Anda di halaman 1dari 5

Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat-Obatan Berdasarkan

Persepsi Masyarakat di Kelurahan Dinoyo Malang


Hasan Zayadi1, Rodliyati Azrianingsih2, Nour Athiroh Abdoes Sjakoer1
1Biology Department, University of Islam Malang, Indonesia
2Biology Department, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Abstrak. Hewan digunakan sebagai sumber pengobatan sejak lama (etnozoologi) dan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam praktek penyembuhan. Kearifan masyarakat
lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamnya memang terasa semakin lama semakin terkikis
oleh himpitan kebutuhan hidup, sehingga tidak sedikit masyarakat yang membuang prinsip-
prinsip konservasi tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hewan apa saja
yang yang digunakan sebagai obat-obatan di kelurahan Dinoyo Malang dan untuk mengetahui
penyakit yang diobati dengan menggunakan hewan-hewan tersebut. Survey dilakukan pada
bulan November 2010 pada masyarakat kelurahan dinoyo. Informasi didapatkan dengan
kuisioner dari keyperson 1 orang dan 17 responden umum. Dari hasil penelitian didapatkan 27
jenis hewan yang dijadikan obat di kelurahan dinoyo. Ada 15 kategori penyakit yang diobati
dengan memanfaatkan hewan sebagai obat. Pemanfaatan hewan sebagai obat di kelurahan
Dinoyo masih dilakukan akan tetapi sudah jarang dilakukan. Perlunya upaya konservasi terhadap
obat tradisonal karena sudah mulai memudar.

Kata kunci: Etnozoologi, Dinoyo, Konservasi, obat, penyakit

Semua peradaban manusia dengan sistem bunga) berkhasiat untuk mengobati berba-
obat terstruktur akan memanfaatkan bina- gai macam penyakit. Ini dikarenakan belum
tang sebagai obat. Hewan digunakan seba- adanya studi lebih detail tentang pengguna-
gai sumber pengobatan sejak lama dan an hewan sebagai sumber obat, karena
mempunyai peranan yang sangat penting penggunaan obat biasanya berorientasi
dalam praktek penyembuhan (Costa-Neto, pada penggunaan tanaman sebagai obat.
2005). Pengobatan alternatif dengan pe- Disamping itu juga, Kearifan masyarakat
manfaatan hewan, kini menjadi trend di lokal dalam pemanfaatan sumber daya
kalangan masyarakat (Alves and Rosa, alamnya memang terasa semakin lama se-
2005). Dulu hewan digunakan sebagai media makin terkikis oleh himpitan kebutuhan hi-
pengujian obat-obatan, sekarang menjadi dup, sehingga tidak sedikit masyarakat yang
sumber pengobatan alternatif bagi manusia. membuang prinsip konservasi tradisional.
Beberapa masyarakat masih memanfaatkan Ini berarti pula bahwa suatu catatan etno-
hewan sebagai obat alternatif atau suple- zoologi yang spesifik pada setiap daerah
men. Bahan baku obat tradisional bisa dida- akan hilang bersamaan dengan hilangnya
patkan dari hewan maupun tumbuhan. Be- sumber daya alam (Semiadi, 2007).
berapa bukti menunjukkan bahwa manusia Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
sangat familiar terhadap penggunaan he- mengetahui hewan apa saja yang yang
wan dan tumbuhan untuk makanan, pakai- digunakan sebagai obat-obatan di kelurahan
an, dan juga obat-obatan (Jaroli et al. 2010). Dinoyo Malang dan untuk mengetahui pe-
Namun, sumber obat tradisional yang nyakit yang diobati dengan menggunakan
banyak dikembangkan berasal dari tumbuh- hewan-hewan tersebut. Manfaat dari pene-
an. Sebab, tumbuhan mudah dibudidaya- litian ini adalah: memberikan informasi ten-
kan, ramah lingkungan, dan hampir seluruh tang potensi hewan sebagai obat secara tra-
bagian yang terdapat pada tumbuhan (mulai disional di kelurahan dinoyo Malang, seba-
dari akar, umbi, batang, kulit, daun, biji, dan gai informasi awal potensi hewan sebagai
obat yang nantinya untuk obat modern serta
1
JURNAL KESEHATAN ISLAM

untuk strategi konservasi tentang sumber informasi tambahan didapatkan dengan


hewan yang ada di kelurahan dinoyo malang cara interview bebas dan percakapan secara
informal. Kuisioner terdiri atas pertanyaan
METODE tentang: spesies hewan yang digunakan
Area Studi untuk obat, manfaat hewan tersebut, cara
Studi dilakukan di kelurahan Dinoyo pemakaiannya dan bagian hewan apa yang
Malang 705618.96S 11203632.130T, terma- digunakan sebagai obat.
suk wilayah Kecamatan Lowokwaru, Kota Nama spesies lokal dicatat selama
Malang, Provinsi Jawa Timur, kira-kira 6 km wawancara. Kemudian dilakukan identifikasi
dari pusat kota malang dan merupakan jalur dengan buku identifikasi hewan.
transportasi menuju Batu. Kelurahan ini di
perkirakan pusat dari kerajaan Kanjuruhan, Data Analisis
dimana salah satu raja terkenalnya bernama Data dianalisis secara deskriptif de-
Gajayana. Di daerah ini juga pernah ditemu- ngan cara mengelompokkan status respon-
kan 2 prasasti yang berkenaan dengan kera- den berdasarkan status (jenis kelamin,
jaan Kanjuruhan. Dinoyo selain salah satu umur, pekerjaan, status perkawinan). Se-
pusat pendidikan dikampus, juga merupa- lanjutnya dikelompokkan hewan-hewan
kan penghasil keramik yang dikenal dengan yang digunakan sebagai obat dan juga ma-
keramik Dinoyo (wikipedia, 2010). cam-macam penyakit yang biasanya diobati
dengan hewan tersebut.

HASIL
Dari hasil penelitian didapatkan data
rata-rata responden yang ditemui berdasar-
kan umur: 20-30 tahun sebanyak 33,3%, an-
tara 31-50 tahun 44,5% dan antara 51-80
tahun 22,2%; jenis kelamin: laki-laki seba-
nyak 66, 7 % dan perempuan 33,3 %; seba-
nyak 88,9% yang sudah menikah dan 11,1%
belum menikah; sedangkan pekerjaan keba-
Gambar 1 Peta lokasi penelitian di Dinoyo nyakan adalah swasta sebanyak 88,9%.
Malang Ada 27 jenis hewan yang dijadikan
obat di kelurahan dinoyo, meliputi kelom-
Prosedur pok annelida sebanyak 2 spesies, arthropo-
Survey dilakukan pada bulan Novem- da 5 spesies, moluska 1 spesies, pisces 3
ber 2010 pada masyarakat Kelurahan Dino- spesies, reptil 4 spesies, aves 5 spesies dan
yo. Informasi didapatkan dari keyperson 1 mamalia 7 spesies (lihat grafik 1).
orang dan 17 responden umum (12 laki-laki
dan 6 perempuan). Umur kira-kira 22- 87
tahun. Sebelum dilakukan survey, kita mem-
perkenalkan diri, menjelaskan maksud pe-
nelitian kita dan meminta ijin untuk men-
catat informasi dari responden (Ferreira et
al. 2009).
Sampling dilakukan secara acak, yang
terdiri dari penduduk yang berusia diatas 20
tahun. Kuisioner dilakukan secara semi ter-
struktur, sedangkan untuk mendapatkan

Page | 2 ISSN: 2303-002X


Hasan Z., Rodliyati A., Nour Athiroh A.S.: Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat-Obatan Berdasarkan Persepsi

Tabel 1 Daftar bagian hewan yang digunakan, penyakit yang diobati dan cara pemakaian
hewan sebagai obat pada masyarakat Dinoyo Malang
Bagian yang Jenis penyakit
Nama lokal Nama ilmiah Cara pemakaian
digunakan yang diobati
Kelinci leporidae daging Asma/sesak nafas Daging direbus atau digoreng
Belalang jati Valanga nigrocornis Seluruh tubuh Jantung, asma, Digoreng
tonikum
Kuda Equus cabalus Daging Tonikum Digoreng atau direbus
Bekicot Achatina fulica Daging, lendir Sesak nafas, obat Dimakan, dioleskan, digoreng
luka, paru-paru
Tokek Gecko gecko Seluruh tubuh Sesak nafas, gatal Digoreng, dibakar, dipanggang
Tawon Apis melifera Sengatan Linu Disengatkan secara langsung
Ikan lele Clarias batrachus Seluruh tubuh Tonikum Digoreng atau dikukus lalu dimakan
Ikan kotes (kutuk) Channa striata Seluruh tubuh Asma, jantung, Digoreng atau dikukus lalu dimakan
tonikum, asam atau diambil minyaknya lalu diminum
urat
Cacing Lumbricus terrestris Seluruh tubuh Thypus Dihaluskan atau langsung dimakan
Kutu rambut Pediculus humanus Seluruh tubuh Penyakit kuning/ Dimakan dengan pisang mas,
hati ditambah temu lawak
Angsa Anser anser Seluruh tubuh, jeroan Jantung, sesak Digoreng ditambahkan jahe lalu
nafas, tonikum dimakan
Jalak hitam Fam. sturnidae Seluruh tubuh, jeroan Jantung, sesak Digoreng ditambahkan jahe lalu
nafas, tonikum dimakan
Burung gereja Passer sp Seluruh tubuh, jeroan Sesak nafas Digoreng ditambahkan jahe lalu
dimakan
Cecak Cosymbotus platyurus Seluruh tubuh Mengompol, gatal Digoreng, dipanggang atau dibakar
Ketonggeng Ordo Theliphonyda Seluruh tubuh Gatal Digoreng atau dipanggang
Kambing Fam. Bovidae Tanduk Tonikum Dibakar, dihaluskan lalu dimakan
Sapi Bos taurus Tanduk Tonikum Dibakar, dihaluskan lalu dimakan
Lintah Hirudo medicinalis Seluruh tubuh Tonikum Diambil minyaknya lalu diminum
Belut Fam. Synbranchidae Seluruh tubuh, kepala Penambah darah, Digoreng
thypus
Marmut Cavia cobaya Daging Asma Digoreng atau dibuat sate
Anjing Canis canis Daging Gatal-gatal Digoreng
Ayam kampung Gallus gallus Bulu muda Mata Diambil air dalam batang bulu muda
dan diteteskan pagi hari
Bajing Tupaia javanica Daging Sesak nafas Digoreng
Ular Fam. Elapidae Darah, empedu Gatal-gatal, darah Diminum
tinggi
Undur-undur Ordo Neuroptera Seluruh tubuh Penyakit kuning/ Dimakan dengan pisang mas,
hati, kencing digoreng
manis
Merpati hitam Fam. Columbidae Darah yang ada dibulu Mata minus Dioleskan atau dibuat celak
halus
Klarap Draco volans Seluruh tubuh Sesak nafas digoreng

PEMBAHASAN
Tokek, cacing, cecak dan kutu rambut
merupakan hewan yang paling sering digu-
nakan oleh masyarakat di kelurahan Dinoyo
Malang untuk pengobatan (lihat grafik 2).
Ada 15 kategori penyakit yang diobati de-
ngan memanfaatkan hewan sebagai obat.
Penyakit-penyakit yang sering disembuhkan
dengan memanfaatkan hewan adalah: as-
ma, tonikum, hati dan gatal-gatal (lihat gra-
Grafik 1 Pengelompokkan jenis-jenis he- fik 3). Dari beberapa penyakit tersebut, pe-
wan yang dimanfaatkan sebagai nyakit asma sangat banyak dalam peman-
obat tradisional. faatan biodiversitas dari hewan untuk

Volume 4 | Nomor 1 | Januari 2016 Page | 3


JURNAL KESEHATAN ISLAM

pengobatan yaitu: tokek, kelinci, klarap, Hal ini menandakan bahwa pentingnya bio-
bajing, marmut, burung gereja, jalak hitam, diversitas sebagai sumber dari pengobatan
ikan kotes, bekicot dan angsa. Dilaporkan dan produk nutrisi, penguatan kebijakan di-
juga bahwa pemanfaatan madu bisa me- butuhkan untuk penggunaan biodiversitas
nyembuhkan penyakit asma (Solavan et al. secara berkelanjutan. Akan tetapi penggu-
2004). naan hewan sebagai obat di masyarakat
Dari beberapa hewan tersebut bagian sudah mulai memudar (Artadana, 2010). ini
yang dimanfaatkan adalah: seluruh tubuh, disebabkan karena pengaruh obat modern
daging, kepala, jeroan, darah, empedu, tan- sehingga pemanfaatan ilmu tradisional dari
duk dan sengatan. Selain itu juga susu, ske- nenek moyang sudah tidak digunakan lagi
leton juga bisa dimanfaatkan (Mahawar and sehingga dperlukan upaya konservasi yang
Jaroli, 2006). Sedangkan cara pemakaian berkelanjutan agar obat tradisional pada
yang dilakukan adalah di goreng, dibakar, masyarakat dinoyo tidak memudar.
direbus, diminum langsung, dioleskan dan
disengatkan (lihat tabel 1). Pemanfaatan da-
rah juga dilakukan untuk pemijatan luar
pada penderita kelumpuhan ((Mahawar and
Jaroli, 2006).
Beberapa jenis hewan yang sudah ja-
rang digunakan sebagai obat oleh masyara-
kat dinoyo adalah anjing sebagai obat gatal,
dilaporkan juga sebagai obat sakit telinga
(Mahawar and Jaroli, 2006) dan ular sebagai
obat gatal-gatal dan darah tinggi, hal ini Grafik 2 Pemanfaatan hewan sebagai obat
disebabkan karena ada hubungannya de- oleh masyarakat dinoyo malang
ngan norma agama yang melarang untuk
memakan hewan tersebut meskipun ber-
khasiat sebagai obat.
Disamping itu juga penggunaan kom-
binasi antara hewan dan tumbuhan telah di-
laporkan (Ferreira et al. 2009). Pada pene-
litian ini penggunaan kutu rambut dan pi-
sang mas dan temu lawak digunakan sebagai
obat penyakit kuning/hati, begitu juga
dengan hewan undur-undur. Dalam peman-
faatan burung gereja, angsa dan jalak hitam Grafik 3 Kategori penyakit yang diobati
juga dikombinasikan dengan tanaman jahe dengan memanfaatkan hewan
sebagai obat asma, jantung dan tonikum. pada masyarakat dinoyo malang
Telah dilaporkan bahwa pemanfaatan
hewan selain sebagai obat juga sebagai KESIMPULAN DAN SARAN
bahan makanan. Hewan-hewan tersebut an- Kesimpulan
tara lain: kambing, sapi, belut ikan kotes, Pemanfaatan hewan sebagai obat di
ayam kampung, ikan lele, hal ini juga dinya- kelurahan dinoyo masih dilakukan akan
takan oleh Ferreira et al. (2009) bahwa I. tetapi sudah jarang dilakukan karena
iguana (iguana),Bos taurus (sapi), Gallus do- masyarakat setempat menggunakan obat-
mesticus (ayam) merupakan hewan-hewan obatan modern yang ada dipasaran untuk
yang bisa dimanfaatkan sebagai makanan. mengobati penyakit. Penyakit-penyakit yang
sering terjadi di kelurahan dinoyo adalah

Page | 4 ISSN: 2303-002X


Hasan Z., Rodliyati A., Nour Athiroh A.S.: Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat-Obatan Berdasarkan Persepsi

penyakit gatal, asma dan juga tonikum dan Ferreira FS, Brito SV, Ribeiro SC, Almeida
hewan yang sering digunakan sebagai obat WO, Alves RRN. 2009. Zootherapeu-
adalah Tokek, cacing, cecak dan kutu tics utilized by residents of the
rambut. Perlunya upaya konservasi terha- community Poco Dantas, Crato-CE,
dap obat tradisonal karena sudah mulai Brazil. Journal of Ethnobiology and
memudar Ethnomedicine 5:21.
Google earth tanggal pencitraan 17
Saran November 2006
Perlu perbaikan metode penelitian http://id.wikipedia.org/wiki/Dinoyo,_Lowo
dengan kurun waktu yang cukup untuk men- kwaru,_Malang diakses tanggal 29
dapatkan data dan hasil yang akurasi dan Desember 2010
presisi yang lebih tepat. Jaroli DP, Mahawar MM, Vyas N. 2010. An
ethnozoological study in adjoining
REFERENCES areas of Mount Abu wildlife san-
Alves, RRN and Rosa, IL. 2005. Why study the ctuary, India. Journal of Ethnobiology
use of animal products in traditional and Ethnomedicine 6:6
medicines. Journal of Ethnobiology Mahawar MM, Jaroli DP. 2006. Animals and
and Ethnomedicine 1:5 their products utilized as medicines by
Artadana, M. 2010. Pemanfaatan Hewan the inhabitants surrounding the
Langsung dan Animal Derivate. Ranthambhore National Park, India.
http://www.ubaya.ac.id/ubaya/news Journal of Ethnobiology and
_wu_detail/1233/Pemanfaatan- Ethnomedicine 2:46
Hewan-Langsung-dan-Animal- Semiadi G. Pemanfaatan Satwa Liar Dalam
Derivate-.html. Diakses tanggal 29 Rangka Konservasi Dan Pemenuhan
Desember 2010. Gizi Masyarakat. Zoo Indonesia Vol. 16
Costa-Neto, EM. 2005. Animal-based (2): 63-74
medicines: biological prospection and Solavan A, Paulmurugan R, Wilsanand V,
the sustainable use of zootherapeutic Ranjithsing AJA. 2004. Traditional
resources. Anais da Academia therapeutic use of animals among
Brasileira de Ciensias 77(1): 33-43 tribal population of Tamil Nadu.
Indian Journal of Traditional
Knowledge Vol 3(2) 198-205.

Volume 4 | Nomor 1 | Januari 2016 Page | 5

All in-text references underlined in blue are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.

Anda mungkin juga menyukai