Anda di halaman 1dari 5

Laporan Analisis Film

Charlie and The Chocolate Factory

Nama : Shofa Salsabila


NPM : 1602015043

Dosen :
Ratih Arruum Listiyandini, M.Psi., Psikolog

Fakultas Psikologi
Universitas Yarsi
2017
Sinopsis Film

Willy Wonka telah membangun sebuah Pabrik Cokelat terbesar di dunia. Setelah
beberapa pekerjanya mencuri resep rahasianya, Wonka mengeluarkan semua
pekerjanya dan menutup pintu pabrik selamanya. 15 tahun setelah itu, Charlie
Bucket,seorang anak dariInverness, Skotlandia tumbuh dari keluarga yang sangat
miskin, dia tinggal bersama kedua orang tuanya . Ayahnya yang hanya sebagai buruh di
sebuah pabrik pasta gigi, diberhentikan karena pihak pabrik telah menggunakan tenaga
kerja mesin untuk meningkatkan produksinya. Makan malam seringkali hanya berupa
semangkuk sup kol, hal tersebut tetap disyukuri oleh Charliebeserta keempat kakek-
neneknya dari kedua belah pihak orangtua Charlie yang selalu berbaring di tempat
tidur, yaitu dua neneknya , beserta dua kakeknya . Rumah mereka pun sangat tua dan
reyot, namun udara dingin yang menusuk di dalam rumah tersebut nyaris tidak terasa
karena besarnya kasih sayang antara anggota keluarga Bucket.

Satu-satunya hiburan bagi Charlie adalah saat ia akan berangkat tidur, ketika ia melihat
sebuah pemandangan dari jendelanya. Sebuah Pabrik Cokelat besar
yang misterius milik Wonka, dimana sang kakek, Joe pernah menjadi pekerja disana.
Selama hampir 15 tahun tidak terlihat seorang pun pernah keluar ataupun masuk ke
pabrik itu, tidak juga seorang pekerja. Namun anehnya, produksi cokelat dalam jumlah
luar biasa terus ada dan dipasarkan ke toko-toko di seluruh pelosok dunia. Hal ini,
seperti pada orang-orang lain, menjadi misteri bagi Charlie. Setiap malam, ia
memikirkan misteri itu hingga ia jatuh tertidur, dengan impian akan dapat masuk ke
dalam pabrik tersebut, suatu waktu nanti.

Suatu hari, Wonka berencana untuk membuka kembali pintu pabriknya, ia membuat
pengumuman, kontak pertamanya kepada dunia luar selama 15 tahun terakhir. Bagi lima
orang anak-anak yang berhasil menemukanTiket Emas yang terbungkus rapi di dalam
bungkus cokelatnya, Wonka akan mengundang mereka untuk mengunjungi pabriknya
dan membawa mereka berkeliling, memperlihatkan seluruh rahasia pabriknya,
sementara salah satu dari mereka akan dapat hadiah khusus pada akhir kunjungan.
Bagi Charlie, pengumuman ini adalah hal yang sangat luar biasa. Keluarganya pun
sangat menginginkan Charlie dapat meraih keinginannya, namun mereka tidak dapat
berbuat banyak karena mereka hanya mampu memberikan Charlie sebatang cokelat
dalam setahun, sebagai hadiah ulangtahunnya. Akhirnya Charlie pun mendapatkan tiket
emas tersebut.

Keesokan harinya, Charlie dan anak-anak pemenang lainnya, beserta para pendamping
mereka, disambut oleh Willy Wonka untuk bersama-sama menyaksikan semua
keajaiban yang ada di dalam pabriknya: mesin-mesin buatan Wonka sendiri, teknologi
yang luar biasa, dan para pekerja pabrik yang selama ini menjadi misteri: para Oompa
Loompa. Tentunya, hal yang paling menarik adalah diriWonka sendiri, sang tuan
rumah yang eksentrik. Sudah bertahun-tahun Wonka tidak pernah keluar dari
pabriknya, ia mencurahkan seluruh waktunya untuk membuat gula-gula terenak di
seluruh dunia, yang ternyata merupakan wujud pemberontakannya terhadap sang ayah ,
seorang dokter gigi yang sangat membenci gula-gula.

Selama tur, satu per satu anak-anak pemenang Tiket Emas mulai menampakkan sikap
asli mereka yang buruk dan tidak mematuhi perintah Wonka, yang menyebabkan
mereka tidak dapat meneruskan tur mereka: Augustusdisedot pipa penghisap coklat
setelah ia mencoba meminum sungai cokelat dan jatuh kedalamnya, Violet yang
berubah menjadi blueberry besar setelah ia mengunyah permen karet yang mengandung
tiga porsi makan sekaligus yang belum sempurna, Veruca dan ayahnya didorong ke
dalam saluran pembuangan sampah oleh para pekerja yang adalah para tupai setelah dia
mencoba untuk mengambil seekor sebagai hewan peliharaan, dan Mike tubuhnya
menyusut menjadi kecil setelah ia menggunakan Coklat Televisi yang bisa mengirim
coklat pada dirinya sendiri. ParaOompa-Loompa menyanyikan sebuah lagu moralitas
setelah masing-masing anak tereliminasi. Anak- anak kemudian meninggalkan pabrik,
dengan karakteristik berlebihan atau cacat terkait dengan kegagalan
mereka: Augustus tertutup oleh cokelat, Violetyang seluruh badannya berwarna biru
dan fleksibel, Veruca dan ayahnya yang penuh dengan sampah, dan Mike menjadi
kurus dan tipis.

Ketika hanya tinggal Charlie yang tertinggal,Wonka pun membuka rahasia


terakhirnya, sekaligus rahasia terbesarnya, mengenai hadiah utama yang diam-diam ia
persiapkan.Wonka kemudian mengundang Charlie untuk tinggal dan bekerja di pabrik
dengannya, dan mengungkapkan bahwa tujuan dari Tiket Emasdan satu-satunya syarat
adalah Charlie harus meninggalkan keluarganya di rumah, karenaWonka percaya
keluarga adalah halangan untuk kebebasan untuk mencapai keinginannya. Karena
keluarganya adalah hal yang paling penting dalam hidupnya, Charlie menolak
tawaran Wonka. Charlie dan keluarganya akhirnya hidup bahagia dengan apa adanya
seperti sebelumnya. Sementara Wonkatertekan, ia kembali untuk mencari nasihat
danCharlie membantu dia menyatukan kembali dia dengan ayahnya yang telah lama
ditinggalkan.Charlie akhirnya mewarisi pabrik coklat, sementara Wonka telah kembali
dengan keluarganya.

Analisis Film

Willy Wonka adalah sesosok pemilik pabrik coklat yang misterius dalam sebuat film
Charlie and Chocolate Factory. Peran utama yang dibintangi actor terkenal Jhonny
Deep ini menggambarkan tentang sosok Willy Wonka seperti dalam novel. Yaitu
pemilik pabrik coklat yang sangat kaya, jenius, namun juga misterius. Willy berhasil
menciptakan banyak permen coklat yang unik dan sangat terkenal di seluruh penjuru
dunia. Sosok Wiily kian terungkap ketika Charlie berhasil memenangkap hadiah dan
berkeliling pabrik coklat ajaib milik Willy. Perlahan sejarah hidup perjalanan Willy
pun terkuak. Bagaimana perilaku posesif sang ayah merubahnya menjadi Willy tadinya
anak pendiam menjadi berbeda.

Ayah Willy adalah seorang dentist terkenal sebuat kota tempat Willy dibesarkan.
Karenanya, sebagai anak seorang dentist, Willy memiliki aturan makan yang cukup
ketat. Di usia yang masih dini pun, Willy sudah memakai kawat gigi, atau lebih dikenal
behel untuk jaman sekarang. Membuatnya merasa minder karna pada tahun 60an, kawat
gigi masih sangat minim digunakan, bentuknya pun unik dan sedikit merepotkan jika
dipakai. Yakni kawat gigi yang memiliki panel pelana panjang dan besar hingga
menutupi sebagian kepala menyerupai helm. Sangat berbeda dengan kawat gigi jaman
sekarang yang modelnya lebih efisien dan menarik hingga sempat menjadi trend
dikalangan muda-mudi di pertengahan tahun 2010. Dapat dibayangkan, penggunaan
kawat gigi pada diri Willy kecil tentu cukup berpengaruh terhadap self image nya.
Ditambah lagi ayahnya sangat membatasi Willy mengkonsumsi manisan ataupun coklat.
Hal itu tentu merupakan beban batin tersendiri bagi Willy kecil. Disaat anak-anak
seusianya dapat dengan bebas mengkonsumsi manisan dan coklat.

Willy juga tidak memiliki seorang ibu yang mungkin bisa membantu mengayominya.
Perlakuan dari ayahnya yang berlebihan, cenderung membuat Willy merasa tidak
memiliki control atas dunia sosialnya. Willy kecil pun mulai menyusun strategi
perlawanan atau Counteracting Strategies yakni revolt (pemberontakan) ketika suatu
saat ia berhasil mencoba sebuah permen yang rasanya sungguh nikmat menurut Willy
kecil.

Ketika kecil hingga kini, willy tidak pernah mendapatkan penguatan untuk melakukan
sesuatu, tidak ada motivasi untuk menjadi lebih baik kearah positif karena orang tua
willy sudah sangat jauh kedekatan dengan willy dengan hal itu reinforcement tidak
didapatkan willy hingga willy merepres perasaannya kepada orang tuanya dan
menaikkan egonya untuk tetap hidup sendiri tanpa orangtua.

Akhirnya Willy pun berkelana untuk mencari resep coklat yang hebat. Ia pun berhasil
membangun pabrik coklat raksasa yang sangat terkenal di seluruh dunia, yang katanya,
merupakan gudang coklat yang tak akan habis dimakan hingga seumur hidup. Namun,
dibalik keberhasilannya Willy tetap menyimpan (represif) terhadap hubungannya
dengan sang ayah yang kurang harmonis. Hal ini digambarkan pada beberapa adegan
film yang menampilkan perubahan mimik wajah Willy setiap mendengar orang lain
berkata Ayah. Terutama Charlie. Willy memang memiliki segalanya, harta benda,
kehidupan mewah, pabrik coklat terkenal, kedudukan, dan sebagainya. Tetapi ada yang
Willy tidak miliki, yakni Keluarga. Hal inilah yang membuat Willy semakin tertarik
pada sosok Charlie. Kedekatan Charlie dengan keluarganya yang membuat Willy
tersadar dan akhirnya mau memperbaiki hubungannya dengan sang ayah.

Anda mungkin juga menyukai