Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A; LATAR BELAKANG

Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada
masyarakat. Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi
infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksi saluran napas atas
meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis, otitis. Sedangkan
infeksi saluran napas bawah meliputi infeksi pada bronkhus, alveoli seperti bronkhitis,
bronkhiolitis, pneumonia. Infeksi saluran napas atas bila tidak diatasi dengan baik
dapat berkembang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah. Infeksi saluran nafas
atas yang paling banyak terjadi serta perlunya penanganan dengan baik karena
dampak komplikasinya yang membahayakan adalah otitis, sinusitis, dan faringitis.
Secara umum penyebab dari infeksi saluran napas adalah berbagai mikroorganisme,
namun yang terbanyak akibat infeksi virus dan bakteri. Infeksi saluran napas dapat
terjadi sepanjang tahun, meskipun beberapa infeksi lebih mudah terjadi pada musim
hujan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran infeksi saluran napas antara lain
faktor lingkungan, perilaku masyarakat yang kurang baik terhadap kesehatan diri
maupun publik, serta rendahnya gizi. Faktor lingkungan meliputi belum terpenuhinya
sanitasi dasar seperti air bersih, jamban, pengelolaan sampah, limbah, pemukiman
sehat hingga pencemaran air dan udara.

Pengetahuan dan pemahaman tentang infeksi ini menjadi penting di samping karena
penyebarannya sangat luas yaitu melanda bayi, anak-anak dan dewasa, komplikasinya
yang membahayakan serta menyebabkan hilangnya hari kerja ataupun hari sekolah,
bahkan berakibat kematian (khususnya pneumonia).

1
1
1
B; RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari makalah kami adalah sebagai berikut :


a; Bagaimana pengertian tentang infeksi saluran pernafasan ?
b; Apa saja tanda-tanda dan gejala infeksi saluran pernapasan?
c; Apa penyebab infeksi saluran pernapasan?
d; Bagaimana pencegahan infeksi saluran pernafasan?
e; Bagaimana Pengobatan infeksi saluran pernafasan?
f; Bagaimana penatalaksanaan terapi infeksi saluran ?
g; Bagaimana contoh penanganan kasus infeksi saluran pernfasan?

C; TUJUAN

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:


1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Farmakoterapi 2
2. Untuk menambah pengetahuan tentang farmakoterapi infeksi saluran
Pernafasan
Dan diharapkan makalah ini nantinya dapat digunakan sebagaimana mestinya,
serta dapat bermanfaat sebagai bahan panduan dan referensi dalam pembuatan
makalah dikemudian harinya.

2
2
2
BAB II
PEMBAHASAN

A; Pengertian
Infeksi saluran pernapasan atau respiratory tract infections adalah infeksi yang
menyerang saluran pernapasan manusia.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri. Ada dua jenis infeksi pada saluran
pernapasan manusia, yaitu:
Infeksi saluran pernapasan atas atau upper respiratory tract infections (URI/URTI),
yang meliputi rongga hidung, sinus (rongga berisi udara yang terdapat di sekitar pipi,
hidung dan mata), faring (terletak di belakang hidung dan mulut), dan laring (pangkal
tenggorokan). Infeksi ini dapat berakibat kepada penyakit pilek, radang sinus atau
sinusitis, radang amandel atau tonsillitis, radang pita suara atau laringitis, dan
influenza.
Infeksi saluran pernapasan bawah atau lower respiratory tract infections (LRI/LRTI),
yang meliputi trakea (batang tenggorokan), bronkus, bronkiolus, dan paru-paru.
Infeksi ini dapat berakibat kepada penyakit seperti radang pada tabung bronkus atau
bronkitis, bronkiolitis, influenza, tuberkulosis dan pneumonia.

B; Tanda-tanda dan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan

Gejala biasanya mulai muncul 2-3 hari setelah infeksi dan berlangsung selama
2-14 hari. Kebanyakan berada di hidung, tenggorokan, dan telinga dan meliputi
radang tenggorokan, batuk tidak berdahak, demam ringan, mata berair, suara serak,
hidung tersumbat, dan pilek.

Gejala lainnya adalah bersin, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, dan merasa lelah.

C; Penyebab Infeksi Saluran Pernafasan


Infeksi saluran pernapasan dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau
organisme lain. Infeksi bakteri sekunder juga dapat terjadi pada penderita infeksi
saluran pernapasan atas maupun bawah.
Infeksi saluran pernapasan dapat menyebar melalui udara atau sentuhan. Anda dapat
tertular infeksi ketika menghirup udara yang mengandung percikan air dari seorang
penderita yang bersin atau batuk.
Infeksi juga dapat menular bila Anda sebelumnya menyentuh hidung atau mata lalu
menyentuh permukaan suatu benda, yang mana kemudian orang lain menyentuh
benda tersebut. Selain tempat tinggal, penularan infeksi saluran pernapasan banyak
3
3
3
terjadi di fasilitas-fasilitas umum, seperti di sekolah dan tempat penitipan anak
sehingga tingkat kebersihan di area ini perlu dijaga sebaik mungkin.

Berikut adalah jenis-jenis infeksi saluran pernapasan beserta virus yang menjadi
penyebabnya :

Infeksi saluran pernapasan atas, sebagian besar kasus ini ditimbulkan akibat infeksi
coronavirus dan rhinovirus. Virus lainnya yang dapat berperan pada infeksi saluran
pernapasan atas adalah adenovirus, coxsackieviruses, myxovirus, dan paramyxovirus
(parainfluenza, respiratory syncytial virus).

Infeksi saluran pernapasan bawah dapat disebabkan oleh bakteri dan virus. Virus yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan adalah jenis virus influenza A, human
metapneumovirus (hMPV), varicella-zoster virus (VZV) atau cacar air, dan
respiratory syncytial virus (RSV). Virus-virus ini merupakan penyebab kasus rawat
inap paling banyak pada penderita anak-anak. Selain virus, bakteri juga dapat
menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan. Beberapa bakteri itu di antaranya
adalah H. influenza, streptococcus pneumonia, klebsiella pneumonia, staphylococcus
aureus, berbagai bakteri anaerob, dan jenis enterobacteria seperti Escherichia coli.
Infeksi bakteri streptococcus pneumonia adalah bakteri penyumbang sebagian besar
kasus pneumonia pada penderita infeksi saluran pernapasan. Bakteri Mycobacterium
tuberculosis juga dapat menginfeksi saluran napas bawah dan menyebabkan penyakit
tuberkulosis.

Organisme yang tidak memiliki klasifikasi juga dapat menyebabkan infeksi pada
saluran pernapasan, yaitu mycoplasma pneumoniae, legionella pneumophila,
chlamydophila pneumonia, dan coxiella burnetii.

Anak-anak pada umumnya sangat rentan terhadap infeksi saluran pernapasan dan
virus lebih cenderung untuk berdiam di tubuh mereka. Hal ini dikarenakan sistem
kekebalan tubuh anak-anak yang belum sempurna.

D; Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan


Memulai kebiasaan menjaga kebersihan dan kesehatan diri serta lingkungan
sekitar merupakan langkah awal pencegahan infeksi saluran pernapasan yang efektif.
Kebiasaan seperti mencuci tangan, mengenakan sarung tangan, dan menggunakan
4
4
4
masker dapat membantu mengurangi penularan penyakit. Penderita dapat
meminimalkan kontak dengan orang lain untuk mencegah penyebaran infeksi saluran
pernapasan, terutama pada anak-anak. Gunakan handuk sendiri dan jangan
dipinjamkan kepada orang lain.
Pemberian vaksin dapat dilakukan pada penderita infeksi saluran pernapasan
bawah yang juga memiliki penyakit paru-paru atau jantung di saat yang bersamaan.
Hentikan kebiasaan merokok jika Anda seorang perokok karena dapat meningkatkan
risiko infeksi saluran pernapasan pada anak-anak.

E; Pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan


Gejala diobati dengan :
Tidur, cairan (air putih, jus buah, teh, sup ayam), berkumur dengan air garam hangat,
dan minum acetaminophen untuk sakit kepala atau demam.
Makan secara teratur.

Obat flu tanpa resep (decongestan, penekan batuk) mungkin meredakan gejala tapi
tidak akan mencegah, menyembuhkan, maupun mempercepat penyembuhan flu.
Sebagian besar obat juga memiliki efek samping.

Antihistamin tanpa resep mungkin membantu menyembuhkan hidung tersumbat dan


mata berair.

Terkadang orang mungkin mengalami infeksi bakteri setelah flu yang harus
diobati oleh dokter.

F; Penatalaksanaan Terapi

Sebelum dilakukan penatalaksanaan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan test


diagnostik sebagai berikut :
1. Pemeriksaan darah lengkap yaitu Hb, Leukosit, Hematokrit, dan trombosit.
2. Ro foto : thorax
Menurut DEPKES RI (2006) dan kemudian dikelompokan berdasarkan golongan
dan jenis tanda dan gejala dari ISPA sebagai berikut :

5
5
5
a; Untuk penatalaksanaan infeksi saluran pernafasan yang tergolong ringan atau non
pneumonia adalah jika anak penderita infeksi saluran pernafasan ringan maka
perawat cukup dilakukan dirumah tidak perlu dibawa ke dokter atau puskesmas. Di
rumah dapat diberikan obat penurun panas yang di jual di toko obat atau apotek, akan
tetapi jika dalam dua hari gejala belum hilang anak harus segera di bawa ke dokter
atau puskesmas terdekat.

b; Untuk pelaksanaan infeksi saluran pernafasan yang tergolong sedang atau


pneumonia maka harus segera diperiksakan pelayanan kesehatan mendapatkan terapi
obat. Antibiotika/Anti mikroba untu membunuh virus dan bakteri yang ada dan
mendapatkan terapi oksigen 2 sampai 4 liter 1 hari. Terapi yang diberikan pada
penyakit ini biasanya pemberian antibiotik walaupun kebanyakan infeksi saluran
pernafasan disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa
pemberian obat-obatan terapeutik. Pemberian antibiotik dapat mempercepat
penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya pemberian obat-obatan symtomatik.
Selain itu dengan pemberian antibiotik banyak mencegah terjadinya infeksi lanjutan
dari bakterial pemberian.pemilihan antibiotik pada penyaki ini harus diperhatikan
dengan baik agar tidak terjadi resistenkuman / bakterial kemudian hari.
Namun pada penyakit infeksi saluran pernafasan yang sudah berlanjut dengan gejala
dahak dan ingus yang sudah menjadi hijau, pemberian antibiotik merupakan
keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah ada bakteri yang
terlibat.

c; Untuk penatalaksanaan infeksi saluran pernafasan yang tergolong berat atau


pneumonia berat, harus segera di rawat di Rumah sakit atau Puskesmas karena perlu
mendapatkan perawatan dengan perawatan khusus seperti oksigen dan infus Pada
pasien anak, ia harus tinggal didalam lingkungan yang selalu hangat selama 2-3 hari,
nafsu makan yang memburuk mungkin dapat dicoba diatasi dengan makanan
kesukaannya, dan juga harus memperbaiki gizi seperti :
1; Makanan yang mengandung kalori : nasi, jagung, sagu
2; Makanan yang mengandung protein : putih telur, tempe, tahu, ikan,
makanan tersebut berguna agar tidak menjadi lemah.

G; Kasus Infeksi Saluran Pernafasan


Uraian kasus

6
6
6
Nyonya SJ, ibu rumah tangga 32 thn menghidap asma sejak berumur 5 thun. Tidak
merokok, minum alkohol sesekali dan mempunyai hewan peliharaan kucing. Dia
mendapat pengobatan :
-Beklometason 500 dua kali sehari
-Salbutamol 200 mg jika diperlukan
Ny. SJ menemui dokter umum ketika mengalami nafas yang pendek selama beberapa
minggu. Ny. SJ mendapat pengobatan zafirlukast 20 mg dua kali sehari ditambah
pemberian amoxcicilin tiga kali sehari selama seminggu. Dokter curiga pasien
mempunyai infeksi ringan kemudian melanjutkan dengan masalah pengobatan.
Dua bulan kemudian, dia masuk rumah sakit karena gejala mirip flu, sakit perut dan
penurunan nafsu makan. Ny SJ dideteksi mempunyai penyakit kuning.
Pemeriksaan fungsi Hati:
Bilirubin: 44 mol/l (normal range < 17 mol/l)
Alanin transaminase (ALT): 200 IU/l (normal range:0-35 units/l)
Aspartate transaminase (AST):150 IU/l (normal range:0-35 units/l)
Analisa kasus

Penyelesaian kasus dengan menggunakan metode SOAP (Subjective, Objective,


Assesment, dan Plan) pada kasus ini adalah sebagai berikut :
Subyektif
Nama : Nyonya SJ
Umur : 32th
Jenis Kelamin : Perempuan
Keluhan : Nafas pendek selama berminggu-minggu.mirip flu, sakit perut
dan penurunan nafsu makan
Riwayat penyakit : Mengidap asma sejak umur 5 tahun
Riwayat pengobatan :
Beklometason 500 dua kali sehari
Salbutamol 200 mg jika diperlukan
zafirlukast 20 mg tiga kali sehari selama seminggu

Obyektif
Bilirubin : 44 mol/l (normal range < 17 mol/l)
Alanin transaminase (ALT) : 200 IU/l (normal range:0-35 units/l)
7
7
7
Aspartate transaminase (AST): 150 IU/l (normal range:0-35 units/l)

Assesment
pasien mengidap asma dan penyakit kuning yang diakibatkan oleh AD

Planning (P)
1; Tujuan Terapi :
Mencegah timbulnya gejala yang kronis dan mengganggu
Mencegah keparahanan penyakit kuning
Mencegah morbiditas dan mortalitas akibat penyakit hati
Memperbaiki kualitas hidup pasien
2; Sasaran Terapi :
Menurunkan nilai ALT, AST dan Bilirubin
Menangani asma pasien
3; Strategi Terapi :

Terapi Farmakologi :
; Tepat Indikasi

Nama Obat Indikasi Mekanisme Aksi Keterangan


Metilprednisolon Asma bronkial dan Bekerja melalui interaksinya Tepat indikasi
penyakit saluran nafas dengan protein reseptor yang
spesifik di organ target,
untuk mengatur suatu
ekspresi genetik yang
selanjutnya akan
menghasilkan perubahan
dalam sintesis protein lain.
Protein yang terakhir yang
mengubah fungsi seluler
organ target sehingga
diperoleh efek yang
dikehendaki (Sukandar,
2008)

; Tepat Obat

Nama obat Alasan sebagai drug of choice Keterangan

8
8
8
Metilprednisolon Terutama bermanfaat pada serangan Tepat obat
asma akibat infeksi virus dan pada
infeksi bakteri untuk melawan reaksi
peradangan.

; Tepat Pasien

Nama Obat Kontra Indikasi Keterangan


Metilprednisolon Hipertensi,diabetes melitus, tukak Tepat pasien
peptik, infeksi berat atau gangguan
kardiovaskuler.

; Tepat Dosis

Nama Obat Dosis Standar Dosis yang Diberikan Keterangan


Metilprednisolon 2- 60 gram per hari 60 mg, 3x selama 48 jam Tepat dosis
(Tjay, 2007)

; Waspada Efek Samping Obat

Nama Obat Efek Samping Obat Saran


Metilprednisolon Gangguan cairan dan elektrolit, Glikosuria diatasi dengan
hiperglikemia, glikosuria diet dan pemberian insulin
(Anonim,2007) atau hipoglikemik oral.

Terapi Non Farmakologi

Pada dasarnya mengatasi penyakit asma tanpa oba*t atau non farmakologi
dilakukan dengan cara menghindari zat yang bisa memicu kambuhnya asma pada diri
kita:

1. Rajin Membersihkan Lingkungan


Terapi non farmakologi penyakit asma yang pertama adalah dengan rajin
memersihkan lingkungan seperti tempat tidur, ruang santai, kamar tamu dan masih
banyak lagi, usahakan selalu membersihkan tempat yang Anda kunjungi tersebut, hal
ini berguna agar zat pemicu kambuhnya asma seperti debu dan zat lain tidak

9
9
9
menempel pada benda dan terhirup oleh Anda. sehingga tidak menimbulkan
kambuhnya penyakit asma.

2. Membuat Ventilasi Udara


Agar udara segar dapat masuk kerumah kita, buatlah sebuah ventilasi udara seperti
jendela, lubang didinding dan masih banyak lagi. Hal ini berguna agar saluran
pernapasan kita menjadi lancar dan akan sangat baik untuk penderita penyakit asma.
Karena udara segar dapat memicu saluran pernpasan dan otot pada saluran tersebut
menjadi rileks atau tidak menegang.

3. Menggunakan Masker
Akan sangat penting bila penderita penyakit asma menggunakan masker ketika dia
berada diluar ruangan. Karena diluar ruangan terdapat banyak sekali pemicu
kambuhnya asma seperti asap rokok, polusi, debu dan masih banyak lagi zat yang bisa
memicu kambuhnya asma. Dengan menggunakan masker diluar ruangan maka Anda
akan terhindar dari berbagai zat yang memicu asma Anda kambuh.

4. Menghindari Stres
Terapi non farmakologi penyakit asma yang terakhir adalah menghindari stres secara
berlebih. Stres sangat buruk bagi kesehatan manusia terutama bagi penderita asma.
Karena stres mampu memicu kontraksi otot pada saluran pernapasan sehingga otot
tersebut sempit dan mengakibatkan sesak napas. Maka dari itu sering-seringlah
refresing ke tempat yang berudara sejuk seperti pegunungan dan tempat wisata lainya.

BAB III
PENUTUP

A; Simpulan
Infeksi saluran pernapasan atau respiratory tract infections adalah infeksi yang
menyerang saluran pernapasan manusia, Kondisi ini bisa disebabkan oleh virus atau
bakteri.
10
10
10
Penatalaksanaan terapi:
Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigen dan
sebagainya.
Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila dengan pemberian
kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti
yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah,
untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak
mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin.
Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala
batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah
(eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang
tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama
10 hari.

B; Saran

Dalam makala ini telah dijelskan mengenai infeksi saluran pernafasan dan
bagaimana penyakit itu bisa terjadi. Kita sebagai manusia memang hanya bisa
menerima dan mensyukuri terhadap keadaan yang telah ditentukan Oleh Yang Maha
Kuasa, Entah itu sehat ataupun sakit. Tetapi alangkah menyenangkan jika kita
memiliki tubuh yang sehat dan bisa berguna bagi orang-orang disekitar kita. Maka
dari itu kita harus mengupayakan agar badan kita tetap sehat dan kuat dengan menjaga
pola hidup sehat seperti: olahraga, makan teratur, dan menjaga kecukupan waktu
istirahat agar badan tetap bugar.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan. Depkes RI. Jakarta
http://www.alodokter.com/infeksi-saluran-pernapasan
https://hellosehat.com/penyakit/infeksi-saluran-pernapasan
http://terapinonfarmakologi.blogspot.co.id/2015/01/terapi-non-farmakologi-penyakit-
asma.html

11
11
11

Anda mungkin juga menyukai