Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FARMAKOGNOSI

MONOGRAFI SIMPLISIA
DAUN SALAM (Syzygii Polyanthi Folium)

OLEH :

NAMA : QUICHTYLICHTA VASELINE


NIM : F1F115016

DOSEN :

DIAH TRI UTAMI, S. Si., M. Sc.

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2017
DAUN SALAM
Syzygii Polyanthi Folium
Daun salam adalah daun Syzygium polyanthum Wight, suku
Myrtaceae, mengandung flavonoid total tidak kurang dari 0,40% dihitung
sebagai kuersetin.
Daun salam dipanen pada bagian pucuknya bersamaan dengan
ranting yang turut serta. Tidak ada umur yang khusus untuk memanen
daun salam. Ketika pohon telah menghasilkan buah daun salam dapat
dipanen kapanpun. Namun bagian yang dipanen adalah bagian pucuknya
serta beberapa daun terdekat dari pucuk.

Pohon Salam Daun Salam

A. Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Myrtales

Famili: Myrtaceae

Genus: Syzygium

Spesies: S. polyanthum
Nama binomial: Syzygium polyanthum

B. Identitas Simplisia Pemerian

Berupa daun warna kecokelatan, bau aromatik lemah, rasa kelat.


Daun tunggal bertangkai pendek, panjang tangkai daun 5-10 mm . Helai
daun berbentuk jorong memanjang, panjang 7-15 cm, lebar 5-10 cm; ujung
dan pangkal daun meruncing, tepi rata, permukaan atas berwarna cokelat
kehijauan, permukaan bawah berwarna cokelat tua; tulang daun menyirip
dan menonjol pada permukaan bawah, tulang cabang halus.

C. Mikroskopik Fragmen pengenal

Adalah epidermis bawah dengan stomata tipe parasitis, berkas


pengangkut, serabut sklerenkim, epidermis atas dan kristal kalsium oksalat
bentuk roset, lepas.
D. Pola kromatografi
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatorafi <61>
dengan parameter sebagai berikut :
Fase gerak : Etil asetat P-asam format P-asam asetat P-air
(1 0:0,5:0,5: 1)
Fase diam : Silika gel 60 F254
Larutan uji : 10 % dalam etanol P, gunakan Larutan uji KLT
seperti yang tertera pada kromatografi <61>
Larutan pembanding : Kuersitrin 0,1 % dalam etanol P
Volume penotolan : Totolkan 10 L Larutan uji dan 1L Larutan
pembanding
Deteksi : Sitroborat LP, panaskan lempeng pada suhu 100
selama 5-10 menit dan UV366
E. Susut pengeringan < 111 > Tidak lebih dari 10%

F. Abu total <81 > Tidak lebih dari 5,5%

G. Abu tidak la.-ut asam <82> Tidak lebih dari 1,8%

H. Sari larut air < 91 > Tidak kurang dari 7,4%

I. Sari larut etanol <92> Tidak kurang dari 7,8%

J. Kandungan Kimia Simplisia


Kadar flavonoid total Tidak kurang dari 0,40% dihitung sebagai kuersetin
Lakukan penetapan kadar sesuai dengan Penetapan Kadar Flavonoid Total
< 151 > Melode I
Gunakan kuersetin sebagai pembanding dan ukur serapan pada panjang
gelombang 425 nm .

K. Senyawa Identitas

Kuersitrin Struktur
kimia :
L. Khasiat

Secara tradisional, daun salam digunakan sebagai obat sakit


perut.Daun salam juga dapat digunakan untuk menghentikan buang air
besar yang berlebihan.[ Pohon salam bisa juga dimanfaatkan untuk
mengatasi asam urat, stroke, kolesterol tinggi, melancarkan peredaran
darah, radang lambung, diare, gatal-gatal, kencing manis, dan lain-lain.

Penggunaan daun salam sebagai obat di atas disebabkan oleh


kandungannya yakni pada daun salam kering terdapat sekitar 0,17%
minyak esensial, dengan komponen penting eugenol dan metil kavikol
(methyl chavicol) di dalamnya. Ekstrak etanol dari daun menunjukkan efek
antijamur dan antibakteri, sedangkan ekstrak metanolnya merupakan
anticacing, khususnya pada nematoda kayu pinus Bursaphelenchus
xylophilus.[4] Kandungan kimia yang dikandung tumbuhan ini adalah
minyak atsiri, tannin, dan flavonoida. Bagian pohon yang bisa
dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, kulit batang, akar, dan buah.

M. Ekologi

Salam menyebar di Asia Tenggara, mulai dari Burma, Indocina,


Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Pohon ini
ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan primer dan sekunder, mulai dari
tepi pantai hingga ketinggian 1.000 m (di Jawa), 1.200 m (di Sabah) dan
1.300 m dpl (di Thailand); kebanyakan merupakan pohon penyusun tajuk
bawah. Di samping itu salam ditanam di kebun-kebun pekarangan dan
lahan-lahan wanatani yang lain, terutama untuk diambil daunnya. Daun
salam liar hampir tak pernah dipergunakan dalam masakan, selain karena
baunya sedikit berbeda dan kurang harum, salam liar juga menimbulkan
rasa agak pahit.
DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI.2008.Farmakope Herbal Indonesia Edisi I.Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Jakarta:

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Republik

Indonesia. Hlm 1521

Anda mungkin juga menyukai