Anda di halaman 1dari 27

Taman Putroe Phang Sebagai upaya untuk berpegang teguh pada tujuan-

RENCANA INDUK DAN RINGKASAN tujuan diatas, maka, Rencana Induk dan Ringkasan
RANCANGAN MASA DEPAN Rancangan Taman Putroe Phang ini akan
menyajikan isi daripada taman beserta elemen-
elemen taman dalam cakupan pemahaman sehingga
PENDAHULUAN diperoleh makna yang jelas terhadap tujuan
rancangan dari berbagai fitur baru taman, sekaligus
mengkomunikasikan rencana pengelolaan serta
Rencana Induk dan Ringkasan Rancangan ini dibuat hubungan antara rancangan dengan pengunjung
sebagai upaya untuk memberikan petunjuk dan taman pada masa Taman Putroe Phang telah selesai
arahan bagi pembangunan dan peremajaan Taman dibangun.
Putroe Phang, Banda Aceh dimasa yang akan
datang; sebagai sebuah taman yang unik, sarat Lebih lanjut, Rencana Induk dan Ringkasan
dengan nuansa sejarah dan budaya kota Banda Rancangan ini memberikan masukan kepada kota
Aceh dimasa lalu. Adapaun tuuan penulisan Banda Aceh didalam upaya lanjutan melindungi
Rencana Induk dan Ringkasan Rancangan ini Taman Putroe Phang dan mengangkat kesadaran
memiliki tiga (3) tujuan rangkap, yakni: masyarakat akan makna dan potensi warisan
pusaka ini. Beberapa pertimbangan dan harapan
1. Memberikan visi baru pengembangan dan rencana ini adalah:
pembangunan Taman Putroe Phang pada masa
yang akan datang. Rencana Induk menetapkan prinsip-prinsip
pokok sebagai kerangka-acuan pembangunan
2. Menambah visi pariwisata Banda Aceh taman dimasa datang, dan menentukan
sebagai bandar wisata Islami dengan elelmen-elemen utama didalam taman sesuai
membangun kembali aset kekayaan warisan konteks secara konseptual.
budaya Islam pada Taman Putroe Phan.
Konsep Perencanaan dibuat dan disiapkan
3. Memberikan arahan dalam implementasi setelah dilaksanakannya diskusi rinci dan
perencanaan, menjelaskan tujuan rancangan, penilaian terhadap kondisi lahan / situs hari
dan merekam hal-hal penting yang terkait ini serta lingkungannya, dengan pejabat
dengan Taman Putroe Phang. pemerintahan kota; antara lain dari Dinas
Kebersihan & Pertamanan, Dinas Pariwisata waktu Taman Putroe Phang menjadi bagian dari
dan Budaya, Dinas Prasarana Jalan dan taman sultan. Hari ini Taman Putroe Phang yang
Sumber Daya Air, dan pejabat tinggi pada masa lalu disebut sebagai Taman Ghairah
pemerintah kota. telah dipisahkan oleh jalan raya dan jembatan.
Tampak jelas bahwa Gunongan yang semula berada
Beberapa konsultasi telah dilaksanakan oleh dalam satu kompleks taman dengan Pintoe Khop
Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagai menempati sisi barat-daya sungai terputus satu
pengantar bagi perencanaan Taman Putroe sama lain. Tak dapat diragukan lagi dari aspek
Phang diawal tahun 2008 dengan berbagai kesejarahan bahwasanya Taman Ghairah pada masa
dinas-dinas, kelompok masyarakat, dan lalu adlah karya besar dari Sultan Iskandar Muda
kelompok masyarakat tertentu semisal guru- yang berkuasa pada masa puncak kejayaan
guru sekolah dasar, menengah pertama dan kerajaan Aceh Darussalam (1607-1636).
atas, serta kelompok perempuan (PKK).
Berawal dari masukan-masukan inilah yang Adapun fitur yang paling penting didalam kompleks
menjadi dasar prinsip pengembangan taman. Taman Putroe Phang adalah Pintoe Khop yang sarat
Meskipun tidak seluruh komentar dan usulan dengan nuansa sejarah. Artefak yang tak mungkin
yang dimasukkan kedalam rencana, namun tergantikan hingga akhir masa ini adalah pintu
kegiatan konsultasi ini sangat mempengaruhi gerbang menuju kompleks taman kerajaan.
pengembangan konsep rancangan taman. Sebagian ahli bahkan menyebut bahwa Pintoe Khop
bukan saja representasi fisik batas istana dengan
taman kerajaan, tapi juga sebagai refleksi suatu
transisi kehidupan dunia dan akhirat.
KONTEKS DAN LATAR BELAKANG LAHAN

KONTEKS LAHAN:
SEJARAH

Taman Putroe Phang berada dikawasan pusat kota


Banda Aceh. Sebagai bagian wilayah yang dikuasai
oleh Sultan Iskandar Muda, area Taman Putroe
Phang pada awalnya digunakan untuk kepentingan
serdadu kerajaan. Namun seiring berjalan dengan
Pintoe
Khop

Peta lama diatas ini memperlihatkan peta lama


pusat kota Banda Aceh pada masa penjajahan
Belanda. Konfigurasi jalan raya tetap tak berubah
hingga hari ini. Taman Putroe Phang berbatasan
dengan jalan di utara, selatan, dan barat, dan di
timur berbatasan dengan kawasan pemukiman
Kondisi Geografis swasta dan militer.

Sungai Darul Isyki yang mengalir ke utara didalam


kawasan Taman Putroe Phang bermuara di Sungai
Aceh. Sungai yang memiliki tingkat kecuraman
dasar sungai kurang lebih .005, menjadikan sungai
ini sangat terpengaruh oleh pasang surut air laut,
limpasan air hujan kawasan sekitar, dan banjir
dikawasan hulu sungai. Kondisi ini menjadi kendala
pokok bagi pengembangan rancangan dan
peremajaan Taman Putroe Phang.

Flora
Taman Putroe Phang hari ini ditumbuhi aneka dijaga dalam rancangan baru dengan cara
pohon dan perdu. Ada sembilan pohon dari masa membangun sistim drainase dan kontur baru
lalu membatasi perimeter taman yang memberikan dengan tujuan agar Taman Putroe Phang dapat
nuansa estetika dan keteduhan bagi lahan. Pada sisi menjadi segera kering dan digunakan kembali
utara lahan, pohon-pohon ini memerlukan setelah periode banjir yang singkat.
perlindungan dan perawatan lebih intensif untuk
menjaga kesehatannya. Beberapa pohon-pohon Akses
kecil dapat dipindahkan guna membuka dan Taman Putroe Phang dapat dicapai dengan
membuat pola baru yang lebih alami daripada pola kendaraan dari selatan, memasuki kawasan taman,
monoton seperti yang ada hari ini. Pohon Polyalthea dan berhenti dipelataran parkir. Akses kedua husus
sp., yang membatasi sungai dibagian utara bagi pejalan kaki melalui bagian utara. Dan
memberikan kesan bingkai vista yang baik dari sisi perimeter keseluruhan taman adalah pagar besi,
timur dan mesti dipertahankan.. yang pada bagian fondasinya dibuat bak-bak
tanaman hias. Peremajaan taman harus
Topography mempertimbangkan perbaikan dan pemeliharaa
Keseluruhan topography lahan adalah rata, dengan pagar dan bak tanaman ini dengan cara menanam
beberapa elevasi tinggi disisi parameter taman, dan jenis tanaman yang lebih atraktif dan konsisten. Jika
kondisi lahan yang landai dari area parkir menuju pada saat dana pembangunan tersedia, maka pagar
tepi sungai. Terlalu mudah banjir hanya dengan keliling Taman Putroe Phang dapat diganti dengan
sedikit kenaikan muka air sungai, taman Putroe pagar yang lebih solid dan menarik dari sisi disain.
Phang tidak memiliki area peresapan dan
permukaan tanah yang berkontur baik; sehingga
pada waktu Taman Putroe Phang terendam air,
maka air banjir ini akan sulit untuk dapat segera
meresap kedalam tanah dan akibat ketiadaan
kontur muka tanah yang terencana, maka air akan
menggenangi permukaan tanah yang lebih rendah
dalam waktu yang lama..

Sebagaimana fungsi awal kawasan Taman Putroe


Phang sebagai kawasan waduk penampungan air
pada periode banjir dikota, maka fungsi ini tetap
KENDALA DAN PELUANG PERENCANAAN

UMUM
Tiga asset terpenting dalam Taman Putroe Phang
adalah monument sejarah yang tak-tergantikan,
sungai dan pohon-pohon besar berusia ratusan
tahun refleksi sejarah masa lalu. Taman Putroe
Phang tidak sesuai untuk digunakan sebagai taman
rekreasi yang modern, akan tetapi lebih kepada
taman pusaka budaya dan sejarah; dengan atraksi
taman yang lebih cenderung pasif seperti
pembangunan taman-taman yang indah,
pemahaman budaya (dalam bentuk pertunjukan
seni dan tampilan interpretasi) serta apresiasi dunia
flora. Arena Bermain Anak-anak (Children Play
Ground) dan Area Taman Orang Tua (Elderly Park)
ditambah dengan Area Pertunjukan (Amphitheter)
adalah elemen utama taman Putroe Phang bagi
rekreasi yang bersifat aktif.

Kendala.
1. Akses dan Parkir
Gerbang akses kedalam taman Putroe Phang hari
ini tampak berupa sudut yang tajam dari jalan raya,
yang kemungkinan besar sebagai upaya masa lalu
untuk menjadikan akses kedalam taman
tersambung dengan jalan raya diseberangnya
hingga seolah menjadi semacam simpang empat.
Namun sudut ini membuat belokan kearah kiri
menjadi sulit dan bahkan berbahaya. Solusi yang
lebih baik adalah membuat akses dari jalan raya
pada sudut yang benar yang memberikan sudut kepada sejarah Banda Aceh masa lalu. Walaupun
pandang lebih luas kekiri maupun kekanan..Dan sekarang Gunongan terpisah dari Pintoe Khop oleh
dianggap perlu pula untuk memperkecil median jalan raya, namun kedekatan dua buah pusaka
jalan bagi kemudahan pengendara dari arah kiri. sejarah dan budaya ini harus terus dikembangkan
Setelah mempertimbangkan semua potensi dalam kerangka keutuhan sebuah interpretasi,
alternatif; maka akses dibagian selatan ini tetap termasuk juga pada kemungkinan pengembang
dipertahankan mengingat akses ini telah pula rencana penyatuan keduanya secara fisik dimana
memiliki pelataran parkir yang rata dan sama tinggi memungkinkan.
dengan jalan raya sekitarnya. Jika dipilih akses dari
sisi lain, maka dibutuhkan pekerjaan cut & fill, 3. Kendala Lahan
menyebabkan dampak visual yang buruk, dan Lahan Putroe Phang memiliki beberapa aspek
kehilangan pohon-pohon bersejarah (heritage kendala yang dapat mempengaruhi pengembangan
trees). penuh dimasa mendatang. Kendala yang paling
pokok adalah banjir dan perubahan ketinggian
2. Pusaka Sejarah dan Budaya permukaan air di danau. Danau - dalam arti badan
Fakta bahwa Taman Putroe Phang adalah artefak sungai yang dilebarkan - sangat dipengaruhi oleh
pusaka peninggalan istana Sultan Iskandar Muda musim, pasang surut air laut, dan hujan yang
menjadi pertimbangan nomor satu dalam menyebabkan turun/naik permukaan air danau. Hal
pengembangan Rencana Induk dan Ringkasan inilah yang menyebabkan terbatasnya peluan untuk
Rancangan ini. Eksistensi Pintoe Khop pada lokasi menggunakan sungai atau danau bagi kegiatan
orisinalnya - (walaupun hari ini terisolasi daiatas rekreasi air layaknya sebuah taman dengan sungai
sebuah pulau buatan akibat pelebaran badan sungai sebagai elemen utamanya. Sebagai tambahan,
dan pengembangan menjadi danau) ketiadaan sarana penyaring sampah terapung serta
mencerminkan otentisitas jelas tentang betapa kelemahan arus sungai meningkatkan terjadinya
pentingnya aspek kesejarahan Taman Putroe Phang. penumpukan sampah dan penampakan dasar sungai
yang berlumpur dan penuh sampah. Tama Putroe
Nuansa kesejarahan sebuah taman dan Phang telah lama diketahui mengalami banjir
keanekaragaman flora masa lampau harus sebagai akibat perubahan cuaca dan curah hujan.
dilestarikan dan diperkaya dalam pengembangan Hal ini tentu akan terus berlanjut hingga pada
tahap akhir Taman Putroe Phang. Ikon budaya saatnya nanti terbangun sistim perlindungan daerah
dalam bentuk Pintoe Khop memberikan fokus utama aliran sungai dan strategi pengendalian banjir telah
bagi interpretasi kebudayaan dan hubungan nyata dibangun dan dikembangkan. Sehingga Rencana
Induk dan Ringkasan Rancangan ini harus ini, atau harus dibuat rancang ulang terhadap
mempertimbangkan faktor pengendalian banjir seluruh elemen taman..
serta mencegah dampak banjir semakin besar bagi 6. Tapal Batas
kelangsungan Taman Putroe Phang. Taman Putroe Phang dibatasi oleh tiga jalan raya
pada tiga sisi, ditandai dengan pagar dan bak-bak
4. Erosi Tepi Sungai tanaman. Tanah di sisi timur dan sepanjang sungai
Walau tepi sungai atau danau telah dibangunkan adalah perumahan militer dan umum. Jalan raya ini
turap batu dan beton, tetapi tampak nyata menciptakan pembatas bagi integrasi fitur-fitur
dilapangan bahwa beberapa bagian dari tepi sungai sejarah yang berada disekeliling taman, seperti
ini telah mengalami kerusakan, terutama bagian Gunongan, Stasiun Telpon Belanda, Taman
barat daya sungai mulai dari bagian dibawah Pemakaman Umum Belanda, dan Taman Sari.
jembatan jalan raya. Hal ini memperlihatkan bahwa
arus sungai dan banjir telah merusak turap, Saat ini pagar pembatas dengan lahan disebelah
mengalir dibelakang dinding turap hingga kehulu. timur taman terlihat kumuh dan tidak layak
Untuk itu diperlukan pengkajian ulang dampak ini dipandang mata. Sehingga sangat dibutuhkan
sebagai bagian dari pembangunan jembatan rancangan yang cermat dalam konsep perencanaan
gantung bagi pejalan kaki disisi barat Taman Putroe mengingat jalan setapak dan kios informasi
Phang. pengunjung nantinya akan dibangun disini.

5. Bangunan dan warung 7. Masalah Kebijakan / Per UU an


Saat ini terdapat sebuah rumah didalam taman Masalah garis sempadan bangunan (GSB) akan
pada sisi timur yang dapat menjadi kendala pada mempengaruhi peletakan lokasi Bangunan
waktu nanti taman telah siap dan dibuka untuk Pelayanan Pengunjung yang akan ada di Taman
publik. Kendala dalam hal ini adalah konflik antara Putroe Phang. Walau saat ini tedapat warung yang
pemilik rumah dengan pengunjung taman akibat berdiri disisi utara ini, tapi peletakan fasilitas taman
tidak ada batasan dimana tanah pribadi dengan yang baru ini jika disesuaikan dengan UU yang
ruang publik. Biarpun di beberapa taman kota yang berlaku, maka batas / garis sempadan bangunan
besar terdapat kantong pemukiman tetapi ia akan menjorok kedalam taman hingga sepuluh (10)
terpisahkan dari ruang publik. Pengembangan meter. Meskipun pada kenyataannya banyak
Taman Putroe Phang masa mendatang bangunan yang melanggar GSB ini, diharapkan
mengharuskan pemindahan bangunan dan warung pembangunan fasilitas baru didalam taman akan
memperoleh keringanan karena disamping bagi
kepentingan publik dan non-komersial, juga karena masa lalu di Putroe Phang dan juga memberikan
telah sempitnya Taman Putroe Phang hari ini. jangkauan yang lebih luas untuk menyelidiki pusaka
sejarah dan budaya di area sekitarnya.
Peluang
7. F l o r a
1. Perluasan Pohon-pohon tua dan besar yang mengelilingi
Kurang lebih satu kavling ke timur Taman Putroe taman serta nuansa lingkungan alamiah yang telah
Phang terdapat Rumah Gubernur (Meuligoe). tercipta, dapat menjadi dasar pengembangan lahan
Meskipun diluar lingkup laporan peremajaan taman taman kota yang bernuansa berkelanjutan,
ini, namun diperoleh berbagai masukan dari terutama pelestarian flora khas Aceh. Dengan
berbagai pihak yang menginginkan perluasan meningkatkan dan memeperkaya kualitas sebuah
taman pada kedua sisi sungai hingga menuju taman dengan rancangan lansekap yang indah akan
kompleks Rumah Gubernur. Dengan demikian meningkatkan daya tarik taman Putroe Phang
perluasan Taman Putroe Phang diharapkan menjadi sebagai pusat atraksi budaya. Taman Aceh yang
langkah awal mengembalikan luas lahan orisinal ditanami dengan tanaman berbunga indah, dipadu
istana Sultan Iskandar dan memberikan Ruang dengan tanaman pembatas yang menawan dan
Terbuka Hijau kota Banda Aceh serta menambah tanaman langka lokal akan memberikan peluang
nilai visi pengembangan kota sungai dalam konteks bagi penafsiran dan pemahaman serta program
water front city. pendidikan lingkungan hidup.
8. Ekspresi Kebudayaan
2.Integrasi Sebagai tambahan proposal pengembangan
Berlokasi dipusat beberapa atraksi pusaka sejarah interpretasi sejarah taman dan sejarah Islam,
dan budaya termasuk Gunongan, Taman Taman Putroe Phang dapat pula berperan sebagai
Pemakaman Umum Belanda, Stasiun Telegraf latar belakang yang logis untuk lebih memberikan
Belanda dan Taman Sari, peremajaan Taman Putroe penekanan konsep pelestarian pusaka sejarah dan
Phang memberikan peluang untuk mengangkat budaya dengan cara memadukan seni dan seni
kembali hubungan antar atraksi kesejarahan kota pertunjukan kedalam kerangka Rencan Induk.
dan memberikan nilai tambah utnuk berperan Peluang untuk mempertunjukkan seni terbuka
sebagai pusat eksplorasi sejarah kota Banda Aceh. diseluruh bagian taman dengan konsep saling
Pengembangan dapat dilakukan dalam berbagai mengisi dan terkait dengan konsep dasar Rencana
cara diantaranya melalui pelayanan interpretasi Induk dan Ringkasan Rancangan Taman ini.
yang berfokus kepada bukti sejarah budaya Islam
Dari hasil percakapan dan pertemuan dengan para
guru-guru dan kepala sekolah diwilayah sekitar
Taman Putroe Phang lebih mendorong semangat
untuk memanfaatkan taman dan memadukan
fasilitas didalam taman demi kepentingan para
siswa pelajar sekolah , terutama sekali pendidikan
pelestarian budaya dan lingkungan hidup.
upaya memberikan kerangka dasar mencapai tujuan
TUJUAN TAMAN, SASARAN
tersebut diatas, dan memberikan petunjuk berikut
PENGELOLAAN DAN PRINSIP-PRINSIP
spesifikasi dan strategi untuk melindungi,
RANCANGAN
mengembangkan dan menyelesaikan Taman Putroe
Phang.
Tujuan Peremajaan Taman:
Tujuan-tujuan peremajaan Taman Putroe Phang Flora dan Hutan Kota: Melindungi pohon
diharapkan dapat memberikan kerangka dasar bersejarah, merestorasi jenis-jenis tanaman
arahan dalam mengambil keputusan perencanaan khas Aceh dan menciptakan taman yang
dan pengelolaan taman. menarik kombinasi antara taman-taman
Adapun yang menjadi tujuan Taman Putroe Phang formal dengan taman-taman alamiah
adalah: Sumber Daya Budaya: Mengindentifikasi &
melestarikan sumber daya bersifat budaya
Untuk melindungi, memelihara dan dalam cara-cara sehingga pengunjung Taman
meginterpretasikan pusaka budaya Pintoe Khop dan Putroe Phang dapat menghargai dan
area sekitarnya yang pernah pada suatu masa memperoleh pemahaman yang lebih baik
menjadi taman Sultan Iskandar Muda yang peranan kebudayaan dalam perkembangan
diperuntukan bagi kepentingan dan kesejahteraan sejarah Banda Aceh.
penduduk Banda Aceh dan pengunjung taman
Pendidikan dan Pemahaman: Menciptakan
dalam koridor thema sejarah Islam di Aceh pada
bermacam fitur pendidikan dan informasi
abad ke 16; dan
berfokus kepada pusaka Islam di Taman
Putroe Phang (Taman Ghairah), memberikan
Untuk melestarikan dan memperkaya nuansa
informasi kepada pengunjung taman jalinan
lingkungan hidup yang alami didalam taman bagi
hubungan dengan aset pusaka sejarah yang
kepentingan rekreasi masyarakat kota Banda Aceh
berada disekitarnya, dan menjelaskan kepada
serta untuk memberikan sarana kegiatan ekspresi
anak-anak dan remaja usia sekolah maupun
budaya penduduk dengan seluruh keluarga warga
dewasa pemahaman yang lebih baik yang
kota Banda Aceh.
menghargai sejarah Islam dimasa lalu serta
menceritakan karakter lingkungan hidup kota
Sasaran Pengelolaan:
Banda Aceh.
Beberapa tujuan pengelolaan Taman Putroe Phang
telah direncanakan dan dikembangkan sebagai
Prinsip-prinsip Rancangan:
Berdasarkan kepada tujuan dan sasaran berbagai kemungkinan rancangan lahan dan
peremajaan Taman Putoe Phang, maka memberikan ilustrasi grafis sebagai panduan
dikembangkan prinsip-prinsip rancangan taman; karakter yang diinginkan bagi karakter Taman
yang dilengkapi pula dengan hasil beberapa dengar Putroe Phang.
pendapat dengan para pemangku kepentingan
(stakeholders) maupun dengan dinas-dinas terkait Rencana Induk telah pula memperhatikan masalah
dalam pemerintahan kota Banda Aceh sebagai terkait dengan banjir, mencoba untuk
petunjuk prinsip rancangan. menanggulangi dengan cara membuat rancangan
Peremajaan Taman Putroe Phang akan yang ramah banjir serta bebas banjir dalam
menampilkan keunikan aspek kesejarahan tempo yang sesingkat-singkatnya dari
taman dikota Banda Aceh. ketergenangan air didalam taman. Lansekap
Peremajaan Taman Putroe Phang akan permukaan tanah dirancang dengan cermat dan
menampilkan rancangan lansekap yang fokus ditujukan kepada sistim drainase bawah tanah
berdasarkan aspek kebudayaan serta aspek yang akurat sehingga dapat menjadi jaminan bahwa
kebutuhan bagi publik. taman kembali seperti sediakala dan siap untuk
Peremajaan Taman Putroe Phang akan digunakan secepatnya bila banjir telah berlalu.
mendukung penetapan taman sebagai Hutan
Kota dan akan memenuhi ketentuan dan Aspek utama lainnya dari rancangan keseluruhan
persyaratan sesuai per Undang-undangan adalah perancangan pintu gerbang taman yang
menarik, pembangunan dua buah jembatan
Peremajaan Taman Putroe Phang ditujukan
menyeberangi sungai, Kios Informasi Pengunjung
bagi kemaslahatan seluruh keluarga, kondisi
terkait dengan informasi sejarah taman, usulan
dan usia.
pembangunan Pusat Pelayanan Pengunjung untuk
RENCANA INDUK DAN KONSEP memenuhi kebutuhan pengunjung akan jasa dan
RANCANGAN fasilitas, Jalan Setapak Taman yang lebih alamiah,
pembangunan-ulang Arena Bermain Anak-anak,
Rencana Induk ini memberikan pandangan potensi pengembangan Area Serba Guna bagi Orang Tua
pengembangan jangka panjang Taman Putroe sekaligus Pentas Budaya, pembangunan Taman
Phang serta menyajikan berbagai elemen taman Aceh, dan pembangunan beberapa monumen dan
yang akan dibangun yang sesuai dengan tujuan plaza artistik yang dapat memperkaya pengertian
pengelolaan dan dapat memenuhi tujuan pokok dan pemahaman khazanah budaya Aceh.
pembangunan taman. Rencana Induk menyajikan
Dalam Rencana Induk; strategi secara keseluruhan
terhadap aspek lansekap Taman Putroe Phang
adalah menciptakan karakter lansekap khas Aceh
dengan menggunakan jenis-jenis tanaman hias
lokal, penataan-ulang letak tanaman untuk
menampilkan rancangan yang lansekap berirama
dan alamiah dan membuka arah pandangan ke
Pintoe Khop. Serta Sehingga diharapkan tercipta
suatu transisi dari taman yang berkesan formal dan
terpelihara dibagian selatan menuju kepada
lansekap yang lebih bernuansa alamiah di bagian
utara.
Selain area Pintu Gerbang ini, maka pagar taman
ELEMEN TAMAN DALAM KONSEP
keseluruhan akan tetap mempertahankan pagar
RENCANA
yang sudah ada, termasuk bak bunga, yang
disarankan untuk diperbaiki dan di cat ulang warna
Pintu Gerbang, Jalan dan Pelataran Parkir putih. Dan khusus pada bak tanaman disarankan
Pintu Gerbang Taman Putroe Phang yang baru untuk ditanam dengan jenis tanaman yang semarak,
dibangun atas dasar pemikiran untuk menciptakan cerah, dan berbunga sepanjang tahun. Pagar besi
kesan kedatangan disebuah taman, mempertegas (BRC) yang ada sekarang juga disarankan untuk
visi dan misi taman, dan menampilkan kesan diperbaiki dan diperindah dengan logo medali
penyambutan kepada pengunjung. Oleh sebab itu Taman Putroe Phang sebagai ikon. Dalam jangka
ditampilan dalam rancangan sekelompok panel panjang disarankan untuk mengganti jenis pagar
dinding berwarna putih bersih yang mengingatkan BRC ini dengan disain pagar besi bulat / solid yang
pengunjung kepada artefak sejarah Gunongan dan lebih memberikan makna kesejarahan taman.
Pintoe Khop. Dibawah bingkai panel dinding putih
ini kan ditanam bunga-bunga aneka warna. Pos Jaga Pelataran Parkir
akan berada ditengah-tengah untuk kepentingan Sebagaimana diilustrasikan dalam gambar dibawah
pengawasan seperlunya. Diharapkan pula akan ini, Pelataran Parkir masih tetap menempati lahan
dibangun semacam portal sederhana bagi yang sama. Diharapkan material yang digunakan
pengawasan kendaraan roda-empat dan roda-dua sebagai permukaan pelataran adalah paving block
yang akan masuk ke Taman Putroe Phang. atau aspal, tergantung ketersediaan bahan ini.
air yang berasal dari banjir untuk mengalir kembali
kedalam sungai. Sungai Berbatuan ini
sesungguhnya sebuah simulasi fungsi sungai-sungai
kecil dalam sistim hidrologi yang lebih besar.
Rancangan yang dibuat sedemikian alami adalah
untuk menghindari pembuatan tanggul beton yang
kaku sebagai saluran irigasi. Bentuk Sungai Batu
mesti tidak beraturan dan disisipi tanaman penutup
tanah berbunga dibeberapa lokasi sehingga tampak
seolah terdapat sungai kecil yang mengalir didalam
taman.

Jika terdapat beberapa pohon yang ada


menghalangi terbangunnya Pelataran Parkir
sebagaimana disain kehendaki, maka pohon-pohon
ini mesti diselamatkan dengan cara mengurangi
lahan parkir untuk beberapa kendaraan. Parkir
kendaraan roda dua dapat dikembangkan pada sisi
kanan atas bundaran pada bagian timur pelataran
parkir.

Jalan Setapak bagi pejalan kaki dirancang sejak


pintu gerbang utama hingga menuju Kios Informasi
Pengunjung dan Taman Khas Aceh di sebelah utara..

Hamparan Sungai Berbatuan (Dry Creek)


Untuk mempercepat drainase kedalam tanah
Ilustrasi dibawah ini adalah proposal pembangunan
digunakan saluran pembuangan dan pipa drainase
Sungai Berbatuan sebagai fitur drainase utama
bawah tanah didalam rancangan drainase taman.
taman dalam upaya membantu mengalirkan kembali
Detail daripada rancangan drainase ini tampak mendapatkan hasil akhir yang lebih obyektif
seperti gambar penampang dibawah ini: terhadap opsi penyatuan kembali Pintoe Khop
dengan daratan.
Rancangan dasar terhadap area dimana Pintoe
Khop berdiri beserta lahan sekitarnya meberi
penekanan yang kuat kepada upaya intuk
mengangkat mengangkat monumen Pintoe Khop
sebagai pusat perhatian utama (focal point) Taman
Putroe Phang. Monumen dan lahan sekitarnya hari
ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan dan
membutuhkan perbaikan dan pengembangan ulang.
Masalah dan pertimbangan rancangan tersebut
antara lain adalah:

Pot dan bank bunga yang mengelilingi monumen


perlu perbaikan dan penanaman-ulang dengan
jenis-jenis tanaman rendah, rapat dan menarik.
Gambar Potongan Skematis Terali yang menjadi pagar pulau kecil dimana
monumen berdiri sudah dalam keadaan rusak dan
Pintoe Khop dan Taman sekitarnya. berkarat serta tidak aman, sehingga
Area disekitar Pintoe Khop adalah pulau buatan membutuhkan perbaikan.
yang dibentuk dari penggalian dan pemisahan dari Bagian interior Pintoe Khop ditumbuhi tanaman
tepi sungai asli hingga terbentuk semacam telaga. liar dan pelataran sekitar monumen ini perlu
Dalam kajian akan adanya keinginan para ahli perbaikan dengan menggunakan paving block
sejarah untuk menyatukan kembali Pintoe Khop disekelilingnya.
dengan daratan seperti masa lalu, maka sangat Jembatan menuju pulau kecil Pintoe Khop tidak
disesalkan bahwa batasan waktu tidak memilliki terali sebagai pegangan dan tidak dapat
memungkinkan, terutama untuk konsultasi rinci dan dilalui oleh kursi roda. Jembatan kecil mesti
riset untuk memenuhi opsi sejarawan. Namun, diganti dengan jembatan alternatif yang dapat
disarankan opsi ini untuk dikaji lebih lanjut, dilalui oleh penyandang cacat.
meneliti alasan perubahan masa lalu, otentikasi Monumen Pintoe Khop hari ini tampak miring
situs dan lingkungan sekitarnya, untuk kearah utara yang memerlukan tindakan
investigasi penyebab kemiringan dan perbaikan perhatian dan prioritas utama dalam pekerjaan
yang sempurna dimasa mendatan. restorasi, termasuk detail tanaman, tata lampu,
Daripada petunjuk keretakan dan lubang-lubang papan petunjuk / informasi serta lansekap secara
yang terlihat mata, dapat dijadikan sebagai keseluruhan.
indikasi bahwa monumen Pintoe Khop
memerlukan perbaikan sebelum kerusakan yang
lebih besar terjadi.
Pembersihan monumen, pencabutan tanaman liar
dan kotoran, serta pengectan-ulang harius
dijadwalkan sebagai pekerjaan pemeliharaan
ruitin taman Putroe Phang.
Drainase disekitar pondasi monumen juga harus
diperbaiki dan ditingkatkan, terutama
peningkatan fungsi drainase pada saat musim dan
setelah musim penghujan.
Sisitim tata lampu pada malam hari mesti menjadi
pertimbangan
Papan Interpretasi monumen harus ditempatkan
pada ketinggian yang mudah dibaca pengunjung
berikut penjelasan asal-usul, sejarah dan latar
belakang Pintoe Khop sebagai salah satu elemen
taman yang bermanfaat dibanding dengan Papan
Nama Pintoe Khop saat ini.

Pintoe Khop adalah pusat perhatian bagi


pengunjung Taman Putroe Phang. Salah satu ikon
monumen pusaka sejarah Aceh yang sangat
berkesan dan langka yang seyogyanya harus
dipelihara dengan baik sehingga pembangunan dan
pengembangan taman Putroe Phang dimasa
mendatang berpegang teguh pada prinsip-prinsip
pelestarian pusaka sejarah (heritage) dan budaya
Aceh ini. Lahan disekitar monumen mesti mendapat
Kios Informasi Pengunjung

Terletak bersebelahan dengan pelataran parkir, Kios


Informasi Pengunjung adalah fasilitas pusat
informasi bagi pengunjung taman Putroe Phang
akan sejarah dan kebudayaan Islam Aceh masa lalu
dalam tampilan teks dan grafis. Meskipun Pusat
Pengunjung Utama (Primary Visitor Services) baru
direncanakan dibangun di bagian utara taman,
pendapat publik menyarankan agar pada Kios
Informasi Pengunjung ini disediakan fasiltas kamar
mandi.

Kios dirancang
sedemikian rupa
sehingga bagian interior
mampu menampilkan
produk eksibisi dan
tampilan interpretasi
grafis didinding.
DIhalaman berikut dapat
dilihat kerangka garis
besar perkembangan
Kerangka Umum Tema Interpretasi
Kios Informasi Pengunjung

I. Pusaka Budaya:

Asal-usul Islam
- Lokasi Aceh dalam jalur pelayaran dunia
- Perdagangan antara Arab, China dan India
Rancangan Skematis Interior Kios Informasi - Pelaut, pedagang, pengelanana Muslim dan
ikatan kekeluagraan Islam terhadap Aceh
Konsep Tampilan Interior
Lahirnya Kerajaan-kerajaan Islam
Dalam rangka memberikan pengetahuan kepada -Peureulak, Aceh Timur
pengunjung terhadap pemahaman pusaka budaya -Samudra Pasai - Jeumpa, Samudra dan Tanah
Islam masa lalu, maka Kios Informasi direncanakan Datar
menampilkan tinjauan karakter alam dan sejarah -Pedier (Pidie)
wilayah Aceh keseluruhan dan atraksi yang terkait. -Jaya,-Lingge, -Daya
Pemilihan tema dan interpretasi topik-topik dibawah -Acheh Dar Al-Salam
ini hanya sebagai petunjuk membantu
mengilustrasikan nilai-nilai umum dan pesan-pesan Kebangkitan Aceh Darussalam dan Masa Sultan
dari masa lalu bagi generasi masa kini dalam aspek Iskandar Muda
kesejarahan dan aspek lingkungan yang penting -Kedatangan Portugis
dari dan untuk taman Putroe Phang. -Konsolidasi kerajaan-kerajaan kecil
-Pusat Sekolar Asia Tenggara
-Perluasan Teritori Aceh dan Penaklukan Pahang,
Malaysia

Kompleks Istana (Dalam) Kesultanan


-Peta-peta, sketsa, atau model yang pernah ada di
istana dan asalnya. Pohon dan Bunga Taman Putroe Phang
-HUbungan antara hari ini dengan peta-peta - Pohon-pohon pusaka
sejarah dan areal fotografi sekarang. - Tanaman Berbunga Lokal yang unik
-Sisa-sisa peninggalan kerajaan; Taman Ghairah, - Pohon-pohon besar Lokal yang unik
Gunongan, dan Menara Permata. - Anggrek-anggrek

Pintu Khop Taman Sari Gunongan Orientasi Taman Putroe Phang dan Situs disekitar
- Pintu Biram Indrabangsa (Gods Pearl Door) - Peta-peta dan diagram atraksi yang telah ada.
Pintu Gerbang antara Istana dengan Taman - Foto Aerial Kota Banda Aceh dan taman-taman
Ghairah disekitar
- Material dan konstruksi - Tur Jalan Kaki (Heritage Sites Walking Tour)
- Unsur dekorasi, ukuran dan deskripsi rinci.
- Deskripsi Taman pada masa Sultan Iskandar
Muda Fitur-fitur Interpretasi Luar

Keinginan untuk memfokuskan aspek pusaka


sejarah situs purbakala yang bernilai ini, membuka
peluang sekaligus untuk mengangkat latar belakang
budaya dan sejarah melalui fitur-fitur taman yang
bernuansa interpretasi artistik. Walau Rencana
Induk ini mengkedepankan beberapa konsep namun
sangat diharapkan seniman lokal dapat lebih
mengaktualisasikan gagasan-gagasan ini atau ide-
ide lain sebagai ekspresi interpretasi daripada tema
budaya atau kearifan lokal.

Exhibit Concept

II. Orientasi dan Informasi Umum


The Rice Harvest
Fitur interpretasi ini sebagai simbolisasi peran padi dan
perayaan panen dalam sejarah Aceh.

The Watergate
Fitur ini akan
menceritakan sejarah
sawah raja serta
pentingnya peran
irigasi dan mekanisme
adat istiadat lokal
dalam pengawasan
pertanian dan
budidaya sawah

Plaza Laskar Sultan


Water
Fitur interpretasi ini dapat menjelaskan penggunaan
Adalah darah
taman oleh laskar Sultan Iskandar Muda. Panel-panel
kehidupan komunitas
akan berisikan kisah sejarah laskar diabad 16.
manusia. Fitur ini
mengambil suasana
asri perkampungan
dengan seorang ibu
Relief yang sedang mencuci
Masa
disungai ditemani sang anak terkasih.
Panen
Pedestrian Bridges
Panel Pesan
Jembatan Gantung bagi pejalan kaki di Taman
Interpretasi
Putroe Phang pada saat ini dalam kondisi tidak
aman dan rusak. Lokasi kedua buah jembatan ini
sudah sesuai dan penggantian dengan jembatan
baru sudah selayaknya diberikan kepada taman ini.
Jembatan gantung telah menjadi ciri khas
masyarakat Aceh dipedesaan, dan jembatan baru
yang akan dibangun akan mengikuti rancangan
sesuai standard lokal. Konsep jembatan adalah
memperkaya elemen tiang pendukung utama, dan
juga perancangan fitur pegangan memakai detail
etnik untuk mengingatkan taman sebagai pusaka
sejarah.

Engineers rendering of proposed bridge


Visitor Services Building
The master plan envisions the development of a purpose as possible. The overall design features of
Visitor Services Building to be located on the the Information Kiosk, the pergola and this building
northeastern portion of the site.. The location here should exhibit a common vernacular.
provides a secondary access for people entering the
site from the north. This facility would provide for
the basic visitor service needs such as food services,
washrooms, prayer room, mothers area, a general
gathering area and potentially a classroom space
for heritage and environmental out reach classes.

The plan proposes moving the stand alone


greenhouse currently located near the Pintoe Khop
(and somewhat impacting the historical
surroundings of the monument) to be annexed to
the Visitor Service Building. This would allow for
greater security, informational activities to include
visitor appreciation of the orchids, integration with
the out reach program and the possibly of on-site
sales if it is desired.

There are several large trees in the area of the


proposed building. These trees are to be preserved
by adjusting the building to fit around or away from
the trees. Current setback requirements (from the
roadway) may solve this issue, however, in no way
should the development of this facility encroach or
impact on the area around the Pinto Khop.

The design expression of this building should be in


keeping with the garden and natural setting of the
park. The plan envisions a light structure, open and
likely multi-level and rooms designed as multi-
Public Recreation and Childrens Play Area
The existing childrens play area is to be
redeveloped with new equipment. The area is
proposed to be developed with a variety of age
groups in mind with clusters of equipment moving
form serving pre-school children to youth. Located
in the same general area as the previous play area
the new area will be raise to avoid all but the most
severe floods and have a fall surface compatible
with international safety standards and designed to
provide adequate drainage.

Surrounding and integrated with the area will be


benches for parents and bale-bale shelters for
family outings.

Seniors Area/Amphitheater/Pergola
An area an the south side of the river not far from
the parking area is proposed as a multi-purpose
area directed toward utilization by seniors and
cultural events.

Bale bale A place for families to rest during the


activities of the day, this small family shelter provides
social and picnic opportunities.
The pergola as presented may also be utilized as a
back drop for small cultural events such as
traditional dance performances. The back side of
the pergola could be draped with a colorful cloth to
provide a back ground to the performance while the
pergola itself could be used as the backstage or
preparatory area. The amphitheater provides the
seating area. In addition to small cultural events the
area may be utilized as an outdoor classroom for
school out reach programs or guided tour activities.

This area provides and opportunity for seniors and


others to take in the sun; socialize and exercise
together. The pergola serves as a focal point to sit
and watch the activity on the pond, to view the
monument and to have quiet conversations.

A similar facility as
it appears in a
park in south The raised area forming the amphitheatre is to be
central China appropriately landscaped with an attractive ground
cover and framed by flowering plants and shrubs.

Wayfinding and Signage


Often overlooked at the planning and construction
stage park signage is an important part of the
overall park presentation. First impressions impact
the visitors total experience. Signs for direction
and information will need to reflect the quality of
the message, through attention to detail, materials
and local aesthetics. The following design concepts
provide a guide as to a possible approach to
developing a signage program for Putroe Phang
Park.
Information panel/Interpretive panel

Possible site sign


Technical Team:
KESIMPULAN Jim Allison, City of Calgary (Ret.) Planning
Lead
Rencana dan Rancangan Induk ini hanyalah sebuah Benjamin Ishak, Landscape Architect, Jakarta
langkah awal dalam pembangunan dan peremajaan Pam Meunier, City of Calgary Public
Participation
Taman Putroe Phang. Dibutuhkan gambar-gambar detail
Jadwiga Kroman, City of Calgary, Bridge
teknik, perkiraan konstruksi, dan jadwal pemeliharaan Concept
taman yang berkelanjutan menjadi faktor pendukung Don Smith, Design Consultant, Phoenix
demi tercapainya visi peremajaan Taman Putroe Phang. Consultancy
Bagian-bagian tertentu dari rencana ini sedang dan telah Kenny Lim, Landscape Architect, Lim
dilakukan oleh berbagai dinas. DKP mengkaji standard Associates
pemeliharaan taman pada level yang dapat menjamin
kesinambungan keindahan fisik dan kelestarian warisan
budaya rakyat Aceh. Rencana Pemeliharaan, pentahapan City of Banda Aceh
pembangunan dan pembiayaan, serta rincian komponen Mayor Ir. Mawardy Nurdin M.Eng
Tafsiran Budaya seyogyanya akan melengkapi Rencana SEKDA Drs. H. T. Saifuddin TA M.Si
dan Rancangan Induk Taman Putroe Phang ini dimasa Construction Management Committee
depan. 1. Ir. T. Buchari Budiman, M.Si Kepala DInas Tata
Kota dan Pemukiman (Head of City Planning and
Housing)
2. Ir. Zachruddin M.Si - Kepala Dinas Prasarana
Jalan dan Sumber Daya Air (Head of Road
Putroe Phang Park Infrastructure
Department)
and Water Resources

3. Ir. T. Iwan Kesuma Kepala Dinas Kebersihan


MASTER PLAN AND DESIGN BRIEF FOR dan Pertamanan (Head of Sanitation and Park
REDEVELOPMENT department)
4. Ir. Bahagia Dipl. SE Kepala BAPPEDA (Head of
Planning and Development Agency)
ACKNOWLEDGEMENTS 5. Drs. Tarmizi Kepala BAPEDALDA (Head of
Controlling Agency)
6. Drs. Amiruddin Thahir Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota (Head of
Cultural and Tourism)
7. Drs. Ramli Rasyid, M.Si., M.Pd Kepala Dinas
Basile Gilbert, Country Program Manager FCM
Pendidikan (Head of Education Department)
Louise Morris, Senior Municipal FCM
Pascal Lavoie, Project Officer FCM
Dinas Kebersihan dan Pertamanan:
Abdul Muthalib Acmad
Mirzayanto
Saiful Azhar
Rilla
Ir. Rizal
Syafril
Bas Rizal

Anda mungkin juga menyukai