Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENGETAHUAN KEPASIFIKAN

DOSEN PENGAJAR :
Dr. Ir. James A. Timboeleng, DEA

OLEH KELOMPOK 5 :
1) Fahreza Gobel (20021101171)
2) Kathleen Juliana Longdong (20021101028)
3) Maureen Iren Mamahit (20021101177)
TUGAS 3
1) Jelaskan apa dan bagaimana peran Indonesia, peran Sulawesi
Utara, peran Unsrat, peran Fakultas Teknik, nagi Negara-
negara Pasifik, dilihat dari sektor pendidikan

1. Peran Sulawesi Utara


DAHULU, Sulawesi Utara adalah kiblat pendidikan di paruh Timur Nusantara.
Sampai permulaan tahun 1980an, pelajar dan mahasiswa dari Sulawesi Tengah,
Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, Sulawesi Tenggara, bahkan Sulawsi
Selatan setiap tahun berbondong-bondong datang ke Manado dan Tomohon.
Mereka memburu ilmu di sekolah-sekolah kejuruan dan perguruan tinggi. IKIP
Negeri Manado (sekarang UNIMA), Unsrat, Seminari Pineleng, UKIT Tomohon,
Unklab dll, serta sekolah menengah kejuruan adalah alamat perburuan ilmu
mereka.
Saya masih ingat, sekitar 1975 kawasan Sario dan Bahu, serta Kleak ada beberapa
asrama mahasiswa perantauan dari Donggala, Tolitoli, Luwuk Banggai, Gorontalo,
Ternate, dan Papua. Mereka tinggal seasrama dengan fasilitas seadanya.
Itu dulu, sekarang sudah jauh berbeda. Anak-anak muda Gorontalo, Maluku Utara,
Sulawesi Tengah yang ingin sekolah di luar daerah, tidak lagi berkiblat ke Manado
dan Tomohon. Sekarang mereka lebih memilih Makassar, Surabaya, Yogjakarta,
atau Jakarta. Bahkan, banyak pelajar asal Sulawesi Utara yang lebih memilih study
lanjut di Jakarta, Surabaya, dan Yogjakarta.
Artinya, Sulut bukan lagi pusat pendidikan di Timur Indonesia. Artinya juga,
fasilitas dan kualitas pendidikan dan perguruan di Sulut tidak lebih baik dari kota-
kota lain.
Ada apa dengan pendidikan dan perguruan di Sulawesi Utara ? Saya tidak akan
mengkaji secara mendalam, apa sesungguhnya yang terjadi? Saya hanya mau
memberi catatan-catatan faktual sebagai berikut.
1. Dunia pendidikan di Sulut pada masa lalu didominasi oleh lembaga gereja.
Tetapi sekarang banyak konflik kelembagaan. GMIM misalnya mempunyai
sekolah dasar di hampir semua desa di Manado, Minahasa (Raya), dan Bitung.
Tetapi sekolah-sekolah itu kini “lenyap” karena pengelolaannya diserahkan
pada pemerintah atau swasta. Sekolah-sekolah kejuruan milik GMIM seperti
STM, Sekolah Pertanian, Sekokah Perawat, dan SPG dan PGA, kini ‘hidup
segan mati tak rela’. Demikian pula perguruan tingginya, UKIT sudah sekitar
15 tahun dilanda konflik.
2. Perguruan tinggi negeri sekelas Unsrat dan UNIMA juga tidak menjadi
semakin disukai generasi baru di Kawasan Timur Indonesia. UNIMA dulu
menonjol dalam bidang pendidikan keguruan. Sedangkan Unsrat dulu paling
terkenal adalah Fakultas Kedokteran, FISIP, Fakuktas Tehnik dan Fakultas
Pertanian. Ada banyak fakta lain yang menunjuk bahwa kelembagaan
pendidikan tinggi di Unsart dan Unima tidak semakin baik. Konflik dan
perebutan “kekuasan” menjadi seperti arena politik. Konflik antar mahasiswa
yang pernah berujung pembakaran gedung Fakultas Tehnik Unsrat juga
menjadi catatan kelam pendidikan tinggi di Sulut.
3. Kasus ijasah palsu yang mengguncang sejumlah lembaga pendidikan juga
menjadi coretan hitam yang merendahkan citra pendidikan tinggi di daerah ini.
4. Hal serupa juga terjadi di pendidikan dasar dan menengah. Kelembagaan
sekolah terkooptasi oleh kepentingan kekuasaan politik. Sekolah-sekolah
terlihat loyalitasnya dari warna pagar dan gedung sekolah. Tergantung warna
kepemimpinan politik. Kalau pemimpinnya merah, warna gedung dan pagar
bernuansa merah. Kalau biru atau kuning tentu akan ikut selera pimpinan
pembuat SK jabatan kepala sekolah. Pendidikan dasar dan menengah tidak lagi
murni setia mengabdi pada panggilan belajar dan mengajar.
5. Fakta yang paling menyakitkan, sudah ada jurang yang dalam antara para guru
pengelola pendidikan dengan anak didik. Hubungan etik moral guru dan murid
telah rusak, guru dipandang “biasa” oleh murid. Mungkin juga murid
dipandang “biasa” oleh guru. Padahal sepatutnya guru dan murid memiliki
hubungan moral, pendidik/pengajar dengan yang dididik.

2. Peran Universitas Samratulangi


Perguruan tinggi di Indonesia termasuk Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT)
mengemban berbagai tugas, diantaranya menyelenggarakan IPTEKS melalui
pendidikan dan melaksanakan fungsinya menyiapkan sumberdaya manusia untuk
penyelenggaraan IPTEKS, serta bertanggung jawab meningkatkan kemampuan
tridarma perguruan tinggi. Tugas perguruan tinggi ini tercakup dalam Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. UNSRAT dalam hal ini berperan dalam mengemban amanah
pendidikan Nasional sehingga dapat menghasilkan produk IPTEKS yang mampu
bersaing secara Nasional maupun Internasional. Peningkatan daya saing tersebut
dilakukan UNSRAT melalui upaya memaksimalkan dengan diberdayakanya
seluruh potensi yang tersedia seperti potensi sumberdaya manusia, sarana
prasarana dan keuangan yang dimiliki. Berdasarkan regulasi pendidikan tinggi di
Indonesia, sesuai Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 167/KMK.05/2017
maka UNSRAT berada pada posisi sebagai satuan kerja Badan Layanan Umum
(BLU). Kondisi ini menunjukkan bahwa UNSRAT dapat berperan aktif dalam
menyiapkan sumberdaya manusia yang berdaya saing tinggi baik Nasional maupun
Internasional. UNSRAT mencanangkan berbagai kebijakan untuk menghasilkan
invensi dan inovasi yang lebih banyak. Invensi dan inovasi ini diharapkan dapat
menghasilkan hilirisasi teknologi tepat guna, menciptakan nilai tambah, serta
meningkatkan produksi dan penggunaan komponen dalam negeri untuk
mengurangi ketergantungan terhadap produk impor. Hal ini perlu didorong
mengingat berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat diantaranya berkaitan
dengan pangan, energi, sosial, ekonomi dan lingkungan serta kesehatan.
Permasalahan tersebut merupakan isu regional, nasional bahkan internasional yang
membutuhkan problem solving tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh
UNSRAT sebagai salah satu perguruan tinggi yang ada di Indonesia. UNSRAT
sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Sulawesi Utara memposisikan
institusinya berada di depan dalam mengalihkan IPTEKS yang dihasilkan untuk
problem solving yang dihadapi masyarakat. Invensi dan inovasi sebagai IPTEKS
yang dihasilkan oleh UNSRAT selanjutnya diaplikasikan kepada masyarakat
dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Aplikasi IPTEKS
merupakan suatu kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pendekatan
pemberdayaan yang berbasis inovasi dan kearifan lokal. UNSRAT Rencana
Strategis Pengabdian UNSRAT 2021-2025 2 seperti tertuang dalam RENSTRA
harus berperan utama dalam berkontribusi terhadap upaya peningkatan daya saing
bangsa melalui peningkatan kualitas program pengabdian kepada masyarakat.
Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dalam menunjang
kegiatan tridharma perguruan tinggi berdasarkan rencana strategi. UNSRAT dalam
hal ini membutuhkan rencana strategi dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian
dimaksud. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)
merupakan unsur pelaksana akedemik di bawah Rektor melaksanakan sebagian
tugas dan fungsi di bidang pengabdian kepada masyarakat. LPPM memiliki
tanggungjawab yang cukup besar dalam pelaksanaan berbagai kegiatan
pemberdayaan kepada masyarakat berdasarkan Rencana Strategi (RENSTRA)
Pengabdian kepada Masyarakat 2016-2020. Program pemberdayaan kepada
masyarakat telah banyak dilakukan tetapi masih terbatas pada penerapan IPTEKS
berdasarkan teori atau kegiatan pengabdian yang telah dilakukan orang lain.
Pemberdayaan kepada masyarakat nantinya diterapkan melalui introduksi IPTEKS
sebagai hiliriasi penelitian yang dihasilkan UNSRAT. Program pemberdayaan
masyarakat selain berbasis kearifan lokal dengan memanfaatkan sumberdaya lokal,
juga lebih ditingkatkan tidak hanya dalam menghasilkan produk inovasi tetapi
program ini diarahkan pada pemberdayaan masyarakat industri yang menghasilkan
produk di kawasan pasifik yang dapat bersaing secara Nasional bahkan
internasional. Program pemberdayaan dimaksud selanjutnya dituangkan dalam
RENSTRA Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM UNSRAT untuk masa lima
tahun ke depan (2021-2025). RENSTRA ini disusun berdasarkan evaluasi capaian
RENSTRA 2016-2020 mencakup rencana kerja, dan rencana kegiatan LPPM
UNSRAT sebagai salah satu unit kerja yang mendukung arah pengembangan
menuju “Universitas yang Unggul dan Berbudaya” (Toward Excellent and
Cultured University).

3. Peran Fakultas Teknik

Pemilihan Fakultas Teknik bukanlah tanpa alasan yang kuat. Dengan visi “Menuju
Fakultas Teknik Berkelas Internasional, Berkarakter Lokal”, Fakultas Teknik yang
saat ini memiliki 7 program studi dimana 3 diantaranya terakreditasi A, terus
mendukung tercapainya cita-cita luhur Universitas Sam Ratulangi.

Untuk mendukung terwujudnya Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi


Bersih dan Melayani, Fakultas Teknik telah sejak lama menerapkan monitoring
yang ketat terhadap setiap proses bisnis yang berlangsung didalamnya.

Menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0, maka proses-proses tersebut telah


diintegrasikan dengan dukungan Teknologi Informasi, baik yang dimiliki oleh
Universitas Sam Ratulangi, maupun sistem-sistem yang dikembangkan secara
internal oleh tim yang ada di tingkat fakultas.

Salah satu contoh sistem yang dikembangkan di tingkat fakultas adalah sistem
absensi berbasis QR Code, dimana pencatatan kehadiran mahasiswa dan
pelaksanaan kuliah dilakukan secara real time, sehingga pimpinan fakultas dapat
langsung melakukan pemantauan proses akademik yang berlangsung.

Di tingkat universitas, pada tanggal 2 Mei 2020, bersamaan dengan momen


peringatan Hari Pendidikan Nasional, Universitas Sam Ratulangi meluncurkan
Portal INSPIRE. Portal INSPIRE ini merupakan pengganti dari portal akademik
yang telah digunakan selama kurang lebih 10 tahun, dengan penambahan fitur
berupa absensi secara digital yang terinspirasi dari absen QR Code di Fakultas
Teknik, fitur komunikasi antara dosen-mahasiswa-orang tua, dimana isi
komunikasi tersebut akan tercatat pada sistem, fitur-fitur lainnya yang
mengintegrasikan berbagai proses bisnis di Universitas Sam Ratulangi.

Evaluasi Pembangunan Zona Integritas Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi


Tahun 2020 mencakup hal-hal berikut:

A. PROSES PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS


I. MANAJEMEN PERUBAHAN

1. Tim Kerja
2. Dokumen Rencana Pembangunan Zona Integritas
3. Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan WBK/WBBM

II. PENATAAN TATALAKSANA

1. Prosedur Operasional Tetap / SOP


2. E-Office
3. Keterbukaan Informasi Publik

III. PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM

1. Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi


2. Pola Mutasi Internal
3. Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi
4. Penetapan Kinerja Individu
5. Penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai
6. Sistem Informasi Kepegawaian

IV. PENGUATAN AKUNTABILITAS

1. Keterlibatan Pimpinan
2. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja

V. PENGUATAN PENGAWASAN

1. Pengendalian Gratifikasi
2. Penerapan SPIP
3. Pengaduan Masyarakat
4. Whistle-Blowing System
VI. PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PUBLIK

1. Standar Pelayanan
2. Budaya Pelayanan Prima
3. Penilaian Kepuasan Terhadap Pelayanan

B. HASIL
1. Pemerintah yang bersih dan bebas KKN
2. Kualitas Pelayanan Publik

Anda mungkin juga menyukai