Anda di halaman 1dari 33

Kata Sulit :

1. Riskesdas : riset yang di lakukan menkes RI untuk mengetahui kegiatan dasar


2. Balit bankes : badan penelitian dan perkembangan kesehatan
3. PHBS : sekumpulan prilaku yang di praktekan secara sadar yang menjasikan seseorang
mandiri dalam bidang kesehatan dan berperan aaktif dalam kesehatan.
4. Program makanan tambahan : program interfensi bagi balita yang menderita kekurangan
gizi untuk meningkatkan status gizi agar kebutuhan gizi tercapai.
5. Prevalence rate : frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit dalam masyarakat di
suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu.

Pertanyaan :

1. Riset apa saja yang dilakukan oleh Permenkes RI ?


2. Apa hubungan PHBS dengan Prevalence rate ?
3. Apa saja factor yang menyebabkan masalah kekurangan gizi pada anak ?
4. Apa saja hubungan pola asuh keluarga dengan status gizi pada anak ?
5. Apa indicator PHBS keluarga ?
6. Sebutkan criteria anak yang perlu di beri makanan tambahan ?
7. Makanan tambahan apa saja yang di berikan ?
8. Apa program puskesmas untuk menangani masalah gizi anak ?
9. Bagaimana hubungan PHBS dalam lingkungan keluarga dan sekolah ?
10. Bagaimana melakukan PHBS dalam islam ?
11. Siapa saja yang berperan dalam PHBS ?
12. Apa saja kebutuhan gizi pada ibu hamil ?

Jawaban :

1. Riset pola makan dan pola asuh , tingkat asupan makanan bergizi pada anak dan bumil ,
status gizi anak yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak.
2. Bila PHBS meningkat kemungkinana terjadi peningkatan pada prevalence rate.
3. Factor ekonomi,sosbud,pengetahuan,lingkungan.
4. Pola asuh buruk menyebabkankebiasaan yang buruk ; polamakan tidak teratur , asupan
gizi tidak seimbang.
5. Persalinana, asi , timbangan balita, air bersih, tidak merokok di rumah, jamban sehat,
pemberantasan jentik, makan buad dan sayur, aktifitas fisik.
6. Anak gizi buruk dan kurang.
7. Makanan rendah lemak, tinggi protein, makanan sehat, pemberian gizi seimbang.
8. Penimbangan pada balita,pengukuran gizi pada bumil,program pemberian makanan
tambahan, edukasi tentang pola makan dan makanan yang bergizi.
9. Keluarga : cuci tangan , pola makan diatur, tidur secukupnya, penggunaan air bersih,
jamban sehat, pemberantasan jentik
Sekolah : kantin bersih sehat, toilet bersih, senam skj, kebersihan sekolah, uks, dokcil
10. Wudhu , istinjak,istinsyak.
11. Keluarga, ,masyarakat, tokoh masyarakat, pemerintah, lingkungan, tenaga kesehatan.
12. Asam folat, besi, ADEK.

HIPOTESA :
SKENARIO :

Hasil Riskesdas 2010


Berdasarkan Riset Kesehatan dasar (RISKESDAS) 2010 yang dilaksanakan oleh balit bankes
kementreian kesehatan RI didapatkan beberapa hasil terkait dengan status gizi anak sebagai
berikut : prevalence rate anak pendek secara nasional pada kelompok umur 6-12 tahun adalah
35,6% yang terdiri dari 15,1% sangat pendek dan 20%pendek. Prevalence rate kekurusan pada
anak umur 6-12 tahun adalah 12,2% terdiri dari 4,6% sangat kurus dan 7,6% kurus secara
nasional masalah kegemukan pada anak umur 6-12 tahun masih tinggi yaitu 9,2% atau masih di
atas 5,0%.

RISKESDAS 2010 juga meneliti pola konsumsi energy dan pritein penduduk. Hasilnya adalah
masalah kekurangan konsumsi energidan protein terjadi pada semua kelompok umur anak.
Terutama pada anak usia sekolah (6-12 tahun), usia pra remaja (13-15 tahun), usia remaja (16-18
tahun), dan kelompok ibu hamil, khususnya ibu hamil di pedesaan.

Status gizi anak tidak sja di pengaruhi pola makan tetapi juga pola asuh keluarga serta prilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) keluarga dan anak. Dua keadaan tersebut disebsbkan karena
prilaku yang kurang baik dan cenderung menyebabkan kegemukan pda anak adalah makan
makanan junk food yang tinggi lemak, kalori, garam, rendah serat.
Rekomendasi hasil RISKESDAS yang berhubungan dengan status gizi anak usia sekolah adalah
anak-anak perlu di beri makanan tambahan program pemberian makanan tambahan di daerah
miskin dapat dilaksanankan oleh puskesmas dengan menjalani kerjasama pihak sekolah dan
masyarakat.

Dalam pandangan islam, menjalankan prilaku hidup sehat (PHBS) juga melakukan
pemberdayaan agar masyakrakt dapat mandiri adalah wajib.

SASARAN BELAJAR :

LI. 1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PHBS PADA KELUARGA &


INSTITUSI PENDIDIKAN
LI. 2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN STATUS GIZI ANAK DAN IBU
HAMIL
LI. 3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN RISKESDAS
LI. 4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GAYA HIDUP YANG TIDAK
MENCERMINKAN HIDUP SEHAT
LI. 5. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MASALAH GIZI KURANG
DAN LEBIH PADA ANAK
LI. 6. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PHBS DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DALAM ISLAM

`
LI. 1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PHBS PADA KELUARGA &
INSTITUSI PENDIDIKAN

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya.

Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2007), dalam Jariston (2009), ada tiga
faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat yaitu:
1. Faktor Pemudah (Predisposing factors)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap perilaku hidup bersih
dan sehat.Dimana faktor ini menjadi pemicu atau antesenden terhadap perilaku yang
menjadi dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat tradisi, kebiasaan, kepercayaan,
tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi.
2. Faktor pemungkin (enambling factors)
Faktor pemicu teradap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan
terlaksana.Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
bagi anak-anak, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, jamban, ketersediaan
makanan bergizi, dan sebagainya.Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau
memungkinkan terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau
tidak.Faktor ini terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku pengasuh anak-anak atau
orangtua yang merupakan tokoh yang dipercaya atau dipanuti anak-anak.Contoh
pengasuh anak-anak memberikan keteladanan dengan melakukan cuci tangan sebelum
makan atau selalu minum air yang sudah dimasak. Maka hal ini akan menjadi penguat
untuk perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak-anak.

Tujuan PHBS:
1. Tujuan Umum
Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk
melaksanakan PHBS.
Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

Manfaat PHBS:
1. Manfaat PHBS bagi rumah tangga:
a. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan
anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan
untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal
usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.
2. Manfaat PHBS bagi masyarakat:
a. Masyarakat mampu mengupa yakan lingkungan yang sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti
3. posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan
jamban, kelompok
4. pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.
Strategi PHBS
Strategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS. Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS
yaitu:
1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran
agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge),
dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan
perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).
Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga serta kelompok
masyarakat. Bilamana sasaran sudah pindah dari mau ke mampu melaksanakan boleh jadi
akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat
diberikan bantuan langsung, tetapi yang sering kali dipraktikkan adalah dengan
mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat (community organization)
atau pembangunan masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu
yang telah mau dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan
kesulitan yang dihadapi.Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan
dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan).Disinilah letak pentingnya
sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan yang didukungnya.
2. Bina Suasana (Social Support)
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan
terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada
(keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan,
majelis agama, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku
tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat khususnya
dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan
Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu,
pendekatan kelompok, dan pendekatan masyarakat umum.
3. Pendekatan Pimpinan (Advocacy)
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang
terkait ini bisa brupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu
kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-
tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan yang lain yang
umumnya dapat berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan
atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan
dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu yang singkat.
Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan yaitu: a) mengetahui
atau menyadari adanya masalah, b) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, c) peduli
terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan
masalah, d) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif
pemecahan masalah, dan e) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

a. Jenis
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu,
mau dan mam-pu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan
10 PHBS yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Kesehatan


PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat
pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah
penularan penyakit di institusi kesehatan.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan
yaitu :
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan Jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di institusi kesehatan
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah
yaitu:
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja


PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan
mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan
Tempat Kerja Sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :
1. Tidak merokok di tempat kerja
2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
3. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar
dan buang air kecil
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
6. Menggunakan air bersih
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar
8. Membuang sampah pada tempatnya
9. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat - tempat Umum


PHBS di Tempat-tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung
dan pengelola tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan
berperan aktif dalam mewujudkan tempat Umum Sehat.
Tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta, atau perorangan
yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana
ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat - Tempat
Umum yaitu :
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di tempat umum
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
9. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
10. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
11. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
12. Olahraga yang teratur dan terukur
13. Memberantas jentik nyamuk
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan
mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan
Tempat Kerja Sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :
10. Tidak merokok di tempat kerja
11. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
12. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik
13. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar
dan buang air kecil
14. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
15. Menggunakan air bersih
16. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar
17. Membuang sampah pada tempatnya
18. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan
LI. 2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN STATUS GIZI ANAK DAN IBU HAMIL

Status Gizi Anak Sekolah


Masa anak sekolah dasar adalah masa anak berumur 6 12 tahun. Anak anak yang berumur 6
12 tahun sedang masa puncak perkembangan. Saat umur inilah pertumbuhan ini agak lambat tapi
perkembangan berangsur angsur menjadi mengetahui banyak tentang diri dan dunianya.

Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik
energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya
diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkan standar baku
WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB

Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :

1. Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan
oleh petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat badan dan
meteran tinggi badan (mikrotoise)
2. Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan Pengukuran
TB, kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data identitas anak pada
sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1 tahun adalah 12
bulan.
a. Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang
baku (SSB) induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median baku rujukan
(Waterlow.et al, dalam, Djuamadias, Abunain, 1990) Untuk menghitung SSB dapat
dipakai rumus :
NIS NMBR
Skor Baku Rujukan
NSBR

Dimana : NIS : Nilai Induvidual Subjek

NMBR : Nilai Median Baku Rujukan

NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan

Hasil pengukuran dikategorikan sbb


1. Untuk BB/U
a. Gizi Kurang Bila SSB < - 2 SD
b. Gizi Baik Bila SSB -2 s/d +2 SD
c. Gizi Lebih Bila SSB > +2 SD
2. TB/U
a. Pendek Bila SSB < -2 SD
b. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD
c. Tinggi Bila SBB > +2 SD
3. BB/TB
a. Kurus Bila SSB < -2 SD
b. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD
c. Gemuk Bila SSB > +2 SD

Dan juga status gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks antropomteri, (Depkes, 2004). Dan
dikategorikan seperti yang ditunjuukan pada tabel 3

Tabel 3 Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks (BB/U,TB/U,


BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)

Indeks yang digunakan


Interpretasi
BB/U TB/U BB/TB

Normal, dulu kurang gizi Rendah Rendah Normal


Sekarang kurang ++ Rendah Tinggi Rendah
Sekarang kurang + Rendah Normal Rendah

Normal Normal Normal Normal


Sekarang kurang Normal Tinggi Rendah
Sekarang lebih, dulu kurang Normal Rendah Tinggi

Tinggi, normal Tinggi Tinggi Normal


Obese Tinggi Rendah Tinggi
Sekarang lebih, belum obese Tinggi Normal Tinggi

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :

Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS


Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Sumber: Depkes RI, 2004

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya
adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian
untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan
variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Umur.
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan
menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun
tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur
yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih
angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak
perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah
30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari
tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).

b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan,
termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik
karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini
dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan
penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang
dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak
digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan
umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu
ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).

c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus
kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu
terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada
masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut
umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan
karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali.
Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak
baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status
kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks
BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan
fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).

Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam
menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U.
Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD
diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius
dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.

Jadi untuk indeks BB/U adalah


= Z Score = ( 60 kg 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD
= status gizi baik
Untuk IndeksTB/U adalah
= Z Score = ( 145 kg 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD
= status gizi pendek
Untuk Indeks BB/TB adalah
= Z Score = ( 60 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD
= status gizi gemuk

Status Gizi Ibu Hamil


Menurut UU Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan BAB V Upaya
Kesehatan Pasal 20 ayat 2 menyebutkan Status gizi ialah tingkat kecukupan gizi seseorang
yang sesuai dengan jenis kelamin dan umur.
Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan
dan perkembanganjanin sebesar 40 persen sedangkan 60 persen untuk memenuhi kebutuhan ibu.
Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi
gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya.
Kecukupan gizi selama hamil dapat dipantau melalui parameter keadaan kesehatan ibu dan berat
lahir janin. Meskipun baku penilaian status gizi wanita yang tidak hamil tidak dapat
diaplikasikan pada wanita hamil, perubahan fisiologi selama hamil dapat digunakan sebagai
petunjuk. Berat badan rendah sebelum konsepsi serta pertambahan berat yang tidak adekuat
merupakan penilaian langsung yang dapat digunakan untuk memperkirakan laju pertumbuhan
janin. Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janinnya maupun aktivitas ibu. (Arisman, 2009)

Cara Pengukuran Status Gizi


Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya resiko terjadinya persalinan
small gestational age (SGA) atau preterm. Kebutuhan peningkatan berat badan untuk setiap
wanita berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat badan ditentukan
oleh tinggi badan dan berat badan, apakah wanita tersebut memiliki berat badan normal, kurang
atau lebih sebelum kehamilan. Metode yang biasa digunakan dalam menentukan kondisi berat
badan dan tinggi badan adalah body mass index (BMI). Formula ini digunakan untuk
menghitung BMI adalah
BMI = Berat/Tinggi2

BMI dapat diintepretasikan dalam kategori sebagai berikut :


a. Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah
b. 19,8 sampai dengan 26,0 normal
c. 26,0 sampai dengan 29 adalah berat lebih atau tinggi
d. Lebih dari 29 obesitas

Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil


Kategori Berat Total Kenaikan BB Penambahan BB
(BMI) (Kg) TM I (Kg) TM II (Kg)
Normal ( BMI 19,8- 12,5 13 2,3 0,49
26)
Kurus ( BMI < 11,5 16 1,6 0,44
19,8 )
Lebih 7 11, 6 0,9 0,3
Obesitas ( BMI > 29 6
)

Distribusi penambahan berat badan ibu hamil


Trimester Distribusi
I Terutama pertambahan pada jaringan ibu dan cadangan
lemak, berat janin pada 10 minggu 5 gram
II Pertambahan yang pesat pada cadangan lemak ibu dan
jaringan, berat janin pada minggu 20 350 gram.
III Pertambahan terutama pada janin dan bertambahnya
cairan, berat janin pada 32 minggu 2 kg.

Pola Pertambahan Berat Badan


Berat badan lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu, merupakan
faktor menentukan jumlah zat makanan yang harus dicukupi selama hamil. Di negara maju
pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg. Kalau ibu kekurangan gizi,
pertambahannya hanya sekitar 7-8 kg dengan akibat melahirkan bayi BBLR. ( Paath,dkk., 2005
)
National Academy of Scienses ( 1970 ) menganjurkan pertambahan berat badan sekitar 9-11,3
kg. Pada tahun 1983 usulan ini diubah menjadi 10-12,2 kg, dan diperbaiki menjadi 11,3-15,9 kg (
bagi wanita yang normal berat badan dan tinggi badannya ). (Arisman, 2009 ).

Manfaat Nutrisi
a. Nutrisi untuk pertumbuhan
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh dapat
berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel
sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak
agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.
b. Makanan sebagai suku cadang
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh dapat
berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel
sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak
agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.Untuk itu, setelah sakit kita perlu
banyak makan makanan bergizi. Begitu juga untuk yang menjalani operasi atau yang baru
melahirkan.
c. Makanan sebagai bensin tubuh
Makanan juga dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, menyapu,
juga berkebun. Dalam keadaan tidurpun tubuh tetap membutuhkan tenaga untuk bernafas,
degup jantung, serta tenaga memasak zat makanan dan memakainya. Namun, makanan perlu
diatur agar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jumlahnya harus memadai, dan mutunya sesuai
dengan kebutuhan sehari-hari.

LI. 3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN RISKESDAS

LI. 4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GAYA HIDUP YANG TIDAK


MENCERMINKAN HIDUP SEHAT

Lalu kebiasaan buruk apa saja yang orang tua ajarkan secara tidak langsung atau tanpa mereka
sadari
1. Melewatkan sarapan
Melewatkan sarapan telah lama diketahui menghambat perkembangan dan kemampuan
belajar seorang anak. Sebab tanpa sarapan yang penting itu, kadar gula darah anak akan tetap
rendah sehingga menyebabkan kelelahan, kelesuan, kurangnya konsentrasi di kelas, mudah
tersinggung, performa kerja yang buruk dan peningkatan kecenderungan untuk melakukan
kesalahan saat mengerjakan tugas atau tes.
Tak sarapan juga telah lama dikaitkan dengan obesitas pada anak-anak karena remaja dan
anak-anak yang tidak melakukannya akan cenderung mengonsumsi makanan tak sehat seperti
makanan cepat saji, keripik, permen dan cokelat dalam rangka meningkatkan energi mereka.
Solusi:
Meski setiap pagi, rumah akan selalu dipenuhi dengan kepanikan sebelum berangkat
beraktivitas, penting untuk meluangkan waktu beberapa menit untuk sarapan singkat. Tak perlu
dengan menu yang lengkap, cukup kombinasikan protein dan karbohidrat (seperti sereal berserat
tinggi dan susu rendah lemak; atau roti gandum panggang dan telur rebus). Jangan lupa juga
tambahkan buah.
2. Kurang makan buah dan sayur
Buah-buahan dan sayur-sayuran sarat dengan nutrisi super. Berbagai studi telah
menunjukkan bagaimana besarnya manfaat mengonsumsi sedikitnya lima porsi buah dan sayur
sehari dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung, stroke hingga
beberapa jenis kanker.
Solusi:
Mengonsumsi lima porsi buah dan sayur dalam sehari sebenarnya tidaklah sulit:
sempatkan makan dua buah di pagi hari, lalu makan salad atau sup sayur saat makan siang (bisa
juga dengan menambahkan cemilan seperti cocktail tomat, wortel atau mentimun pada kotak
makan siang anak) dan konsumsi dua jenis sayuran untuk makan malam.
Selain itu, dorong anak untuk lebih banyak makan buah dan sayuran dengan selalu
menyiapkan buah-buahan dan sayuran segar di lemari es. Lebih dari itu, biasakan nyemil buah
atau sayuran di depan anak, dengan begitu cepat atau lambat anak akan menirunya.
3. Tidak rutin berolahraga
Padahal olahraga rutin banyak sekali manfaatnya, mulai dari meningkatkan kesehatan
tulang, otot dan sendi; menambah energi dan daya konsentrasi; mendorong sistem kekebalan
tubuh; memperbaiki kualitas tidur dan menurunkan risiko sejumlah penyakit serius akibat gaya
hidup seperti diabetes.
Bahkan untuk anak-anak, manfaat olahraga jauh lebih kentara karena aktivitas fisik ini
dapat meningkatkan kemampuan koordinasi tubuh, mempertajam daya pikir, membangun harga
diri sekaligus kepercayaan diri serta mengurangi tingkat kecemasan dan stres.
Solusi:
Meski orang dewasa direkomendasikan untuk berolahraga sedikitnya 30 menit perharinya
tapi anak-anak justru harus didorong untuk berolahraga selama 60 menit perhari. Tak perlu
melakukan satu jenis latihan fisik selama durasi itu karena orangtua bisa mengajari anak untuk
mengkombinasikan sejumlah latihan fisik, misalnya jalan kaki selama 30 menit, bersepeda 10
menit dan 20 menit bermain seperti lompat tali atau berkejaran dengan anjing.
Anda juga bisa mengarahkannya agar fisiknya lebih aktif dengan mendorongnya
berpartisipasi dalam olahraga, kelas tari atau bela diri. Bisa juga dengan mengajak mereka
melakukan aktivitas bersama seperti mengajak anjing jalan-jalan, menyapu dedaunan yang
berjatuhan di taman rumah atau membersihkan karpet. Beri contoh pada anak dengan aktif
berolahraga atau melakukan kegiatan fisik dan luangkan waktu untuk family outing seperti
bersepeda atau mendaki gunung bersama.
4. Kurang tidur
Kurang tidur mungkin terdengar sepele tapi hal ini telah lama diketahui menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan.Bahkan kurang tidur kronis dapat menimbulkan konsekuensi
negatif untuk seumur hidup.
Pasalnya, ketika tidur tubuh memperoleh kesempatan untuk memulihkan dirinya sendiri
setelah seharian beraktivitas. Lagipula jam tidur yang cukup dapat membantu Anda
mempertajam daya pikir sekaligus melawan infeksi.
Tak hanya itu, kurang tidur juga mempengaruhi stok energi, mood, kebiasaan makan,
kemampuan memecahkan masalah (problem-solving skill) serta kemampuan belajar, termasuk
mencegah tubuh memulihkan diri dari cedera.Apalagi bagi anak-anak tidur itu begitu penting
karena aktivitas ini membantu mereka tumbuh, berkembang dan berfungsi secara optimal.
Bahkan sejumlah studi telah mengaitkan antara kurang tidur dengan obesitas, gangguan
pemusatan pikiran, diabetes hingga penyakit jantung paa anak-anak.
Solusi:
Tanamkan rutinitas tidur yang teratur pada anak. Salah satunya dengan membatasi waktu
anak untuk menonton televisi atau bermain game di malam hari serta memastikan anak
berangkat tidur di jam yang sama setiap malamnya dalam lingkungan rumah yang nyaman, aman
dan tenang.
Namun seberapa besar kebutuhan tidur anak bergantung pada usia dan kadar aktivitasnya,
biasanya berkisar antara 9-12 tahun. Untuk mengetahui apakah anak Anda mendapatkan jam
tidur yang cukup atau tidak, cobalah amati apakah di pagi hari anak Anda bisa bangun sendiri
atau tidak. Jika iya, itu tandanya ia mendapatkan jam tidur yang memadai. Jika harus
dibangunkan, biasakan si anak untuk tidur lebih cepat.
5. Malas mencuci tangan
Lini pertama pertahanan Anda terhadap berbagai kuman dan penyakit terdapat pada
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air.Tapi sayangnya banyak orang yang enggan
melakukannya atau tak melakukannya dengan benar.
Padahal kuman dan penyakit yang masuk ke dalam tubuh karena malas mencuci tangan
bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan mulai dari flu biasa hingga penyakit parasit
seperti E. coli, Giardia dan Salmonella yang dapat menyebabkan sakit serius.
Solusi:
Ajari anak untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air sebelum makan,
setelah memakai toilet, setelah memegang hewan peliharaan, sebelum dan setelah menyentuh
makanan mentah, setelah batuk, bersin atau melecit. Namun yang terpenting adalah berikan
aturan yang sama untuk diri Anda sendiri.
Berikut ini adalah beberapa carasederhana tentang apa yang harus orang tua ajarkan
kepada anak-anak tentang gaya hidup sehat.
1. Anda tidak dapat memiliki kesehatan yang baik tanpa gizi yang baik.
2. Makan buah-buahan dan sayuran mentah sebanyak mungkin.
3. Makan beberapa jenis protein setiap kali makan. (Makan daging yang cukup dan makan lebih
banyak ikan)
4. Makanlah dalam porsi kecil setiap hari dengan gizi seimbang.
5. Minum air putih yang cukup setiap hari.
6. Istirahat yang cukup.
7. Ajarkan anak-anak Anda pentingnya olahraga teratur.
8. Ajarkan anak-anak Anda pentingnya suplemen.
9. Ajarkan anak-anak Anda bagaimana menghindari stres dan bagaimana menghadapinya ketika
hal itu tidak dapat dihindari.
10. Ajarkan anak-anak Anda bahaya dari gula, lemak, dan kafein.

LI. 5. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MASALAH GIZI KURANG DAN


LEBIH PADA ANAK

Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang.
Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan
gangguan pada proses-proses sebagai berikut :

1. Pertumbuhan
Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein sebagai zat pembakar, sehingga otot-
otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Kekurangan karbohidrat dan zat lemak juga
dapat menyebabkan tubuh menjadi lesu, kurang bergairah untuk melakukan berbagai
kegiatan dan kondisi tubuh yang demikian tentunya akan banyak menimbulkan kerugian.
2. Produksi Tenaga
Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seorang kekurangan tenaga untuk
bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas. Orang menjadi malas merasa lemah, dan
produktivitas kerja menurun.
3. Pertahan Tubuh
Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang,
sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan diare. Pada anak-anak hal
ini dapat membawa kematian.
4. Struktur dan Fungsi Otak
Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, dengan
demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai benuk maksmal pada usia dua tahun.
Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.
5. Perilaku
Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gzi menunjukkan perilaku tidak tenang.
Mereka mudah tersinggung, cengang, dan apatis

b. Klasifikasi
1. Malnutrisi jenis bahan yang kurang
Kelompok KEP yaitu kurang energi protein. Ada 3 jenis: kwasiorkor, marasmik, dan
marasmik kwashiorkor
2. Kelompok kekurangan vitamin/mineral
a. Anemi kekurangan zat besi
b. Defisiensi vitamin A
c. Penyakit gondok endemic
d. Penyakit defisiensi lainnya seperti beri-beri, pellagra, scurvy, rickets
3. Menurut derajat tingkatan keadaan gizi
a. Gizi lebih
b. Gizi baik
c. Gizi kurang
d. Gizi buruk
4. Menurut sebab terjadinya malnutrisi
a. Primary malnutrition
Terjadi karena makanan yg dimakan (intake) tidak cukup / berlebihan
b. Secondary malnutrition
Terjadi meskipun makanan yg dimakan sudah cukup untuk kebutuhannya karena sebab
lain, misal karena kebutuhan meningkat, gangguan absorbsi

Kurang Energi Protein (KEP)/Protein Energi Malnutrition (PEM)/Protein Calori


Malnutrition (PCM)

1. Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup lama.
2. Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui/meneteki (buteki)
3. Pada derajat ringan pertumbuhan kurang, tetapi kelainan biokimiawi dan gejala klinis
(marginal malnutrition)
4. Derajat berat adalah tipe kwashiorkor dan tipe marasmus atau tiep marasmik-kwashiorkor
5. Terdapat gangguan pertumbuhan, muncul gejala klinis dan kelainan biokimiawi yang khas

Penyebab

. Masukan makanan atau kuantitas dan kualitas rendah


. Gangguan sistem pencernaan atau penyerapan makanan
. Pengetahuan yang kurang tentang gizi
. Konsep klasik diet cukup energi tetapi kurang pprotein menyebabkan kwashiorkor
. Diet kurang energi walaupun zat gizi esensial seimbang menyebabkan marasmus
. Kwashiorkor terjadi pada hygiene yang buruk , yang terjadi pada penduduk desa yang
mempunyai kebiasaan memberikan makanan tambahan tepung dan tidak cukup
mendapatkan ASI
. Terjadi karena kemiskinan sehingga timul malnutrisi dan infeksi
Gejala klinis KEP ringan

. Pertumbuhan mengurang atau berhenti


. BB berkurang, terhenti bahkan turun
. Ukuran lingkar lengan menurun
. Maturasi tulang terlambat
. Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun
. Tebal lipat kulit normal atau menurun
. Aktivitas dan perhatian kurang
. Kelainan kulit dan rambut jarang ditemukan
Pembagian

. Marasmus
. Kwashiorkor
. Marasmus-kwashiorkor

Marasmus adalah kekurangan energi pada makanan yang menyebabkan cadangan protein tubuh
terpakai sehingga anak menjadi kurus dan emosional. Sering terjadi pada bayi yang tidak
cukup mendapatkan ASI serta tidak diberi makanan penggantinya, atau terjadi pada bayi yang
sering diare.

Penyebab

c. Ketidakseimbangan konsumsi zat gizi atau kalori didalam makanan


d. Kebiasaan makanan yang tidak layak
e. Penyakit-penyakit infeksi saluran pencernaan
Tanda dan gejala
a. Wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus
b. Mata besar dan dalam, sinar mata sayu
c. Mental cengeng
d. Feces lunak atau diare
e. Rambut hitam, tidak mudah dicabut
f. Jaringan lemak sedikit atau bahkan tidak ada, lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit
menghilang
g. Kulit keriput, dingin, kering dan mengendur, baggy paint
h. Torax atau sela iga cekung
i. Atrofi otot, tulang terlihat jelas (muscle wasting)
j. Tekanan darah lebih rendah dari usia sebayanya
k. Frekuensi nafas berkurang
l. Kadar Hb berkurang
m. Disertai tanda-tanda kekurangan vitamin

Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein dan sering timbul pada
usia 1-3 tahun karena pada usia ini kebutuhan protein tinggi.

Meski penyebab utama kwashiorkor adalah kekurangan protein, tetapi karena bahan makanan
yang dikonsumsi kurang menggandung nutrient lain serta konsumsi daerah setempat yang
berlainan, akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.

Penyebab

. Kekurangan protein dalam makanan


. Gangguan penyerapan protein
. Kehilangan protein secara tidak normal
. Infeksi kronis
. Perdarahan hebat
Tanda dan gejala

1. Wajah seperti bulan moon face


2. Pertumbuhan terganggu
3. Sinar mata sayu
4. Lemas-lethargi
5. Perubahan mental (sering menangis, pada stadium lanjut menjadi apatis)
6. Rambut merah, jarang, mudah dicabut
7. Jaringan lemak masih ada
8. Perubahan warna kulit (terdapat titik merah kemudian menghitam, kulit tidak keriput)
9. Iga normal-tertutup oedema
10. Atrofi otot
11. Anoreksia
12. Diare
13. Pembesaran hati (perlemakan hepar)
14. Anemia
15. Sering terjadi acites
16. Oedema (edema kedua tungkai, pitting edema)

Kwashiorkor-marasmik memperlihatkangejala campuran antara marasmus dan kwashiorkor

Penatalaksanaan

Secara umum

1. Ruangan cukup hangat dan bersih


2. Posisi tubuh diubah-ubah (karena mudah terjadi dekubitus)
3. Pencegahan infeksi nosokomial
4. Penimbangan BB tiap hari
Secara khusus

Resusitasi dan terapi komplikasi

Koreksi dehidrasi dan asidosis (pemberian cairan oralit atau infus)


Mencegah atau mengobati defisiensi vitamin A
Terapi Ab bila ada tanda infeksi atau sakit berat
Dietetik

Prinsip TKTP dan suplemen vitamin mineral


Bentuk makanan disesuaikan secara individual (cair, lunak, biasa, makanan dengan porsi
sedikit-sedikit tapi sering)
Pemantauan masukan makanan tiap hari (perubahan diet biasanya dilakukan setiap saat)
Persiapan pulang

Gejala klinik tidak ada


Nafsu makan baik
Pembekalan terhadap orang tua tentang gizi, perilaku hidup dan lingkungan yang sehat
Komplikasi

Infeksi saluran pencernaan


Defisiensi vitamin
Depresi mental

Program pemerintah penanggulangan KEP


Diprioritaskan pada daerah-daerah miskin dengan sasaran utama

Ibu hamil
Bayi
Balita
Anak-anak sekolah dasar
Keterpaduan kegiatan

Penyuluhan gizi
Peningkatan pendapatan
Peningkatan pelayanan kesehatan
Keluarga berencana
Peningkatan peran serta masyarakat
Kegiatan

Peningkatan upaya pemantauan tumbuh kembang anak melalui keluarga, dasawisma dan
posyandu

Penanganan secara khusus KEP berat

Rujukan pelayanan gizi di posyandu


Peningkatan gerakan sadar pangan dan gizi
ASI eksklusif

OBESITAS

adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan akumulasi
jaringan lemak secara berlebihan diseluruh tubuh.
Merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan
dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh
Gizi lebih (over weight) dimana berat badan melebihi berat badan rata-rata, namun tidak
selalu identik dengan obesitas

BB >>> tidak selalu obesitas

Penyebab

Perilaku makan yang berhubungan dengan faktor keluarga dan lingkungan


Aktifitas fisik yang rendah
Gangguan psikologis (bisa sebagai sebab atau akibat)
Laju pertumbuhan yang sangat cepat
Genetik atau faktor keturunan
Gangguan hormon
Gejala

Terlihat sangat gemuk


Lebih tinggi dari anak normal seumur
Dagu ganda
Buah dada seolah-olah berkembang
Perut menggantung
Penis terlihat kecil
Terdapat 2 golongan obesitas

Regulatory obesity, yaitu gangguan primer pada pusat pengatur masukan makanan
Obesitas metabolik, yaitu kelainan metabolisme lemak dan karbohidrat
Resiko/dampak obesitas

Gangguan respon imunitas seluler


Penurunan aktivitas bakterisida
Kadar besi dan seng rendah
Penatalaksanaan

Menurunkan BB sangat drastis dapat menghentikan pertumbuhannya. Pada obesitas


sedang, adakalanya penderita tidak memakan terlalu banyak, namun aktifitasnya kurang,
sehingga latihan fisik yang intensif menjadi pilihan utama
Pada obesitas berat selain latihan fisik juga memerlukan terapi diet. Jumalh energi
dikurangi, dan tubuh mengambil kekurangan dari jaringan lemak tanpa mengurangi
pertumbuhan, dimana diet harus tetap mengandung zat gizi esensial.
Kurangi asupan energi, akan tetapi vitamin dan nutrisi lain harus cukup, yaitu dengan
mengubah perilaku makan
Mengatasi gangguan psikologis
Meningkatkan aktivitas fisik
Membatasi pemakaian obat-obatan yang untuk mengurangi nafsu makan
Bila terdapat komplikasi, yaitu sesak nafas atau sampai tidak dapat berjalan, rujuk ke
rumah sakit
Konsultasi (psikologi anak atau bagian endokrin)
ANEMIA

Macam-macam anemia

Anemia defisiensi besi adalah anemia karena kekurangan zat besi atau sintesa
hemoglobin
Anemia megaloblastik adalah terjadinya penurunan produksi sel darah merah yang
matang, bisa diakibatkan defisiensi vitamin B12
Anemia aplastik adalah anemia yang berat, leukopenia dan trombositopenia, hipoplastik
atau aplastik

DEFISIENSI VITAMIN A

Prevalensi tertinggi terjadi pada balita

Penyebab

Intake makanan yang mengandung vitamin A kurang atau rendah


Rendahnya konsumsi vitamin A dan pro vitamin A pada bumil sampai melahirkan akan
memberikan kadar vitamin A yang rendah pada ASI
MP-ASI yang kurang mencukupi kebutuhan vitamin A
Gangguan absorbsi vitamin A atau pro vitamin A (penyakit pankreas, diare kronik, KEP
dll)
Gangguan konversi pro vitamin A menjadi vitamin A pada gangguan fungsi kelenjar
tiroid
Kerusakan hati (kwashiorkor, hepatitis kronik)
Sifat

Mudah teroksidasi
Mudah rusak oleh sinar ultraviolet
Larut dalam lemak
Tanda dan gejala

Rabun senja-kelainan mata, xerosis konjungtiva, bercak bitot, xerosis kornea


Kadar vitamin A dalam plasma <20ug/dl
Tanda hipervitaminosis

Akut

Mual, muntah
Fontanela meningkat
Kronis

Anoreksia
Kurus
Cengeng
Pembengkakan tulang
Upaya pemerintah

Penyuluhan agar meningkatkan konsumsi vitamin A dan pro vitamin A


Fortifikasi (susu, MSG, tepung terigu, mie instan)
Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 1-5 tahun (200.000 IU pada bulan
februari dan agustus), ibu nifas (200.000 IU), anak usia 6-12 bulan (100.000 IU)
Kejadian tertentu, ditemukan buta senja, bercak bitot. Dosis saat ditemukan (200.000 IU),
hari berikutnya (200.000 IU) dan 4 minggu berikutnya (200.000 IU)
Bila ditemukan xeroptalmia. Dosis saat ditemukan :jika usia >12 bulan 200.000 IU, usia
6-12 bulan 100.000 IU, usia < 6 bulan 50.000 IU, dosis pada hari berikutnya diberikan
sesuai usia demikian pula pada 1-4 minggu kemudian dosis yang diberikan juga sesuai
usia
Pasien campak, balita (200.000 IU), bayi (100.000 IU)
Catatan

Vitamin A merupakan nutrient esensial, yang hanya dapat dipenuhi dari luar tubuh,
dimana jika asupannya berlebihan bisa menyebabkan keracunan karena tidak larut dalam
air
Gangguan asupan vitamin A bisa menyebabkan morbili, diare yang bisa berujung pada
morbiditas dan mortalitas, dan pneumonia

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

Adalah sekumpulan gejala yang dapat ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan
yodium secara terus menerus dalam waktu yang lama.
Merupakna masalah dunia
Terjadi pada kawasan pegunungan dan perbukitan yang tanahnya tidak cukup
mengandung yodium
Defisiensi yang berlangsung lama akan mengganggu fungsi kelenjar tiroid yang secara
perlahan menyebabkan pembesaran kelenjar gondok
Dampak

Pembesaran kelenjar gondok


Hipotiroid
Kretinisme
Kegagalan reproduksi
Kematian
Defisiensi pada janin

Dampak dari kekurangan yodium pada ibu


Meningkatkan insiden lahir mati, aborsi, cacat lahir
Terjadi kretinisme endemis
Jenis syaraf (kemunduran mental, bisu-tuli, diplegia spatik)
Miksedema (memperlihatkan gejala hipotiroid dan dwarfisme)
Defisiensi pada BBL
Penting untuk perkembangan otak yang normal
Terjadi penurunan kognitif dan kinerja motorik pada anak usia 10-12 tahun pada mereka
yang dilahirkan dari wanita yang mengalami defisiensi yodium
Defisiensi pada anak

Puncak kejadian pada masa remaja


Prevalensi wanita lebih tinggi dari laki-laki
Terjadi gangguan kinerja belajar dan nilai kecerdasan
Klasifikasi tingkat pembesaran kelenjar menurut WHO (1990)

Tingkat 0 : tidak ada pembesaran kelenjar


Tingkat IA : kelenjar gondok membesar 2-4x ukuran normal, hanya dapat diketahui
dengan palpasi, pembesaran tidak terlihat pada posisi tengadah maksimal
Tingkat IB : hanya terlihat pada posisi tengadah maksimal
Tingkat II : terlihat pada posisi kepala normal dan dapat dilihat dari jarak 5 meter
Tingkat III : terlihat nyata dari jarak jauh
Sasaran

Ibu hamil
WUS
Dosis dan kelompok sasaran pemberian kapsul yodium

Bayi < 1tahun : 100 mg


Balita 1-5 tahun : 200 mg
Wanita 6-35 tahun : 400 mg
Ibu hamil (bumil) : 200 mg
Ibu meneteki (buteki) : 200 mg
Pria 6-20 tahun : 400 mg
GAKY tidak berhubungan dengan tingkat sosek melainkan dengan geografis

Spektrum gangguan akibat kekurangan yodium

Fetus : abortus, lahir mati, kematian perinatal, kematian bayi, kretinisme nervosa (bisu
tuli, defisiensi mental, mata juling), cacat bawaan, kretinisme miksedema, kerusakan
psikomotor
Neonatus : gangguan psikomotor, hipotiroid neonatal, gondok neonatus
Anak dan remaja : gondok, hipotiroid juvenile, gangguan fungsi mental (IQ rendah),
gangguan perkembangan
Dewasa : gondok, hipotiroid, gangguan fungsi mental, hipertiroid diimbas oleh yodium
Sumber makanan beryodium yaitu makanan dari laut seperti ikan, rumput laut dan sea food.
Sedangkan penghambat penyerapan yodium (goitrogenik) seperti kol, sawi, ubi kayu, ubi jalar,
rebung, buncis, makanan yang panas, pedas dan rempah-rempah.
Pencegahan/penanggulangan

Fortifikasi : garam
Suplementasi : tablet, injeksi lipiodol, kapsul minyak beryodium

Strategi Pencegahan Dan Penanggulangan Gizi Buruk

Mengembalikan fungsi posyandu dan meningkatkan kembali partisipasi masyarakat dan


keluarga dalam memantau, mengenali dan menanggulangi secara dini gangguan
pertumbuhan pada balita utamanya baduta.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM puskesmas beserta jaringannya dalam
tatalaksana gizi buruk dan masalah gizi lain, manajemen laktasi dan konseling gizi.
Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada kelompok rawan
termasuk keadaan darurat melalui suplementasi zat gizi mikro, MP-ASI, makanan
tambahan dan diet khusus.
Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui advokasi, sosialisasi dan KIE gizi seimbang.
Mengoptimalkan surveilans berbasis masyarakat melalui SKDN, Sistem Kewaspadaan
Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) Gizi Buruk, dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan
Gizi (SKPG), untuk meningkatkan manajemen program perbaikan gizi.
Mengembangkan model intervensi gizi tepat guna yang evidence based.
Menggalang kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan masyarakat beserta
swasta/dunia usaha dalam memobilisasi sumberdaya untuk penyediaan pangan di tingkat
rumah tangga, peningkatan daya beli keluarga, dan perbaikan pola asuhan gizi keluarga.

LI. 6. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PHBS DAN PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT DALAM ISLAM

Kebersihan dalam pandangan Islam sangat erat hubungannya dengan kesihatan. Tujuan
Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sihat adalah menciptakan individu dan masyarakat
yang sihat jasmani, rohani, dan sosial sehingga mampu menjadi umat pilihan dan khalifah Allah
untuk memakmurkan bumi. Kesihatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia. Karena
kesihatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam
menegaskan perlunya kesihatan untuk menjalankan agama secara sempurna.

Makna kebersihan yang digunakan dalam Islam ternyata mengandung makna yang banyak
aspek, seperti aspek kebendaan, aspek harta dan aspek jiwa. Thaharah (suci) bermakna bersih
dari kotoran yang najis. Maka tidak heran jika kitab-kitab fikih Islam menempatkan bab thaharan
diawal, sebelum membahas solat. Dalam kitab suci Al-quran banyak ayat yang menganjurkan
unntuk bersuci. Alalh berfirman :

Dan pakaianmu bersikanlah (QS.Al Muddatsir ayat: 4)

Sesungguhnya Allah mencintai orang orang yang bertaubat dan orang orang

yang mermbersikan diri. ( QS. Al baqarah:222 ).

Ada dua makna dalam arti suci, iaitu suci dari hadas dan suci dari najis. Hadas dan najis
merupakan sesuatu yang menghalangi seseorang untuk melaksanakan ibadah tertentu seperti
solat. Hadas berbeza dengan najis kerana hadas bererti keadaan dan bukan suatu benda atau zat
tertentu, sedangkan najis bererti benda atau zat tertentu dan bukan suatu keadaan.

Hadas adalah suatu keadaan tidak suci yang tidak dapat dilihat, tetapi wajib disucikan untuk
sahnya ibadah: Hadas dibagi dua. a. Hadas kecil. Penyebabnya antara lain keluar sesuatu dari
dubur atau qubul, menyentuh lawan jenis yang bukan muhrimnya dan tidur nyeyak dalam keadan
tidak duduk tetap. Cara mensucikan hadas ini ialah berwudhu. b. Hadas besar/Jenaba.
Penyebabnya antara lain : keluar air mani, bersetubuh, wanita melahirkan dan haidh. Cara
mensucikan hadas besar ini adalah mandi yang harus dibasahi seluruh tubuhnya.

Najis adalah suatu benda kotor menurut syara' (hukum agama). Benda - benda najis meliputi :
Darah, Anjing, babi nanah, bangkai selain bangkai manusia, ikan laut, dan belalang, Segala
sesuatu yang keluar dari dubur dan qubul, minuman keras yang memabukkan. Najis dibagi
menjadi tiga yaitu : a. Najis mukhaffafah (ringan). yaitu air kencing bayi laki-laki yang belum
berumurdua tahun, dan belum makan sesuatu kecuali air susu ibunya (ASI). Cara
menghilangkannya cukup dipercikkan air pada tempat yang terkena najis tersebut.

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih
atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah,
(mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir
telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka
dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka
barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al Maaidah, 5: 3).

Allah berfirman:
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi
orang-orangnya yang beriman (QS:Yunus 57).
Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan
Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat
yang sehat jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang
pilihan.
A. Kebersihan, membersihkan dan menyucikan diri
a. Tubuh: Islam memerintahkan mandi bagi umatnya karena 23 alasan dimana 7 alasan
merupakan mandi wajib dan 16 alasan lainnya bersifat sunah.
b. Tangan: Nabi Muhammad SAW bersabda: Cucilah kedua tanganmu sebelum dan
sesudah makan , dan Cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur. Tidak seorang
pun tahu dimana tangannya berada di saat tidur.
c. Islam memerintahkan kita untuk mengenakan pakaian yang bersih dan rapi.
d. Makanan dan minuman: Lindungilah makanan dari debu dan serangga, Rasulullah SAW
sersabda: Tutuplah bejana air dan tempat minummu
e. Rumah: Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu sebagaimana dianjurkan untuk
menjaga kebersihan dan keamanan jalan: Menyingkirkan duri dari jalan adalah ibadah.
f. Perlindungan sumber air, misalnya sumur, sungai dan pantai. Rasulullah melarang
umatnya buang kotoran di tempat-tempat sembarangan.
Perintah-perintah Rasulullah SAW tersebut di atas memiliki makna bahwa kita harus menjaga
kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai infeksi saluran pencernaan.
B. Penanggulangan dan penanganan epidemi penyakit
Karantina penyakit: Nabi Muhammad SAW bersabda: Jauhkanlah dirimu sejauh satu atau
dua tombak dari orang yang berpenyakit lepra
Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar penanganan dan penanggulangan berbagai
penyakit infeksi yang membahayakan masyarakat (misalnya wabah kolera dan cacar),
Janganlah engkau masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit wabah, dan bila
dirimu berada di dalamnya janganlah pergi meninggalkannya.
Islam menganjurkan umatnya melakukan upaya proteksi diri (ikhtiar) dari berbagai penyakit
infeksi, misalnya dengan imunisasi.
C. Makanan
a. Makanan yang diharamkan
Firman Allah SWT : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya
dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 2. Al Baqarah, 2:173 )
b. Makanan sehat dan halal
Islam memerintahkan umatnya untuk makan makanan yang baik dan halal, misalnya
daging, ikan, madu dan susu. Makanan-makanan yang baik dan halal bermanfaat bagi
tubuh. Islam menolak paham vegetarian. Pola konsumsi yang hanya tergantung pada jenis
sayuran belaka tidak sehat bagi tubuh karena kebutuhan protein tidak dapat tercukupi
hanya dari konsumsi sayuran saja.
c. Menjaga perilaku muslim ketika makan
Islam menegaskan kepada orang muslim untuk menjaga etika ketika makan. Allah
memerintahkan kita untuk makan tidak berlebih-lebihan sedangkan Rasulullah SAW
mengatakan bahwa perut adalah seburuk-buruk tempat untuk diisi. Sebagian besar
penyakit bersumber dari perut.
Oleh karenanya Maha Benar Allah SWT dalam Firman-Nya : Apa saja nikmat yang
kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari
(kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia.
Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS 4. An Nisaa : 79)
D. Olahraga
Islam menegaskan pentingnya olahraga untuk menciptakan generasi Rabbani yang kuat dan
sehat. Oleh karenanya, Islam mengajarkan setiap muslim untuk mengajarkan anak-anaknya
bagaimana cara memanah, berenang, dan berkuda.
E. Kesehatan seksual
Kehidupan seksual merupakan pokok bahasan yang sangat penting bagi orang muslim, karena
sangat berpengaruh bagi kesehatan dan perilaku manusia, namun Islam menolak pendapat
ilmuwan yang menekankan perilaku seksual sebagai motif utama seseorang untuk bertindak.
a. Pendidikan seksual
Islam mengajarkan kepada umat Islam, untuk memilih calon pasangan hidup yang
baik dan berakhlaq mulia.
Islam mengajarkan tata krama (adab) menggauli pasangannya agar mencapai
kebahagiaan dalam membina keluarga yang sakinah dan rahmah.
Islam sangat melarang perilaku berhubungan seks dengan sesama jenis dan binatang.
Disunahkan untuk sirkumsisi (sunat) bagi laki-laki
Islam membolehkan kaum pria untuk berpoligami untuk menghindari perzinahan,
namun dengan syarat-syarat tertentu .
Menjaga kebersihan dan kesucian organ-organ seksualitas, misalnya bersuci setelah
buang air besar dan buang air kecil, larangan berhubungan seksual ketika istri sedang
haid, berhubungan badan melalui dubur dan membersihkan alat kelamin setelah
berhubungan badan dan setelah selesai datang bulan.
F. Kesehatan jiwa
Islam memberikan jawaban bagi kehausan jiwa manusia terhadap ketenangan batin.
Kesehatan jiwa mempengaruhi kesehatan badan.
G. Puasa
Puasa, bagian dari ibadah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam dalam menegakkan
agama, sesudah pernyataan imannya. Konsekuensi beriman antara lain melaksanakan perintah
puasa. Betapa pentingnya berpuasa sehingga Allah menempatkan posisi hamba-Nya yang
berpuasa dengan posisi yang istimewa.
Puasa itu untuk-Ku. Tidak ada yang tahu. Dan Aku akan memberi pahala semau-Ku.
Keistimewaan itu sudah barang tentu ada tujuan Allah agar mendapatkan hikmah pada
dirinya, yaitu kesehatan dan sekaligus kebahagiaan. Janji Allah diberikan kepada orang yang
berpuasa ditegaskan dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny
dan Abu Nuaim: Berpuasalah maka anda akan sehat. Dengan berpuasa akan sehat
jasmani, rohani dan hubungan sosial.

Manfaat bagi Kesehatan Badan (jasmani)


Tidak seorang pun ahli medis baik muslim maupun non muslim yang meragukan manfaat puasa
bagi kesehatan manusia. Dalam buku yang berjudul Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam oleh
Dr Mahmud Ahmad Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Ain-Syams Mesir),
ditegaskan puasa sangat berguna bagi kesehatan. Antara lain:
a. Puasa memperkecil sirkulasi darah sebagai perimbangan untuk mencegah keluarnya keringat
dan uap melalui pori-pori kulit serta saluran kencing tanpa perlu menggantinya. Menurutnya
curah jantung dalam mendistribusikan darah keseluruh pembuluh darah akan membuat
sirkulasi darah menurun. Dan ini memberi kesempatan otot jantung untuk beristirahat, setelah
bekerja keras satu tahun lamanya. Puasa akan memberi kesempatan pada jantung untuk
memperbaiki vitalitas dan kekuatan sel-selnya.
b. Puasa memberi kesempatan kepada alat-alat pencernaan untuk beristirahat setelah bekerja
keras sepanjang tahun. Lambung dan usus beristirahat selama beberapa jam dari kegiatannya,
sekaligus memberi kesempatan untuk menyembuhkan infeksi dan luka yang ada sehingga
dapat menutup rapat. Proses penyerapan makanan juga berhenti sehingga asam amoniak,
glukosa dan garam tidak masuk ke usus. Dengan demikian sel-sel usus tidak mampu lagi
membuat komposisi glikogen, protein dan kolesterol. Disamping dari segi makanan, dari segi
gerak (olah raga), dalam bulan puasa banyak sekali gerakan yang dilakukan terutama lewat
pergi ibadah.

Manfaat bagi Kesehatan Rohani (Mental).


Perasaan (mental) memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Mendapat rasa senang,
gembira, rasa puas serta bahagia, merupakan tujuan bermacam-macam ikhtiar manusia sehari-
hari. Bila seseorang menangani gangguan kesehatan, tidak boleh hanya memperhatikan
gangguan badaniah saja, tetapi sekaligus segi kejiwaan dan sosial budayanya. Rohani datang dari
Allah, maka kebahagiaan hanya akan didapat apabila makin dekat kepada pencipta-Nya.
Di dalam bulan puasa disunahkan untuk makin berdekat diri dengan Allah SWT baik lewat
shalat, membaca Alquran, zikir, berdoa, istighfar, dan qiyamul lail. Selama sebulan secara terus-
menerus akan membuat rohani makin sehat, jiwa makin tenang. Dengan memperbanyak ingat
kepada Allah, makin yakin bahwa semua yang ada datang dari Allah dan akan kembali kepada-
Nya jua. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah antara lain:
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS:Al Baqarah 45).
Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim kecuali
merugi. (QS:Al-Isra 82)

Daftar Pustaka
Draft Panduan Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima diunduh 28 Mei
2013 dari: http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/02/Draft-Pedoman-Gerakan-
Nasional-Sadar-Gizi-Februari-2012.pdf
Fikawati, Sandra. 2008. Kumpulan Materi Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok : FKM UI
http://www.dzikir.org/index.php/syariat-islam/shalat?start=1
PHBS : (http://digilib.unimus.ac.id/)
Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius

Anda mungkin juga menyukai