PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordo
Diptera.. Lalat sering hidup di antara manusia dan sebagian jenis dapat menyebabkan
penyakit yang serius bagi kesehatan manusia. Lalat disebut penyebar penyakit yang
sangat serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat yang pada umumnya
ditempat sampah atau tempat penampungan sampah. Kurang lebih 125.000 kuman
yang jatuh ke tempat tersebut. Kuman pada sampah akan menempel pada tubuh dan
kaki lalat saat lalat hinggap disampah tersebut. Karena lalat sering hidup diantara
manusia, lalat menyukai makanan yang dimakan manusia. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya penularan penyakit kepada manusia dan menjadi binatang
pengganggu bagi manusia.
Pada daerah tropis lalat dapat tumbuh dengan baik, ditambah dengan
kurangnya pengelolaan sampah yang kurang baik mengakibatkan jumlah populasi
nyamuk meningkat. Sehingga diperlukan penanganan yang baik untuk mengurangi
populasi lalat.langkah awal yang dilakukan untuk mengurangi jumlah populasi lalat
yaitu dengan melakukan pengukuran kepadaatan lalat. Alat yang digunakan untuk
menghitung kepadatan lalat aadalah fly griil yang akan kami bahas lebih lanjut dalam
laporan praktikum ini.
1
C. KAJIAN TEORI
d. Tempat Istirahat
2
Pada siang hari, bila lalat tidak mencari makan, mereka akan beristirahat
pada lantai, dinding, langit-langit, jemuran pakaian, rumput-rumput, kawat
listrik, serta tempat-tempat dengan yang tepi tajam dan permukaannya
vertikal. Biasanya tempat istirahat ini terletak berdekatan dengan tempat
makannya atau tempat berkembang biaknya, biasanya terlindung dari
angin. Tempat istirahat tersebut biasanya tidak lebih dari 4,5 meter di atas
permukaan tanah.
e. Lama Hidup
Pada musim panas, berkisar antara 2 4 pekan. Sedangkan pada musim
dingin bisa mencapai 20 hari.
f. Temperatur
Lalat mulai terbang pada temperatur 15oC dan aktifitas optimumnya pada
temperatur 21oC. Pada temperatur di bawah 7,5oC tidak aktif dan diatas
45oC terjadi kematian.
g. Kelembaban
Kelembaban erat kaitannya dengan temperatur setempat.
h. Cahaya
Lalat merupakan serangga yang bersifat fototrofik, yaitu menyukai
cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya
sinar buatan.
2. Lalat
Lalat juga dilengkapi dengan sistem penglihatan yang sangat canggih, yaitu
adanya mata majemuk. Sistem penglihatan lalat ini terdiri dari ribuan lensa dan
sangat peka terhadap gerakan. Bahkan ada beberapa jenis lalat yang memiliki
penglihatan tiga dimensi yang akurat. Model penglihatan lalat ini juga menjadi
ilham bagi ilmuwan kedokteran untuk menciptakan sebuah alat pencitraan (scan)
baru.
Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil
yang digunakan untuk menjaga stbilitas saat terbang. Lalat sangat mengandalkan
penglihatan untuk bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan
sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi
3
yang akurat (Suska, 2007). Mata lalat dapat mengindra getaran cahaya 330 kali per
detik. Ditinjau dari sisi ini, mata lalat enam kali lebih peka daripada mata manusia.
Pada saat yang sama, mata lalat juga dapat mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet
pada spektrum cahaya yang tidak terlihat oleh kita. Perangkat ini memudahkan lalat
untuk menghindar dari musuhnya, terutama di lingkungan gelap. Namun demikian,
lalat juga bertindak sebagai vektor mekanis dari suatu penyakit, umumnya penyakit
perut atau gastro enteritis. Lalat, seperti serangga pada umumnya, mempunyai
kepekaan (sensitivitas) terhadap berbagai perbedaan panjang gelombang cahaya
(warna).
a. Pemukiman penduduk
b. Tempat-tempat umum (pasar, terminal, rumah makan, hotel, dan
sebagainya)
4
c. Lokasi sekitar Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah yang
berdekatan dengan pemukiman
d. Lokasi sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang berdekatan
dengan pemukiman
Alat yang digunakan untuk menghitung kepadatan lalat ialah Fly Grill. Dalam
percobaan ini kami memodifikasi fly grill dengan menggunakan warna hijau. Warna
hijau merupakan salah satu warna yang disukai oleh lalat. Pada umumnya lalat
tertarik pada warna hijau karena warna hijau menyerupai warna buah.
5
Sehingga untuk memudahkan dalam pengukuran kepadatan lalat bentuk Fly
Grill yang kami pilih adalah betuk Fly Grill Lipat sebab lebih efisien dan mudah
dalam pengoperasian ketika dilapangan. Bentuk lipat dua dapat menyesuaikan
topografi lokasi. Selain itu bentuk Fly Grill yang dapat dilipat dua dapat
memudahkan peneliti dalam membawa ke tempat yang akan diukur kepadatan
lalatnya. Bentuk Fly Grill juga membuat peneliti efisien dalam penggunaan waktu
karena tidak perlu merangkai Fly Grill terlebih dahulu seperti Fly Grill yang sudah
ada di pasaran.
BAB II
6
- Stopwatch
- Formulir pencatatan
- Counter
- lalat bebas/liar
B. CARA KERJA
1. Letakan flygril pada tempat dan jarak yang telah ditentukan
2. Biarkan beberapa saat (untuk penyesuaian bagi lalat)
3. Hitung jumlah lalat yang hinggap pada flygrill selama 30 detik, pada 10
titik
4. Ambil sebanyak 5 hasil perhitungan kepadatan lalat yang tertinggi, dari 10
titik, kemudian dirata-ratakan.
Rumus : jumlah lalat pada 5 titik tertinggi X 100 %
5
5. Hasil rata-rata adalah angka kepadatan lalat dengan satuan ekor per block
grill.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Berikut tabel pengukuran kepadatan lalat
No Lokasi Jarak Titik pengamatan/30` Rata jumlah
. pengukuran terhadap lalat (5 hasil
rumah pengukuran
terdekat tertinggi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1. Pasar 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 20
7
lawata 2 8 9 5 7 0 9 8 0 0
2. Bak 13
sampah 1 1 8 5 8 1 1 9 1 5
MTQ 5 0 2 3 5
Interprestasi :
a. 0 2 = rendah
b. 3 5 = sedang
c. 6 20 = tinggi
d. > 20 = sangat tinggi
B. PEMBAHASAN
Dari hasil pengukuran yang sudah dilakukan diperoleh data bahwa
pengukuran kepadatan lalat dengan menggunakan fly grill berwarna biru. Hasil
pengukuran didapat dengan menjumlah 5 angka tertinggi dari 10 titik tempat yang
dipantau lalu dibagi 5.
Pada pengukuran kepadatan lalat di pasar lawata rata-rata jumlah lalat adalah
20 ekor artinya tingkat kepadatan lalat di pasar lawata tinggi.
Sedangkan pengukuran kepadatan lalat di bak sampah disekitar MTQ,
diperoleh nilai 13 yang artinya tingkat kepadatan lalat di daerah tersebut tinggi.
Karena kedua tempat tersebut tingkat kepadatan lalatnya tinggi, Maka
diperlukan upaya pengamanan tempat-tempat perkembangbiakan lalat dan kalau
perlu dibuat perencanaan upaya pengendalian.
8
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Alat yang digunakan untuk mengukur kepadatan lalat yaitu fly grill dan lalat
suka hinggap di tempat sampah. Pada daerah yang memiliki tingkat kepadatan yang
tinggi, maka diperlukan upaya pengamanan tempat-tempat perkembangbiakan lalat
dan kalau perlu dibuat perencanaan upaya pengendalian.