Anda di halaman 1dari 14

Laporan Analisa Simulasi Reservoir dengan History

Matching pada Lapangan RHOMBO

DISUSUN OLEH:

Nama : Ducke Cristie Elias Latumeten

Jurusan : Teknik Perminyakan Reguler A

Nim : 1201026

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

BALIKPAPAN
2012/2013

1. History Matching

Untuk mendapatkan nilai History Matching pada kasus ROMBO kita dapat menggunakan
metode Run 0, low Aquifer, high Aquifer, Low TX, high TX, low kv/kh, high kv/kh, low
krw,high krw, dan trial error( dengan metode coba-coba). Pertama yang dilakukan adalah dengan
membangun data Rombo dan mendapatkan grafik FGOR, FLPR, FWCT, FOPR dan FOPT dari
setiap perubahan Rombo case.yaitu sebagai berikut :

Grafik FGOR
Grafik FLPR

Grafik FOPR
Grafik FOPT

Grafik FWCT
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa nilai yang paling mendekati adalah case High Tx. Lalu
setelah itu menggunakan metode coba coba dan parameter yang kami gunakan adalah
parameter MULTX, kv/kh ,dan krw max untuk mendapatkan History Matching. Selain mengubah
MULTX, kv/kh, dan krw max pada notepad. Kita dapat mengubah nila krw dan kro dengan
metode coba-coba, dari berbagi percobaan akhirnya saya mendapatkan nilai History Matching
yaitu:

pc
Sw krw kro (bar)
0 0 1 1
0.062 0.192 0.932
5 35 34 0.468
0.302 0.814
0.125 43 53 0.252
0.187 0.381 0.757
5 48 8 0.149
0.475 0.685
0.25 23 4 0.094
0.312 0.553 0.584
5 53 3 0.063
0.554 0.446
0.375 8 5 0.044
0.437 0.652 0.304
5 3 43 0.032
0.737 0.025
0.5 68 6 0.024
0.562 0.803 0.008
5 05 76 0.018
0.993 0.000
0.625 24 86 0.014
1 1 0 0

Kesimpulan
Dari berbagai parameter yang digunakan pada history matching yang saya lakukan saya
menggunakan metode trial error karena terdapat perbedaan match pada grafik FWCT, karena
pada metode trial error grafik FWCT lebih match dari pada metode high TX. Karena pada history
matching kita di tuntut mematchingkan grafik sedekat mungkin dengan grafik history kita.
2. Forecase
a. BASECASE
Setelah kita melakukan history matching dan mendapatkan hasil grafik yang match
kita melanjutkan ke tahap pengembangan sumur. Pada Basecase kita ingin melihat
potensi sumur selama 20 tahun mulai dari tahun 2007 hingga 2027. Setelah saya
running basecase saya mendapatkan :

OOIP FOPT RF
BASEC 8831575 2620174 29.7
ASE m3 m3 %

Grafik FOPR,FOPT, dan FWCT


Grafik WBHP

Dari grafik FOPR,FOPT, dan FWCT, dapat kita lihat ada penurunan pada grafik FOPR, yang di
akibatkan oleh penurunan oleh WBHP pada sumur P3, penurunan WBHP di sebabkan karena kita
memproduksikan sumur tersebut, kemudian pada grafik FOPR,FOPT, dan FWCT, dapat kita lihat
FWCT pada grafik meningkat di sebabkan karena water yang terproduksi seiring berjalannya
produksi.

b. CASE 1
Pada case 1 saya menempatkan 2 sumur produksi sumur 1 dengan kode A1 dan sumur
2 dengan kode A2 masing-masing saya letakan pada titik sebagai berikut :

K K
I J UPPER LOWER
A
1 1-Mar-07 48 2 1 3
A
2 1-Jan-09 45 2 1 4
SUMUR A1

SUMUR A2
Perbandingan FOPR,FOPT, dan FWCT antara basecase dengan case 1

Grafik WBHP antara P3,A1 dan A2


Grafik WOPT antara P3,A1 dan A2

Pada grafik perbandingan fopr, fopt, dan fwct antara basecase dan case 1 di dapati ada kenaikan
fopr pada tahun 2007 dimana sumur A1 dan pada tahun 2009 dimana sumur A2 di pasang dan
pada grafik fwct pada case 1 justru mengalami penurunan hal ini di akibatkan kenaikan jumlah
total minyak yang terproduksi. Kedua sumur tersebut saya pasang dengan masing-masing rate
sumur A1 yaitu 400 stb/day dan A2 dengan rate 550 menghasilkan kenaikan RF pada case 1 saya
naik menjadi 31.2% , FOPT menjadi 2755824 m3, dan masing-masing RF persumur saya yaitu
A1 dengan RF 1.1% dan A2 dengan RF 1.2%.

c. CASE 2
Pada case 2 saya menambahkan 2 sumur produksi pada tanggal 1 juli 2009 dan
tanggal 1 nov 2009 dengan titik sumur sebagai berikut :

K K
I J UPPER LOWER
1-Mar-
A1 07 48 2 1 3
1-Jan-
A2 09 45 2 1 4
A3 1-Jul-09 50 1 1 2
1-Nov-
A4 09 19 2 2 4
SUMUR A1 SUMUR A2

SUMUR A3 SUMUR A4
Grafik perbandingan FOPR,FOPT,dan FWCT antara Basecase, Case 1 dan Case 2

Grafik WBHP P3,A1,A2,A3 dan A4


Grafik WOPT P3,A1,A2,A3, dan A4

Pada case 2 Pada grafik perbandingan fopr, fopt, dan fwct antara basecase, case 1 dan case 2 di
dapati ada kenaikan fopr pada tahun 2010 yang tinggi pada case 2 dan terjadi peningkatan fopt
tetapi pada case 2 terjadi peningkatan grafik fwct hal ini terjadi karena sumur A3 dan A4
memiliki rate yang besar yaitu 600 stb/day untuk A3 dan 1000 day/stb untuk A4 dan pada case 2
ini memiliki fopt case yaitu 2885917 m3 dan RF pada case ini yaitu 32.7%. pada grafik WBHP
case 2 sumur A3 lebih cepat turun karena produksi di sumur A3 lebih besar di banding sumur
yang lain sehingga grafik WBHP pada A3 pada tahun 2017 sudah habis.
3. Kesimpulan Umum
Dari kedelapan metode history matching yang dilakukan di simulasi, nilai yang
paling mendekati dengan case Rombo adalah Trial Error test dengan mengubah
MULTX, kv/kh, dan krw max.
Dari history matching telah di matching dapat kita kembangkan untuk
pengembangan lapangan untuk 20 tahun kontrak kerja. Dan mengetahui kapan kita
memasang sumur-sumur produksi.
Dalam case ke 2 kita bisa melihat bahwa rate berpengaruh dengan turunnya
WBHP contohnya sumur A3
Dalam 2 case yang saya kembangkan FOPT setiap case saya meningkat tapi
FWCT saya menurun ini membuktikan bahwa air yang terproduksi pada dua case
tersebut menurun.

Anda mungkin juga menyukai