4.1 Introduction
Selama beberapa tahun terakhir ini, terdapat peningkatan yang signifikan pada level
outsourcing, dimana perusahaan melakukan oursource dalam semua hal dari pembuatan
komponen spesifik menjadi desain dan perakitan keseluruhan produk. Salah satu penggerak
penting yaitu mencari negara dengan biaya murah untuk mengurangi biaya buruh.Banyak
perusahaan yang mengembangkan kemampuannya dalam mendesain dan peningkatan
kualitas dalam produk low-cost.
Buy-Back Contracts
Penjual setuju untuk membeli kembali barang yang tidak terjual dengan harga lebih
tinggi yang telah disepakati.Hal ini membuat pembeli mampu memesan unit yang
lebih banyak, karena risiko barang yang tidak terjual menurun, dan dari pihak penjual
risiko menjadi meningkat.Kontrak ini dibuat dengan tujuan untuk peningkatan jumlah
order dari pembeli dan menurunkan tingkat kehabisan stok daripada kompensasi dari
supplieruntuk peningkatan risiko.
Revenue-Sharing Contracts
Pembeli membagi sebagian pendapatannya kepada penjual dengan meminta imbalan
diskon untuk harga wholesale.Selain itu, pembeli juga memberikan porsi pendapatan
dari masing-masing unit yang terjual kepada konsumen akhir.
Quantity-Flexibility Contracts
Penjual menyediakan pengembalian penuh untuk barang yang tidak terjual selama
pengembalian itu tidak terlalu besar daripada jumlah tertentu yang telah disepakati
sebelumnya.Kontrak ini membayar penuh untuk beberapa produk yang dikembalikan,
Buy-Back contract membayar sebagian untuk keseluruhan produk yang dikembalikan.
Sales Rebate Contracts
Menyediakan insentif langsung kepada retailer untuk meningkatkan penjualan dengan
cara pemotongan harga yang dibayar oleh supplier untuk masing-masing item yang
terjual diatas jumlah tertentu yang telah disepakati.
4.2.2 Limitations
Kunci utama dari keseluruhan kontrak yang ada yaitu bahwa para supplier memiliki
MTO suply chain. Hal ini berarti bahwa dalam urutan supply chain dianalisa lebih dahulu,
supplier tidak mau mengambil semua risiko dan pembeli akan mengambil semua
risiko.Berbagai macam kontrak memungkinkan munculnya risiko dan oleh sebab itu,
mengurangi risiko manufactur dan motivasi manufactur untuk meningkatkan kapasitas
produksi mampu meningkatkan keuntungan untuk supplier dan distributor.
Pay-Back Contracts
Pembeli setuju untuk membayar beberapa harga yang telah disepakati untuk unit yang
diproduksi produsen yang tidak dibeli oleh distributor.Hal ini memberikan insentif
bagi produsen untuk memproduksi unit lebih banyak karena adanya penurunan
kapasitas yang tidak terpakai. Di sisi lain, terjadi peningkatan risiko bagi distributor.
Cost-Sharing Contracts
Pembeli sepakat untuk membagi biaya produksi dengan produsen dan sebagai
imbalannya, pembeli meminta diskon untuk harga wholesale.Satu masalah dalam
kontrak ini adalah produsen kadang enggan untuk memberitahukan informasi biaya
produksi kepada distributor.
a. Risk Sharing
ada banyak pilihan yang tersedia untuk berbagi risiko, dalam kasus ini, yaitu:
Action Plan:
5. Mengembangkan sistem suply chain yang efektif dengan respon yang cepat
dan baik
5. Should ATW try different approaches ? what are the possible approaches they
should consider ?
- Quantity-Flexibility Contracts
Dari dua pendekatan ini, American Tool Works bisa menggunakan pendekatan
quantity-flexibility contracts yang hampir sama dengan buy-back contracts.
Dalam hal ini American Tool Works harus berani mengambil resiko untuk
membeli seluruh barang yang tidak terjual atau diretur. Meskipun resikonya
besar, dengan pendekatan ini distributor kecil dan menengah akan berani
melakukan pemesanan dalam jumlah yang lebih besar. Jenis kontrak ini akan
membuat produk American Tool Works di distributor kecil tidak akan out-of-
stock, hal ini penting karena 40% penjualan di distributor kecil ditentukan oleh
salesperson berdasarkan on-site inventory