PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lalat merupakan salah satu insekta ordo diptera yang mempunyai
sepasang sayap berbentuk membran. Saat ini telah ditemukan tidak kurang
dari 60.000 sampai 100.000 spesies lalat. Namun tidak semua spesies ini
perlu diawasi, karena beberapa diantaranya tidak berbahaya bagi manusia
ditinjau dari segi kesehatan (Depkes RI, 1991). Menurut Hadi (2006) lalat
yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan adalah Ordo Diptera,
Subordo Cyclorrhapha, dan anggotanya terdiri atas lebih dari 116.000
spesies lebih di seluruh dunia.
Berdasarkan sedikit pemaparan mengenai lalat dan kecoa di atas,
kami akan membahas mengenai bionomik pada lalat dan kecoa serta
gangguan yang dapat ditimbulkan dari serangga tersebut.
BAB II
ISI
Bionomik Lalat
1.
lingkungan
perkembangbiakannya.
Waktu
yang
Telur
Telur diletakkan pada bahan-bahan organik yang
lembab (sampah, kotoran binatang, dan lain-lain) pada
tempat yang tidak langsung kena sinar matahari. Telur
berwarna putih dan biasanya menetes setelah 8-30 jam,
tergantung dari suhu sekitarnya.
Larva/tempayak
Tingkat I : telur yang baru menetes, disebut instar I
berukuran panjang 2 mm, berwarna putih,
tidak bermata dan kaki, amat aktif dan ganas
terhadap makanan, setelah 1 - 4 hari melepas
kulit keluar instar II.
Pupa/ Kepompong
Pada masa ini, jaringan tubuh larva berubah menjadi
jaringan tubuh dewasa. Stadium ini berlangsung 3-9 hari.
Temperatur yang disukai 35C.
d.
Dewasa
Proses pematangan menjadi lalat dewasa kurang lebih 15
jam dan setelah itu siap untuk mengadakan perkawinan.
Seluruh waktu yang diperlukan 7-22 hari, tergantung pada
suhu setempat, kelembaban dan makanan yang tersedia.
Umur lalat dewasa dapat mencapai 2-4 minggu.
3.
tinggal
(Widyawati
& Yuliarsih,
2002). Lalat
Jenis-Jenis Lalat
Berdasarkan
pembagian
spesiesnya,
lalat
memiliki
produksi
10
susu,
kadang-kadang
menyerang
bagian
mulut
(probosis)
meruncing
untuk
11
12
13
jantan
berkeliling
di
sekitar
lampu-lampu
yang
menggantung.
Pada umumnya segala jenis atau spesies lalat memiliki
kecenderungan pola hidup dan siklus hidup yang hampir sama.
Namun pada keadaan-keadaan tertentu dan tempat-tempat
tertentu ada lalat yang mampu bertahan kuat dibandingkan
dengan lalat-lalat yang lainnya. Tapi hal ini tidak mempungkiri
bahwa spesies-spesies lalat yang telah dipaparkan diatas
merupakan vektor pembawa penyakit dan merupakan hewan
14
15
a.
b.
c.
d.
Cholera,
gejala
muntah-muntah,
demam,
dehydrasi,
f.
16
BAB III
KESIMPULAN
17