir jika terjadi suatu gangguan
tidak simetris yang melibatkan tanah. Lambang standar untuk menunjukkan suatu Y tiga-fasa
dengn netral yang ditanahkan dengan langsung diperlihatkan dalam Gambar 2.13
Gambar 2.14 adalah diagram segaris suatu system daya yang sangat sederhana. Dua
generator, yang satu ditanahkan melalui sebuah reactor dan yang satu lagi memali sebuah
resistor, dihubungkan ke sebuah rel dan melalui sebuah transformator peningkat tegangan (step-
up transformatosi) ke saluran transmisi. Sebuah generator yang lain yang ditanahkan memalui
sebuah reactor, dihubungkan ke sebuah rel dan melalui sebuah transformator pada ujung yang
lain dari saluran transmisi itu. Semua beban dihubungkan ke msing-masing rel. pada diagram itu
keterangan mengenai beban, rating generator, transformator, dan reaktansi bermacam-macam
komponen rangkaian sering juga diberikan.
Seperti telah disebutkan terdahulu, resistansi sering diabaikan dalam perhitungan gangguan, juga
dalam program computer digital. Tentu saja pengabaian resistansi akan menimbulkan sedikit
kesalahan, tetapi hasilnya masih tetap memuaskan karena reaktansi induktif suatu system jauh
lebih besar dibandingkan resistansinya. Resistansi dan reaktansi induktif tidak dijumlahkan
secara langsung, dan impedansi tidak akan jauh berbeda dengan reaktansi induktif jika
resistansinya kecil. Beban-beban yang tidak menyangkut mesin-mesin yang terputar sangat kecil
pengaruhnya terhadap arus saluran total pada waktu ada gangguan dan karena itu biasanya
diabaikan. Tetapi beban yang berupa motor serempak selalu dimasukkan dalam perhitungan
gangguan karena emf yang dibangkitkan besar sumbangannya pada arus hubng singkat. Diagram
itu harus memperhitungkan motor induksi sebagai emf yang dibangkitkan dalam hubungan seri
dengan suatu reaktansi induktif jika diagram tersebut dimaksudkan untuk menentukan arus yang
timbul segera setelah terjadinya suatu gangguan. Motor induksi diabaikan dalam perhitungan
arus beberapa periode setelah terjadinya gangguan. Karena arus yang diberikan oleh sebuah
motor induki hilang dengan cepat setelah motor tersebut dihubung-singkat.
Jika data sudah diberikan dengan diagram segaris kita dapat menuliskan nilai reaktansi
pada Gambar 2.16 , jika kita mau menunjukkan nilai ohm, seluruhnya harus diberikan dengan
berpedoman pada tingkat tegangan yang sama, seperti misalnya sisi saluran transmisi dan
transformator. Tetapi seperti telah kita simpulkan, jika dasar untuk bermacam-macam bagian
suatu rangkaian yang dihubungkan oleh sebuah transformator telah ditentukan sbagaimana
mestinya, nilai impedansi per satuan yang ditentukan pada bagian lain. Karena itu kita hanya
perlu menghitung masing-masing impedansi atas dasar bagiannya sendiri dalam rangkaian.
Keuntungan besar pada penggunaan nilai per satuan adalah bahwa tidak diperlukan perhitungan
lagi jika suatu impedansi dipindahkan dari satu sisi ke sisi yang lain dari sebuah transformator.
Gambar2. 16 Diagram reaktansi yang disesuikan dari gambar 2.14 dengan mengabaikan beban, resistansi, dan
admitansi shunt
Hal-hal berikut ini perlu selalu diperhatikan :
1. Suatu kilovolt dasar dan kilovoltampere dasar dipilih pada bagian sistem. Nilai-
nilai dasar untuk suatu sistem tiga fasa diartikan sebagai kilovolt antar saluran dan
kilovolt ampere atau mega volt ampere tiga fasa.
2. Pada bagian-bagian lain dari sistem, yaitu pada sisi lain dari transformator, kilo
volt dasar untuk masing-masing bagian ditentukan menurut perbandingan
tegangan antar saluran transformator. Kilovoltampere dasar adalah sama disemua
bagian sistem. Akan sangat memudahkan jika kilovolt dasar masing-masing pada
bagian sistem ditunjukkan pula pada diagram segaris.
3. Keterangan yang tersedia tentang impedansi transformator tiga fasa biasanya
adalah dalam per satuan atau persen atas dasar yang ditentukan menurut rating
transformator.
4. Untuk tiga buah transformator tiga fasanya ditentukan dari ranting fasa tunggal
masing-masing transformator. Impedansi dalam persen untuk satuan tiga fasa
adalah sama dengan impedansi dalam persen untuk masing-masing transformator
itu sendiri.
5. Impedansi persatuan yang diberikan atas dasar yang lain dari pada yang
ditentukan untuk bagian dari sistem dimana elemen itu berada harus diubah
kedasar yang semestinya menurut persamaan (2.17).
Contoh 2.9.
Sebuah generator tiga fasa 20 kV, 300 MVA mempunyai reaktansi sub-peralihan sebesar
20%. Generator ini mencaru beberapa motor serempak melalui saluran transmisi sepanjang 64
km(40 mil) yang mempunyai transformator pada kedua ujungnya,seperti diperlihatkan pada
diagram segaris dari gambar 2.17. Motor yang semuanya mempunyai rating 13,2 kV, dilukiskan
M1
sebagai dua buah motor ekivalen saja. Netral dari salah satu motor tersebut, ,
M2
dihubungkan ketanah melalui reaktansi. Netral dari motor kedua , tidak dihubungkan ke
M1 M2
tanah (suatu keadaan yang tidak biasa). Masukan nominal untuk dan berturut-turut
T1
adalah 200 MVA dan 100MVA .untuk kedua motor itu X= 20%. Transformator tiga fasa
mempunyai ating 350 MVA , 230/20 kV dengan reaktansi bocor sebesar 10%. Transformator
T2
terdiri dari tiga buah transformator fasa tunggal masing-masing dengan raning 127/13,2
kV, 100MVA dengan reaktansi bocor sebesar 10%. Reaktansi seri saluran transmisi adalah 0,5
/km. Gambarlah diagram reaktansi dengan semua reaktansi yang ditunjukkan dalam peraturan.
Pilihlah rating generator sebagai dasar pada rangkaian generator.
T2
Jawaban : rating tiga fasa adalah
3x100= 300 KVA
3 x 127/13,2 = 220/13,2 kV
Suatu dasar dari 300MVA,20KV pada rangkaian generator memerlukan dasar 300MVA
disemua bagian sistem dan dasar-dasar tegangan sebagai berikut:
T1
Pada saluran transmisi: 230kV (karena mempunyai rating 230/20kV)
13,2
Pada rangkaian motor 230 220 = 13,8kV
Dasar-dasar ini diperlihatkan di antara tanda kurung pada bagian segaris gambar 6.29.
reaktansi transformator yang diubah ke dasar yang semestinya adalah
300
T1
Transformator :X= 0,1x 350 = 0,0857 per satuan
13,2
T2 ( )
Transformator :X= 0,1x 13,8 = 0,0915 per satuan
230
( )
300 = 176,3
0,5 x 64
17,6 = 0,1815 per satuan
300 13,2
M1 ( )
Reaktansi motor = 0,2 200 13,8 = 0,2745 persatuan
300 13,2
M2 ( )
Reaktansi motor = 0,2 100 13,8 = 0,5490 persatuan
Contoh 2.10
M 1 dan M2
Jika motor pada contoh 6.10 berturut-turut mempunyai masukan 120
dan 60 MW pada 13,2 KV, dan keduanya bekerja dengan faktor daya sama dengan satu, carilah
tegangan pada terminal generator.
180
Jawaban : bersama-sama kedua motor menyerap 180 MW atau 300 = 0,6 per satuan
Gambar2. 18 Diagram reaktansi untuk contoh 2.9. reaktansi dinyatakan dalam per satuan dengan dasar yang
ditentukan.
13,2
Dan karena V= 13,8 = 0,9565/0 per satuan
0,6
I= 0,9565 = 0,6273/0 per satuan
Pada generator
V = 0,9565 + 0,6273(j0,0915+j0,1815+j0,0857)
0,9826x 20 = 19,65kV
2.9. RINGKASAN
Rangkaian ekivalen yang disederhanakan untuk generator serempak dan transformator
yang telah diperkenalkan dalam bab ini adalah penting sekali bagi pembahasan kita selanjutnya
dalam buku ini.
Kita telah melihat bahwa generator serempak akan memberikan reaktif yang lebih besar
pada sistem yang terhubung padanya jika penguat(exitation) ditingkatkan. Sebaliknya, jika
penguat diperkecil daya reaktif yang diberikan juga akan berkurang, dan pada keadaan kurang
diperkuat generator akan menyerap daya reaktif dari sistem. Analisis ini telah dibuat dengan
memisalkan sebuah generator yang mencatu suatu sistem yang sedemikian besarnya sehingga
tegangan terminal tetap konstan. Dalam bab 8 kita akan memperluas analisis ini untuk sebuah
generator yang mencatu suatu sistem yang direpresentasikan oleh ekivalen Thevenin-nya.
Perhitungan per satuan akan kita gunakan hampir terus menerus dalam bab-bab berikut.
Kita telah melihat bagaimana transformator dihilangkan dalam rangkaian ekivalen dengan
menggunakan perhitungan per satuan. Penting untuk diingat bahwa akar tiga tidak masuk ke
dalam perhitungan per satuan yang rinci karena spesifikasi suatu tegangan antar saluran dasar
dan tegangan saluran ke netral dasar berhubungan dengan faktor akar tiga.
Pengertian tentang pemilihan dasar yang tepat pada bermacam-macam bagaian suatu
rangkaian yang akan dihubungkan oleh transformator dan perhitungan parameter dalam
persatuan dengan dasar yang ditentukan untuk bagian rangkaian dimana parameter itu berbeda,
adalah pokok yang harus diingat dalam pembuatan suatu rangkaian ekivalen dari suatu diagram
segaris.
Y bus z bus
2.10 CONTOH DAN DENGAN 10 BUS MENGGUNAKAN
MATLAB
Diketahui:
Item }
x (pu)
G1 0.25
G2 0.20
G3 0.18
G4 0.25
G5 0.30
T1 0.10
T2 0.15
T3 0.175
T4 0.20
T5 0.175
L12 0.48
L15 0.120
L16 0.25
L110 0.35
L23 0.48
L24 0.45
L25 0.45
L34 0.40
L45 0.40
L56 0.39
L67 0.20
L78 0.39
L710 0.37
L89 0.25
L810 0.40
L910 0.38
Dit: Ybus= ?
Jawaban:
Ybus= [ y11 y12 y13 y14 y15 y16 y17 y18 y19 y110;
y21 y22 y23 y24 y25 y26 y27 y28 y29 y210;
y31 y32 y33 y34 y35 y36 y37 y38 y39 y310;
y41 y42 y43 y44 y45 y46 y47 y48 y49 y410;
y51 y52 y53 y54 y55 y56 y57 y58 y59 y510;
y61 y62 y63 y64 y65 y66 y67 y68 y69 y610;
y71 y72 y73 y74 y75 y76 y77 y78 y789 y710;
y81 y82 y83 y84 y85 y86 y87 y88 y89 y810;
y91 y92 y93 y94 y95 y96 y97 y98 y99 y910;
y101 y102 y103 y104 y105 y106 y107 y108 y109 y1010 ]
y22 = 1/0.48+1/0.48+1/0.36+1/0.45
y33 = 1/0.48+1/0.40
y44 = 1/0.40+1/0.45+1/0.40+1/0.35
y55 = 1/0.40+1/0.355+1/0.45+1/0.120+1/0.39
y66 = 1/0.39+1/0.25+1/0.20
y77 = 1/0.20+1/0.37+1/0.39+1/0.45
y88 = 1/0.39+1/0.15+1/0.40
y99 = 1/0.25+1/0.38
y1010 = 1/0.35+1/0.37+1/0.38+1/0.475+1/0.40
y13 = y31 = 0
y14 = y41 = 0
y17 = y71 = 0
y18 = y81 = 0
y19 = y91 = 0
y26 = y62 = 0
y27 = y72 = 0
y28 = y82 = 0
y29 = y92 = 0
y210 = y102 = 0
y35 = y53 = 0
y36 = y63 = 0
y37 = y73 = 0
y38 = y83 = 0
y39 = y93 = 0
y310 = y103 = 0
y46 = y64 = 0
y47 = y74 = 0
y48 = y84 = 0
y49 = y94 = 0
y410 = y104 = 0
y57 = y75 = 0
y58 = y85 = 0
y59 = y95 = 0
y510 = y105 = 0
y68 = y86 = 0
y69 = y96 = 0
y610 = y106 = 0
y79 = y97 = 0
y710 = y107 = 0
zbus =