Anda di halaman 1dari 3

PEMBANGUNAN SEKOLAH DAN JALANAN YANG TIDAK MERATA

Pembangunan adalah suatu usaha yang terencana dalam meningkatkan


kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara. Indonesia merupakan negara
kepulauan yang memiliki sumber daya alam tersebar di setiap wilayah sehingga
diperlukan pembangunan yang merata untuk mensejahterakan rakyat Indonesia.
Sampai saat ini, pembangunan di Indonesia masih berkonsentrasi di daerah pusat
saja, baik itu di ibu kota Negara ataupun di daerah yang berada di sekitarnya,
seperti pulau Jawa dan Sumatra pada umumnya. Keadaan seperti itu sangatlah
jauh dari apa yang di cita-citakan dalam tujuan nasional yang menginginkan
kemerataan dalam pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Dampak dari
kurangnya pemerataan pembangunan memang tidak begitu dirasakan oleh
masyarakat yang tinggal di daerah yang telah mengalami pembangunan cukup
pesat, karena segala kebutuhan hidup mereka relatif lebih mudah untuk diperoleh,
seperti sarana pendidikan, sarana transportasi ataupun pelayanan kesehatan yang
tersebar dimana-mana, hal tersebut jauh berbeda apabila dibandingkan dengan
daerah yang pembangunannya berjalan dengan lambat yang biasanya daerah-
daerah tersebut adalah daerah yang terpencil. Daerah yang seperti itu biasanya
sulit untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah,
hal ini karena pemerintha biasanya hanya menyediakan fasilitas yang sifatnya
kompleks di daerah perkotaan, sehingga bagi masyarakat yang letaknya di daerah
terpencil butuh waktu yang lama untuk mengakses fasilitas fasilitas tersebut.
Disini kami mencoba membandingkan 2 sekolah yang keadaannya sangat berbeda
yaitu SMA Negeri 5 Makassar dengan SMA Negeri 1 Orong Telu, Sumbawa Nusa
Tenggara Barat. SMA Negeri 5 Makassar merupakan salah satu Sekolah
Menengah Atas Negeri unggulan berpredikat Model yang ada di Provinsi
Sulawesi Selatan. Sekolah ini juga merupakan peringkat Kedua sekolah Akreditasi
Terbaik di provinsi Sulawesi Selatan. Berbagai fasilitas dimiliki SMA Negeri 5
Makassar untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Fasilitas tersebut antara
lain: Kelas, Masjid Nurut Tarbiyah, Perpustakaan, Laboratorium Biologi,
Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia, Laboratorium Komputer,
Laboratorium Bahasa, Lapangan Basket, Lapangan Tenis, Lapangan Futsal, Aula,
Bengkel Seni, Kantin Sejahtera, Halaman Parkiran. Sedangkan di SMA Negeri 1
Orong Telu masih memiliki fasilitas yang kurang memadai. Sampai saat ini, SMA
Negeri 1 Orong Telu masih mempunyai 2 unit komputer, 2 unit notebook, 1 unit
LCD, 1 unit soundsystem dan sebuah mesin deasel tetapi sayangnya untuk proses
pembelajaran hanya memiliki 3 ruang kelas untuk belajar, dan satu ruang kantor
yang di dalamnya tergabung dengan ruang Kepala Sekolah, guru, BK, dan Tata
Usaha. Jika melihat kondisi dalam ruangan sungguh menyedihkan, lantai masih
berdebu, tanpa plapon, meja dan kursi kondisi rusak ringan sampai parah. Fasilitas
sekolah memang serba kurang dan di sekolah ini belum memiliki laboratorium.
Begitupun dengan pembangunan jalanan yang ada di salah satu desa di Masamba
yaitu desa Tolada, jalanannya masih berupa kerikil dengan keadaan yang sangat
berbeda di kota-kota besar seperti di Kota Makassar yang jalannya sudah dari
aspal beton. Dari perbandingan kedua situasi tersebut sangat terlihat jelas bahwa
pembangunan sekolah dan jalanan belum merata disetiap daerah, hal ini
disebabkan oleh kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat dan
keberadaannya kurang terekspos. Salah satu upaya yang dilakukan untuk pemerataan
sarana dan prasarana sekolah dan jalanan adalah dengan menuangkan kebijakan
pendidikan dalam pembangunan melalui strategi penataan ruang yang membagi wilayah
dalam beberapa sub satuan. Tujuan dari pembagian ini adalah agar terjadi pemerataan
dalam pembangunan terutama di bidang pendidikan dan sarana transportasi, dimana di
setiap wilayah terdapat daerah inti dan daerah penunjang sehingga pertumbuhan daerah
terjadi secara seimbang dan merata (Riyadi, 2003). Pertumbuhan dan perkembangan
suatu wilayah diikuti dengan penyediaan fasilitas umum bagi penduduknya untuk
mewadahi kegiatan baik secara sosial maupun ekonomi, tanpa terkecuali penyediaan
fasilitas pendidikan (sekolah) dan jalanan. Upaya yang lain yang dapat dilakukan adalah
dengan membuat program disetiap daerah yang diberi nama surat untuk perintah
program ini dilakukan dengan menyediakan kotak saran yang berisi keluhan keluhan
masyarakat yang ditujukan untuk pemerintah baik itu berupa foto tentang kondisi di
daerah tersebut maupun berupa tulisan yang nantinya kepala desa mengirimkannya ke
perintah. Dan sebagai mahasiswa kita juga perlu membantu masyarakat untu
menyampaikan aspirasinya ke perintah dengan membuat artikel-artikel yang berisi
permasalahan di daerah tersebut melalui berbagai sosial media.
FGD 5:
1. PUTRI DIAH RAGAFADMI/ TEKNIK KIMIA
2. SHARNILA/ FARMASI
3. LILIS ADELIAH/ FARMASI

Anda mungkin juga menyukai