Wood Splinting
Wood Splinting
Assesment
1 Periksa apakah pada pasien terdapat indikasi untuk splinting
Planning
2 Pilih tipe dan ukuran wood splinting yang spesifik untuk pasien
Implementation
3 Sapa pasien
4 perkenalkan diri
5 Identifikasi data pasien : nama, jenis kelamin, dilihat dari medical record (nama,
jenis kelamin)
6 Informed consent (jika memungkinkan) jelaskan prosedur
Bapak/ibu, saya akan melakukan splinting yaitu dengan melakukan
pengembalian posisi pada bagian tubuh ibu yang terkena fracture/patah tulang
nya agar tidak semakin parah. Proses ini akan terasa sakit tapi saya berusaha
melakukannya secepat mungkin dan senyaman mungkin. Bersedia? Ada
pertanyaan ?
Applying
7 Physical examination
Inspeksi :
- Warna kulit dan perfusi (apakah terlihat pucat)
- Apakah terdapat luka?
- Deformitas (angulation, pemendekan)
- Bengkak?
Palpasi :
- Fungsi sensoris kedua sisi tubuh (terasa atau tidak?)
- Tenderness
Note :
Pain, tenderness, bengkak dan deformitas dengan abnormal movement
merupakan tanda positif untuk fraktur.
Circulation :
- Niai pulsasi bagian distal dan juga capillary refill di jari jari (dengan
memencet ujung jari , kemudian lepaskan, normalya kurang dari 2
detik kulit ujung jari kembali merah)
8 For thigh fracture
- Periksa status neurovascular
- Lakukan manual traksi longitudinal (traksi di ankle, counter traksi di
hip )
- Letakan wood splint di bagian posterior dari paha, dari bokong sampai
kaki
- Gulung elastic bandage dari bagian distal ke proksimal
- Periksa ulang status neurovascular
9 For leg fracture
- Periksa status neurovascular
- Lakukan manual traksi longitudinal (traksi di ankle, counter traksi di
paha )
- Letakan wood splint di bagian posterior, medial, lateral dari kaki, dari
lutut sampai kaki
- Gulung elastic bandage dari bagian distal ke proksimal
- Periksa ulang status neurovascular
NOTE :