Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
enanganan pascapanen Bahan Hasil Pertanian ( BHP ) harus dilakukan
dengan baik dan benar agar BHP dapat sampai kepada tangan konsumen dengan kualitas
yang baik pula. Salah satu BHP yang banyak disoroti di Indonesia adalah kopi.
Kopi merupakan komoditas yang tidak asing lagi bagi Indonesia, hal ini dapat
dilihat dari ketergantungan sebagian besar masyarakat Indonesia akan komoditas
ini sebagai komoditas yang diprioritaskan. Tidak heran jika hampir tiap waktu
kopi selalu menjadi sorotan baik dari segi kualitas ataupun kuantitasnya. Setiap
kota atau daerah di Indonesia pada umumnya mempunyai pusat industri kopi,
karena hampir semua masyarakat Indonesia menyukai kopi. Pusat industri kopi
merupakan daerah yang menjadi transaksi pembelian dan penjualan kopi.
Pembelian dilakukan setelah dilakukan pengiriman dari daerah-daerah untuk
ditampung sementara. Sedangkan penjualan dilakukan setelah produk yang dibeli
tersebut mengalami perubahan sebagai perwujud dan nilai tambah melalui
perbaikan kualitas dengan rekayasa teknologi, seperti pengemasan, pensortiran,
grading dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dari BHP adalah dengan
perlakuan pascapanen yakni sortasi dan grading. Dalam praktikum kali ini proses
grading akan di uji cobakan terhadap komoditas kopi guna menilai kualitas dari
kopi tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Pengenalan bermacam-macam alat grading, khususnya untuk biji-bijian
2 . Melakukan tindakan pengawaswan mutu bahan dengan cara uji fisik dan
kimia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Grading adalah proses pemilihan bahan berdasarkan permintaan konsumen


atau berdasarkan nilai komersilnya. Sortasi dan grading berkait
erat dengan tingkat selera konsumen suatu produk atau segmen pasar yang akan
dituju dalam pemasaran suatu produk. Terlebih apabila yang akan dituju adalah
segmen pasar tingkat menengah ke atas dan atau segmen pasar luar negeri.
Kegiatan sortasi dan grading sangat menentukan apakah suatu produk laku pasar
atau tidak.Pada kegiatan grading, penentuan mutu hasil panen biasanya
didasarkanpada kebersihan produk, aspek kesehatan, ukuran, bobot, warna,
bentuk, kematangan, kesegaran, ada atau tidak adanya serangan/ kerusakan oleh
penyakit, adanya kerusakan oleh serangga, dan luka/ lecet oleh faktor mekanis.
Pada usaha budidaya tanaman, penyortiran produk hasil panenan dilakukan secara
manual, yaitu menggunakan tangan. Sedang grading dapat dilakukan secara
manual atau menggunakan mesin penyortir. Grading secara manual memerlukan
tenaga yang terampil dan terlatih, dan bila hasil panen dalam jumlah besar akan
memerlukan lebih banyak tenaga kerja ( Anonim, 1985 ).
Persyaratan mutu untuk tiap komoditas merupakan faktor yang menentukan
dalam tercapainya jaminan mutu untuk setiap produk. Disatu sisi persyaratan
mutu ini akan memberikan suatu jaminan keamanan dan keselamatan bagi
konsumen karena persyaratan tersebut terkandung kriteria-kriteria yang berkenan
dengan kemungkinan munculnya gangguan kesehatan. Sementara itu bagi petani
atau kelompok tani persyaratan mutu tersebut merupakan kendala dalam
mendistribusikan atau menjual produknya ke pasar (Anonima, 2006).
Pengelompokan (grading) sangat tergantung pada jenis sayurannya. Cara
sortasi dan pengelompokan dapat berbeda-beda tetapi tujuannya adalah untuk
membuat keseragaman dalam ukuran, bentuk, warna dan faktor mutu lainnya.
Tingkat kematangan dapat dibedakan dari perubahan warna dan kekerasan.
Tingkat kematangan tomat terdiri dari: matang hijau (green mature), semburat
(breaker), indeks panen untuk kacang panjang, terung, mentimun, paria adalah
pada stadia muda. Sifat-sifat ini merupakan faktor utama dalam pengelompokan
(Sutarya, 1995).
Kualitas sayuran tergantung dari beberapa faktor yang bila dikombinasikan
akan menentukan dapat diterima atau tidaknya hasil-hasil oleh pebeli atau
konsumen. Ini dibagi dalam 2 kategori yang dibedakan: sifat-sifat yang mudah
diamati (dirasakan) seperti kenampakan, warna, tekstur, ketegaran (turgidity).
Sedangkan sifat yang berikutnya yaitu yang kurang mudah diamati dari aroma dan
nilai gizi. Kualitas sayuran adalah sifat yang tidak stabil yang harus dipertahankan
selama jangka waktu tertentu (William, 1993).
Pemenuhan kebutuhan khususnya konsumsi buah tidak hanya dalam bentuk
kuantitas, tetapi juga dalam bentuk kualitas, bentuk wujud, kemasakan, rasa,
kesegaran dan aroma harus prima, menarik tanpa cacat. Wujud penampakan buah
harus memiliki suatu standar, sesuatu yang digunakan untuk mengukur dan
menilai wujud penampakan tersebut. Buah-buah yang memiliki standar pasar ini,
tentunya akan dihasilkan oleh jenis-jenis varietas unggul yang telah mendapat
rekomendasi (Kalie, 1992).
Pengelompokan pada komoditi hortikultura biasanya terdiri atas kelas super,
kelas I, kelas II dan Apkir. Kelas super adalah suatu kelompok yang dianggap
sangat baik untuk penilaian faktor mutu dan cocok untuk diekspor, karena pada
kelas ini terdapat keseragaman warna, bentuk, ukuran dan tidak adanya cacat yang
dimiliki oleh kelompok tersebut (Sutarya, 1995).
Buah-buahan dan sayuran menjadi variasi mutu sangat luas, yang
disebabkan oleh faktor-faktor genetik di lingkungan dan agronomi. Sortasi mutu
diperlukan untuk mendapatkan keuntungan yang memadai sesuai dengan mutu
barang. Grading dapat dilakukan bersama dengan penyortiran dan atau dapat
dilakukan secara terpisah (Pantastico, 1989).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat
Alat sortasi kopi ayakan dengan ukuran 7,5mm , 6,5mm
dan timbangan.
Bahan
Kopi beras asalan sebanyak 595 gram.
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Menghitung Rendeman Kopi L, M,dan S
Timbangan kopi sebanyak 595 gram
Pisahkan dengan ayakan ukuran 7,5 mm, 6,5 mm dan 5,5 mm.
Timbang berat masing-masing kelompok, dimana Ukuran L adalah kopi
yang tertahan di saringan 7,5mm. Ukuran M adalah kopi yang lolos
saringan 7,5 tertahan pada saringan ukuran 6,5mm dan S adalah kopi yang
lolosan ayakan 6,5 mm.

3.2.2 menghitung kadar kotoran


Timbang sampel kopi asalan sebanyak 100gram contoh kopi, lalu amati
dan timbang Benda asing = seperti serangga, tangkai, kerikil, daun, pasir,
tanah.
Kopi beras ada lobang hama + kopi beras yang didalam air akan terapung
Kopi beras tidak ada lobang hama + kopi beras yang dalam air melayang
atau tenggelam.
Hitunglah berat untuk masing-masing bagian:
Berat bend a Asing
Persen benda asing= x 100
Berat kopi berasawal

Berat kopi Hampa


Persen kopi terapung= x 100
Berat kopiberas awal

Berat kopitenggelam
Persen bkopitenggelam /melayang= x 100
Berat kopiberas awal

3.2.3 Sortasi berdasarkan nilai cacat.


Kopi beras yang telah disortasi menggukan ayakan getar dipashkan
berdasarkan nilai cacat .
Timbang setiap kelompok hasil pemisahan berdasarkan nilai catat.
Hitung rendemen setiap kelompoik kopi beras.
Hitunglah untuk kopi beras :
Berat benda Asing
Persen benda asing= x 100
Berat kopi berasawal
Berat kopihitam
Persen kopi hitam= x 100
Berat kopi beras awal
Berat kopi pecah
P ersenkopi pecah= x 100
Berat kopiberas awal
Berat kopi belang
Persen kopi belang= x 100
Berat kopiberas awal
Berat kopi berlubang
Persen kopi berlubang= x 100
Berat kopiberas awal
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Pengamatan hasil sortasi manual berdasarkan nilai cacat
Nilai Catat Berat (gram) %
Kopi Ukuran L 1. Kopi Hitam 21 4,2
2. Kopi pecah 10 2
3. Kopi Belang 9 1,8
4. Kopi Berlubang 16 3,2
5. Kopi Muda 60 12
6. Kopi bagus 384 76,8

4.2 Pembahasan
Perhitungan hasil sortasi secara manual berdasarkan nilai cacat dapat
diketahui bahwa total berat dari kopi hitam, kopi pecah, kopi belang, kopi
berlubang, kopi muda dan kopi bagus adlah 500 gram maka adanya losses atau
kehilangan 95 bagian dari kopi.
Berat kopihitam
1. Persen Kopi Hitam= x 100
Berat kopi beras awal

21 gram
= x 100
5 oo gram
= 4,2 %

Berat kopi pecah


2. Persen Kopi Pecah= x 100
Berat kopi beras awal

10 gram
= x 100
5 oo gram
=2 %

Berat kopi belang


3. Persen Kopi Belang= x 100
Berat kopiberas awal

9 gram
= x 100
5 oo gram
= 1,8 %
Berat kopiberlubang
4. Persen Kopi Berlubang= x 100
Berat kopi beras awal

16 gram
= x 100
5 oo gram
= 3,2 %
Berat kopi Muda
5. Persen Kopi Muda= x 100
Berat kopiberas awal

60 gram
= x 100
5 oo gram
= 12 %

Berat kopibagus
6. Persen Kopi Bagus= x 100
Berat kopi beras awal

384 gram
= x 100
5 oo gram
= 76 %
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum mengenai sortasi dan grading praktikan telah mengetahui
adanya beberapa macam alat yang dapat digunakan untuk sortir dan grading
diantaranya yaitu: Saringan Bergoyang, Saringan Bergoyang, Aerodinamik Patikel
Kecil, Aerodinamik Patikel Kecil, Separator Gravitasi Spesifik, Separator
Gravitasi Spesifik, Sparator Spiral, Sparator Spiral, Separator Silinder, Separator
Silinder, Separator Piringan, Separator Piringan, Separator Siklon (Cyclone) ,
Separator Siklon (Cyclone), Separator Sentrifugal.
Praktikan mengetahui pengawasan mutu bahan dengancara uji fisik dan
kimia dengan mengetahui HACCP adalah pedoman untuk mengidentifikasi
bahaya yang mungkin terjadi pada semua proses produksi (dari tahap produksi
primer sampai ditangan konsumen). Dengan kata lain HACCP ini, di Indonesia
bertujuan untuk menjamin keamanan pangan. Dengan diidentifikasinya semua
tahapan produksi, sehingga bisa diminimalisasi kontaminasi bahaya. Bahaya
disini bisa disebabkan oleh zat kimia, kontaminasi mikro/bakteri (biologi), atau
zat asing (fisik, bisa berupa pecahan kaca atau lain sebagainya).
5.2 Saran
Setelah diadakannya praktikum mengenai sortir dan grading dengan
menggunakan sampel bahan kopi praktikan mampu membedakan bagian kopi
yang perlu di proses untuk selanjutnya namun ada beberapa kendala saat
diadakannya praktikum ini yaitu alangkah baiknya jika berat kopi awal dari setiap
kelompok disama ratakan kemungkinan akan membantu saat melihat selisih
perbandingan dari kelompok lainnya. Diharapkan juga untuk setiap praktikan
dapat disiplin dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin saat pratikum.
DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2006. Pembakuan Standar Mutu Produk Beberapa Segmen Pasar di Propinsi
Sumatra Utara. http://www.deptan.go.id/psa/doc. Diakses 19 November 2010.

Kalie. 1992. Mengatasi Buah Rontok, Busuk dan Berulat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pantastico. 1989. Fisiologi Pasca Panen. UGM Press. Yogyakarta.

Sutarya. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. UGM Press. Yogyakarta.
William. 1993. Produksi Sayuran Di Daerah Tropika. UGM Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai