Anda di halaman 1dari 32

1

A. Judul
PERSEPSI SARJANA PENDIDIKAN TERHADAP MINAT TRANSMIGRASI
SEBAGAI GURU DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, TERINGGAL (STUDI
KASUS PADA SARJANA PENDIDIKAN YANG TELAH MENGIKUTI
PROGRAM SM-3T UNY)
B. Latar Belakang
Salah satu cita-cita dan kewajiban negara yang secara tegas dalam
pembukaan UUD 1945 alinea ke IV adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan menjadi hak bagi warga negara, dan negara wajib mengusahakan serta
menyelenggarakannya. Dalam menjalankan kewajiban untuk memenuhi hak atas
pendidikan bagi warganya, negara setidaknya mengusahakan berbagai sarana dan
fasilitas bagi warganya.
Pendidikan adalah salah satu strategi untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, meninggikan martabat bangsa. Pendidikan kerap sekali menjadikan hal
yang mendasar untuk setiap individu maupun masyarakat untuk dapat
mensejahterakan hidupnya. Namun mutu pendidikan di Indonesia masih sangat
tertinggal jika dibandingkan dengan mutu pendidikan di luar negeri. Berdasarkan
data The Learning Curve Pearson 2014 sebuah lembaga pemeringkatan pendidikan
dunia, memaparkan jika Indonesia menduduki posisi akhir dalam mutu pendidikan
di seluruh dunia. (Ade:2014)
Permasalahan dalam dunia pendidikan di Indonesia memang amat sangat
banyak. Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah tenaga pendidik.
Baik kurangnya keterampilan tenaga pendidik ataupun kurangnya tenaga pendidik
didaerah luar pulau Jawa khususnya daerah tertinggal.

2
Banyak hal yang mendasari kurangnya tenaga pendidik didaerah tertinggal,
seperti sedikitnya sarjana-sarjana pendidikan yang kelak menjadi calon pendidik
didaerah tersebut. Hal ini berbanding dengan sarjana-sarjana pendidikan di kotakota besar, dimana para sarjana sulit mendapatkan pekerjaan lantaran penuhnya
lapangan pekerjaan. Alasan lain dari kurangnya tenaga pendidik didaerah adalah
kurangnya minat para calon tenaga pendidik untuk mengajar didaerah terluar,
terdepan, tertinggal karena berbagai alasan seperti kurangnya fasilitas sarana dan
prasarana ataupun karena letaknya yang teramat jauh dari perkotaan.
Dalam mengatasi masalah pemerataan tenaga pendidik serta pemerataan
pendidikan di Indonesia, pemerintah mengeluarkan SKB 5 Menteri tentang
pemerataan dan penataan guru PNS, selain itu pemerintah juga menyelenggarakan
program SM-3T. Program SM-3T adalah program pengabdian sarjana pendidikan
untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah
terdepan, terluar, tertinggal (3T) selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik
profesional yang akan dilanjutkan dengan program pendidikan profesi guru (PPG).
Program SM-3T bertujuan untuk membantu daerah terdepan, terluar, tertinggal
(3T) dalam masalah pendidikan terutama masalah kurangnya tenaga pendidik.
(Kemendikbud:2012)
Pada awalnya program SM-3T diselanggarakan oleh 17 Universitas yang
ada di Indonesia namun pada tahun 2014 hanya 12 Universitas, diantaranya
Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Universitas Negeri Jakarta (UNJ),
Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Negeri Malang (UM),
Universitas Negeri Manado (UNIMA), Universitas Negeri Medan (UNIMED),
Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Negeri Semarang (UNNES),

3
Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY),
Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA), Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI). Seluruh peserta dari 12 Universitas tersebut akan ditugaskan untuk menjadi
pengajar di daerahterdepan, terluar, tertinggal (3T) antara lain Provinsi Aceh,
Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat dan
Kalimantan Timur. (Kemendikbud:2012)
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) adalah salah satu dari 12 Universitas
yang ikut serta menyelenggarakan program ini. Jumlah pendaftar yang lolos
program SM3T pada tahun 2013 sejumlah 346 dari 1044 orang pendaftar (Nurhadi:
2013). Selain dari UNY juga berasal dari perguruan tinggi lain seperti Universitas
Negeri Semarang, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta,

Universitas

Widya

Dharma

Klaten,

Universitas

Muhammadiyah Purworejo, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas


Muhammadiyah Surakarta, Universitas Tidar Magelang, IKIP PGRI Semarang, dan
Universitas PGRI Yogyakarta. Keseluruhan peserta terdiri dari program studi:
PGSD, PAUD, Bimbingan Konseling, Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Bahasa
Inggris, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Seni, Pendidikan Matematika,
Pendidikan Kimia, Pendidikan Fisika, Pendidikan Biologi, Pendidikan IPA,
Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, PKNH, Pendidikan Jasmani, Pendidikan
Sosiologi-Antropologi, Pendidikan Teknik Boga dan Busana, Pendidikan Teknik
Mesin, serta Pendidikan Ekonomi (Nurhadi: 2013).
Menjadi pengajar di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) selama 1
tahun tentu menyimpan berbagai kisah serta memberikan banyak kesan untuk para

4
mahasiswa. Menyeberangi sungai, melewati hutan, dan berjalan kaki berjam-jam
untuk sampai ke sebuah sekolah pastilah sangat memberikan motivasi untuk
mengajar lebih giat kepada murid-murid dipelosok negeri. Menjadi pengajar
merupakan tugas mulia, apalagi mengajar didaerah terdepan, terluar, dan tertinggal
(3T) dengan banyaknya tantangan seperti dari segi kondisi alam, sosial dan budaya
yang berbeda dengan masyarakat, serta letaknya yang jauh dari perkotaan dengan
segala keterbatasan sarana dan prasarana.
Program SM3T ini sendiri berakhir setelah 1 tahun dan dilanjutkan studi
pendidikan profesi guru (PPG) sebelum menjadi guru yang sebenernya. Namun
bagaimana mereka setelah berada dalam daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T)
selama setahun, serta telah menyelesaiakan pendidikan profesi guru apakah mereka
mempunyai minat bertransmigrasi menjadi guru di daerah terdepan, terluar,
tertinggal (3T) sebagai panggilan jiwa untuk menjadi guru untuk mencerdaskan
kehidupan anak bangsa. Transmigrasi sendiri ialah perpindahan, dalam hal ini
memindahkan orang dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya
dalam batas negara dalam rangka kebijaksanaan nasional untuk tercapainya
penyebaran penduduk yang lebih seimbang (Heeren:1979).
Tidak banyak penelitian yang meneliti tentang program SM-3T ini apalagi
yang meneliti tentang pasca selesainya program SM-3T. Namun ada satu penelitian
tentang SM-3T yaitu skripsi saudari Sisca Fitriani mahasiswa UPI Bandung.
Berawal dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan
mengangkat permasalah tersebut sebagai skripsi yang berjudul : PERSEPSI
SARJANA PENDIDIKAN TERHADAP MINAT TRANSMIGRASI SEBAGAI
GURU DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, TERINGGAL (STUDI KASUS

5
PADA SARJANA PENDIDIKAN YANG TELAH MENGIKUTI PROGRAM SM3T UNY)

C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Mutu pendidikan di Indonesia masih rendah
2. Tidak meratanya pendidikan dan pendidik
3. Kurangnya pendidik didaerah tertinggal
4. Banyaknya sarjana yang berminat mengikuti program SM-3T di UNY

D. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah penelitian
difokuskan pada minat sarjana pendidikan terhadap minat transmigrasi sebagai
guru didaerah 3T setelah mengikuti program SM-3T.

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian
ini dirumuskan yakni:

6
1. Bagaimana persepsi sarjana pendidikan terhadap minat transmigrasi sebagai
guru di dearah 3T setelah mengikuti program SM-3T?
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian Persepsi Sarjana Pendidikan Minat Transmigrasi Sebagai Guru Di
Daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal (Studi Kasus Pada Sarjana Yang Telah
Mengikuti Program SM-3T Di UNY adalah :
1. Untuk mengetahui persepsi sarjana pendidikan yang mengikuti program SM3T
tentang transmigrasi sebagai guru di daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T)
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang secara
umum, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan manfaat bagi kajian sosiologi
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan pemahaman
kepada pembaca mengenai minat mahasiswa sebagai tenaga pendidik
didaerah 3T
c. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi peneliti sesudahnya
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengaplikasikan ilmu
pengetahuan secara implikatif selama berada dibangku kuliah dan penelitian
ini dapat dijadikan tolak ukur penelitian dalam menganalisis minat sarjana
pendidikan untuk menjadi guru didaerah 3T.
b. Bagi Pembaca

7
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
informasi tentang minat sarjana pendidikan untuk menjadi guru didaerah
3T.
c. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan referensi dan
koleksi bacaan dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan para
akademika.
H. Kajian Pustaka dan Kerangka Pikir
1. Kajian Pustaka
a. Persepsi
1) Pengertian
Persepsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diinterpretasikan
sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu, atau proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Pengertian
tersebut memberikan pemahaman bahwa persepsi merupakan suatu proses
yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah suatu proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera.
Stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan
syaraf, kemudian diorgnisasikan, sehingga individu menyadari tentang apa
yang diinderanya itu. Proses inilah yang dimaksud dengan persepsi.
( Bimo Walgito:2003).
Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang
pengalaman terhadap suatu benda ataupun sesuatu kejadian yang dialami.
Proses pemaknaan yang bersifat psikologis sangat dipengaruhi oleh
pengalaman, pendidikan dan lingkungan sosial secara umum. Sarwono

8
mengemukakan bahwa persepsi juga dipengaruhi oleh pengalamanpengalaman dan cara berpikir serta keadaan perasaan atau minat tiap-tiap
orang sehingga persepsi seringkali dipandang bersifat subjektif. Karena itu
tidak mengherankan jika seringkali terjadi perbedaan paham yang
disebabkan oleh perbedaan persepsi antara 2 orang terhadap 1 objek.
Persepsi tidak sekedar pengenalan atau pemahaman tetapi juga evaluasi
bahkan persepsi juga bersifat inferensional (menarik kesimpulan)
(Sarwono).
Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin, adalah pengalaman tentang objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafslrkan pesan. Sedangkan Menurut Ruch, persepsi
adalah suatu proses tentang petunjuk inderawi dan pengalaman masa
lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita
gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu.
Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard mengemukakan bahwa
persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan
pola stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely menjelaskan bahwa
persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang
individu. Dikarenakan persepsi bertautan dengan cara mendapatkan
pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi
terjadi kapan saja stimulus menggerakkan indera.
b. Transmigrasi
1) Pengertian Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah yang
padat penduduknya ke area wilayah pulau lain yang penduduknya masih

9
sedikit atau belum ada penduduknya sama sekali. Transmigrasi merupakan
salah satu upaya pemerintah dalam mencapai keseimbangan penyebaran
penduduk, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan produksi dan
meningkatkan pendapatan. Titik pusat penyelenggaraan transmigarasi
adalah manusia. Program pelaksanaan transmigrasi memungkinkan untuk
melaksanakan pemerataan pendidikan, kesehatan dan jaminan sosial
kepada golongan penduduk yang selama ini tidak terjamah oleh fasilitasfasilitas sosial tersebut. Transmigrasi juga berfungsi untuk mempercepat
perubahan pengelompokan dan penggolongan manusia dan membentuk
jalinan hubungan sosial dan interaksi sosial yang baru (Martono dalam
Swasono;1986).
Sedangkan menurut Heeren (1979) transmigrasi ialah perpindahan,
dalam hal ini memindahkan orang dari daerah yang padat ke daerah yang
jarang penduduknya dalam batas Negara dalam rangka kebijaksanaan
nasional untuk tercapainya penyebaran penduduk yang lebih seimbang.
2) Macam-macam Transmigrasi
Program transmigrasi biasanya dibagi menurut motif keberangkatan
transmigran, diantaranya adalah :
a) Transmigrasi Umum
Transmigrasi umum adalah program transmigrasi yang disponsori
dan dibaiayai secara keseluruhan oleh pihak pemerintah.
b) Transmigrasi Swakarsa
Transmigrasi swakarsa adalah perpindahan penduduk dari daerah
padat ke pulau baru sepi penduduk yang didorong oleh keinginan diri
sendiri.

10
c) Transmigrasi Bedol Desa
Transmigrasi bedol desa adalah transmigrasi yang dilakukan secara
masal dan kolektif terhadap satu atau beberapa desa beserta aparatur
desanya pindah ke pulau yang jarang penduduk. Biasanya transmigrasi
bedol desa terjadi karena bencana alam yang merusak desa atau karena
dampak dari pembangunan ditempat asalnya.
3) Tujuan Transmigrasi
Tujuan transmigrasi menurut Undang-undang No 3 Tahun 1972
a) Peningkatan taraf hidup
b) Pembangunan daerah
c) Keseimbangan penyebaran penduduk
d) Pembangunan yang merata di seluruh Indonesia
e) Pemanfaatan sumber-sumber alam dan tenaga manusia
f) Kesatuan dan persatuan bangsa
g) Memperkuat pertahanan dan keamanan nasional

c. Guru
1) Pengertian Guru
Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Menurut Undang-undang No. 14
tahun 2005 guru bermakna sebagai pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Menurut
Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa

11
yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak
didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya
sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan
individu yang sanggup berdiri sendiri.
2) Peran dan Fungsi Guru
Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang
peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah
diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990)
serta Yelon dan Weinstein (1997).
Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :
a) Guru sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh
karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Peran
guru

berkaitan

dengan

meningkatkan

pertumbuhan

dan

perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman


lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari
orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab
kemasyarakatan,

pengetahuan

dan

keterampilan

dasar,

persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan


jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh
karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan
anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus

12
mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak
tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
b) Guru Sebagai Pengajar
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam
kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan
guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan
keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika faktor-faktor di
atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat
belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu
menjadi

jelas

bagi

peserta

didik

dan

terampil

dalam

memecahkan masalah.
c) Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan,
yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung
jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah
perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan
mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih
dalam dan kompleks.
d) Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran
Guru

harus

mampu

menguasai

berbagai

metode

pembelajaran. Selain itu, guru juga dituntut untuk selalu


menambah
pengetahuan

pengetahuan
dan

ketinggalan jaman.

dan

keterampilan

keterampilan
yang

agar

dirnilikinya

supaya
tidak

13
e) Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik
dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat
kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini
tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan,
tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat
sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang
menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh guru sepert sikap, bicara dan gaya
bicara, kebiasaan bekerja, pakaian, dan gaya hidup secara umum.
f) Guru Sebagai Anggota Masyarakat
Peranan

guru

sebagai

komunikator

pembangunan

masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam


pembangunan disegala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat
mengembangkan

kemampuannya

pada

bidang-bidang

dikuasainya. Guru perlu juga memiliki kemampuan untuk


berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain
melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan.
Keluwesan
pergaulannya

bergaul
akan

harus
menjadi

dimiliki,
kaku

sebab
dan

kalau

tidak

berakibat

yang

bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.


g) Guru Sebagai Administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar,
tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan
pengajaran. Guru akan dihadapkan pada berbagai tugas

14
administrasi di sekolah. Oleh karena itu seorang guru dituntut
bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam
kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara
baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat
rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya
merupakan

dokumen

yang

berharga

bahwa

ia

telah

melaksanakan tugasnya dengan baik.


h) Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi
orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus
sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap
untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan
dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam
prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari
perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih
mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu
kesehatan mental.
i) Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam
kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini,
terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu
dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua
memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta
didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari

15
pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan
diwujudkan dalam pendidikan.
Tugas guru adalah menerjemahkan

kebijakan

dan

pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa


moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai
jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga
penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang
terdidik.
j) Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam
pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan
menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan
sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia
kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya
kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan
tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan
untuk menciptakan sesuatu.
Dalam fungsi ini, guru

senantiasa

berusaha

untuk

menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik,


sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang
kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas
menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru
sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.
k) Guru Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi
peserta didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa

16
kebanyakan insan merupakan budak stagnasi kebudayaan. Guru
mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan
seringkali membebaskan peserta didik dari self image yang
tidak menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan
rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator
ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan
mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi
pribadi yang percaya diri.
l) Guru Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang
paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan
hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila
berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat
dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang
dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang
jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan
tindak lanjut.

m) Guru Sebagai Kulminator


Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara
bertahap

dari

awal

hingga

akhir

(kulminasi).

Dengan

rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi,


suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa
mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator
terpadu dengan peran sebagai evaluator.

17

d. SM-3T
1) Pengertian SM-3T
SM-3T adalah program pengabdian sarjana pendidikan untuk
berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T
selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan
dilanjutkan dengan program pendidikan profesi Guru. (Kemendikbud,
2012)
2) Tujuan SM-3T
Program SM-3T ini memilki 4 tujuan, yaitu:
a) Membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan
terutama kekurangan tenaga pendidik.
b) Memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan
sehingga terbentuk sikap profesional, cinta tanah air, bela negara,
peduli, empati, terampil memecahkan masalah kependidikan, dan
bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa
ketahanmalangan

dalam

mengembangkan

pendidikan

pada

daerahdaerah yang tergolong 3T.


c) Menyiapkan calon pendidik yang memiliki jiwa keterpanggilan
untuk mengabdikan dirinya sebagai pendidik profesional pada
daerah 3T.
d) Mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). (Kemendikbud, 2012)
3) Ruang Lingkup SM-3T
Ruang lingkup dalam program SM-3T, yaitu:

18
a) Melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan sesuai
dengan bidang keahlian dan tuntutan kondisi setempat.
b) Mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah.
c) Melakukan kegiatan ekstra kurikuler.
d) Membantu tugas-tugas yang terkait dengan manajemen pendidikan
di sekolah.
e) Melakukan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung program
pembangunan pendidikan di daerah 3T.
f) Melaksanakan tugas sosial kemasyarakatan. (Kemendikbud, 2012)

4) Sasaran SM-3T
Sasaran dari program SM3T adalah lulusan dari program studi
pendidikan pada jenjang S-1 yang telah terakreditasi atau PGPAUD dan
PGSD yang sesuai dengan bidang yang dituju (Pedoman SM3T, 2012)
5) LPTK Penyelenggara SM-3T
Pada awalnya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menetapkan 17
LPTK sebagai penyelenggara Program SM-3T namun sekarang hanya 12
Universitas. Universitas Negeri Gorontalo (UNG)
a) Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)

Universitas Negeri Makassar (UNM)


Universitas Negeri Malang (UM)
Universitas Negeri Manado (UNIMA)
Universitas Negeri Medan (UNIMED)
Universitas Negeri Padang (UNP)
Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA)
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) (Kemendikbud, 2012)

19
2. Kerangka Teori
a. Teori Pilihan Rasioanal
Secara umum teori pilihan rasional mengasumsikan bahwa tindakan
manusia mempunyai maksud dan tujuan yang dibimbing oleh hierarki yang
tertata rapi dari prefensi. Dalam hal ini rasional berarti aktor melakukan
perhitungan dari pemanfaatan atau prefensi dalam pemilihan suatu bentuk
tindakan. Kemudian aktor juga menghitung biaya bagi setiap jalur perilaku
dan seorang aktor juga memaksimalkan pemanfaatn untuk mencapai pilihan
tertentu (Sukidin,2009:137).
Teori pilihan rasional seperti yang dikembangkan oleh para ekonom
khususnya seperti yang tercermin dalam karya utama Gary Backer tentang
The Economic Approach to Human Behaviour mulai dengan beberapa unit
perilaku atau aktor yang diasumsikan berperlaku rasional. Berperilaku
rasional berarti memaksimalkan keajegan perilaku yang diantisipasi atau
diharapkan akan membawa imbalan atau hasil dimasa akan dating (Sukidin,
2009:137).
Teori pilihan rasional (Coleman menyebutkan paradigma tindakan
rasional) adalah satu-satunya yang menghasilkan integrasi berbagai
paradigm sosiologi. Coleman dengan yakin menyebutkan bahwa pendektan
beroperasi dari dasar metodologi individualism dan dengan menggunakan
teori pilihan rasional sebagai landasan tingkat mikro untuk menjelaskan
tingkat makro. Teori pilihan rasional memusatkan perhatian pada aktor
dimana aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau
mempunyai maksud, artinya aktor mempunyai tujuan dan tindakan tertuju
pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut, aktorpun dipandanh
mempunyai pilihan atau nilai serta keperluan.

20
Teori pilihan rasional tidak menghiraukan apa yang menjadi pilihan
atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor, yang penting adalah kenyataan
tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkat
pilihan aktor. Teori pilihan rasional Coleman tampak jelas dalam gagasan
dasarnya bahwa tindakan perseorangan mengarah pada suatu tujuan dan
tujuan itu ditentukan oleh nilai atau pilihan, tetapi selain Coleman
menyatakan bahwa untuk maksud yang sangat teoritis, Ia memerlukan
konsep yang lebih tepat mengenai aktor rasional yang berasal dari ilmu
ekonomi dimana memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan
yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka (Ritzer,2004:394).
Ada dua unsur utama dalam teori pilihan rasional Coleman, yakni
aktor dan sumberdaya. Sumberdaya adalah suatu yang menarik perhatian
dan yang dapat dikontrol oleh aktor. Coleman mengakui bahwa dalam
kehiudpan nyata orang tak selalu berperilakurasional, namun ia merasa
bahwa hal ini hamper tak berpengaruh terhadap teorinya. Pemusatan
perhatian pada tindakan rasional individu dilanjutkan dengan memusatkan
perhatian pada masalah hubungan mikro-makro atau bagaimana cara
gabungan tindakan individu menimbulkan perilaku system sosial. Meski
seimbang, namum setidaknya ada tiga kelemahan pendekatan Coleman,
pertama ia memberikan prioritas perhatian yang berlebihan terhadap
masasalah hubungan mikro dan makro dan dengan demikian memberikan
sedikit perhatian terhadap hubungan lain, kedua ia mengabaikan masalah
hubungan mikro-makro. Ketiga hubungan sebab akibatnya hanya menjuk
pada satu arah, dengan kata lain ia mengabaikan hubungan dealektika
dikalangan dan di antara fenomena mikro dan makro (Ritzer 2004:394-395).
I. Penelitian Relavan

21
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sisca Fitriani (2014), skripsi mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung yang berjudul Persepsi Mahsiswa
Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap
Sarjana Mendidik Didaerah Terdepan, Terluar, Tertinggal. Penelitian ini
membahas tentang minat mahasiswa mengikuti program SM3T di UPI
Bandung. Penelitian ini bertujaun mengetahui persepsi mahasiswa terhadap
minat mengikuti program SM3T.
Letak persamaan dengan penelitian ini adalah pada fokus pengambilan data
tentang latar belakang minat mengajar didaerah terdepan, terluar dan tertinggal.
Oleh sebab itu penelitian ini merupakan penelitian yang relavan bagi penelitian
baru yang akan dilakukan oleh peneliti
J. Kerangka Pikir
Permasalahan pendidikan di Indonesia tentang tenaga pendidik, baik itu
tentang kurangnya keterampilan tenaga pendidik ataupun kurangnya tenaga
pendidik didaerah luar pulau Jawa khususnya daerah tertinggal, hal ini dikarenakan
sedikitnya lulusan sarjana-sarjana pendidikan yang kelak menjadi calon pendidik
didaerah tersebut.
Dalam masalah ini sudah demikian diatasi oleh pemerintah, salah satunya
dengan SKB 5 Menteri tentang penataan dan pemerataan guru dan dengan program
SM-3T. Program SM-3T adalah pengabdian sarjana mendidik didaerah terdepan,
terluar dan tertinggal selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional
yang akan dilanjutkan dengan program pendidikan profesi guru (PPG). Program
yang bertujuan untuk membantu daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T) dalam
masalah pendidikan terutama masalah kurangnya tenaga pendidik.
Program SM-3T ini diselanggarakan oleh 12 Universitas di Indonesia, salah
satunya Universitas Negeri Yogyakarta. Di UNY sendiri program ini disambut

22
hangat oleh mahasiswa. Terbukti dengan banyaknya mahasiswa yang mendaftarkan
diri untuk mengikuti program ini. Para mahasiswa mendaftarkan diri untuk
mengabdi selama satu tahun menjadi pengajar didaerah terdepan, terluar, dan
tertinggal dengan berbagai tantangan seperti minimnya sarana dan prasarana serta
letaknya yang teramat jauh dari perkotaan.
Program SM-3T berakhir setlah satu tahun mengajar didaerah 3T dan
dilanjutkan dengan program studi pendidikan profesi guru untuk menjadi lulusan
guru yang kompeten. Namun adakah para mahasiswa yang telah selesai studi
program pendidikan profesi guru berminat menjadi seorang guru didaerah 3T. Hal
ini yang kemudian menjadi alur berpikir penulis untuk meneliti bagaimana persepsi
mahasiswa terhadap transmigrasi sebagai Guru di daerah 3T pasca mengikuti
program SM3T. Adapun kerangka pikir ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Minimnya tenaga guru


didaerah 3T
Program SM-3T

Mahasiswa UNY
mengikuti SM-3T

Mahasiswa usai mengikuti


program SM-3T

Persepsi Mahasiswa terhadap transmigrasi sebagai


Guru di Daerah 3T

23

Gambar 1. Kerangka Pikir

K. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian yang mengkaji tentang minat sarjana untuk transmigrasi sebagai
didaerah terdepan, terluar, tertinggal ini mengambil lokasi di Yogyakarta,
tepatnya di sekitar UNY dimana banyak mahasiswa yang mengikuti SM-3T
2. Waktu Penelitian
Mengkaji suatu masyarakat tentu tidak dengan waktu yang singkat
begitupun dengan penelitian ini yang diperkirakan kurang lebih selama 3 bulan,
dari bulan Maret hingga Mei 2015.
3. Subyek Penelitian
Subjek penelitian yakni seseorang atau suatu benda yang mengenainya
ingin diperoleh satu maksud tertentu akibat dari apa yang ditimbulkannya.
Karena subyek penelitian adalah seseorang maka objek yang diteliti adalah
perilaku atau perbuatan orang yang bersangkutan (Amirin, 1990). Adapun
subyek dalam penelitian ini yakni mahasiswa yang mengikuti program SM-3T
4. Bentuk Penelitian
Adapun bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang meggunakan wawancara sebagai sumber datanya, dan mencari informasi
yang selengkap-lengkapnya dari suatu hal. Penelitian kualitatif dapat diartikan
sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya. Pendekatan deskriptif
kualitatif yaitu pendekatan penelitian dengan kata-kata, gambar-gambar dan

24
bukan angka (Sugiono, 2005). Pemilihan studi kasus karena merupakan tipe
pendekatan dalam penelitian yang penelahannya kepada satu kasus dilakukan
secara intensif mendalam mendetail dan komprehensif. Penelitian ini bertujuan
untuk mencari tahu minat mahasiswa yang telah mengikuti program SM-3T
untuk transmigrasi sebagai guru.
5. Sumber Data
Sumber data terdiri dari beberapa data yang diperoleh peneliti melalui
teknik pengumpulan data. Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong
(2002:157) Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Sehingga sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Sumber data primer
Yang dimaksud data primer disini adalah pengambilan data yang
diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan sumbernya
(informan). Data data yang diperoleh yaitu melalui wawancara dan
dengan

pengamatan

langsung

dilapangan.

Wawancara

adalah

percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan dengan


dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah sarjana
yang telah mengikuti program SM-3T
b) Sumber data skunder
Data ini berupa sumber tertulis yaitu sumber diluar kata-kata dan
tindakan yang dikategorikan sebagai sumber data kedua, namun tetap
penting keberadaannya bagi upaya pengumpulan data penelitian.
Sumber data tertulis dalam penelitian yang telah kami lakukan ini
adalah buku-buku, dan sumber internet yang berkenaan dengan
observasi ini.

25

6. Jenis Data
Penelitian yang mengangkat tema tentang perepsi mahasiswa terhadap
transmigrasi sebagai guru didaerah 3T ini mengambil jenis data kualitatif dalam
mengungkapkan fakta-fakta hasil penelitian. Menurut Poerwandari (Affifudin
dan Ahmad, 2009:130) penelitian kualitatif dalah penelitian yang menghasilkan
dan mengolah data yang sifatnya deskriptif seperti transkrip wawancara, catatan
lapangan, gambar, foto, rekaman video, dan lain-lain.
7. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan jenis sumber data yang diperoleh sacara lisan
dan tertulis. Teknik pengumpulan atau yang digunakan dalam penelitian
nantinya adalah sebagai berikut:
a) Wawancara
Wawancara merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi
atau data dengan cara bertanya langsung kepada responden atau
narasumber. Wawancara (interview) juga merupakan salah satu cara
pengambilan data yang dilakukan melalui kegiatan komunikasi lisan
dalam bentuk terstruktur , semi terstruktur dan tidak terstruktur
(Maryaeni, 2005: 70). Wawancara ini dilakukan dengan cara
komunikasi tatap muka, namun berbeda dengan kegiatan percakapan
yang kita lakukan sehari-hari. Dalam kegiatan ini, wawancara dan
narasumber belum saling mengenal sebelumnya. Pewawancara selalu
menjadi pihak yang bertanya, dan narasumber selalu menjadi pihak
yang menjawab pertanyaan. Dalam pelaksanaannya, pewawancara
membawa pedoman yang merupakan garis besar mengenai hal-hal
yang akan ditanyakan.
b) Obesrvasi
Observasi merupakan suatu aktivitas penelitian dalam rangka
pengumpulan data sesuai dengan masalah penelitian, melalui proses

26
pengamatan di lapangan. Secara umum, observasi berarti melihat dan
mengamati sendiri semua kegiatan yang berlangsung sesuai keadaan
sebenarnya dan memungkinkan memahami situasi yang rumit
(Moleong, 2006: 126). Dalam pelaksanaan observasi, peneliti
memiliki pedoman observasi yang berisi daftar mengenai sesuatu yang
ingin di observasi. Jenis-jenis observasi ini ada dua, yaitu observasi
partisitifatif, dan observasi non partisipatif. Dalam observasi
partisipatif dibagi menjadi dua yaitu partisipatif penuh dan sebagian
c) Dokumentasi
Arikunto
Suharsimi
(2006:158)
mengungkapkan
bahwa
dokumentasi berasal dari fakta dokumen yang artinya berang-barang
tertuls seperti buku, majalah, dokumen, nilai, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Data data yang
diperoleh dari pengumpulan dokumentasi kemudian dapat dijadikan
referensi

yang

menunjang

proses

penelitian.

Sehingga

studi

dokumentasi ini dimaksdkan sebagai data pelengkap dalam mencari


data penelitian
d) Sampling
Dalam penelitian

kualitatif

jumlah sampel tidak

menuntut

ketersediaan sampel dalam jumlah yang banyak, melainkan yang


dibutuhkan yakni sampel yang mampu memberikan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian. Teknik Sampling yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik sampling bertujuan
(Purposive Sampling). Purposive Sampling ini digunakan apabila
anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan
penelitiaannya (Usman, 2004: 47).
8. Validitas Data

27
Validitas keabsahan data pada penelitian kualitatif yaitu sebagai usaha
meningkatkan derajat kepercayaan data. Pemeriksaan terhadap keabsahan data
pada dasarnya selain digunakan untuk menyanggah balik apa yang dituduhkan
kepada penelitian kualitatif yang mangatakan tidak ilmiah, juga merupakan
sebagian unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian
kualitatif (Moleong, 2002: 170). Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan
teknik pemeriksaan data yang didasarkan pada sejumlah kriteria tertentu.
Peneliti menggunakan teknik trianggulasi dalam memeriksa keabsahan data.
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006:330).
9. Teknik Pengumpulan Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data memilah milihnya menjadi kesatuan yang
dapat dikelola, mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan yang dapat
diceritakan kapada orang lain (Moloeng, 2002). Aktifitas dalam analisis data
yang dimaksud adalah data reduction, data display, dan conclution
drawing/verivitacion.
a) Data Collection (Pengumpulan data)
Data yang didapat berasal dari observasi langsung (partisipasi
penuh) kemudian melakukan wawancara ke narasumber yang lebih
mengerti

atau

pengumpulan

paham

tentang

data-data

yang

SM-3T.
diperoleh

Selanjutnya,
dan

dilakukan

kemudian

diolah

berdasarkan studi pustaka yang relevan, sehingga tersusun dalam bentuk


laporan penelitian.
b) Data Reduction (Reduksi Data)

28
Miles dan Huberman menyatakan bahwa proses reduksi merupakan
proses

pemilihan,

pemusatan

perhatian

pada

penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi. Proses reduksi data ini dimaksudkan


untuk lebih mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, membuang
bagian data yang tidak diperlukan serta mengorganisasikan data
sehingga mudah untuk dilakukan penarikan kesimpulan yang kemudian
dilanjutkan dengan proses verifikasi.
c) data display ( Penyajian Data )
Penyajian data adalah sejumlah informasi yang tersusun dan
memberikan kemungkinan-kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan lebih lanjut. Dengan melihat penyajian data,
kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus
dilakukan selanjutnya. Agar sajian data berupa naratif sebagai wadah
panduan informasi tentang apa yang terjadi, maka data disajikan sesuai
dengan apa yang diteliti. Penyajian data dalam laporan observasi kami
menggunakan analisis secara naratif dan deskriptif, sehingga pembaca
mampu memahami isi dan hasil dari observasi yang telah kami lakukan.
d) conclution drawing/verivitacion
Kesimpulan merupakan langkah akhir dalam pembuatan suatu
laporan. Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau
memahami makna, keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab akibat
atau proposisi. Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi dengan cara
melihat dan mempertanyakan kembali sambil melihat catatan lapangan
agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat. Selain itu juga dapat
dilakukan dengan mendiskusikannya.

29

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta:

Rineka Cipta.
Asha,Spasi.

(2012).

Makalah

Persepsi.

(Online).

Tersedia:

http://spasi-

spasiasha.blogspot.com/2012/03/makalah-persepsi.html (4 Januari 2015)


Fatimah,

Noor.

(2014).

Makalah

Geografi

Transmigrasi,

(Online)

Tersedia:

http://noorsafitri.blogspot.com/2013/10/makalah-geografi-transmigrasi.html
Desember 2015)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2012). Berbagai Pengalamanan Dari
Pengajar SM3T. (Online) Tersedia: http://dikti.go.id/blog/2012/08/09/berbagipengalaman-dari-pengajar-sm3t/ (28 Desember 2014)

30
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2014). Maju Bersama Mencerdaskan
Indonesia. (Online). Tersedia: http://majubersama.dikti.go.id/ (28 Desember
2014)
Lestarini, Ade Hapsa, (2014). Rangking Mutu Pendidikan RI di Dunia Paling Jeblok.
(Online).

Tersedia:

http://news.okezone.com/read/2014/05/13/373/984246/rangking-mutupendidikan-ri-di-dunia-paling-jeblok (4 Januari 2015)


Mutiara, Dian Aditya, (2014). Kualitas Pendidikan Kurang, Imbas Tak Meratanya
Distribusi

Guru.

(Online).

Tersedia:

http://wartakota.tribunnews.com/2014/10/14/kualitas-pendidikan-kurangimbas-tak-meratanya-distribusi-guru (4 Januari 2015)


Nurhadi,

(2014).

Meraih

Tiket

SM3T

UNY.

(Online).

Tersedia:

http://uny.ac.id/berita/meraih-tiket-sm3t-uny.html (28 Desember 2014)


UPI Digital Repository, (2014). Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan
Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik Di
Daerah

Terdepan,

Terluar

Dan

Tertinggal.

(Online).

Tersedia:

http://repository.upi.edu/436/ (28 Desember 2014)


Martiana, Septi. (2013). Makalah Pengertian, Peran dan Fungsi Guru, (Online), Tersedia:
http://septimartiana.blogspot.com/2013/12/makalah-pengertian-peran-danfungsi-guru.html (4 Januari 2015)
Moleong, Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
MS, Djohar. (2006). Guru, Pendidikan dan Pembinaannya. Yogyakarta: CV. Grafika Indah

31
Ritzer, George dan Doughlas J. Goodman. (2008). Teori Sosiologi. Yogyakarta: Kreasi
Wacana Yogyakarta.
Sigit, Danang (2006). Persepsi Masyarakat Terhadap Balap Liar Di Kalangan Remaja.
Skripsi S1. Tidak Diterbitkan. UNY Yogyakarta.
Siswoyo, Dwi. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Warsito, Rukmadi,dkk. Transmigrasi Dari Daerah Asal Sampai Benturan Budaya di
Tempat Pemukiman. 1984. Jakarta : CV. Rajawali.

PEDOMAN WAWANCARA
Mahasiswa yang telah mengikuti SM-3T

A. Waktu dan Tempat Pengambilan Data


1 Hari/tanggal
:
2 Pukul
:
3 Tempat
:
B. Identitas Responden
1 Nama
:
2 Profesi
:
3 Usia
:
4 Alamat/Asal
:
C. Pertanyaan
1 Kapan anda mengikuti SM-3T?
2 Didaerah mana anda ditempatkan sewaktu SM3T?
3 Bagamian prosese penempatannya? Ditempatkan oleh pihak penyelenggara atau
memilih tempat sendiri?
4 Ada berapa sarjana yang ditempatkan bersama anda?
5 Apakah daerah yang anda tempati berasala dari UNY semua atau terdapat
6
7
8

beberapa dari universitas lain?


Apa motivasi anda yang mendorong untuk mengikuti SM-3T?
Bagaimana perasaan anda ketika pertama kali berada didaerah 3T?
Bagaimana perasaan Mas/Mbak bisa mengajar didaerah 3T?

32
9 Bagaimana pendidikan didaerah 3T menurut anda?
10 Bagaimana respon pihak pemda dengan adanya SM-3T?
11 Apakah ada bonus dari pihak pemda untuk para sarjana SM-3T disana?
Kalaupun ada berupa apa bonus tersebut?
12 Apakah pihak pemda pernah menawarkan anda untuk menjadi pengajar tetap
didaerah 3T?
13 Bagaimana respon pihak sekolah sendiri dengan adanya sarjana yang mengajar
disekolahnya?
14 Bagaimana sekolah yang anda tempati untuk mengajar? Mungkin dari bentuk
dan letaknya?
15 Bagaimana respon dari pihak murid sendiri yang mendapatkan guru baru disana?
16 Bagaimana pihak masyarakat sekitar didaerah yang anda tempati dan disekitar
sekolah?
17 Bagaimana cara anda untuk berbaur dengan masyarakat sekitar?
18 Apakah anda disana tinggal ditempat masyarakat seperti layaknya saat KKN
atau berada di asrama?
19 Kesulitan yang dihadapi saat didaerah 3T, mungkin ditempat tinggal ataupun
disekolah?
20 Bisakah diceritakan pengalaman selama mengajar dan tinggal didaerah 3T
selama setahun disana?
21 Apa langkah anda selanjutnya setelah selesainya program SM-3T? Melanjutkan
studi profesi guru atau mengajar?
22 Apakah anda berkeinginan menjadi pengajar didaerah 3T?
23 Apa yang membuat anda ingin/tidak berminat menjadi pengajar didaerah 3T?

Anda mungkin juga menyukai