Anda di halaman 1dari 8

NILAM

Lela Marsela

E1G016002

Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Abstrak

Tanaman nilam adalah salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang potensial
dikembangkan di Indonesia. Minyak nilam memiliki banyak manfaat seperti sebagai bahan
baku industri parfum, farmasi, kosmetik, dan kimia lainnya. Indonesia termasuk salah satu
pemasok minyak nilam terbesar di dunia, dengan potensi tersebut, perlu dilakukan
peningkatan dan pengembangan, salah satunya dilakukan kerja sama dan percepatan masa
panen guna meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk
memahami teori budidaya nilam, sekaligus menekuni kegiatan pembibitan, budidaya,
penyulingan, dan pemasarannya. Minyak daun nilam merupakan salah satu jenis minyak
atsiri yang sering juga disebut dengan minyak eteris atau minyak terbang. Proses pembuatan
minyak daun nilam dapat dilakukan dengan destilasi air, destilasi uap-air dan destilasi uap.
Untuk menaikkan harga jual minyak atsiri dan mengoptimalkan potensi minyak atsiri, maka
perlu dilakukan usaha untuk menaikkan mutunya sehingga sesuai dengan standart mutu
(SNI).

1.PENDAHULUAN

Di Indonesia sektor pertanian merupakan sektor yang cukup tangguh dibandingkan


sektor lainnya. Umumnya, komoditas tersebut berasal dari perkebunan, salah satunya produk
perkebunan dalam bentuk minyak asiri. Minyak asiri atau essential oils merupakan tanaman
tradisional yang banyak digunakan dalam industri kimia sebagai salah satu bahan baku
produk wewangian(parfum), farmasi, kosmetika, pengawetan barang, dan kebutuhan dasar
industri lainnya.

Indonesia memegang peranan penting dalam perdagangan minyak atsiri dunia, sekitar
9 12 dari 70 macam atau jenis minyak atsiri yang diperdagangkan dihasilkan di Indonesia,
mengingat tanaman aromatik dapat dibudidayakan dengan baik di Indonesia (Mangun, 2009).
Peluang pengusahaan minyak atsiri cukup potensial baik untuk pasar dalam negeri maupun
luar negeri, karena manfaat dari minyak atsiri yang sangat banyak seperti digunakan sebagai
bahan baku produk parfum, farmasi, kosmetika, pengawetan barang dan bahan baku industri
lainnya, serta manfaat lainnya untuk kesehatan.

Disisi lain minyak atsiri juga mampu memberikan peranan yang nyata dalam
pelestarian sumberdaya alam jika dilakukan pengelolaan dengan baik, sehingga tidak
mengandalkan kayu sebagai komoditas utama dari hutan khususnya. Tapi disayangkan
perkembangan minyak atsiri belum maksimal sehingga diperlukan suatu usaha
memaksimalkannya.

Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman yang potensial untuk


dikembangkan di Indonesia. Indonesia termasuk negara produsen besar yang cukup
diandalkan dan menjadi negara pengekspor minyak atsiri dengan kualitas terbaik. Kondisi
tersebut disebabkan faktor kondisi iklim serta jenis dan tingkat kesuburan tanah yang dimiliki
Indonesia, yang sesuai dengan syarat tumbuh dari tanaman nilam. Bertanam nilam harus
dilanjutkan dengan kegiatan proses produksi, pengolahan penyulingan daun nilam kering
angin untuk mendapatkan minyak nilam. Potensi dan kondisi daerah penghasil tanaman nilam
harus dapat dimanfaatkan dengan baik agar tanaman nilam menjadi andalan yang dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat, petani dan pengelolanya.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini berdasarkan buku Nilam karangan H.M.S Mangun, tentang tata cara
menghasilkan nilam hasilkan minyak berkualitas mulai dari teknik budidaya hingga proses
penyulingan. Teori atau tata cara dari persiapan bibit, pengolahan tanah, penanaman dan
pemeliharaan, pemberantasan hama, panen dan pasca panen, penyulingan sampai ke
pemasaran berdasarkan dalam paduan buku ini.

Dalam pengambilan minyak atau penyulingan minyak nilam, nilam yang


direkomendasikan adalah jenis nilam aceh karena memiliki aroma khas dan rendemen
minyak daun keringnya tinggi yaitu 2,5-5% dibandingkan dengan jenis lain. Kemudian bahan
dikeringkan selama 3-4 hari dengan kadar air berkisar antara 14-17%.
Skema mesin suling nilam

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum penyulingan diantaranya mesin


penyuling harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu dilakukan kontrol terhadap seluruh
saluran pipa pendingin serta ketersediaan air yang ada pada bak(kolam) pendingin. Selain itu
alat penampung minyak juga harus dalam keadaan bersih. Sebelumnya tenaga penyuling
(operator) hendaknya telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Siapkan bahan baku daun kering(yang telah dijemur) yang sudah dirajang dan
berkualitas baikdalam jumlah yang sesuai dengan kapasitas atau daya tampung ketel suling.
Pengisian ketel harus dilakukan secara merata dan padat pada seluruh bagian agar uap air
yang ada dalam ketel dapat menyebar secara merata. Sebelum dimasukkan hendaknya daun
ditimbang terllebih dahulu untuk mengetahui perbandingan bahan baku dan hasil yang akan
didapatkan pada proses akhir. Selanjutnya lakukan pengontrolan aliran pemisahan air dan
minyak pada tempat penampungan yang dibuat.
Kegiatan setelah penyulingan yaitu menghitungjumlah hasil penyulingan nilam
berdasarkan takaran kilogram. Sebagai contoh bila jumlah bahan baku daun kering yang
digunakan pada awal proses penyulingan sebanyak 100kg sedangkan jumlah minyak pada
akhir proses penyulingan sebanyak 2,5 kg maka secara otomatis jumlah rendemen yang
dicapai sebesar 2,5 %.

III. PEMBAHASAN

Pada dasarnya terdapat bebrapa jenis tanaman nilam yang telah tumbuh dan
berkembang di Indonesia. Secara garis besar, jenis nilam menurut literatur yang ada sebagai
berikut:

1.Nilam aceh (pogostemon cablin benth atau pogostemon patchouli)

Nilam aceh merupakan tanaman standar ekspor yang direkomendasikan karena memiliki
aroma khas dan rendemen minyak daun keringnya tinggi, yaitu 2,5-5% dibandingkan dengan
jenis lain. Sebenarnya jenis tanaman ini berasal dari Filiphina yang kemudian ditanam dan
dikembangkan juga kewilayah Malaysia, Maadagaskar, Brasil, serta Indonesia. Saat ini,
hampir diselluruh wilayah Indonesia mengembangkan nilam ini secara khusus.

2. Nilam jawa (pogostemon heyneatus benth)

Nilam jawa disebut nilam hutan. Nilam ini berasal dari India dan masuk ke Indonesia serta
tumbuh meliar dibeberapa hutan di wilayah pulau Jawa. Jenis tanaman ini hanya memiliki
kandungan minyak sekitar 0,5-1,5%. Jenis daun dan rantingnya tidak memiliki bulu-bulu
halus dan ujung daunnya agak meruncing.

3. Nilam sabun (pogostemon hortensis backer)

Jenis nilam ini hanya memiliki kandungan minyak sekitar 0,5-1,5%. Selain itu komposisi
kandungan minyak yang dimiliki dan dihasilkannya tidak baik sehingga minyak dari jenis
nilam ini tidak memperoleh pasaran dalam bisnis minyak nilam. Oleh sebab itu, nilam jawa
ini dan nilam sabun tidak direkomendasikan sebagai tanaman komersial karena kandungan
minyaknya relatif sangat sedikit. Selain itu, aroma yang dimiliki keduanya berbeda dengan
nilam aceh dan komposisi kandungan minyaknya tidak baik.

Budi Daya Nilam


Keberhasilan budidaya suatu tanaman dipengaruhi banyak faktor, baik yang sifatnya
teknis opersional, peralatan pendukung, kemampuan modal, maupun hal-hal yanng berkaitan
dengan kondisi lingkungan lahan, ikllim, tanah, serta karakter/sifat para petani dan
pengelolanya. Dibawah ini akan diuraikan syarat-syarat dan tata cara penanaman nilam agar
diperoleh kondisi tanaman yang lebih baik.

a. Kondisi lingkungan

Tanaman nilam dapat tumbuh dalam areal lahan antara daratan yang paling rendah hingga
daratan yang cukup tinggi yaitu sampai dengan 2000 meter diatas permukaan laut.
Penanaman dilahan terbuka memungkinkan kandungan minyak asiri mencapai 5% sedangkan
pada tempat yang terlalu banyak pohon pelindung hanya 4,66%.

Tanaman nilam memerlukan suhu ideal antara 22-28 C atau antara 22-28 kapasitas uap air
(g/m3) dengan kelembapan diatas 75%. Selain itu, diperlukan sinar matahari yang cukkup
pada umur lebih dari 3 bulan sampai menjelang masa panen. Jenis tanah yang dapat ditanami
nilam diantaranya tanah latosol, aluvial, dan andosol dengan kondisi subur, halus, kaya
lumut, dan dapat diolah dengan mudah.

b. Persiapan bibit

Hal yang menjadi perhatian utama yaitu bibit yang dipilih berasal dari jenis nilam aceh
dengan umur bibit rata-rata 6-8 minggu. Disarankan bibit tidak melebihi 60 hari sejak awal
pesemaian dilakukan.

Adapun metode pesemaian dapat dilakukan dengan 2 cara:

Cara pertama, bibit setek dipotong sekitar 15-18cm. Setelah itu setek langsung
ditancapkan kedalam pilbag yang sudah diisi dengan media tanam seperti
pupuk, sekam, pasir, dan tanah yang sudah didiamkan selama 2 hari.
Pemeliharaan di pilbag dilakukan sampai berumur 2 bulan.
Cara kedua, bibit setek dipotong dengan panjang sekitar 12-15cm. Setelah itu
bibit diremdam dalam pupuk cair organik perangsang akar tanaman selama 5
menit. Lalu bibit diikat dalam satuan 50 atau 100 batang dan disimpan
ditempat yang sejuk selama 15 hari. Saat akar serabut dan daun sudah mulai
muncul maka setek dipindahkan kedalam pilbag.
c. Pengolahan tanah

Tanah terlebih dahulu harus melalui proses penggemburan dengan cara dicangkul atau
dengan alat pertanian lainnya(traktor). Kedalaman galian tanah hendaknya 30 cm untuk
dibalikan. Setelah itu didiamkan selama 3-4 hari agar terjadi proses penguapan dari tanah
yang telah diolah.

Sebaiknya tanah yang telah dibuat gembur dibuat bedeng dengan lebar sekitar 3,2 m
dengan panjang disesuaikan luas areal tanah. Setiap bedeng diberi jarak selebar 30 cm
sebagai penampung saluran air sekaligus sebagai sarana jalan untuk mengontrol tanaman
dengan kedalaman sekitar 15-25 cm.

d. Penanaman
1) Syarat dan kondisi alam
Iklim
Iklim ideal untuk menanam nilam adalah pada suhu rata-rata 22-28C . curah
hujan ideal sebaiknya pada posisi antara 2.500-3500 mm/tahun dan turun
merata sepanjang tahun. Sementara tingkat kelembapan udara rata-rata 75%.
Tanah
Kondisi tanah disarankan subur, gembur,serta kaya humus. Tinggi ideal yaitu
10-400 m dibawah permukaan laut, sementara ketinggian 700-2000 m dpl.
Keasaman tanah yang dikehendaki 5,5-6,5 dan tidak boleh tergenang air.
2) Cara tanam
Penanaman langsung
Setiap lubang ditanam 2-3 setek untuk menjaga setek yang mati.
Penanaman secara tidak langsung
Tanaman dipersiapkan selama 6-8 minggu. Sebelum penanam dilakukan
sebaiknya petani menanam tanaman pelindung yang dapat dipanen sekitar 95-
100 hari. Gunanya tanaman pelindung ini adalah untuk melindungi bibit nilam
dari sengatan matahari berlebihan. Penanaman sebaiknya dilakukan awal
musim hujan bila areal lahan tidak memiliki sumber air yang memadai.
e. Pemeliharaan tanaman
1). Pemupukan
Pemupukan hendaknya dilakukan dengan pedoman 5 tepat yaitu tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat.
2). Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang sudah mati atau layu agar
jumlah tanaman sesuai target yang diinginkan.
3). Penyiangan
Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur sekitar 2 bulan. Penyiangan
dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama dilakukan dengan menggunakan alat-
alat pertanian umum berupa cangkul atau sabit. Cara yang kedua dengan
menyemprotkan herbisida sesuai dosis berdasarkan pertimbangan jarak tanaman dan
waktu penyemprotan.
4). Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan setelah tanaman berumur 3 bulan yaitu setelah terbentuk
perdu yang saling menutupi satu sama lain diantara pohon atau tanaman.pemangkasan
dilakukan pada cabang tingkat tiga keatas.
f. Penanggulangan dan Pencegahan Hama Tanaman

Hama yang biasa menyerang nilam diantaranya ulat penggulung, belalang, dan criket.
Upaya yang dapat dilakukan seperti: mencabut dan bakar tanaman yang terserang penyakit
dengan tujuan mengantisipasi penyebaran penyakit, gunakan pestisida sesuai ukuran untuk
penanggulangan penyakit, dan tanam pohon pencegah hama seperti pohon nimba/mimba
yang ditanam pada pojokan jalan.

g. Panen dan Pascapanen

Nilam dapat dipanen setelah tanaman berumur sekitar 6-7 bulan dan panen selanjutnya
dilakukan setiap 2-3 bulan sekali tergantung jadwal dan program penanaman. Panen
dilakukan dengan cara memotong ranting dan daun dengan menyisakan cabang dan daun
setinggi minimal 15 cm.

Alat yang dapat digunakan saat pemanenan diantaranya yaitu sabit, gunting, atau pisau
yang tajam. Alat ahrus selalu bersih saat panen berlangsung agar tidak memnimbulkan
penyakit pada sisa tanaman yang masih produktif.

Pascapanen merupakan kegiatan yang dilakukan setelah pemanenan. Pada nilam kegiatan
pascapanen terdiri atas penjemuran hasil panen dan perawatan tanaman. Perawatan yang
harus dilakukan pada tanaman nilam pascapanen yaitu dengan melakukan pembubunan,
pemupukan dengan dosis standar, serta penyiraman secara teratur agar segera diperoleh daun
dan rantingserta dahan yang baru. Bila langkah dan kegiatan tersebut dilakukan secara
teratur, hasil panen tahap berikutnya dapat dihasilkan daun dalam volume dan kualitas yangn
lebih baik.
Pemasaran Nilam

a) Jalur pemasaran dalam negeri


Pemasaran nilam dalam negeri ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pabrik
kosmetika, farmasi, tempat sauna, dan pedagang minyak wangi domestik.
b) Jalur pemasaran luar negeri
Jalur pemasaran luar negeri ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pabrikaan
diluar negeri.kegiatan dilakukan oleh para eksportir melalui pedagang pengumpul,
agen-agen penjual yang telah ditunjuk, serta pedagang besar yang telah bermitra
dengan pihak ekportir.

DAFTAR PUTAKA

Mangun,H.M.S.2008.Nilam.Jakarta:Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai