Anda di halaman 1dari 12

LOGISTIK DALAM KEPERAWATAN

A. Pengertian manajemen logistik


Logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai
perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pememliharaan serta penghapusan material/alat-alat. (Subagya,1994)
Logistik diartikan pula sebagai bagian dari instansi yang tugasnya menyediakan
barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah,
kualitas dan pada waktu yang tepat (sesuai kebutuhan) dengan harga serendah mungkin
(Aditama, ).
Adapun kegiatan logistik meliputi mengadakan pembelian, inventory dan stock
control, penyimpanan dan pengembangan, produksi dan operasional, keuangan, akuntansi
manajeman, penjualan dan distribusi serta informasi.

B. Tujuan
Kegiatan logistik menurut Aditama, mempunyai tiga tujuan yaitu tujuan
operasional, keuangan dan pengamanan. Tujuan operasional adalah bahwa logistik
bagaimana agar tersedia barang, serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang
memadai. Tujuan keuangan adalah bagaimana upaya tujuan operasional dapat terlaksana
dengan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Sedangkan tujuan pengamanan
adalahbagaimana agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan,
penggunaan tanpa hak, pencurian dan penyusutan yang tidak wajar.

C. Fungsi Manajemen Logistik


Fungsi manajemen logistik merupakan suatu proses yang terdiri dari fungsi
perencanaan dan penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan dan
penyaluran, pemeliharaan, serta penghapusan.
a. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan
Fungsi perencanaan merupakan fungsi yang mencakup aktivitas dalam
menetapkan sasaran, pedoman, dan pengukuran penyelenggaraan dalam bidang
logistik. Sedangkan penentuan kebutuhan adalah rincian dari fungsi perencanaan
dengan memepertimbangkan faktor-faktor yang yang mempengaruhinya.
Perencanaan pengadaan barang logistik harus dilaksanakan secara hati-hati,
sehingga logistik selalu tersedia setiap dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dan mutu
yang baik.

1
b. Fungsi penganggaran
Fungsi ini merupakan kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian penentuan
kebutuhan dalam suatu skala standar,yaitu mata uang dan jumlah biaya dengan
memeprhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku terhadapnya.
c. Fungsi pengadaan
Fungsi pengadaan merupakan usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan
maupun penganggaran
d. Fungsi penyimpanan dan penyaluran
Merupakan pelaksanaan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran perlengkapan yang
telah diadakan melalui fungsi terdahulu untuk kemudian disalurkan ke instansi
pelaksana.
e. Fungsi pemeliharaan
Adalah usaha untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang
inventaris.
f. Fungsi penghapusan
Berupa kegiatan dan usaha pembebasan barang dari pertanggung jawaban yang
berlaku. Disebut juga sebagai usaha untuk menghapus kekayan karena kerusakan yang
tidak dapat diperbaiki, dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun teknis,
kelebihan, hilang, susut atau hal lain sesuai dengan perundangan yang berlaku.
g. Fungsi pengendalian
Merupakan fungsi inti dari mpengelolaan perlengkapan yang meliputi usaha untuk
memonitor dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik. Unsur kegiatan
utama dalam fungsi ini adalah pengendalian inventarisasi dan ekpedisi.

D. Peran Logistik di Rumah Sakit


Rumah sakit merupakan unit produksi yang menghasilkan jasa. Dengan
demikian kegiatan logistik di rumah sakit hanya menyangkut kegiatan persediaan
barang/bahan serta peralatan yang dibutuhkan dalam rangka memproduksi jasa
tersebut.
Berdasar bidang pemanfaatannya, barang dan bahan yan tersedia di rumah
sakit dikelompokkan dalam persediaan farmasi, makanan, logistik umum dan teknik.
Persediaan farmasi meliputi ; 1) Persediaan obat esensial, non essensial, serta obat
yang cepat atau lama dipakai, 2) Persediaan bahan kimia yang terdiri dari bahan untuk
laboratoium, produksi farmasi intern dan kegiatan non medis, 3) Persediaan gas
medik, yaitu gas yang dibutuhkan oleh pasien di ruang bedah maupun ruang
perawatan intensif. 4) Peralatan kesehatan, yaitu barang habis pakai dan tidak mupun
elektronik dan non elektronik yang dipergunakan dalam kegiatan perawatan dan
pengobatan.

2
Manajemen logistik merupakan serangkaian kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan,
pendistribusian, penyimpanan dan penghapusan logistik guna mendukung efektifitas
dan efesiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi (Dwiantara, 2004)
Kegiatan manajemen logistik menurut Aditama (2004) terdiri dari ; 1)
Kegiatan manajerial meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan, 2)
Kegiatan operasional, yaitu pengadaan, pencatatan atau inventarisasi, penggudangan,
pendistribusian , pemeliharaan dan penghapusan, 3) Obyek logistik terdiri atas
perbekalan, barang, material, peralatan, perlengkapan, sarana /prasarana meliputi
segala sesuatu benda yang berwujud atau dapat diperlakukan secara fisik baik yang
digunakan untuk kegiatan pokok maupun kegiatan penunjang/administrasi, 4) Tujuan
mendukung efektifitas dan efisiensi dalam setiap upaya pencapaian tujuan organisasi.
Kegiatan manajerial perencanaan logistik merupakan kegiatan pemikiran,
penelitian, perhitungan dan perumusan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dimasa
yang akan datang berkaitan dengan kegiatan operasional dalam pengelolaan logistik,
penggunaan logistik, pengorganisasian dan pengendalian. Sedangkan
pengorganisasian logistik merupakan kegiatan merancang dan merumuskan struktur
formal dalam upaya pengelolaan logistik dengan melakukan pengelompokan,
mengatur dan membagi tugas serta wewenang kepada setiap unit kerja atau anggota
organisasi. Pengawasan adalah setiap upaya untuk menjaga pelaksanaan setiap
tindakan dan kegiatan dalam pengelolaan logistik sesuai dengan perencanaan yang
telah ditetapkan berkaitan dengan pemakaian atau penggunaan logistik, proses
maupun hasil dari pengelolaan logistik
Secara lengkap kegiatan logistik dapat dijelaskan sebagai berikut :
Input into logistik Output of Logistic
Logistic management
Natural resourse Makerting
(land,facilities, orentation
equipment) Time and
Human resource place utility
Financial
resours Raw Inprocess Finished
material inventory good Efficient
Human
Information
resources movement to
resourse customer
Financial resources

Information Proprietary
resources asset

Perencanaan kegiatan logistik harus didasarkan atas 1) faktor


fungsional,maksudnya dengan keberadaan logistik tersebut akan memperlancar proses

3
pelaksanaan pekerjaan dan akan mempengaruhi hasil kerja ( output) baik kuantitas
maupun kualitas.2) Faktor biaya dan manfaat, organisasi harus memperoleh manfaat
yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan sehubungan hal tersebut tidak boleh
mengabaikan kualitas barang yang dibutuhkan , jangka waktu pemakaian dan
sumberbarang dapat dipertanggungjawabkan. 3) Faktor anggaran,dalam pengadaan
logistic senantiasa harus mempertimbangkan kemampuan anggaran dalam organisasi,
dengan memperhatikan factor ini dapat disusun skala prioritas,berbagai macam
alternative dan spesifikasi barang,maupun cara pengadan logistik dengan tidak
meninggalkan pertimbangan efektifitas dan efesiensi. 4)Faktor standarisasi dan
normalisasi , standarisasi merupakan penetapan baku dari jenis, ukuran,dan mutu
suatu kelengkapan logistik sedangkan normalisasi adalah pembuatan ukuran yang
normal berdasarkan standar yang telah ditetapkan.5) factor keamanan dan
kewibawaan, logistic yang digunakan hendaknya aman bagi pemakai dan menjaga
prestise dari lembaga baik dilihat dari publik internal maupun publik eksternal..
Kegiatan operasional,dimulai dari pengadaan logistik yang merupakan
serangkaian kegiatan untuk penyediaan logistik sesuai dengan kebutuhan berkaitan
dengan jenis dan spesifikasi,jumlah, waktu maupun tempat dengan harga dan sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan, selanjutnya inventarisasi atau pencatatan
merupakan kegiatan untuk penyediaan data atas semua logistik yang dimiliki baik
sebagai hasil usaha sendiri,pembelian,pemberian atau hibah.Kegiatan operasional
lainya adalah penyimpanan atau penggudangan , merupakan kegiatan logistik
berkaitan dengan perumusan maupun pelaksanaan tatakerja,tata ruang , atau
pengaturan barang ditempat penyimpanan atau gudang.Setelah penyimpanan adalah
pendistribusian, merupakan kegiatan pengelolaan logistic berkaitan dengan pembagian
dan penyampaian logistic kepada satuan unit organisasi sesuai dengan sistim kerja
yang telah ditetapkan, selanjutnya pemeliharaan merupakan upaya mempertahankan
kondisi tehnis, daya guna, dan daya hasil logistik serta menjamin jangka waktu
pemakaian barang mencapai batas waktu yang optimal.Kegiatan operasional terakhir
adalah penghapusan , merupakan kegiatan pembebasan logistik dari
pertanggungjawaban yang berlaku baik secara fisik maupun administrative karena
logistik tersebut sudah tidak bernilai guna dalam suatu organisasi

B. Tujuan Logistik Rumah Sakit


Kegiatan logistik secara umum mempunyai tiga tujuan, yaitu tujuan
operasional adalah tujuan agar tersedia barang serta bahan dalam jumlah yang tepat
dan mutu terjamin, tujuan keuangan adalah efisiensi penyediaan dan pengelolaan
logistik serta tujuan keamanan agar logistik tidak tergangu oleh kerusakan,
pemborosan , penyalahgunaan dan penyusutan yang tidak wajar.

4
Tujuan khusus manajemen logistik dimaksudkan untuk :
1) Mampu menyediakan logistik sesuai dengan kebutuhan berkaitan dengan jenis
dan spesifikasinya, jumlah,waktu dan yang membutuhkanya dalam keadaan
dapat digunakan, dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan dengan harga
yang sesuai.
2) Mampu menyediakan informasi berkaitan dengan keberadaan logistik dan dapat
digunakan sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan pengendalian
logistik serta dapat digunakan sebagai instrumen pengambilan keputusan
berkaitan dengan pengadaan, distribusi dan penghapusan logistik.
3) Mampu menyediakan logistik yang siap pakai ( ready for use) ke unit kerja
sehingga menjamin kelangsungan aktifitas maupun tugas setiap unit kerja
4) Mampu menjaga dan mempertahankan kondisi tehnis daya guna dan daya hasil
logistic baik secara preventif maupun represif secara optimal
5) Mampu menyediakan pedoman kerja bagi setiap unit organisasi , dan mampu
membangun budaya penggguanaan logistik secara bertanggungjawab.
6) Mampu mencegah dan mengambil tindakan antisipatif terhadap berbagai
penyimpangan dalam pengelolaan maupun penggunaan logistic serta mampu
melakukan fungsi logistik dengan pertimbangan dan argumentasi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Secara skematis alur dan tujuan pengadaan logistik dapat dijelaskan sebagai berikut :

5
penghapusan

Pemeliharaan

penyaluran

penyimpanan

pengadaan

perencanaan

Cost efektif Tujuan LOGISTIK Tujuan Barang


cost efesien Keuangan Pengam tersimpan
anan aman
aaman

Tujuan
operasional

Jumlah tepat
mutu memadai
mmemadai

C. Logistik di rumahsakit
Rumah sakit adalah satuan usaha yang menghasilkan produksi jasa , sehingga
kegiatan logistik menyangkut manajemen persediaan bahan barang serta peralatan yang
dibutuhkan dalam rangka produksi jasa tersebut.Kegiatan logistic rumah sakit meliputi :
1. Perencanaan
Perencanaan logistik rumahsakit mempunyai peran sangat menentukan untuk
pengembangan rumahsakit , karena mempunyai ciri berbeda dengan produk lain maka
perlu diperhitungkan ciri tersebut. Rumah sakit mempunyai ciri spesifik artinya terkait
dengan pelanggan dan profesi tertentu dari segi tenaga sangat bervariasi dan masing-
masing mempunyai kebutuhan logistik yang spesifik, selain itu kebutuhan barang
harganya sangat bervariatif mulai dari yang mahal misalnya CT scan sampai harga yang
sangat murah misalnya kain kassa, ciri yang lain jumlah aitem kebutuhan logistik yang
sangat banyak , maka sering dikelola secara departemental sesuai dengan profesi dan
pelayananya

6
Menurut bidang pemanfaatanya barang dan bahan yang harus disediakan oleh
rumah sakit dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu persedian
farmasi,persediaan logistik umum dan tehnik dan persediaan makanan. Logistik farmasi
meliputi obat-obatan, alat kesehatan,dan bahan non medis yang terkait langsung seperti
kertas EKG, reagensi laborat ,film X ray,dst, logistik umum dan tehnik meliputi alat
tulis kantor, instalasi listrik,sarana pembuangan limbah RS dan kebutuhan sarana
kebersihan rumah sakit sedangkan logistik makanan meliputi tempat penyimpanan, cara
pengadaan,mapun jenis bahan.
Melihat kompleksnya pengelolaan logistik rumahsakit , maka proses
pengambilan keputusan para manajer logistik sangat menentukan keberhasilan
operasional logistik rumah sakit.
Menurut Wolper dalam Sabarguna (2005) ada lima berlas langkah dalam
manajemen logistic rumah sakit sebagaimana tabel berikut :

No Inti kegiatan Uraian


1 Tingkat persediaan Menentukan tingkat persediaan yang tersedia dalam setiap
departemen yang bersangkutan
2 Identifikasi kebutuhan Identifikasi pasokan/permintaan/penggunaan untuk setiap
departemen selama satu periode 24 jam
3 Daftar produk Membuat bagan daftar dari semua produk yang akan digunakan
oleh setiap departemen
4 Frekuensi Menentukan frekuensi pergantian pasokan yang bergantung
pada jenis sistim yang dipilih dan target untuk tingkat
persediaan yang tersedia dan angka perputaran
5 Persyaratan Mengidentifikasi persyaratan fungsional dan spesifikasi yang
diperlukan
6 Lokasi Menentukan lokasi yang layak untuk pasokan diareal pengguna
pada setiap departemen
7 Waktu Menentukan waktu peninjauan persediaan , pemesanan dan
penyediaan kembali
8. Metode Mengidentifikasi dan menentukan metode yang dipilih
9 Sistim Menyusun sistim kerja / penyimpanan catatan yang sesuai
10 Konfigurasi Menyesuaikan tata letak, konfigurasi dan tingkat persediaan
pada sumber-sumber pasokan untuk mengakomodasi sistim
baru
11 Pelatihan Melaksanakan program-program pendidikan bagi personal yang
terlibat atau terpengaruh oleh sistim logistic tersebut
12 Mekanisme Membuat suatu mekanisme untuk menelusuri permintaan
penelusuran persediaan yang tidak rutin / acak yang terjadi diluar sistim
dasar untuk menetapkan kesinambungan keefektifan sistim
yang telah dibuat mulai dari kelayakan, jenis produk sampai
tingkat persediaan
13 Kebijakan dan prosedur Membuat suatu kebijakan dan prosedur untuk membuat
perubahan-perubahan yang diperlukan
14 Proyek percobaan Memulai pelaksanaan kegiatan atas dasar suatu proyek
percobaan (pilot project) , menggunakan dasar kelompok atau
departemen, atau seluruh rumahsakit
15 Penjadwalan Menjadwalkan suatu pertemuan seluruh personal yang terlibat
pada pengelolaan logistic rumahsakit secara berkala untuk
mengefaluasi kegiatan dan membuat modifikasi bila perlu
.

7
Beberapa masalah yang penting dalam perencanaan dapat dilakukan melaui identifikasi
masalah dengan menggunakan cara pemeriksaan dengan tujuan :
1) Memperoleh keyakinan bahwa pembelian dilaksanakan secara ekonomis dan efektif
2) Menilai prosedur pembelian sehingga dapat diperoleh kepastian bahwa hanya barang yang
dibuthkan saja yang dibeli
3) Menilai tatalaksana pengolahan barang dan mendeteksi berbagai kemungkinan kelemahan
didalamnya
4) Menilai ketaatan para pelaksana pembelian dan pengelola barang terhadap peraturan dan
prosedur yang berlaku
5) Memberi saran dan rekomendasi perbaikan yang diperlukan

2. Pengadaan logistik
Ada beberapa alternatif bagi suatu organisasi untuk memilih dan menentukan
sistim pengadaan logistik, sistim tersebut meliputi sistim sentralisasi, sistim desentralisasi
dan sistim campuran
Sistim sentralisasi dalam pengadaan logistik yaitu cara pengadaan logistik dimana
kewenangan dalam pengadaan logistic bagi seluruh unit kerja dalam organisasi diberikan
pada satu unit kerja tertentu sehingga segala macam pengadaan logistic dalam organisasi
hanya dilayani oleh satu unit kerja. Kelebihan penggunaan sistim sentralisasi antara lain
dapat mengurangi harga persatuan karena pengadaan /pembelian dilakukan dalam jumlah
besar sehinga pemasok akan memberikan potongan yang lebih besar disbanding dengan
pembelian dalam jumlah kecil,selain itu sistim sentralisasi dapat mengurangi biaya
tambahan dan dapat mendukung program standarisasi dan sistim pertukaran logistic antar
bagian sehingga mendukung efisiensi.Kekurangan dari sistim sentralisasi kebutuhan yang
mendesak dari suatu unit tertentu tidak dapat dilayani dengan cepat karena menunggu
kebutuhan logistik dari unit yang lain dan pemenuhan kebutuhan logistik pada unit kerja
dimungkinkan tidak sesuai dengan kebutuhan terutama berkaitan dengan specifikasi
barang dan waktu pendistribusianya munkin lambat.Sistim sentralisasi cocok digunakan
pada organisasi kecil dengan variasi aktifitas yang sederhana.
Sistim desentralisasi yaitu sistim dimana pengadaan logistik kewenanganya
diserahkan pada masing-masing unit kerja. Beberapa kelebihan dari sistim ini adalah
kebutuhan atas logistik dari masing-masing unit kerja cepat terpenuhi sesuai kebutuhan
dan menjamin ketepatan pembelian sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan unit
organisasi. Adapun kekurangan dari sistim desentralisasi adalah adanya kecenderungan
masing-masin unit kerja untuk memiliki barang baru padahal barang lama masih berdaya
guna sehingga terjadi pemborosan disamping terdapatnya berbagai macam logistik yang
berbeda bentuk, ukuran , dan typenya sehingga tidak mendukung program standarisasi
dan biaya persatuan relatif lebih besar karena pembelian dalam jumlah kecil.

8
Sistim campuran, merupakan sistim atau cara pengadaan logistik dengan
mengkombinasikan antara sistim desentralisasi dengan sistim sentralisasi , sistim
campuran ini selain menjamin ketepatan dalam pemenuhan kebutuhan logistik dari setiap
unit kerja khususnya kebutuhan logistik yang bersifat spesifik juga untuk mendukung
program standarisasi dan normalisasi organisasi.
Pengadaan logistik merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen
logistik. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan
logistik sesuai dengan kebutuhan berkaitan dengan jenis, spesifikasi, jumlah, waktu
maupun tempat dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Serangkaian kegiatan pengadaan logistik dimulai dari kegiatan perencanaan dan
penentuan kebutuhan sampai dengan peneriman logistik.
Ada beberapa cara pengadaan logistik yaitu dengan cara :
1) Pembelian, merupakan cara pengadaan logistik yang selalu dilakukan oleh suatu
organisasi.Membeli merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan
organisasi membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual atau supplier untuk
mendapat sejumlah logistik sesuai dengan kesepakatan keduabelah fihak. Setelah
transaksi selesai logistik yang telah dibeli menjadi hak dari organisasi
2) Pinjaman, adalah cara pemenuhan kebutuhan logistik yang diperoleh dari fihak lain
tanpa memberikan imbalan dalam bentuk apapun. Pemenuhan kebutuhan dengan cara
ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya sementara.
3) Menyewa, merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik yang diperoleh dari fihak
lain dengan memberikan imbalan sesuai dengan kesepakatan kedua belah fihak.
Pemenuhan kebutuhan dengan cara menyewa ini biasanya bersifat sementara dan
kontemporer.
4) Membuat sendiri, merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan
membuat sendiri yang dilakukan oleh pegawai suatu unit kerja tertentu, pemilihan cara
ini harus mempertimbangkan tingkat efektifitas dan efesiensinya dibandingkan dengan
cara pengadan lainya.
5) Menukarkan, merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan
menukarkan logistik yang dimiliki dengan logistik milik organisasi lain. Pertimbangan
cara ini kedua belah fihak harus saling menguntungkan, logistik yang ditukarkan harus
logistik yang berlebih atau logistik yang dinilai sudah tidak berdaya guna dlam suatu
organisasi.
6) Substitusi, merupakan cara pemenuhan logistik dengan menganti material lain yang
memiliki fungsi sama .
7) Hibah, merupakan cara pemenuhan logistik dari pemberian atau hadiah dari fihak lain
8) Rekondisi, yaitu pemenuhan kebutuhan logistik dengan cara memperbaiki logistik
yang mengalami kerusakan.

9
3. Pemeliharaan dan penyimpanan
Pemeliharaan logistik adalah kegiatan untuk mempertahankan kondisi tehnis, daya
guna,dan daya hasil melalui upaya preventif atau represif sehingga logistik selalu siap
pakai dan umur pemakaian logistik mencapai batas waktu yang optimal. Pemeliharaan
logistik bisa dilakukan oleh fihak internal maupun fihak eksternal bila dari fihak internal
tidak mempunyai kemampuan.
Penyimpanan pada dasarnya adalah kegiatan pengurusan logistik dalam gudang,
baik yang bersifat administratif maupun operasional berkaitan dengan perumusan,maupun
pelaksanaan tatakerja, tata ruang, maupun tata usaha. Beberapa pedoman untuk
melakukan penggudangan, yakni :
1) menjaga kelancaran, penerimaan dan pengeluaran logistik
2) menjaga ketertiban administrasi penggudangan baik untuk menjamin keamanan
barang maupun pertanggungjawaban pengelolaan
3) Melakukan penyimpanan logistic secara tepat sehinga mudah dicek, ditemukan dan
diambil
4) Melakukan pengaturan barang secara tepat sehingga menjamin keamanan dan
keselamatan barang,keselamatan petugas maupun fihak yang berkepentingan
5) Melakukan perawatan barang dengan baik sehingga barang dalam keadaan siap pakai
tidak hanya sekedar sebagai barang persediaan.

Macam-macam gudang penyimpanan,dilihat dari bentuk fisiknya ada gudang


dalam bentuk tertutup,semi tertutup,dan gudang terbuka. Sedangkan berdasarkan
fungsinya antaralain jenis gudang operasional,gudang perlengkapan,gudang
pendistribusian,dan gudang musiman.Berdasarkan bahan yang disimpan ada gudang
pharmasi, gudang alat tulis, gudang tehnik, gudang tenun dan gudang alat medis.
Tata ruang gudang harus memperhatikan kepentingan pendistribusian, oleh sebab
itu tataruang harus memperhatikan 1) Jarak pendek agar pengaturan lebih mudah dan
pendistribuasian lebih cepat. 2) Aliran barang hendaknya menggunakan metode FIFO
(firs in firs out ) yaitu barang yang terdahulu masuk gudang dikeluarkan terlebih dahulu 3)
memudahkan pengawasan, 4) fleksibelitas ruangan sehingga mudah disesuaikan dengan
kebutuhan dan 5) kemudahan berhubungan dengan daerah eksternal dengan menyediakan
ruangan untuk pengecekan barang masuk atau keluar, ruang tata usaha, ruang transit untuk
pendistribusian, dan lalulintas aliran barang tidak terganggu.Untuk memudahkan
pengaturan logistic maka dam gudang penyimpanan perlu dilengkapi dengan administrasi
gudang yang meliputi buku penerimaan gudang, buku pengeluaran gudang,kartu
persediaan/stock, bon permintaan barang dan surat bukti pengeluaran atau penyerahan
barang

10
D. Prakiraan biaya Logistik dan tehnik efesiensi
Efesiensi merupakan prioritas penyelenggaraan logistic dalam suatu organisasi
karena akan berpegaruh terhadap pembiayaan dan kualitas produk layanan , denga
demikian kecermatan dalam membeli dan menentukan stok yang harus ada sangat
diperlukan. Dari pengalaman penyelenggaraan efisiensi dibidang logistic harus dibangun
suatu pengertian pada setiap personal atau organisasi kerja yang terkait agar tidak merasa
dibatasi atau dipersulit, serta keterlibatan dalam pengawasan agar tidak merasa dicurigai
atau dituduh boros.
Salahsatu tehnik efesiensi adalah dengan menggunakan Economic Order Quantity
(EOQ) yaitu pengadaan sejumlah barang yang dapat dipesan pada suatu periode untuk
tujuan meminimumkan biaya dari persediaan barang tersebut.Untuk keperluan tersebut
menurut Sabarguna (2005) digunakan suatu madel penghitungan denga rumus :
2.R.S
EOQ
P.I

EOQ : Economic Order Quantity


R : Jumlah unit barang yang dibutuhkan selama 1 periode
S : Biaya tiap kali pesanan
P : Pembelian barang per unit
I : Biaya penyimpanan dari presentase harga pembelian

Selain efesiensi diperlukan pula perkiraan biaya logistik dengan cara penetapan
kuantitas pemesanan barang pada suatu saat yang dihitung berdasarkan biaya perolehan
dengan biaya pemilikan.
Untuk menentukan besar biaya dihitung dengan menggunakan rumus :
2C.S
Q
UI A

Q : Jumlah unit pesanan ekonomis


C : Biaya yang dikeluarkan untuk sekali pemesanan
S : Jumlah unit yang dikonsumsi dalam satu tahun
U : Harga per unit barang
I : Tingkat bunga pertahun
A: Biaya pemilikan per unit dalam satu tahun

11
DAFTAR PUSTAKA

Aditama, (2004 ) . Manajemen Administrasi Rumahsakit. Jakarta UI Press

Dwi Antara Lukas,Hadi Sumarto Rumsari ( 2004 ) Manajemen Logistik Jakarta, Grasindo
____________ Depkes RI ( 2001 ) . Standar peralatan keperawatan dan kebidanan
disarana kesehatan, Jakarta DirYankep Depkes RI

Sabarguna Boy S (2005 ) Logistik Rumahsakit dan tehnik Efesiensi edisi I , Jogjakarta,
Konsorsium RS Islam Jateng-Jogja

Siagian Sondang P (1992 ). Fungsi-fungsi Manajerial, Jakarta Bumi Aksara

12

Anda mungkin juga menyukai