Anda di halaman 1dari 10

MENGHITUNG ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN RUMAH

Mengetahui liku-liku dalam pekerjaan pembuatan rumah tinggal akan


lebih baik dalam merencanakan pembangunan rumah. Pengetahuan tentang
peralatan yang akan digunakan dalam pembangunan, bahan bangunan,
kebutuhan bahan, kebutuhan tenaga, waktu pelaksanaan memudahkan untuk
mengetahui kebutuhan biaya, pengendalian dan pengunaannya di dalam
setiap tahapan pekerjaan.

Ada beberapa hal yang harus dipahami dalam pembangunan rumah.


Salah satu diantaranya memahami gambar perencanaan, sehingga dapat
dihitung jumlah dan jenis bahan bangunan yang akan dibeli untuk
pembangunan. Dalam istilah bangunan dikenal dengan volume pekerjaan.

Volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume


pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga disebut sebagai kubikasi
pekerjaan. Volume yang dimaksud bisa dalam bentuk satuan panjang (m 1),
luas (m2), isi (m3), buah (bh), unit, lum sum (ls). Sedangkan harga bahan
bangunan dan harga upah pekerja tergantung tempat dan waktu pembuatan
rumah.

Uraian volume pekerjaan adalah menguraikan secara rinci besar


volume atau kubikasi suatu pekerjaan, yaitu menghitung besar volume
masing-masing pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail.
Volume pekerjaan disusun sedemikian rupa secara sistematis dengan lajur-
lajur tabel baris, dengan pengelompokan mulai dari pekerjaan awal sampai
akhir.

A. PEKERJAAN PERSIAPAN, GALIAN DAN URUGAN

Langkah awal yang perlu dikerjakan apabila akan memulai


pembangunan rumah adalah persiapan lahan yang akan dibangun dalam
kondisi yang mendukung pelaksanaan pembangunan (pekerjaan
pembersihan lahan), kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan galian dan
urugan.
1. Persiapan Lahan
Lahan yang akan dibangun rumah harus dalam keadaan bersih untuk
menghindari penurunan pada lantai keramik yang diakibatkan oleh penurunan
permukaan tanah.
Pembersihan lahan adalah membersihkan lahan dan sekitarnya,
tempat bangunan akan didirikan.
Lahan harus dibersihkan dari humus-humus tanah dan kotoran-kotoran
yang ada di atasnya.
Pembersihan lahan dilakukan sekeliling bangunan dengan jarak 3
meter dari as bangunan sebelah luar.

2. Pengukuran dan Pemasangan Bow Plank


Sebelum pekerjaan pengukuran dan pemasangan papan bouw plank
dilakukan yang pertama perlu dipersiapkan adalah peralatan dan bahan,
antara lain meteran, benang, kaso (usuk) 4/6, papan 2/20, paku, palu dan cat.
Bouw plank merupakan papan kayu sebagai pembatas lahan pekerjaan.
Bouw plank dipasang mengikuti bentuk lahan yang akan dibangun dengan
jarak 1m1 dari galian pondasi.
Bouw plank adalah papan ukur untuk menentukan peil/duga
lantai dan letak as-as dinding bangunan.
As bangunan ditandai dengan paku dan diberi tanda panah
dengan cat merah.
Sisi sebelah atas papan bouw plank diketam rata, dengan
ukuran biasa (3x25x400) cm dan tiang 5x7x100 cm.
Pemasangan papan bouw plank pada as (sumbu) bagian
bangunan tergantung pada besar kecilnya bangunan.
Panjang tiang 100 cm, jarak tiang ke tiang 200 cm.
Volume dapat dihitung berdasarkan volume dalam m 3 maupun
dalam m1 (panjang).

3. Galian Tanah dan Pondasi


Galian tanah pondasi adalah sleuf/alur tanah tempat meletakkan
pondasi. Galian mempunyai kemiringan tertentu, tergantung pada
struktur tanah.
Dalam galian tanah ditentukan oleh daya dukung tanah
minimum 0,5 kg/cm2.

4. Urugan Pasir Di bawah Pondasi


Urugan pasir dibawah pondasi berfungsi untuk perbaikan dan perataan
tanah.
Pasir urug disiram dengan air sampai padat.
Volume = h x b x p (h = tebal urugan, b = lebar urugan dan p = panjang
urugan).

5. Urugan Pasir Di bawah Lantai


Urugan pasir di bawah lantai berfungsi untuk menstabilkan tanah, juga
sebagai lantai kerja (adukan lantai)di atasnya untuk diteruskan ke daya
dukung tanah.
Volume urugan pasir dihitung dengan satuan m 3. Volume = h x L (h =
tebal urugan pasir dan L = luas lantai keramik).

6. Urugan Tanah Kembali Sisi Pondasi


Urugan tanah kembali adalah mengisi sleuf/alur yang tidak terisi oleh
pondasi.
Pengisian dilaksanakan setelah pondasi mengeras dan diisi lapis demi
lapis sampai padat, hingga tidak ada penurunan atau penyusutan.
Dalam analisa B.O.W untuk timbunan bangunan perumahan diambil
rata-rata 1/4 galian.
Volume = 1/4 x Volume galian tanah.

7. Urugan Tanah Untuk Peninggian Lantai


Urugan tanah untuk peninggian lantai diperlukan agar peil lantai
memiliki perbedaan ketinggian.
Volume urugan tanah untuk peninggian lantai dihitung dengan satuan
m3. Volume = h x L (h = tebal urugan tanah dan L = luas ruangan).

B. PEKERJAAN PONDASI DAN BETON BERTULANG


Pekerjaan pondasi batu kali dikerjakan mengikuti panjang bangunan
sesuai bentuk denah. Hal ini dilakukan agar beban dinding dapat dipikulnya.
Setelah itu dipersiapkan pekerjaan beton, antara lain adalah sloof sebagai
pengikat antara pondasi dan dinding, kolom, ring balk dan bagian lainnya
yang menggunakan bahan beton.

1. Pekerjaan Pondasi Batu Kali


Pondasi bangunan harus diperhitungkan sedemikian rupa, hingga
dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban-
beban berguna, dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin, gempa
bumi dan lain-lain. Pondasi tidak boleh turun setempat-setempat.
Pondasi langsung atau pondasi dangkal (shallow foundation),
digunakan bila lapisan tanah padat dengan daya dukung yang cukup
besar, letaknya tidak di dalam.
Dasar Pondasi langsung harus terletak di atas tanah padat, juga harus
terletak di bawah lapisan-lapisan tanah yang masih dipengaruhi oleh
iklim antara lain gerusan erosi, susut muai atau retak-retak pada tanah
liat dimusim kemarau. Oleh karena itu kedalaman dasar pondasi
minimal 0,60 meter di bawah permukaan tanah.
Pasangan batu kali disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan
grading/sususnan butir pasir yang memenuhi syarat. Kadar lumpur
pasir tidak dibenarkan lebih dari 5%.

2. Sloof Beton
Sloof beton diletakkan di atas sepanjang pondasi batu kali untuk
meratakan beban yang bekerja pada pondasi dan pengikat struktur
bawah.
Volume sloof beton menggunakan satuan m3 (luas penampang x
panjang pondasi).

3. Kolom Beton
Kolom beton atau tiang beton adalah bagian dari struktur atas dalam
posisi vertikal yang berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding bata
dan meneruskan beban di atasnya.
Untuk mencegah keretakan pada pasangan dinding bata dan plesteran
maka kolom beton harus digunakan setiap 12 m 2 pasangan dinding
bata. Volume kolom beton menggunakan satuan m 3 (luas penampang
x panjang kolom).

4. Beton Ring Balk


Beton ring balk adalah bagian struktur atas yang terletak di atas
pasangan bata berfungsi sebagai tumpuan konstruksi atap di atasnya
dan pengikat pasangan dinding bata di bawahnya.
Volume beton ring balk menggunakan satuan m3.

5. Beton Meja dapur


Volume beton meja dapur menggunakan satuan m 3.

6. Beton Lis Plank


Beton lis plank merupakan bidang horisontal pada atap yang berfungsi
untuk memperindah bentuk atap.
Volume beton lis plank menggunakan satuan m3.

7. Beton Topi Teras


Volume beton topi tera smenggunakan satuan m 3.

8. Beton Lantai Kerja


Beton lantai kerja terletak antara pasir urug dan lantai keramik.
Berfungsi sebagai konstruksi penstabil tanah dan urugan pasir dan
juga memperkuat keramik sehingga tidak terjadi penurunan lantai.
Volume beton lantai kerja menggunakan satuan m 3.

C. PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PLESTERAN


Pekerjaan pasangan dinding bata dilaksanakan setelah pekerjaan sloof
beton. Pasangan dinding berfungsi sebagai pembagi ruang sehingga
membentuk suatu ruangan dengan ukuran tertentu seperti yang
direncanakan. Setelah pemasangan dinding selesai, pekerjaan plesteran
dinding dilakukan supayadinding terlihat rapi dan memiliki permukaan yang
merata.

1. Pasangan Dinding Bata Merah


Pasangan dinding bata merah pada umumnya dipasang
menggunakan campuran semen dan pasir.
Adukan pada dinding yang terkena air secara langsung harus
kedap air menggunakan dinding bata tasram.
Volume pasangan dinding bata merah menggunakan satuan m 2.

2. Pasangan Bata Rolaag


Pasangan bata rolaag dipasang dibagian tepi teras atau tangga.
Pasangan bata rolaag ini berfungsi sebagai pembatas dan penyangga
tepi lantai, agar lantai tidak mengalami penurunan serta memudahkan
dalam pekerjaan pemasangan lantai keramik.
Volume pasangan bata rolaag menggunakan satuan m 2.

3. Plesteran dan Aci


Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan pasangan dinding
bata merah selesai.
Berfungsi sebagai pelapis pasangan dinding bata merah, mempunyai
ketebalan plesteran dinding antara 1,5 cm sampai dengan 2 cm.
Plesteran pada dinding yang terkena air secara langsung harus kedap
air.
Pekerjaan plesteran dilakukan dengan sistem yang benar dan baik
serta padat sehingga hasilnya terlihat lurus dan memiliki permukaan
yang merata. Ini dilakukan agar dalam pengerjaan berikutnya yaitu
pengacian (aci) menjadi mudah.

4. Kamprotan Dinding
Kamprotan dibuat dengan campuran adukan semen, pasir dan air
secukupnya.
Pekerjaan kamprotan dilakukan setelah plesteran dinding bata selesai
dan sebelum pengacian.
Kamprotan dikerjakan dengan cara melemparkan adukan
menggunakan sendok pasir untuk memplester pasangan bata pada
jarak tertentu, berbentuk kasar, tidak licin dan bertekstur.

D. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING


Setelah pengacian pada dinding dan beton lantai kerja yang sudah
diplester, pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan pemasangan lantai dan
dinding. Pada pembahasan ini pekerjaan lantai menggunakan penutup lantai
jenis keramik agar terlihat rapi, bersih dan mudah perawatannya. Keramik
juga dipakai di bagian dinding tertentu, terutama yang kedapa air seperti
dinding KM/WC dan meja dapur

1. Lantai Keramik
Keramik dipakai untuk lantai ruangan, lantai KM/WC dan sebagainya.
Apabila diinginkan pekerjaan pemasangan keramik yang lebih baik,
cepat dan tidak mudah lepas sebaiknya menggunakan adukan yang
sudah jadi (pabrikasi) seperti tipe a.m.
Keramik mempunyai sifat, jenis dan kegunaan yang berbeda-beda.

2. Dinding Keramik
Pemasangan dinding keramik dikerjakan setelah pekerjaan pengacian.
Pelapis dinding ini digunakan pada tempat-tempat yang kedap air
seperti KM/WC.
3. Plin Keramik
Plin keramik terletak pada dinding bagian bawah yang bertemu dengan
lantai.
Ukuran yang dipakai disesuaikan dengan panjang dan lebar keramik
yang digunakan.
Plin keramik berguna sebagai akhiran pertemuan antara dinding dan
lantai agar terlihat estetis.

E. PEKERJAAN PLAFON
Plafon atau sering disebut langit-langit rumah merupakan lapisan
penutup rangka atap ruangan. Keseluruhan pekerjaan plafon dilaksanakan
setelah pekerjaan plesteran dinding.

1. Rangka Plafon
Rangka plafon berfungsi sebagai dudukan jenis plafon yang akan
dipasang.
Pemasangan menggunakan paku dan sekrup, sehingga menghasilkan
bentuk sesuai dengan disain ang direncanakan.
Pada rangka plafon juga harus mengikuti pola plafon yang akan
dipasang.
Volume plafon menggunakan satuan m2.
Plafon juga berfungsi sebagai penahan panas dan kotoran yang
berasal dari rangka atap.
Plafon terbuat dari berbagai macam bahan yaitu: triplek (plywood),
eternit (asbes semen rata), GRC, papan gypsum, papan kayu
(lambrisering) dan lain sebagainya.

2. Lis Plafon
Lis plafon merupakan pekerjaan setelah pekerjaan plafon selesai.
Pemasangannya pada tepi-tepi plafon dan dinding bagian atas agar
terlihat lebih rapi dan bersih serta dapat mempengaruhi penampilan
seluruh ruangan menjadi lebih estetis.
Lis plafon terbuat dari berbagai macam bahan yaitu: kayu profil, kayu
dengan ukuran 1/4, gypsum profil dan lain sebagainya.

F. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


Pekerjaan kusen, pintu dan jendela dikerjakan bersama dengan
pemasangan dinding bata. Fungsi usen adalah sebagai rangka utama untuk
meletakkan atau menggantungkan daun pintu, daun jendela dan asesoris
lainnya.

1. Kusen Kayu
Pekerjaan kusen merupakan pekerjaan kayu halus, karena akan
menentukan baik tidaknya nilai fisik bangunan rumah.
Volume pekerjaan kusen menggunakan satuan m 3.

2. Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela


Daun pintu berfungsi sebagai sirkulasi manusia, barang dan udara.
Daun jendela berfungsi sebagai mediator pertukaran udara dan
penerang ruangan. Merupakan faktor yang dapat memperindah
tampilan bangunan secara keseluruhan.
Volume pekerjaan kusen menggunakan satuan m 3.

3. Pekerjaan Boven Light


Boven light merupakan ventilasi yang terletak di atas pintu maupun
jendela yang berfungsi sebagai sirkulasi udara dan penerang ruangan.
Mempunyai ukuran lebih kecil dari jendela.
Volume pekerjaan kusen menggunakan satuan m 3.

G. PEKERJAAN ATAP
Pekerjaan atap terdiri ari kuda-kuda, balok nok, gording (muur plat),
rangka atap kaso dan reng, jurai luar, jurai dalam, lis plank dan lain
sebagainya.

1. Kuda-kuda Atap Rumah


Kuda-kuda terbuat dari balok kayu dengan ukuran tertentu yang
dirakit membentuk segitiga sama kaki, diletakkan pada ring balk.
Volume kuda-kuda mempunyai satuan m3.

2. Gording dan Nok


Gording adalah balok kayu dengan ukuran tertentu yang diletakkan
pada kaki kuda-kuda.
Mempunyai fungsi sebagai tumpuan kaso, reng dan atap di
atasnya.
Volume kuda-kuda mempunyai satuan m3.

3. Kaso dan Reng


Kaso (usuk) adalah balok kayu yang berfungsi sebagai tumpuan
reng.
Kaso dipasang dengan jarak 50 cm.
Reng adalah balok kayu yang berfungsi sebagai tumpuan genteng.
Jarak reng disesuaikan dengan tipe atap genteng yang akan
dipakai.

4. Lis Plank Kayu


Lis Plank Kayu berupa papan kayu berfungsi sebagai aksen dan
penyangga genteng bagian bawah.
Dipasang pada ujung kaso bagian tepi atap.

5. Jurai Luar, Dalam dan Talang


Jurai luar adalah balok kayu yang diletakkan miring dan tampak
menonjol keluar, sebagai pertemuan antara balok gording dengan
gording yang lain serta sebagai dudukan kaso (usuk).
Jurai dalam adalah balok kayu yang diletakkan miring menghadap ke
dalam, berfungsi sebagai pertemuan dan tumpuan antara balok
gording serta sebagai dudukan papan talang.

6. Penutup Atap
Bahan penutup atap ada berbagai macam jenis antara lain: atap
genteng, nok genteng, atap asbes gelombang dan lain sebagainya.
H. PEKERJAAN PENGECATAN (FINISHING)
Pekerjaan pengecatan adalah pekerjaan akhir (finishing) setelah
pekerjaan bagian yang akan dicat telah selesai dikerjakan.
Pengecatan secara umum dilakukan untuk memberi warna pada ruangan
bagian dalam maupun bagian luar. Pemberian warna secara keseluruhan ini
bertujuan agar rumah terlihat bersih, anggun dan memberikan gambaran
identitas sang pemilik.
Cat terdiri dari bermacam-macam warna dasar dan campuran
pelarutnya. Pada umumnya pengecatan dinding dan plafon menggunakan cat
tembok dengan campuran air, untuk pekerjaan pengecatan kayu
menggunakan cat minyak dengan campuran minyak tinner.
Pekerjaan pengecatan (finishing) terdiri dari:
1. Pengecatan dinding.
2. Pengecatan plafon.
3. Pengecatan lis plank kayu.
4. Pengecatan kusen.
5. Pengecatan daun pintu dan jendela.
Satuan yang digunakan dalam pekerjaan pengecatan (finishing) adalah
dengan luas meter persegi (m2).

Anda mungkin juga menyukai