Kebutuhan Air Baku
Kebutuhan Air Baku
Sedangkan besarnya kebutuhan air untuk tiap orang per hari berdasarkan
standar dari Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah sebagai berikut:
Standar Kebutuhan Air Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah Penduduk.
Contoh 1 :
1. Kota Malang memiliki jumlah penduduk pada Tahun 2011 sebesar 693.220 jiwa (asumsi).
Berapa kebutuhan air baku domestik pada tahun tersebut ?
2. Data perkembangan penduduk suatu kota diuraikan pada tabel berikut ini.
Hitung proyeksi kebutuhan air baku domestik Tahun 2015, 2020 dan 2030, bila
laju perkembangan penduduk dianggap tetap !
Kebutuhan air non domestik atau sering juga disebut kebutuhan air
perkotaan (municipal) adalah kebutuhan air untuk fasilitas kota, seperti
fasilitas komersial, fasilitas pariwisata, fasilitas ibadah, fasilitas kesehatan
dan fasilitas pendukung kota lainnya misalnya pembersihan jalan, pemadam
kebakaran, sanitasi dan penyiraman tanaman perkotaan.
Apabila data industri yang diperoleh adalah data luas lahan areal industri maka
kita dapat menggunakan Kriteria Perencanaan Air Baku yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Cipta Karya (1994) sebagai berikut:
Kebutuhan air rata-rata untuk ternak ditentukan dengan mengacu pada hasil
penelitian dari FIDP yang dimuat dalam Technical Report National Water
Resources Policy tahun 1992. Rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Secara umum kebutuhan air untuk ternak dapat diestimasikan dengan cara
mengkalikan jumlah ternak dengan tingkat kebutuhan air.
5) Kebutuhan air perikanan
Kebutuhan ini meliputi untuk mengisi kolam pada saat awal tanam dan untuk
penggantian air.
Penggantian air bertujuan untuk memperbaiki kondisi kualitas air dalam kolam.
Intensitas penggantiannya tergantung pada jenis ikan yang dipelihara. Jenis
ikan gurami (Osphronemus gouramy) dan karper (Cyprinus) membutuhkan
penggantian air minimal 1 kali dalam seminggu, sedangkan ikan lele dumbo
(Clarias glariepinus) hanya membutuhkan minimal 1 bulan sekali.
Namun karena air tersebut tidak langsung dibuang, tetapi kembali lagi, maka
besar kebutuhan air untuk perikanan yang diperlukan hanya sekitar 1/5
hingga 1/6 dari kebutuhan yang seharusnya, dan ditetapkan angka sebesar 7
mm/hari/ha sebagai kebutuhan air untuk perikanan.
6) Kebutuhan air penggelontoran /pemeliharaan sungai
DR = ( q . A ) / Ef
dengan,
DR = kebutuhan air di pintu pengambilan (1/dt)
q = unit kebutuhan air irigasi (l / det / ha)
A = luas areal irigasi (ha)
EF = Efisiensi irigasi (%)
Unit kebutuhan air irigasi (q) dipengaruhi oleh beberapa faktor :
IG = IR + Etc + RW + P - ER
q = (konversi satuan) * IG
dengan:
IG = tinggi kebutuhan air (mm/periode)
IR = kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/periode),
Etc = kebutuhan air konsumtif (mm/periode),
RW = kebutuhan air untuk penggantian lapisan air (mm/periode),
P = perkolasi (mm/periode),
ER = hujan efektif (mm/periode),
EI = efisiensi irigasi (%),
q = unit kebutuhan air (l/detik/ha)
Contoh 3 :
Pertanyaan :
a). Hitung IG (mm/hari) dan q (l/det/ha) !
b). Bila luas baku lahan 700 Ha dan efisiensi total irigasi 60%, berapa
kebutuhan debit di pintu pengambilan (intake) dalam l/detk atau m3/detik ?
a. Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan (IR)
- Metode ini didasarkan pada kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air
akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan selama
periode penyiapan lahan.
dengan:
IR = kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan (mm/hari),
M = kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan
perkolasi di sawah yang telah dijenuhkan,
= Eo + P,
Eo = 1,1 x Eto,
P = perkolasi (mm/hari),
k = M x (T/S),
T = jangka waktu penyiapan lahan (hari),
S = kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm.
Hitung kebutuhan air untuk pengolahan lahan padi bila diketahui data ;
kebutuhan air untuk menjenuhkan tanah (S) adalah 250 mm, perkolasi (P)
sebesar 2 mm per hari, waktu pengolahan Wm (T) adalah 30 hari dan
evaporasi potensial (Eo) sebesar 4 mm per hari.
maka kebutuhan air untuk pengolahan lahan adalah :
- menghitung air untuk mengganti evaporasi dan perkolasi ;
M = Eo + P
M = 4 + 2 = 6 mm/hari
- menghitung konstanta ;
Jadi kebutuhan air selama pengolahan lahan adalah sebesar 11,69 mm/hari
b. Kebutuhan Air Konsumtif (Etc)
Etc = Eto x kc
dengan:
Etc = kebutuhan air konsumtif (mm/periode),
Eto = evapotranspirasi (mm/periode),
kc = koefisien tanaman.
Kebutuhan air konsumtif dibutuhkan untuk mengganti air yang hilang akibat
penguapan. Air dapat menguap melalui permukaan air atau tanah maupun
melalui tanaman. Bila kedua proses tersebut terjadi bersama-sama,
terjadilah proses evapotranspirasi, yaitu gabungan antara penguapan air
bebas (evaporasi) dan penguapan melalui tanaman (transpirasi).
Dengan demikian besarnya kebutuhan air konsumtif ini adalah sebesar air
yang hilang akibat proses evapotranspirasi dikalikan dengan koefisien
tanaman.
Evapotranspirasi dapat dihitung dengan metoda Penman berdasarkan
data klimatologi setempat. Sebagai alternatif nilai evapotranspirasi
(Eto) juga dapat diambil dari Tabel Reference Crop Evapotranspiration
sesuai dengan rekomendasi Standar Perencanaan Irigasi (1986).
Koefisien Tanaman, kc
Contoh 4 :
Perkolasi adalah masuknya air dari daerah tak jenuh ke dalam daerah
jenuh air, pada proses ini air tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Laju
perkolasi sangat tergantung pada pada sifat tanah daerah tinjauan yang
dipengaruhi oleh karakteristik geomorfologis dan pola pemanfaatan
lahannya.
Pada jenis-jenis tanah yang lebih ringan, laju perkolasi bisa lebih tinggi.
e. Hujan Efektif (ER)
Tanaman selain padi yang dibudidayakan oleh petani pada umumnya berupa
palawija. Palawija adalah berbagai jenis tanaman yang dapat ditanam di
sawah pada musim kemarau ataupun pada saat kekurangan air.
Lazimya tanaman palawija ditanam di lahan tegalan.
Ditinjau dari jumlah air yang dibutuhkan, palawija dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
jenis, yaitu ;
a) palawija yang butuh banyak air, seperti bawang, kacang tanah, ketela.
b) palawija yang butuh sedikit air, misalnya cabai, jagung, tembakau dan kedelai.
c) palawija yang membutuhkan sangat sedikit air, misalnya ketimun dan lembayung.
Pemberian air untuk palawija akan ekonomis jika sampai kapasitas lapang, lalu
berhenti dan diberikan lagi sampai sebelum mencapai titik layu.
Analisis kebutuhan air untuk tanaman palawija dihitung seperti pada tanaman
padi, namun ada dua hal yang membedakan ; yaitu pada tanaman palawija
tidak memerlukan genangan serta koefisien tanaman yang digunakan sesuai
dengan jenis palawija yang ditanam.
KEBUTUHAN AIR UNTUK PENGOLAHAN LAHAN PALAWIJA
Masa prairigasi diperlukan guna menggarap lahan untuk ditanami dan untuk
menciptakan kondisi kelembaban yang memadai untuk persemaian
tanaman.
Jumlah air yang dibutuhkan tergantung pada kodisi tanah dan pola tanam
yang diterapkan.