Anda di halaman 1dari 2

Jenis metode pemisahan ada berbagai macam, di antaranya yang paling baik dan populer

adalah ekstraksi pelarut atas ekstraksi air. Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat
terlarut (solut) di antara dua fasa cair yang tidak saling bercampur, seperti benzen, karbon
tetraklorida atau kloroform, dengan batasan zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang
berbeda dalam kedua fase pelarut. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling
sederhana), alat ekstraksi Soxhlet, sampai yang paling rumit, berupa alat Counter Current
Craig. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih baik untuk zat
organik maupun zat anorganik. Secara umum, ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat terlarut
dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air.
Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan
pelarut (Triyas, 2012).
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat
terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari
suatu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan
alami) tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis.
Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,
beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah
(Rahayu, 2009).
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat campur menawarkan banyak
kemungkinan untuk pemisahan analitis. Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan
yang tidak dapat campur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam
dua fasa pada kesetimbangan. Suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang
tidak dapat campur. Semedikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada kesetimbangan
adalah konstanta pada temperatur tertentu (Underwood, 1998).
Bila senyawa organik tidak larut sama sekali dalam air, pemisahannya akan lengkap.
Namun, nyatanya, banyak senyawa organik, khususnya asam dan basa organik dalam derajat
tertentu larut juga dalam air. Hal ini merupakan masalah dalam ekstraksi. Untuk memperkecil
kehilangan yang disebabkan gejala pelarutan ini, disarankan untuk dilakukan ekstraksi berulang.
Anggap anda diizinkan untuk menggunakan sejumlah tertentu pelarut. Daripada anda
menggunakan keseluruhan pelarut itu untuk satu kali ekstraksi, lebih baik anda menggunakan
sebagian-sebagian pelarut untuk beberapa kali ekstraksi. Kemudian akhirnya menggabungkan
bagian-bagian pelarut tadi. Dengan cara ini senyawa akan terekstraksi dengan lebih baik.
Alasannya dapat diberikan dengan menggunakan hukum partisi (Takeuchi, 2009).
Cukup diketahui berbagai zat-zat tertentu lebih mudah larut dalam pelarut-pelarut tertentu
dibandingkan dengan pelarut-pelarut yang lain. Jadi iod jauh lebih dapat larut dalam karbon
disulfida, kloroform, atau karbon tetraklorida. Lagipula, bila cairan-cairan tertentu seperti karbon
disulfida dan air, eter dan air, dikocok bersama-sama dalam satu bejana dan campuran kemudian
dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Cairan-cairan seperti itu
dikatakan sebagai tak-dapat-campur (karbon disulfida dan air) atau setengah-campur (eter dan
air), bergantung apakah satu ke dalam yang lain hampir tak dapat larut atau setengah larut. Jika
iod dikocok bersama suatu campuran karbon disulfida dan air kemudian didiamkan, iod akan
dijumpai terbagi dalam kedua pelarut. Suatu keadaan kesetimbangan terjadi antara larutan iod
dalam karbon disulfida dan larutan iod dalam air (Svehla,1985).

DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Suparni S. 2009. Ekstraksi. http://www.chem-is-try.org/materi-


kimia/kimia_industri/teknologi_proses/ekstraksi.html. Diakses pada tanggal 15
November 2013. Palu.

Svehla, G. 1985. VOGEL : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi
Kelima. PT Kalman Media Pusaka. Jakarta.
Takeuchi, Yoshito. 2009. Metode Pemisahan Standar. No. 56 vol 210.
Triyas. 2012. Koefisien Distribusi. No.34 vol.338.
Underwood, A. L dan Day A. R. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Erlangga.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai