Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN
CEDERA TULANG BELAKANG

By: Alfeus M.
Definisi
Trauma yg terjadi pada jaringan medula
spinalis yg dpt menyebabkan fraktur
atau pergeseran satu atau lebih tulang
vertebra atau kerusakan jaringan
medula spinalis lainnya termasuk akar-
akar saraf yg berada di sepanjang
medula spinalis sehingga
mengakibatkan defisit neurologi.
Etiologi
1.Kecelakaan lalu lintas
2.Injury atau jatuh dari
ketinggian
3.Kecelakaan sebab
olahraga
4.Luka jejas, tajam, tembak
pada daerah vertebra
Tanda dan Gejala

 Tanda spinal shock (pemotongan komplit ransangan),


meliputi: Flaccid paralisis di bawah batas luka,
hilangnya sensasi di bawah batas luka, hilangnya
refleks-refleks spinal di bawah batas luka, hilangnya
tonus vasomotor (hipotensi),Tidak ada keringat di
bawah batas luka, inkontinensia urine dan retensi
feses → berlangsung lama hiperrefleks/paralisis
spastic.
 Pemotongan sebagian rangsangan: tidak simetrisnya
flaccid paralisis, tidak simetrisnya hilangnya refleks di
bawah batas luka, beberapa sensasi tetap utuh di
bawah batas luka, vasomotor menurun, menurunnya
bladder atau bowel, berkurangnya keluarnya keringat
satu sisi tubuh.
Tanda-gejala lanjut…

 Sindroma cedera medula spinalis sebagian


1. Anterior
- Paralisis di bawah batas luka (trauma)
- Hilangnya sensasi nyeri dan temperatur di bawah batas luka
- sensasi sentuhan, pergerakan, posisi dan vibrasi tetap
2. Central
‒ Kelemahan motorik ekstremitas atas lebih besar dari ekstremitas
bawah
3. Sindroma brown sequard
Terjadi akibat trauma pada bagian anteror dan posterior pada satu
sisi.
- Ipsilateral paralisis di bawah trauma
- Ipsilateral hilangnya sentuhan, vibrasi, proprioseption di bawah
trauma
- Kontralateral hilangnya sensasi nyeri dan temperatur di bawah lesi
Komplikasi

1. Autonomic Dysreflexia
terjadi adanya lesi di atas T6 dan Cervical
- Bradikardia, hipertensi paroksimal
(tekanan darah tinggi yg episodik dan
mudah berubah), berkeringat banyak, sakit
kepala berat, goose flesh (merinding), nasal
stuffness (hidung tersumbat).
2. Fungsi Seksual
- Impotensi, menurunnya sensasi dan
kesulitan ejakulasi, pada wanita kenikmatan
seksual berubah.
Penatalaksanaan Medis

1. Cedera pada cervical


- Immobilisasi sederhana
- Traksi skeletal
- Pembedahan untuk spinal dekompresi
2. Cedera pada thoracal dan lumbal
- Immobilisasi pada lokasi fraktur
- Hiperekstensi
- Bedrest
3. Obat: adrenal corticosteroid untuk mencegah
dan mengurangi edema medula spinalis.
Pengkajian
Data Subyektif
1. Pengetahuan pasien tentang penyakit (cedera dan akibat dari gangguan
neurologis)
2. Informasi tentang kejadian cedera, bagaimana sampai terjadi
3. Adanya dyspnea
4. Sensasi yang tidak biasanya (parasthesia)
5. Riwayat hilangnya kesadaran
6. Tidak adanya sensasi → gangguan sensorik

Data Obyektif
1. Tingkat kesadaran (sadar/tidak sadar), GCS, pupil
2. Status respirasi (bervariasi)
3. Orientasi tempat, waktu dan orang
4. Sikap tubuh pasien, kekuatan motorik
5. TTV (TD, Temp, Nadi), integritas kulit
6. Distensi bowel dan bladder
Pemeriksaan Diagnostik

1. Spinal X-ray: melihat


fraktur/pergeseran
vertebra
2. Myelogram: Lokasi
obstruksi aliran CSF
3. Spinal CT Scan
Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. paralisis otot,


edema medula spinalis

2. Pola napas tidak efektif b.d. paralisis otot, edema


medspin, gangguan funsgi diafragma

3. Perfusi perifer tidak efektif b.d. paralisis otot, edema


medspin, penekanan massa

4. Risiko jatuh b.d. tidak stabilnya columna vertebralis

5. Gangguan eliminasi urin b.d. paralisis otot bladder,


imobilisasi, menurunnya kontrol sphinter

6. Gangguan mobilitas fisik b.d. kelemahan/kelumpuhan,


defisit neurologis
Rencana Perawatan
▪ Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. paralisis otot, edema medula
spinalis
Tujuan: bersihan jalan napas efektif
Kriteria: auskultasi paru suara normal, tidak ada ronkhi, tidak ada
sekret
Intervensi:
– Kaji kemampuan pasien untuk mempertahankan patensi jalan
napas
– Pertahankan jalan napas dengan mengatur posisi, penghisapan
sekret (suction)
– Monitor kecepatan, irama, kedalaman napas
– Lakukan auskultasi paru untuk menetapkan adekuatnya udara
yang masuk dan bunyi ventilasi
– Anjurkan pasien latihan napas efektif dan batuk dalam
– Monitor analisa gas darah
– Bila perlu berikan obat-obat mukolitik sesuai program
Renpra lanjutan…

▪ Risiko jatuh b.d. tidak stabilnya columna vertebralis


Tujuan: Tidak terjadi injury dan tidak ada gangguan neurologi
Kriteria: Tidak mengalami peningkatan defisit neurologi, terlindung bila
perlu menggunakan alat bantu
Intervensi keperawatan:
– Pertahankan leher dalam keadaan ekstensi untuk mencegah cedera
medula spinalis
– Pertahankan hiperekstensi dgn menggunakan penyangga leher
– Laporkan dengan segera pada tim medis adanya tanda hilangnya
sensori dan motorik
– Pasang penghalang tempat tidur
– Penkes kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien sehingga
pasien dan keluarga dapat beradaptasi dengan kondisi penyakitnya
– Kolaborasi: pemeriksaan lab. darah, endoskopi untuk melihat adanya
perdarahan gastrik
Renpra lanjutan….

▪ Gangguan eliminasi urin b.d. tidak ada kemampuan


untuk mengontrol sphinter/sensasi untuk berkemih
Tujuan: pasien terpenuhi kebutuhan eliminasi urine dan
bebas dari infeksi
– Monitor intake output
– Kaji bau, profil, jumlah urine yg keluar
– Anjurkan pasien intake cairan 2-3 l/mnt jika tidak
ada kontraindikasi
– Palpasi bladder secara hati-hati
– Observasi adanya tanda-tanda infeksi pada
saluran kemih
– Kolaborasi: pasang Dower kateter- obs aliran urine
– Lakukan pemeriksaan urine analisa, kultur bila
perlu

Anda mungkin juga menyukai