Anda di halaman 1dari 41

1

PROPOSAL PENELITIAN

JUDUL:
STUDI TENTANG LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR EFEKTIVITAS KINERJA KEUANGAN PADA
INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era sekarang di mana entitas persaingan antar perusahaan semakin tinggi akibat adanya deregulasi pemerintah, kemajuan

teknologi dan masuknya perusahaan besar memasuki pasar domestik adalah kepemilikan kinerja yang baik. Karena hanya dengan

memiliki kinerja yang baik perusahaan dapat eksist dan survive dalam tatanan ekonomi global. Kinerja perusahaan memiliki cakupan

dimensi yang luas baik menyangkut kegiatan operasi, investasi maupun pendanaan. Oleh karena itu kinerja perusahaan diartikan

sebagai hasil keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen (Helfert, 1993:52). Salah satu dimensi pokok kinerja

perusahaan adalah kinerja keuangan, karena dimensi ini merupakan salah satu indikator utama untuk menjelaskan kondisi kehidupan

perusahaan baik berkaitan dengan kesuksesan maupun kegagalannya. Selain itu, kinerja keuangan perusahaan dapat memberikan

petunjuk riil dari serangkaian interaksi antar manusia, gagasan, kegiatan, dan sisi organisasi lainnya dalam upaya mencapai visi, misi,

tujuan serta sasaran perusahaan.


2

Menurut Stanton (1991) dalam Tulasi (2006) ada berbagai cara untuk mengukur kinerja perusahaan untuk memeroleh gambaran

akurat dan jelas tentang kondisi perusahaan seperti pendekatan klasik (traditional financial ratios analysis, pendekatan Behavior,

Quantitative, System, Seven-S, Quality circle, EVA dan MVA, Zeta Model, Cash Flow Ratio Analysis.

Meskipun banyak metode yang telah dikembangkan oleh pakar keuangan, namun dalam aplikasinya metode-metode tersebut

memiliki keunggulan dan kelemahan. Dalam penelitian ini difokuskan pada Cash Flow Ratio Analysis mengingat salah satu elemen

laporan keuangan yang diwajibkan oleh standar akuntansi keuangan (SAK) terutama bagi perusahaan yang go publik adalah laporan

arus kas.

Laporan arus kas sebuah perusahaan bisa menunjukkan bagaimana terjadinya aktivitas di dalam perusahaan tersebut. Investor

bisa melihat bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas yang diterima, lebih banyak dihasilkan oleh kegiatan

operasi utama atau lebih banyak didukung oleh kegiatan investasi dan pendanaan perusahaan. Foster (1986) menekankan pentingnya

analisis rasio arus kas karena menitikberatkan secara langsung dugaan kesulitan keuangan pada periode tertentu. Analisis yang biasa

digunakan untuk mengetahui indikasi kesulitan keuangan adalah rasio arus kas dari aktivitas operasi dengan total aktiva. Dalam

pengukuran rasio keuangan pada umumnyaseperti Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE), digunakan untuk

mengevaluasi kinerja perusahaan, namun untuk pengukuran nilai kinerja perusahaan, metode yang tepat adalah arus kas.
3

Manfaat bagi perusahaan setelah dilakukannya analisis rasio laporan arus kasadalah kinerja perusahaan dapat dikatakan likuid

bilamana perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek, dapat dikatakan pengelolaan asetnya baik bila perusahaan mampu

menggunakan asetnya dengan efisien, dikatakan solvabel jika perusahaan dapat memenuhi semua kewajibannya baik kewajiban

jangka pendek maupun jangka panjang dengan baikdan dikatakan memperoleh profit apabila mampu meningkatkan ekuitas

pemegang saham.

Campbell et al (1984) telah melakukan penelitian terhadap level kepentingan 21 faktor dalam perencanaan likuiditas untuk

memosisikan antara cash flow dengan traditional financial ratios analysis. Hasilnya, para responden lebih memprioritaskan cash

flow analysis dari pada traditional financial ratiosanalysis.Argumennya, perusahaan yang profitable bisa memperlihatkan cash flow

negatif, jika terjadi ekspansi aktiva dan pembayaran hutang.Sebaliknya, sebuah perusahaan yang unprofitable dapat mencerminkan

cash flow positif, jika terjadi penjualan aset atau penambahan hutang. Karena itu cash flow analysis lebih mencerminkan kondisi riil

operasi perusahaan dari pada traditional financial ratios analysis. Bahkan Drucker (1998:38) secara tegas mengatakan:

Tanpa laba suatu usaha dapat beroperasi selama bertahun-tahun asalkan cash flow memadai tapi kebalikannya tidak benar.
Sebab kesulitan likuiditas menyebabkan perusahaan cenderung menjual unit usaha yang paling profitable dan paling prospektif
karena menghasilkan kas dalam waktu yang paling tepat.
4

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ada banyak jenisnya, antara lain adalah industri manufaktur. Peran sektor

manufaktur yang strategis yaitu sebagai penyedia berbagai jenis barang kebutuhan manusia, maka sudah sepantasnya sektor industri

tersebut perlu diberi perhatian khusus dari berbagai kalangan guna kelangsungan dan perkembangannya.

Salah satu sektor industri manufaktur yang sangat menunjang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

industri rokok, baik dalam skala kecil, menengah, maupun besar. Walaupun industri rokok adalah industri yang mengundang berbagai

pandangan yang kontroversial, yaitu di satu sisi terbukti konsumsi rokok dapat membahayakan kesehatan bahkan keselamatan jiwa,

namun di sisi lain dalam kenyataannya industri rokok dan mata rantai distribusinya adalah penyerap tenaga kerja yang cukup besar

dan menjadi tumpuan ekonomi bagi masyarakat. Dirjen kerjasama perdagangan internasional Kemendag, Bachrul

(Detikfinance,2015) menuturkan bahwa industri rokok dianggap sebagai salah satu industri yang berkontribusi bagi perekonomian

sebesar 1,66 persen dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia,dan devisa negara melalui ekspor kedunia yang nilainya

pada tahun 2013 mencapai US$ 700 juta.

Perusahaan-perusahaan rokok go public tidak lepas dari persaingan usaha guna memaksimalkan laba perusahaan. Dalam kondisi

yang penuh persaingan ini, setiap perusahaan pasti selalu ingin mengetahui dan memperbaiki kinerja perusahaan sesuai dengan visi

dan misi yang dimiliki. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan-perusahaan go public yang akan menanamkan dananya
5

atau yang sudah menanamkan dananya perlu mengetahui kondisi perusahaan tersebut yang tercermin dari kinerja keuangan yang

dicapai perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan setiap tahun. Penilaian kinerja

keuangan dapat dilakukan melalui analisis laporan keuangan karena pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses

akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

yang berkepentingan. Melihat fenomena yang terjadi pada saat ini, investor lebih cenderung untuk melihat kinerja perusahaan dari

tingkat laba bersih yang dihasilkan.Namun indikator lain yang dapat digunakan oleh investor untuk menilai kinerja perusahaan pada

periode berjalan adalah laporan arus kas.

Kinerja industri rokok tidak jauh berbeda dengan jenis industri lainnya, yang tidak terlepas dari faktorfaktor penghambat

sebagaimana dijelaskan sebelumnya, yang berpotensi berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
6

Sebagai ilustrasi kinerja keuangan industri rokok, dapat dilihat pada kinerja keuangan PT.Gudang Garam Tbk berikut:

Tabel.1 PT.Gudang Garam Tbk


Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Arus Kas tahun 2010-2011
Tahun
No Uraian Ket.
. 2010 2011

1 Kecukupan Arus Kas 0,20 kali 0,01 Kali Turun


2 Kecukupan Bunga Kas 271 Kali 361 Kali Naik
3 Cakupan Utang Kas 295 Kali 161 Kali Turun
4 Likuiditas Arus Kas 0,03 Kali 0,04 Kali Naik
5 Indeks Operasi 7,50 Kali 0,02 Kali Turun
6 Kualitas Penjualan 96,60% 19,60% Turun
7 Arus Kas Pengembalian Asset 9,34% 0,02% Turun
8 Arus Kas Pengembalian Modal Saham 13,50% 0,03% Turun
9 Aktivitas Investasi bukan Operasi 283% 62,40% Turun
10 Investasi untuk Pembiayaan 62,20% 161,50% Naik
11 Aktivitas Utang 39,70% 37,10% Turun
12 Aktivitas Modal 68,90% 62,80% Turun
13 Laba Usaha Rp 5.857.861 Rp 6.867.973 Naik
Sumber : Data laporan keuangan PT.Gudang Garam Tbk (data diolah)

Berdasarkan data pada tabel 1, pada dimensi rasio kecukupan arus kas, nilai arus kas operasi perusahaan PT.Gudang Garam Tbk

tahun 2010-2011 menunjukkan penurunan yaitu di bawah nilai satu, yang mengindikasikan bahwa perusahaan kurang efektif dalam

mengelola arus kas khususnya arus kas operasi, namun jika melihat data pada laporan laba rugi perusahaan, laba usaha PT.Gudang
7

Garam Tbk mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 sebesar Rp5.857.861, sedangkan pada tahun 2011 meningkat sebesar

Rp6.867.973.

Bertitik tolak dari realitas tersebut, calon peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul Laporan Arus Kas

sebagai Alat Ukur Efektivitas Kinerja Keuangan pada Industri Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
8

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :


1. Bagaimanakah profil arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan

pada industri rokok yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2012-2016 ?
2. Bagaimanakah efektivitas kinerja keuangan perusahaan dilihat dari dimensi

arus kas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan pada industri rokok yang

terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2012-2016?


9

C. Tujuan Penelitiaan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui profil arus kas aktivitas operasi, investasi dan

pendanaan pada industri rokok yang terdaftar di bursa efek Indonesia

tahun 2012-2016.
2. Untuk mengetahui efektivitas kinerja keuangan perusahaan industri rokok

dari dimensi aktivitas arus kas operasi, investasi dan pendanaan pada

industri rokok yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2012-2016.


D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Dapat meningkatkan wawasan pemikiran dan pengetahuan peneliti

selanjutnya tentang akuntansi keuangan khususnya pada analisis

rasio pada laporan arus kas.


b. Dapat dijadikan sumber referensi untuk penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan penelitian ini.


2. Manfaat Praktis
Bagi perusahaan, penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran yang

berguna untuk perbaikan kinerja keuangan dari dimensi aktivitas arus kas

operasi, investasi dan pendanaan.

E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami pembahasan dalam proposal ini,

maka sistematika penulisan proposal ini disusun sebagai berikut:

A. JUDUL

B. I. PENDAHULUAN

a. Latar belakang, b. Rumusan masalah, c. Tujuan Penelitian, d.

Manfaat Hasil Penelitian dan e.Sistematika Penulisan.


10

II. TINJAUAN PUSTAKA dan KERANGKA PIKIR

a. Tinjauan Pustaka b.Kerangka Pikir.

III. METODE PENELITIAN

a. Desain dan Lokus Penelitian, b.Fokus Penelitian dan Deskripsi

Fokus c. Sumber Data, d. Teknik Pengumpulan Data dan e.

Rancangan Teknik Analisis Data.

C. JADWAL PENELITIAN

D. DAFTAR PUSTAKA

E. LEMBAR PENGESAHAN
11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka
1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan sebagai dasar untuk memahami posisi keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.

Laporan keuangan dapat menggambarkan dampak keuangan dari transaksi-transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam

beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan yang berkaitan

langsung dengan pengukuran posisi keuangan yakni aktiva, kewajiban dan ekuitas.

Menurut PSAK No.1 (2015:1) Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu

entitas. Laporan ini menampilkan sejarah entitas yang diskualifikasi dalam nilai moneter .

Menurut Kasmir (2011:7) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau
dalam suatu periode tertentu. Sawir (2005:2) mengemukakan pengertian laporan keuangan yaitu hasil akhir suatu periode
akuntansi."
Menurut Raharjo (2003:1) laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas
pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepada pihak-pihak yang punya kepentingan (stakeholders) diluar perusahaan, pemilik
perusahaan, kreditor dan pihak lainnya.
12

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu laporan yang dapat memberikan

gambaran tentang kondisi keuangan sebuah perusahaan dari kegiatan usaha yang dijalankan dalam periode tertentu.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan

hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut, dibandingkan untuk dua periode atau

lebih, dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang dapat mendukung keputusan yang akan diambil.

Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 adalah sebagai berikut.
1) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi kinerja keuangan serta perubahan posisi keuangan pada suatu perusahaan
sehingga memberikan manfaat bagi sejumlah besar pemakai (stakeholders) dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2) Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya.yang secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
3) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang akan dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumberdaya yang dipercayakan kepadanya.
Menurut Kasmir (2011), tujuan pembuatan dan penyusunan laporan keuangan yaitu sebagai berikut.
1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan saat ini.
2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban serta modal yang dimiliki perusahaan saat ini.
3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.
4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam periode tertentu.
5) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.
13

6) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.


Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi dan

memberikan gambaran mengenai posisi keuangan dari suatu perusahaan pada periode tertentu.

c. Pengguna Laporan Keuangan

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan gambaran kondisi perusahaan kepada pihak-pihak di dalam perusahaan maupun

di luar perusahaan. Perbedaan dalam keputusan yang diambil bagi para pengguna informasi keuangan menjadi dua kelompok besar

yaitu pengguna internal dan pengguna eksternal. Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan pihak

intern dan pihak ekstern untuk keperluan pimpinan perusahaan dalam mengendalikan perusahaan yang dipimpinnya agar dapat

mencapai tujuan-tujuan secara efisien. Pihak ekstern yaitu keperluan para pemegang saham, para kreditur, pemerintah dan pihak-

pihak lain yang memerlukan.

Adapun pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan yaitu:

1) Pemilik Perusahaan
Pemilik perusahaan berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan, terutama pada perusahaan-perusahaan yang

pimpinannya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan.


2) Manager atau Pimpinan Perusahaan
14

Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaannya pada periode lalu, maka seorang manajer atau pimpinan akan dapat

menyusun rencana yang baik.


3) Kreditur dan Bankers
Memerlukan laporan keuangan perusahaan yang menanamkan modalnya, karena mereka berkepentingan terhadap prospek

keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan.


4) Para Investor (penaman modal jangka panjang)
Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, para investor perlu

mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari suatu perusahaan yang bersangkutan.
5) Pemerintah
Pemerintah berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan, di samping untuk menentukan besarnya pajak yang harus

ditanggung oleh perusahaan juga sangat diperlukan oleh biro pusat statistik dan lain lain untuk dasar perencanaan pemerintah.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum, sehingga tidak

sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi semua pihak, tanggung jawab manajemen adalah menyusun laporan keuangan

yang sesuai dengan standar akuntansi yang digunakan di Indonesia, agar laporan keuangan yang disajikan dapat dipahami oleh semua

pihak.

d. Jenis-jenis Laporan Keuangan


15

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, bergantung maksud dan tujuan pembuatan laporan

keuangan tersebut. Masing-masing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan. Menurut

ilmu akuntansi secara umum, laporan keuangan terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,

laporan arus kas dan laporan catatan atas laporan keuangan.

2. Laporan Arus Kas

Arus kas merupakan saldo sisa dari arus kas masuk dikurangi arus kas keluar yang berasal dari periode-periode lalu

(Subramanyam dalam Ramayanti, 2011). Ukuran arus kas mengakui arus kas masuk saat diterima walaupun belum dihasilkan dan

mengakui arus kas keluar saat kas dibayarkan walaupun beban belum terjadi.

Simmamora (2000) menyatakan laporan arus kas adalah laporan keuangan yang memerlihatkan pengaruh dari aktivitas-
aktivitas operasi, pendanaan dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode tertentu.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 menyatakan arus kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau
setara kas. Sedangkan kas adalah terdiri atas saldo kas dan rekening koran. Setara kas adalah investasi yang sifatnya likuid,
berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai
yang signifikan.
16

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang disajikan

perusahaan yang dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasi,

investasi dan pendanaan.

a. Tujuan Laporan Arus Kas

Laporan arus kas dalam suatu perusahaan disajikan dengan tujuan untuk menyediakan informasi keuangan bagi pihak yang

berkepentingan seperti manajemen, kreditur, dan investor khususnya informasi mengenai kas perusahaan pada periode tertentu.

Informasi kas tersebut berupa arus kas masuk dan arus kas keluar serta kas bersih atau selisih antara arus kas masuk dan arus kas

keluar dalam beberapa aktivitas perusahaan, seperti aktivitas operasi perusahaan, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

Berdasarkan PSAK No. 2 bahwa informasi tentang arus kas suatu entitas berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai
dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kemampuan entitas untuk
menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi
terhadap kemampuan entitas dalam menghasilkan setara kas dan setara kas serta kepastian memperolehnya.

Baridwan (2007:5) mengemukakan bahwa tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai
penerimaan dan pembayaran kas suatu kesatuan selama satu periode serta memberikan informasi atas dasar kas mengenai
aktivitas operasi, investasi dan pendanaanya.
17

Dengan demikian tujuan laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar untuk

satu periode. Laporan tersebut juga membedakan sumber dan penggunaan arus kas yang memisahkan arus kas menjadi aktivitas

operasi, investasi dan pendanaan. Untuk mencapai tujuan tersebut laporan arus kas harus melaporkan pengaruh kas selama periode

tertentu dalam transaksi operasi, investasi, dan transaksi pendanaan (Subramanyam dan Wild, 2011).

b. Manfaat Laporan Arus Kas

Menurut (Harnanto, 2002) laporan arus kas juga dapat membantu manajemen, pemodal, kreditur,dan pemakai laporan lainnya
untuk memprediksi variable-variabel penting seperti harga pasar saham. Informasi yang terdapat dalam laporan arus kas juga
bermanfaat untuk kinerja perusahaan relatif dalam perbandingannya dengan kinerja sebelumnya, atau relatif dalam perbandingan
dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.

Menurut PSAK No.2 jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas dapat memberikan

informasi yang memungkinkan para pemakai utnuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan

(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas.

Menurut ( Prastowo, 1995118-119) dalam Tulasi (2006), manfaat informasi arus kas adalah :

1) Mengevaluasi perubahan aktiva bersih , struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas), serta untuk mengevaluasi
kemampuan dalam menentukan waktu dan jumlah arus kas sesuai kondisi perusahaan.
2) Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas
3) Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi perusahaan karena meniadakan pengaruh perlakuan akuntansi yang
berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
18

4) Membandingkan antara taksiran dengan realisasi arus kas terutama dalam menentukan tingkat laba dan arus kas bersih akibat
perubahan harga.
5) Sebagai dasar bagi manajemen dalam menentukan kebijakan deviden.
6) Bagi investor dan kreditur, sebagai dasar untuk menilai kinerja manajemen dan kemampuan perusahaan dalam membayar
deviden, hutang dan bunga, khususnya dengan kas dari aktivitas operasi.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari laporan arus kas adalah untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas.

c. Klasifikasi Arus Kas

Dalam Statement of Financial Accounting Standars (SFAS) No. 95 dan PSAK No. 2 dinyatakan bahwa laporan arus kas harus
menunjukkan hal-hal sebagai berikut ini.

1) Arus kas dari kegiatan operasi


2) Arus kas dari kegiatan investasi
3) Arus kas dari kegiatan pendanaan

Klasifikasi menurut aktivitas ini akan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk
menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Jenis-jenis arus
kas masuk dan arus kas keluar adalah sebagai berikut ini (Simmamora, 2000).

1) Aktivitas Arus Kas Operasi


19

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut
pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi penetapan laba rugi bersih. Contoh arus kas dari aktivitas
operasi sebagai berikut.

a) Arus masuk kas


(1) Penerimaan kas dari penjualan barang-barang dan jasa termasuk penerimaan dari piutang akibat penjualan, baik jangka
panjang atau jangka pendek.
(2) Penerimaan kas dari hasil pemberian pinjaman (bunga yang diterima) dan dari ekuitas surat berharga (dividen yang diterima).
(3) Semua penerimaan yang bukan berasal dari sebagian yang sudah dimasukkan dalam kelompok investasi pembiayaan, seperti
jumlah uang yang diterima dari tuntutan di pengadilan,klaim asuransi, kecuali yang berhubungan dengan kegiatan investasi
dan pembiayaan seperti kerusakan gedung, pengembalian dana dari supplier.

b) Arus keluar kas


(1) Pembayaran kas kepada supplier lain dan pegawai untuk kegiatan selain produksi barang dan jasa.
(2) Pembayaran kas kepada pemerintah untuk pajak,kewajiban lainnya,denda dan lain-lain.
(3) Pembayaran kas kepada pemberi pijaman dan kreditor lainnya berupa bunga.
(4) Seluruh pembayaran kas yang tidak berasal dari transaksi investasi atau pembiayaan seperti pembayaran tuntutan di
pengadilan,pengembalian dana kepada langganan dan sumbangan.

2) Aktivitas Arus Kas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pegeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan
untuk menghasilkan pendapatan dari arus kas masa depan. Contoh arus kas aktivitas investasi sebagai berikut ini.

a) Arus masuk kas


(1) Penerimaan kas dari penjualan property, aktiva tetap dan perlengkapan.
(2) Penerimaan kas dari surat utang atau ekuitas surat berharga dari entitas lainnya.
(3) Penerimaan kas dari penagihan pokok pinjaman atas pinjaman yang diberikan kepada entitas lainnya.
20

b) Arus keluar kas


(1) Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap.
(2) Pembayaran kas untuk surat berharga ekuitas atau utang dari entitas
lainnya.
(3) Pembayaran kas untuk pemberian pinjaman kepada entitas lainnya.

3) Aktivitas Arus Kas Pendanaan

Arus kas aktivitas pendanaan diungkapkan secara terpisah karena berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa
depan oleh pemasok modal perusahaan.
a) Arus masuk kas
(1) Penerimanan kas dari penjualan surat berharga ekuitas (saham perusahaan sendiri).
(2) Penerimaan kas dari penerbitan kewajiban (obligasi dan promes).

b) Arus keluar kas


Pembayaran untuk penebusan utang jangka panjang atau memperoleh kembali saham.

Arus kas dari aktivitas-aktivitas operasi biasanya disajikan pertama kali lantas diikuti oleh arus kas dari aktivitas-aktivitas

investasi dan aktivitas-aktivitas pendanaan. Jumlah arus kas bersih dari aktivitas-aktivitas ini adalah kenaikan bersih atau penurunan

bersih dalam periode tertentu. Saldo kas pada awal periode ditambahkan kepada kenaikan atau penurunan bersih kas dan kemudian

dilaporkan saldo kas pada akhir periode. Saldo kas pada laporan arus kas harus sama dengan kas yang dilaporkan pada neraca.

d. Penyajian Laporan Arus Kas


21

Berdasarkan PSAK No.2, laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut

akitivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan

cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut.

Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh

aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas, informasi tersebut dapat juga

digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas tersebut. Suatu transaksi dapat meliputi arus kas yang diklasifikasi

kedalam lebih dari satu aktivitas.

1) Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan

menggunakan salah satu dari metode berikut ini:

a) Metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan
b) Metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi

bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa

depan,dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
22

Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung, metode ini

menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak

langsung.

Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat

diperoleh baik:

(a) Dari catatan akuntansi perusahaan, atau

(b) Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk perubahan

persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode berjalan, pos bukan kas lainnya dan pos lain yang berkaitan

dengan arus kas investasi dan pendanaan.

Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari

pengaruh:

(a) Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan.
23

(b) Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan, dan kerugian valuta asing yang belum

direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.

(c) Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

2) Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan

Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal

dari aktivitas investasi dan pendanaan.

Selain itu pelaporan arus kas dari aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan dilaporkan secara terpisah dari kelompok utama

penerimaan kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

3. Kinerja Keuangan

Untuk memutuskan suatu badan usaha atau perusahaan memiliki kualitas yang baik, maka ada dua penilaian yang paling dominan

yang dijadikan dasar acuan untuk melihat badan usaha tersebut menjalankan suatu kaidah-kaidah manajemen yang baik. Penilaian ini

harus dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan dan non keuangan. Kinerja keuangan melihat pada laporan keuangan yang

dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan dan tercermin dari informasi yang diperoleh pada laporan posisi keuangan, laporan

perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
24

a. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan suatu penentuan secara periodik efektivitas operasional pada organisasi dan karyawannya yang

berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Munawir (2010:64) kinerja keuangan merupakan

prestasi kerja yang telah diperoleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dan terutang dalam laporan keuangan yang

bersangkutan

Menurut Jumingan (2006:7) kinerja keuangan adalah kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu yang
menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana,yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan
modal,likuiditas dan profitabilitas.

Mulyadi(2007:2)menguraikan bahwa kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu

organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah pencapaian perusahaan pada suatu

periode yang menggambarkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan

profitabilitas.

b. Tahap-Tahap dalam Menganalisis Kinerja Keuangan


25

Penilaian kinerja setiap perusahaan adalah berbeda-beda karena ruang lingkup bisnis yang dijalankan. Jika perusahaan

tersebut bergerak pada bidang pertambangan maka itu berbeda dengan perusahaan yang bergerak dibidang pertanian, begitu juga

dengan sektor keuangan seperti perbankan yang jelas memiliki ruang lingkup yang berbeda dengan ruang lingkup bisnis lainnya.

Menurut Fahmi (2012) ada lima tahapan dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu

1) Melakukan review terhadap laporan keuangan


Review disini diajukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-
kaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan dapat
dipertanggungjawabkan.
2) Melakukan Perhitungan
Penerapan metode perhitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil
perhitungan tersebut akan meberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.
3) Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.
Dari hasil perhitungan yang sudah diperoleh tersebut, kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai
perusahaan 10 lainnya.
4) Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.
Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaaan adalah dilakukan penafsiran untuk melihat masalah-masalah
yang dialami perusahaan.
5) Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap permasalah yang ditemukan. Pada tahap terakhir, setelah ditemukan
berbagai permasalahan yang dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input agar apa yang menjadi kendala bisa
diatasi.

c. Analisis Laporan Arus Kas dalam Menilai Efektivitas Kinerja Keuangan Perusahaan
26

Analisis yang dilakukan pada laporan keuangan dapat membantu manajemen untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan

kinerja keuangan perusahaan, kemudian membuat keputusan yang rasional untuk memperbaiki kinerja perusahaan dalam rangka

mencapai tujuan perusahaan. Analisis laporan keuangan juga berguna bagi investor dan kreditur dalam mengambil keputusan

investasi dan kredit.

Dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan, beberapa elemen dari laporan keuangan dapat digunakan, salah satunya

adalah laporan arus kas. Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi pihak manajemen perusahaan Bagi internal perusahaan,

dengan menganalisis laporan arus kas, pihak manajemen akan mengetahui apakah kebijakan yang dilakukan berjalan baik dalam hal

memperoleh serta menggunakan kas tersebut pada periode tertentu serta dapat menilai hasil-hasil efek pada posisi financial baik

investasi kas maupun investasi bukan kas, dan transaksi keuangan lainnya selama periode tertentu. Sedangkan bagi pihak eksternal

perusahaan, informasi dalam laporan arus kas ini akan membantu para investor, kreditur, dan pihak lainnya dalam menilai berbagai

aspek dari posisi keuangan perusahaan.

Menurut Mielke dalam Turasi (2006:51) pemilihan sub bagian untuk pengelompokan dan penanaman rasio-rasio arus kas ini

didasarkan pada pertimbangan bahwa beberapa rasio arus kas meski diistilahkan secara berbeda namun variabel pengukurannya

sama. Selain itu analisis rasio-rasio arus kas pada umumnya secara konsisten mengacu pada Cash Flow From Operation( CFFO) dan
27

hanya sebagian kecil rasio yang tidak melibatkan arus kas operasi, berikut rangkuman rasio-rasio arus kas yang dijelaskan oleh

Tulasi:

1) Rasio Kecukupan ( Suffciency ratio )

a) Rasio kecukupan arus kas


Arus KasOperasi
Pembelian asset + hutang jangka panjang +dividen yang di bayarkan 100%

Rasio kecukupan arus kas merupakan perbandingan antara arus kas operasi dengan pembayaran utang jangka panjang,
pembelian asset dan pembayaran deviden yang dinyatakan dalam bentuk presentase. Rasio ini menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar hutang, investasi operasi dan membayar deviden kepada investor.

Arus kas o perasi sebelum pembayaranbunga dan pajak


1
b) Cakupan bunga kas = Bunga yang dibayar Kali

Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah kas keluar dari aktivitas operasi perusahaan yang tersedia untuk pembayaran
bunga, selain itu dapat juga membantu investor dan kreditur untuk menentukan besarnya arus kas yang bisa diserap perusahaan
sebelum terjadi risiko kegagalan pembayaran tingkat bunga.

Totalutang
c) Cakupan utang kas = Arus kas operasi 1 Kali
28

Kemampuan perusahaan untuk tetap beroperasi tergantung pada kemampuan membayar kembali pokok pinjaman baik jangka
pendek maupun jangka panjang, dalam hal ini rasio ini berguna untuk mengestimasi lamanya waktu perusahaan dalam
melunasi hutangnya pada tingkat arus kas masuk dari aktivitas operasi perusahaan periode sekarang.

Arus kas operasi


d) Likuiditas arus kas = Kewajiban lancar 1 Kali

Rasio ini dapat menggambarkan perbandingan antara kas bersih dari aktivitas operasi dengan jumlah hutang jangka pendek
,adapun fungsinya untuk memprediksi kemampuan jangka pendek perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh
tempo dalam periode berjalan yang dinyatakan dalam jumlah tertentu.

b) Rasio Efisiensi (Efficiency Ratios)

Arus kas operasi


e) Kualitas Penjualan = Total Penjualan 100%

Pengukuran kualitas penjualan dapat dilakukan dengan metode langsung atau tidak metode langsung. Metode langsung
menekankan pada dampak arus kas masuk individual terhadap pendapatan operasi normal perusahaan .sedangkan adapun
metode tidak langsung digunakan oleh pihak-pihak yang tidak memiliki informasi yang cukup mengenai pendapatan dan
pengeluaran perusahaan.

Arus kas operasi


f) Indeks operasi = pendapatan operasi yang berkelanjutan 1 Kali

Rasio ini dapat mengukur produktivitas dalam menghasilkan kas pada aktivitas operasi perusahaan yang berkelanjutan.
29

Arus kas operasi


g) Arus kas dari aktiva = Totaetl Asset 100%

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kas yang dihasilkan oleh perusahaan dengan asset yang tersedia.

Arus kas operasi


h) Arus kas dari pengembalian modal saham = Total ekuitas 100%

Rasio ini dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengahsilkan return bagi investor.

Total invstasi non operasi


i) Aktivitas investasi bukan operasi = Rataratatotal asset 100%

Rasio ini menekankan pada perbandingan kegiatan investasi non-operasi denga rata-rata aktiva perusahaan.

Total arus kas investasi


j) Investasi untuk pembiayaan = Total arus kas pendanaan 100%

Rasio ini menjadi indicator jumlah investasi yang didanai dengan kas dari aktivitas operasi dan aktivitas pendanaan bersih.

Total Hutang
Aktivitas utang = Total kewajiban+ Modal 100%

k) Aktivitas modal =
Rasio ini dapat menunjukkan perbandingan antara hutang bersih terhadap total hutang dan modal sendiri.

Total modal
j
Total utangModal 100%
30

Rasio ini menggambarkan perbandingan antara modal sendiri dengan seluruh kewajiban perusahaan.

B. Kerangka Pikir

Bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diwajibkan untuk mempublikasikan laporan keuangannya.

Laporan keuangan yang wajib dipublikasikan bukan hanya laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi tetapi juga laporan arus kas.

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang disajikan perusahaan yang memberikan informasi tentang kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasi, melakukan investasi, melunasi kewajiban, dan membayar deviden, laporan

arus kas perusahaan juga dapat menunjukkan terjadinya aktivitas di dalam perusahaan seperti investor dapat melihat kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan kas yang diterima, lebih banyak dihasilkan oleh kegiatan operasi utama atau lebih banyak didukung

oleh kegiatan investasi dan pendanaan perusahaan.

Laporan arus kas dapat mempertinggi kemampuan untuk mengevaluasi prestasi dan kesehatan keuangan perusahaan, karena

laporan ini menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang kualitas laba, sumber-sumber kas dari operasi, investasi maupun pendanaan,

dengan hal ini rasio-rasio dari laporan arus kas dapat digunakan untuk mengevaluasi prestasi perusahaan, yakni rasio arus kas.

Rasio arus kas dapat mengidentifikasi kemampuan perusahaan dalam membayar hutang, dividen dan memenuhi kebutuhan

dana bagi pembiayaan eksternal selama periode tertentu, di samping itu rasio ini juga dapat menilai hasil-hasil pada posisi financial,
31

baik investasi kas maupun investasi bukan kas, serta transaksi keuangan lainnya selama periode tertentu. Melalui rasio arus kas, akan

dapat melengkapi, memperkaya atau setidaknya sebagai pembanding untuk metode lainnya guna mengevaluasi faktor-faktor seperti

entitys liquidity, financial flexibility, profitability and risk . Dalam rasio arus kas terdapat dua rasio yang mencakup dua belas dimensi

pengukuran kinerja keuangan perusahaan, rasio kecukupan merupakan rasio yang menggambarkan arus kas kecukupan untuk

memenuhi kebutuhan kas perusahaan dan rasio efisiensi yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dari

operasi selama periode tertentu.

Secara skematis, kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut;

Laporan Arus Kas


a. Arus Kas Operasi Rasio Arus Kas
b. Arus Kas Investasi
c. Arus Kas Pendanaan

Rasio Kecukupan Rasio


Effisiensi
32

Efektivitas Kinerja Keuangan

Gambar 1. Konsep Kerangka Pikir

III. METODE PENELITIAN

a. Desain dan Lokus Penelitian


1. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan didesain sebagai penelitian yang bersifat deskriptif. Arikunto (2010:3) menyatakan bahwa

penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa atau hal lain-lain

sesuai objek atau wilayah yang diteliti. Berdasarkan pengertian Arikunto tersebut maka dalam penelitian ini pemaparan dilakukan

secara lugas apa adanya sesuai dengan fakta yang terjadi.


2. Lokus Penelitian

Yang menjadi lokus penelitian adalah industri rokok yang melaporkan laporan keuangan selama empat tahun berturut-turut

yang terdaftar di bursa efek Indonesia, diantaranya adalah PT. Gudang Garam Tbk, PT. H. M Sampoerna Tbk, PT.Bentoel

Internasional Investama Tbk, dan PT.Wismilak Inti Makmur Tbk


33

b. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus


1. Fokus Penelitian

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah efektivitas kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari aktivitas arus kas operasi,

investasi dan pendanaan pada industri rokok yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

2. Deskripsi Fokus
a. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang disajikan perusahaan yang memberikan informasi tentang

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasi, melakukan investasi, melunasi kewajiban dan

membayar deviden.
b. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 arus kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau

setara kas. Sedangkan kas terdiri atas saldo kas dan rekening koran. Setara kas adalah investasi yang sifatnya likuid,

berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan

nilai yang signifikan.


c. Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan yang telah dicapai atas berbagai

aktivitas yang telah dilakukan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang dimiliki.
34

d. Pengukuran Kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan kinerja terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan

sebelumnya. Tujuan pengukuran kinerja adalah untuk menghasilkan data yang kemudian apabila data tersebut dianalisis

secara tepat akan memberikan informasi yang akurat bagi pengguna tentang pencapaian perusahaan.
e. Efektivitas kinerja adalah tingkatan prestasi atau keberhasilan kegiatan manajemen di dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.
c. Indikator Fokus.
Dalam penelitian ini, adapun yang menjadi indikator fokus adalah :
1) Rasio kecukupan arus kas
2) Cakupan bunga kas
3) Cakupan utang kas
4) Likuiditas arus kas
5) Kualitas penjualan
6) Indeks operasi
7) Arus kas dari aktiva
8) Arus kas pengembalian modal saham
9) Aktivitas investasi bukan operasi
10) Investasi untuk pembiayaan
11) Aktivitas utang
12) Aktivitas modal

d. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder, di mana data ini diperoleh atau dikumpulkan dari

berbagai dokumen dan literatur yang tersedia. Data dalam penelitian ini berupa laporan keuangan.
35

e. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu suatu kumpulan data

dengan mempelajari atau meneliti dokumen-dokumen atau sumber-sumber tertulis serta arsip-arsip lainnya yang sesuai dengan

penelitian. Dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen laporan keuangan atau data-data lainnya yang terkait dalam penelitian ini.

f. Rancangan Analisis Data

Menurut Mudjiarahardjo dalam Sujarweni (2015:33) yang dimaksud dengan analisis data adalah sebuah kegiatan untuk

mengatur, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya, sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan

fokus atau masalah yang ingin dijawab.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan terlebih dahulu

mengumpulkan data yang ada, kemudian mengolah, menganalisis, selanjutnya menginterpretasikan, sehingga dapat memberikan

penilaian mengenai efektivitas kinerja keuangan perusahaan dari dimensi aktivitas arus kas operasi, investasi dan pendanaan pada

industri rokok yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2012-2016.

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut:
36

1. Mengumpulkan data laporan keuangan industri rokok yang terdaftar di bursa efek Indonesia yang melaporkan laporan
keuangan selama empat tahun berturut-turut.
2. Mengidentifikasi laporan keuangan dengan menggunakan komponen dalam laporan arus kas, laporan posisi keuangan serta
laporan laba/rugi.
3. Menganalisis rasiorasio arus kas sebagai alat analisis dalam menilai efektivitas kinerja keuangan perusahaan.
C. JADWAL PENELITIAN

Agar penelitian ini lebih terarah dan terncana maka dibuatlah matriks jadwal penelitian sebagai berikut:
Tahun2016/2017
No Keterangan Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Penyusunan Proposal
3. Konsultasi Proposal
4. Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis
5. Data
5. Penyusunan Skripsi
6. Penggandaan
37

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta.Gramedia Pustaka.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Daniel Tulasi. 2006. Cash Flow Ratios Analysis sebagai Metode Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. Surabaya
Daniel, M. 2003. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara.
Harnanto. 2002. Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta: BPFE

Helfert,Erich A. 1996. Teknik Analisis Keuangan. Jakarta : Erlangga


Henry Simammora. 2000 ,Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis.Jakarta: Salemba Empat
Hery, S.E.,M.Si, 2012.Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 11.Jakarta Rajawali Pers
Mulyadi, 2007 .Sistem Akuntansi , Jakarta : Salemba Empat

Rahardjo, Sapto. 2003. Panduan Investasi Obligasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Subramanyam-John J Wild 2011. Analisis Laporan keuangan Financial : Salemba empat
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RAD. Bandung: Alfabeta
Sujarweni, Wiratna. 2015. SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
38

Zaki Baridwan.2007. Intermediate Accountitng. Yogyakarta:Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM

Internet

https://m.detik.com/finance/industri/d-294782/pentingnya industri-rokok-bagi- ekonomi-ri


Vira Aprilianti. 2012. Analisis Laporan Arus Kas Sebagai SalahSatu Penunjang Penilaian Kinerja PT.Gudang Garam Tbk.
Universitas Gunadarma
http://rickyapriadi.blogspot.co.id/2016/04/analisis-laporan-rasio-keuangan.html?m=1
39

A. HALAMAN PENGESAHAN

B. Makassar, April
2017

C.

D. Mahasiswa Ybs,

E.

F. Siska Sri
Wahyuningsih
G. NIM. 1392041005
H.
I.
J.

K. Pembimbing I Pembimbing II

L.

M. Dr. Hj.Johanna Mano, M.Si Drs.H.M.Anwar


Kadir, M.Ak
N. NIP. 19520419 198003 2 001 NIP. 19550522 198702 1
002
O. Drs. H.DrakjhfshkfdkDraDr Abdul R
P. ijal,
Q. Mengetahui,
R. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi
S. Fakultas Ekonomi
T. Universitas Negeri Makassar
U.
V.
W.
X. Dra.Sitti Hajerah Hasyim, M.Si.
Y. NIP. 19670514 199303 2 003
Z.
AA.
AB.
AC.
AD.
AE.
AF.
40

AG.

AH. DAFTAR ISI


AI.

Halaman
AJ. KATA PENGANTAR .

.
AK. DAFTAR

ISI.
AL.DAFTAR

TABEL
AM. DAFTAR

GAMBAR...
AN. DAFTAR

LAMPIRAN.
AO. BAB I

PENDAHULUAN.
AP. A. Latar Belakang

Masalah...
AQ. B. Rumusan

Masalah.....
AR. C. Tujuan

Penelitian..
AS. D.

Manfaat Penelitian........
AT. E. Sistematika

Penulisan...
AU. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
AV. A. Tinjauan

Pustaka..
AW. B. Kerangka

Pikir..
AX. BAB III METODE PENELITIAN
41

AY. A. Desain dan Lokus Penelitian..

.
AZ. B. Fokus Penelitian dan Deskripsi

Foku...
BA. C. Indikator Fokus...

.
BB. D. Sumber

Data
BC. E. Teknik Pengumpulan

Data...
BD. F. Rancangan Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai