WELDING TECHNOLOGY

Dr. Ir. Winarto, M.Sc.

DEPARTEMEN METALURGI & MATERIALS

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

INTRODUKSI
n Dalam merencanakan pekerjaan pengelasan harus
WELDING TECHNOLOGY

diketahui terlebih dahulu untuk apa suatu konstruksi

dibuat, bagaimana membuatnya, bagaimana
penggunaan peralatan tersebut, hal-hal apa yang
mungkin dapat terjadi dengan konstruksi tersebut.
Untuk mendapatkan suatu konstruksi las yang baik
dan benar, maka perlu diperhatikan al:
1. Faktor Manusia (Welder)
2. Faktor mesin & peralatan las sesuai standar serta
pemilihan parameternya.
3. Welding Procedure Specification (WPS ) & Procedure
Qualification Record ( PQR).
4. Bahan (material ) dan kawat las ( elektroda)
5. Lingkungan aplikasinya.

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 1

 Pembentukan Busur Listrik

Electrode Electrode

Short- circuited

pemisahan
Arc

Pembentukan Busur

1801 ditemukan oleh H. Davy (UK)

Busur Listrik dalam sehari-hari

Spark antara trains pantograph & power line.
Spark antatra plug & soket listrik (wall socket).

PLASMA

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 2

 Temperatur Busur Listrik

Structur dari Busur Listrik Fig. 1.7

Cathode drop region

Anode voltage drop Cathode

voltage
drop Arc length
Arc column
Arc column
voltage drop

Arc voltage Anode drop

region

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 3

 Voltase & Bentuk Gelombang Arus Busur AC

Efek Pinch Elektromagnet & plasma jet

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 4

 Kekakuan (Stiffness) dari busur listrik akibat plasma jet

TIC arc
Stiffness of arc

Busur Listrik cenderung lurus

sepanjang arah elektroda akibat dari
pengaruh plasma jet.

Faltering arc at
lower arc current

Fenomena Arc blow Fig. 1.12

B = H u
Welding direction

Torch = Magnetic permeability

High Low Arc Weld bead

magnetic magnetic
flux density flux density
End of base metal
Base metal
Effect of work end

Current

Arc blow phenomenon

Steel block, which
Loop of current has high magnetic
Arc permeability
Arc

Weld seam

Effect of work lead connection Effect of work configuration

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 5

 Klasifikasi Las Busur Listrik berpelindung gas (gas shielded arc welding)

Nozzle Nozzle

Tungsten electrode Wire electrode

Arc

Filler metal Arc Shielding gas

Shielding gas

Weld metal Weld metal

Base metal Weld pool Base metal Weld pool

Las dengan elektroda Non-konsumabel Las dengan elektroda konsumabel

Pelelehan Elektroda Konsumabel

Melting rate of welding wire

Nozzle
= arc heat to wire tip
+ Joule heat in wire extension
=aXI + bXRXI2
Wire extension
a, b: Constants, I: Welding current, Arc
R: Resistance of welding wire,
(which is dependence on a wire diameter & a length of extension)

Weld metal

Base metal Weld pool

Las dengan elektroda konsumabel

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 6

 Mode Transfer Cairan Logam

Jenis tipikal dari transfer logam

- Metal di transfer dari kawat elektroda ke benda kerja

Short circuit Globular Spray

Low current High current

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 7

 Voltage
Burn-back Spray
and unstable arc

Globular

Short No arc (birds-nesting)

circuiting

Current

TRANSFER CAIRAN LOGAM

GAS METAL ARC WELDING - GMAW

Short Arc Transfer Globular Transfer

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 8

 TRANSFER CAIRAN LOGAM
GAS METAL ARC WELDING - GMAW

Spray Transfer Pulsed Transfer

Pengaruh Gas Pelindung (shielding gas)

pada transfer logam

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 9

 PENGARUH SHIELDING GAS
GAS METAL ARC WELDING - GMAW

Kondisi dari spray transfer

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 10

 Bentuk Penetrasi pada Las MIG/MAG

Pengaruh Kondisi Las terhadap Penetrasi Las

Undercut / humping bead

Lack of penetration

Good penetration

Burn through

Welding current

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 11

 Karakteristik Output dari Mesin Las (power source)

Karakteristik Output dari Mesin Las (power source)

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 12

 Mekanisme Self-correction dari Mesin Las
Untuk pengaturan otomatis dari panjang busur (arc length)

KLASIFIKASI MESIN LAS

BERDASARKAN POWER SOURCE

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 13

 Contoh Mesin Las

Contoh Mesin Las MIG

Skematis Gambar dari GMAW Power Supply yang umumnya DCRP

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 14

 PERBANDINGAN
POWER SOURCE PENGELASAN

Transformer (TRAFO)
Mesin Las

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 15

 Transformer (TRAVO) &
Controler Mesin Las

Transformer (TRAVO) &

Silicon Control Rectifier (SCR)

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 16

 SUSUNAN CONTROLER PADA
MESIN LAS

MESIN LAS
ALTERNATING
CURRENT (AC)
DENGAN
MOVABLE-COIL

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 17

 MESIN LAS POWER ALTERNATOR
DENGAN CONTROLER

KONTROL KELUARAN CV
YANG DI PULSAKAN (PULSED)

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 18

 Movable-shunt type

Kontrol Output dengan voltage reducing device

Peralatan enurun tegangan (voltage reducing device ) untuk mesin las AC

diatur dalam JIS C 9311.
Peralatan ini menurunkan voltase, sehingga voltase antara pemegang
elektroda (electrode holder ) dan logam induk menjadi 25V atau lebih kecil.
Tujuan penggunaan alat ini adalah untuk safety dari welders dari bahaya
kesetrum (an electric shock.)
( < 95V)

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 19

 Mesin Las DC (DC-welding power source)

KONTROL KELUARAN
(Control of Output )

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 20

 KONTROL KELUARAN
untuk Constant Voltage (CV)

Constant Voltage (CV) umumnya untuk las MIG

KONTROL
KELUARAN
Untuk Constant
Current (CC)

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 21

 KONTROL KELUARAN
CC untuk SMAW & TIG

Electrode

Max Arc Length

Min Arc Length

Base Metal

Tipe Mesin Las DC dengan Thyristor

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 22

 Keuntungan tipe inverter mesin las busur listrik

Penampakan dan Berat mesin las

Smaller & lighter

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 23

 Duty cycle pada mesin las

DUTY CYCLE PADA MEISN LAS

NEMA (The National Electrical Manufacture Association)

mengklasifikasikan mesin las menurut besarnya duty cycle

1. Welding machine with NEMA CLASS

I with Duty Cycle 60, 80 and 100 %
2. Welding machine with NEMA CLASS
II with Duty Cycle 30, 40 & 50 %
3. Welding machine with NEMA CLASS
III with Duty Cycle 20 %

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 24

 PERHITUNGAN DUTY CYCLE
PERSAMAAN DUTY CYCLE:

100 % DUTY CYCLE = Perioda operasi pengelasan dengan

menggunakan arus kapasitas maksimum selama 10 menit

CONTOH PERHITUNGAN DUTY CYCLE

Contoh 1. Mesin las memiliki kapasitas 200A dengan 60 % duty
cycle dimana dioperasikan untuk mengelas pada arus 250A,
berapa lama waktu pengelasan yang diperbolehkan.

Dari Rumus diatas maka waktu pengelasan sebesar 250 A adalah

tidak boleh lebih dari 3,8 menit.

Contoh 2. Berapa arus maksimum yang diijinkan bila mesin las

dioperasi secara terus menerus (tanpa berhenti) untuk mesin
las dengan meng-gunakan mesin berkapasitas 200A dengan 60
% duty cycle .

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 25

 ENERGI BUSUR LISTRIK

. IxU
WELDING TECHNOLOGY

QB = x 60( J / mm)
v
dimana : I = arus las (A)
U = tegangan las (V)
v = kecepatan las (mm/menit)

Energi yang ditransfer ke benda kerja, QM, tergantung pada efisiensi

busur, , dan dikalkulasikan sebagai berikut:

QM = QB x

EFFISIENSI BEBERAPA
PROSES PENGELASAN

.
WELDING TECHNOLOGY

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 26

 Polaritas Arus yang
menggunakan Mesin Las DC
WELDING TECHNOLOGY

KAWAT LAS
WELDING ELECTRODE

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 27

 ELECTRODES

SMAW

CONTOH: E6010 FCAW

E 60 1 "10"
Electrode Tensile strength Position Type of Coating and Current

Kode Elektrode
Digit Type of Coating Welding Current
10 High cellulose sodium DC+
11 High cellulose potassium AC or DC+ or DC-
12 High titania sodium AC or DC-
13 High titania potassium AC or DC+
14 iron power titania AC or DC- or DC+
15 low hydrogen sodium DC+
16 low hydrogen potassium AC or DC+
27 iron powder iron oxide AC or DC+ or DC-
18 iron powder low hydrogen AC or DC+
20 High iron oxide AC or DC+ or DC-
22 High iron oxide AC or DC-
24 iron powder titania AC or DC- or DC+
28 Low hydrogen potassium iron powder AC or DC+

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 28

 KODE KAWAT LAS
LAS SMAW

Tensile Strength

Mild Steel Electrodes

Spesifikasi kawat las terbungkus untuk Mild Steel
diatur dalam AWS A5.1
Dua dijit pertama menunjukan Kekuatan tariknya
dalam kilo-pound-square-inch (ksi)
E6010 = min. kek. tarik 60 ksi, (60000 psi),
E7018 = min. kek. tarik 70 ksi, (70000 psi),
Dijit ketiga adalah Posisi pengelasan
Exx1x untuk semua posisi
Exx2x untuk posisi flat dan horizontal
Exx3x hanya untuk posisi flat
American Welding Society. Specification for Carbon Steel Electrodes for Shielded Metal Arc
Welding. (ANSI/AWS A5.1-91), 1994.

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 29

 PENANDAAN KAWAT LAS
TERBUNGKUS

Definisi Position Las

Flat,
Horizontal,
Vertical, and
Overhead
Positions

Source: OBrien, R. L., ed. Welding

Handbook, 8th ed., Vol 1, American
Welding Society, Miami, 1991, pg 580
Fig. A8

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 30

 FUNGSI COATING (FLUX) PADA SMAW

1. Sebagai Slag Pelindung (Protective Slag)

Si & Mn (Slag Forming)
TiO2 dan CaF2 /CaCO3

2. Sebagai Gas Pelindung (Shielding Gas)

Celulosa , 15 -30 %

(C6H10O5)n + n/2 O2 6n CO + 5n H2
2CO + O2 2CO2
2H2 + O2 2H2O

3. Sebagai penstabil busur --> Na dan K

4. Sebagai sumber unsur paduan

KOMPOSISI UTAMA
DALAM FLUKS

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 31

 JENIS-JENIS PEMBUNGKUS KAWAT
ELEKRODA

Mild Steel Electrodes

Coating DCRP AC DCSP Iron Pwdr Low H All Pos
Cellulose
Exx10 Sodium
Cellulose
Exx11 Potasium
Titania
Exx12 Sodium
Titania
Exx13 Potasium
Fe powder
Exx14 Titanium
Low H
Exx15 Sodium
Low H
Exx16 Potasium
Fe powder
Exx18 Fe oxide
Fe oxide
Exx20 Sodium *
Fe powder
Exx24 Titanium
Exx27 *
Fe powder
Exx28 Fe oxide
Low H Fe
Exx48 Powder K
*DCRP can be used if these electrodes are used in the flat position

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 32

 Mild & Low Alloy Steel Electrodes

H suffix indicates dissolved hydrogen

Source: OBrien, R. L., ed. Welding Handbook, 8th ed., Vol 4, American Welding Society, Miami, 1998, pg
6 Table 1.1

ELEKTRODA SMAW
STANDARD KAWAT LAS
Jenis AWS spesifikasi Contoh
Baja karbon A5.1 E60XX & E70XX

Baja paduan rendah A5.5 E7010-A1, E8016-C2

Baja tahan karat A5.4 E310-15, E310-16

Besi Tuang (Cast iron) A5.15 Nikel, Ni-Fe, Ni-Cu

Al dan paduannya A5.3 1100 (Al murni), 4043

Cu dan paduannya A5.6 ECuAl-A2

Ni dan paduannya A5.11 ENiCrFe-1

Surfacing A5.13 dan A5.21 EWC

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 33

 Low Alloy Steel Electrodes
Spesifikasi kawat las terbungkus untuk Low Alloy
Steel diatur pada AWS A5.5
Empat dijit pertama sama pembacaanya dengan kode
untuk mild steel
Diikuti dengan garis (dash) dan huruf serta angka
sebagai unsur paduan
A ditambahkan unsur carbon molybdenum
B ditambahkan unsur chromium
molybdenum
C ditambahkan unsur nickel steel
D ditambahkan unsur manganese
molybdenum
G ditambahkan unsur lainnya
American Welding Society. Specification for Carbon Steel Electrodes for Shielded Metal Arc Welding. (ANSI/AWS A5.5)

Mild & Low Alloy Steel Electrodes

R pada akhir kode mengindikasikanketahanan

terhadap serapan uap (moisture pickup) (80%
humidity, 80F, 9 jam)
E7018-H8R artinya kekuatannya 70ksi,
mengandung iron powder iron oxide,
mengandung sedikit hidrogen (low hydrogen),
ketahanan terhadap uap air dan untuk dipakai
pada pengelasan mild steel
E8018-B2H4R artinya kekuatannya 80ksi ,
mengandung iron powder iron oxide, dipadu
dengan chrome moly serta low hydrogen,
ketahanan thd uap air serta digunakan untuk
mengelas paduan baja chrome moly

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 34

 Re-Drying Cond. - Low Hydrogen Stick Electrodes

Final Re-drying Temperature

Pre-drying
Condition
Temperature(1) E8018, E9018,
E7018, E7028
E10018, E11018

Electrodes exposed to air for 650 to 750F 700 to 800F

less than one week; no direct N/A
contact with water. (340 to 400C) (370 to 430C)

Electrodes which have come in 180 to 220F 650 to 750F 700 to 800F
direct contact with water or
which have been exposed to
(80 to 105C) (340 to 400C) (370 to 430C)
high humidity.

(1) Pre-dry for 1 to 2 hours. This will minimize the tendency for coating cracks or oxidation of the alloys in the coating.

Storing and Re-drying Stick Electrodes

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 35

 Hubungan Pemakaian Kawat
Elekroda dengan Polaritas Arus

.
WELDING TECHNOLOGY

Polaritas Arus vs Penetrasi Las

untuk Elektroda Konsumabel

Pada pengelasan SMAW & MIG, kawat las akan meleleh dan
WELDING TECHNOLOGY

ditransfer melalui busur listrik ke benda kerja

Panjang busur harus dijaga antara elektroda dan logam induk
dengan cara mengumpan elektroda secepat kawat tsb meleleh.
Atmosfir busur sangat besar pengaruhnya pada polaritas yang
panasnya maksimum. Pada SMAW, Atmosfir busur tergantung pada
komposisi pembungkus (fluks) pada elektroda.
Umumnya panas maksimum terjadi pada kutub negatif (katoda).
Pengelasan dengan polaritas lurus dengan menggunakan kawat las
E6012 (DCEN), dimana elektroda menjadi kutub negatif, maka
pelelehan sangat tinggi. Akibatnya, penetrasi las menjadi dangkal.
Jika pengelasan menggunakan polaritas terbalik pakai elektroda
E6010 (DCEP), maka panas maksimum tetap terjadi pada kutub
negatif (katoda), tetapi sekarang logam induk yang berperan
sebagai katoda, sehingga memberikan penetrasi lasan yang dalam.

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 36

 DC POLARITY vs PENETRASI
LASAN PADA SMAW

.
WELDING TECHNOLOGY

DC POLARITY PADA ELEKTRODA

NON-KONSUMABEL (UNTUK TIG)
WELDING TECHNOLOGY

Jika pengelasan menggunakan elektroda pejal

(elektroda dari tungsten/wolfram), maka panas
maksimum terjadi pada kutub positif (anoda).
Elektroda wolfram umumnya di operasikan
dengan polaritas lurus (straight polarity-DCEN)
sehingga panas maksimum terjadi pada logam
induk (anoda) untuk menghasilkan penetrasi
yang dalam.
Jika elektroda tsb dioperasikan dengan arus
bolak balik (AC), maka jumlah panasnya akan
seimbang antara kedua kutub.

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 37

 DC POLARITY pada TIG

.
WELDING TECHNOLOGY

DC POLARITY pada TIG

.
WELDING TECHNOLOGY

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 38

 Control Parameter
WELDING TECHNOLOGY

Skematis Gambar dari controler GMAW Power Supply

ELECTRODE STICKOUT
WELDING TECHNOLOGY

Skematis Gambar Electrode Stickout (ESO)

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 39

 Control Parameter
WELDING TECHNOLOGY

Parameter Las vs Kawat Las

Untuk Baja Karbon
WELDING TECHNOLOGY

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 40

 Parameter Las vs Kawat Las
Untuk Baja Karbon
WELDING TECHNOLOGY

KAWAT ELEKTRODA
GAS METAL ARC WELDING - GMAW

. Pemilihan kawat elektroda (electrode wire)

WELDING TECHNOLOGY

didasarkan atas:
1. Komposisi kimia logam induk
2. Sifat mekanis logam induk
3. Gas pelindung yang digunakan
4. Jenis aplikasi dilapangan (services) atau aplikasi
spesifik yang dibutuhkan.
5. Jenis desain sambungan las
Pemilihan kawat elekroda umumnya mengacu
pada standard AWS Specification A5.18-93

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 41

 Pengaruh Parameter Las
Terhadap Bentuk Profil Lasan
WELDING TECHNOLOGY

Pengaruh Parameter Las

Terhadap Bentuk Profil Lasan
WELDING TECHNOLOGY

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 42

 Parameter Gas
Selama pengelasan, oksigen dan udara lain
WELDING TECHNOLOGY

dari atmosfir sekelilingnya dapat bereaksi

dengan cairan logam las. Hal ini akan me-
nyebabkan cacat las yang akan menurunkan
kekuatan las.
Fungsi utama dari gas pelindung (a shielding
gas) adalah untuk MEMPROTEKSI cairan
logam las dari reaksi (kontaminasi) dengan
atmosfir udara yang mengakibatkan timbul-
nya cacat las.

Parameter Gas
Setiap gas pelindung atau campurannya
WELDING TECHNOLOGY

memiliki sifat mekanis yang khusus yang

akan mem-pengaruhi welding speed, pe-
netrasi, sifat mekanis, bentuk dan
penampakan lasan, asap yang dihasilkan
serta kestabilan busur las-nya.
Perubahan komposisi gas pelindung selalu
dipertimbangkan sebagai variabel esensial
(essential variable) pada WPS yang telah
dikualifikasi.

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 43

 GAS PELINDUNG
WELDING TECHNOLOGY

FUNGSI UTAMA
GAS PELINDUNG

1. Proteksi cairan logam las dari kontak

WELDING TECHNOLOGY

dengan atmosfir
2. Media dalam menciptakan busur listrik
3. Medium dalam memberikan sifat
pembasahan (wetting) pada logam
paduan ferrous
4. Mengontrol jenis metal transfer
5. Mempengaruhi stabilitas busur
6. Mengontrol biaya las (welding costs)

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 44

 GAS YANG DIPAKAI PADA MIG

Gas yang umum dipakai pada GMAW (MIG)

WELDING TECHNOLOGY

adalah :
Argon (Ar),
Helium (He),
Carbon dioxide (CO2)
Komposisi dan kemurnian gas atau
campurannya harus di dibuat sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan proses, material, dan
aplikasi yang dibutuhkan. Sehingga pemilihan
atau pencampur-annya sangat bervariasi dan
cukup kompleks.

GAS YANG DIPAKAI PADA MIG

Pemilihannya untuk gas pelindung atau

WELDING TECHNOLOGY

campurannya yang ekonomis harus

didasarkan atas pengetahuan tentang gas
pelindung, volume yang dibutuhkan,
aplikasinya serta pengaruh keseluruhan
terhadap proses pengelasan.
Sifat unik gas pelindung atau campurannya
dapat berpengaruh sangat besar terhadap
karakteristik busur (arc), masukan panas
(heat input) serta performa keseluruhan
proses.

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 45

 GAS PADA GMAW
Inert gases (MIG)
WELDING TECHNOLOGY

Argon atau helium atau campuran keduanya

Untuk digunakan pada logam yang reaktif
terhadap atmosfir udara seperti: Al, Mg, Ti.

Active gases (MAG dan FCAW)

Carbon dioksida (CO2)
Argon + oxygen and/or carbon dioxide
Nitrogen, hydrogen

ARGON & HELIUM

ARGON (Ar)
WELDING TECHNOLOGY

Inert Gas
Densitas Ar = 1.4 X densitas dari udara
Kond. Termal-nya < dari He - penetrasi dalam & sempit
Mudah starting arc-nya & stabil

HELIUM (He)
Inert Gas
Densitas He = 0.14 X densitas dari udara, flow rate He harus 2 3 x
FR Ar.
Kond. Termal-nya > dari Ar - penetrasi dangkal & lebar
Sulit starting arc-nya & kurang stabil

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 46

 ALIRAN GAS PELINDUNG
WELDING TECHNOLOGY

Gas Karbon Dioksida

Karbon Dioksida (CO2)
WELDING TECHNOLOGY

Aktif Gas (oksidasi gas)

Hanya dipakai untuk las Carbon Steel & Low Alloy Steel
Kecepatan las tinggi, penetrasi tinggi dan murah
Mode transfernya hanya short arc & globular
Spattering (puncratan) lebih sering bila transfernya
globular
Umumnya dilakukan mixture (campuran) dengan gas
Inert (Ar) untuk mengurangi spattering.

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 47

 Potensial Ionisasi Gas
WELDING TECHNOLOGY

PENGARUH GAS PELINDUNG

GAS METAL ARC WELDING - GMAW
WELDING TECHNOLOGY

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 48

 WELDING TECHNOLOGY

Pengaruh
Gas CO2

BIAYA LAS (WELD COST)

GAS METAL ARC WELDING - GMAW
WELDING TECHNOLOGY

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 49

 PENGARUH GAS PELINDUNG
TERHADAP ASAP (FUMES) - GMAW
WELDING TECHNOLOGY

PENGARUH GAS PELINDUNG

TERHADAP EFISIENSI DEPOSIT LAS - GMAW
WELDING TECHNOLOGY

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 50

 PENGARUH GAS PELINDUNG
TERHADAP BIAYA LAS - GMAW
WELDING TECHNOLOGY

PENGARUH GAS PELINDUNG

TERHADAP SIFAT MEKANIS LASAN
WELDING TECHNOLOGY

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 51

 TERIMA KASIH
.
WELDING TECHNOLOGY

Dr. Ir. Winarto, M.Sc. 52