SOP
BUAH NAGA
KABUPATEN BANDUNG
ii
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR TABEL
iv
TIM PENYUSUN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
BUAH NAGA
KABUPATEN BANDUNG
v
NO NAMA JABATAN
13 Empar Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan
Nagreg Kabupaten Bandung
14 Adun Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan
Nagreg Kabupaten Bandung
15 Jaka Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan
Nagreg Kabupaten Bandung
16 Dede Saepul Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan
Nagreg Kabupaten Bandung
17 Agus Suryana Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan
Nagreg Kabupaten Bandung
18 Iwan Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan
Nagreg Kabupaten Bandung
19 Anam Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan
Nagreg Kabupaten Bandung
20 Agus Rudi. B Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan
Nagreg Kabupaten Bandung
21 Hasim Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan
Nagreg Kabupaten Bandung
22 Iyep Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi,
Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung
23 Sheka Kabul Hidayatuloh Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi,
Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung
24 Kusnadi Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi,
Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung
25 Toto Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi,
Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung
26 Ece Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi,
Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung
27 Acep Deni Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi,
Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung
28 Sofiyan Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi,
Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung
29 Dadang Rohendi Pikal Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi,
Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung
30 Haya Erlangga Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi,
Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung
31 Nanang Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi,
Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung
32 Ayeng Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi,
Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung
NO NAMA JABATAN
33 Siti Fatimah, SP Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman
Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Barat
34 Doddy Muchlis, SP Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman
Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Barat
35 Harry Yudhitama, ST Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman
Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Barat
36 Andi Supandi Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman
Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Barat
37 Gian Lukisandy K, SP.MP Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman
Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Barat
IV. EDITOR :
1. Andi Supandi
Pelaksana Pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
1
i
TARGET
2
i
STANDAR MUTU BUAH NAGA
Standar mutu buah naga yang dijadikan acuan untuk menghasilkan mutu
buah naga yang baik adalah seperti pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Standar Mutu Buah Naga Kulit Merah Daging Merah (Super Red)
Standar (Grade)
No. Kriteria
Super A B
1 Bobot (kg) > 0,7 > 0,50-0,70 0,30-0,50
2 Kadar Gula
min. 13 min. 13 min. 13
/Brix (%)
3 Kulit Buah normal normal normal
3
i
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BUAH NAGA
I. PEMILIHAN LOKASI
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan memilih lokasi tanam untuk mencegah kegagalan
proses produksi, serta tercapainya produksi buah naga yang optimal
dan sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan.
B. Tujuan :
Agar tersedia kawasan/lahan untuk pertumbuhan tanaman yang ideal
sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman buah naga.
C. Sasaran
a. Curah hujan yang cukup.
b.Suhu udara yang ideal antara 22-34C dan kelembaban 70-90%.
c. Rata-rata pH tanah antara 6,5-7.
d.Ketinggian lahan sekitar 846 -900 m dpl.
E Fungsi :
a. Data iklim untuk mengetahui tingkat curah hujan dan suhu udara
tahunan di suatu daerah.
b.pH meter untuk mengukur tingkat keasaman tanah.
c. Altimeter digunakan sebagai alat mengukur ketinggian lahan.
I1
i
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD I 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pemilihan Lokasi 2/2 1
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Menghubungi Stasiun Meteorologi/Dinas Pertanian terdekat untu
mendapatkan data iklim 10 tahun terakhir.
b. Mengukur pH tanah.
c. Mengukur ketinggian lokasi.
d. Mengetahui ketersediaan air.
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg,
Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
I2
i
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD II 4 Agustus 2016
Penyiapan Tiang Halaman Revisi
Panjatan 1/2 1
A. Definisi :
Membuat media sebagai panjatan tanaman buah naga berupa tiang
panjatan untuk tegakan tanaman.
B. Tujuan :
Menopang tanaman buah naga
C. Sasaran :
Tersedianya tiang panjatan yang siap untuk menopang rambatan
tanaman buah naga.
E. Fungsi :
a. Tiang beton, tanaman seperti kayu jaran, dan Cebreng. digunakan
sebagai panjatan tanaman buah naga untuk menahan beratnya
tanaman.
b. Besi/ban bekas/palang beton berbentuk + digunakan untuk
tempat bertenggernya cabang dan anak cabang atau tunas.
II 1
i
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD II 4 Agustus 2016
Penyiapan Tiang Halaman Revisi
Panjatan 2/2 1
F. Prosedur Pelaksanaan :
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg,
Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
II 2
i
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD III 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pengolahan Lahan 1/2 1
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan mempersiapkan lahan agar kondisinya sesuai
untuk pertumbuhan tanaman buah naga.
B. Tujuan :
Agar tersedia lahan untuk pertumbuhan tanaman yang ideal sesuai
dengan persyaratan tumbuh tanaman buah naga.
C. Sasaran :
Tersedianya lahan yang siap untuk ditanami buah naga.
D. Alat dan Bahan :
a. Parang
b.Cangkul
c. Tugal
E. Fungsi :
a. Parang digunakan untuk memotong dan membersihkan gulma
dan rerumputan.
b. Cangkul berfungsi untuk menggemburkan tanah
c. Tugal digunakan untuk membuat lubang tanam
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Gulma dibersihkan.
b. Dibuat pengajiran untuk jarak antar lubang tanam. Jarak antar
lubang tanam sekitar 2,5 m x 2,5 m.
c. Kemudian dibuat lubang tanam. Lubang tanam dibuat sesuai cara
tanamnya. Masing-masing cara memerlukan pengolahan tanah
dan pembuatan lubang tanam yang berbeda.
III 1
i
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD III 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pengolahan Lahan 2/2 1
d. Pengolahan tanah :
- Menyiapkan lubang sebagai tempat berdirinya tiang panjatan
dengan kedalaman lubang sekitar 40 - 50 cm, dan lebar
lubang 60 x 60 cm.
- Membuat lagi lubang kedua untuk tiang panjatan berukuran
10 cm x 10 cm dengan kedalaman 10 cm pada bagian tengah
dasar lubang pokok. Lubang kedua dibuat menggunakan
linggis.
- Memasang tiang panjatan pada lubang kedua
- Membuat alur atau parit diantara lubang antar baris sedalam
20 cm, agar air dapat mengalir dan tidak tergenang di lahan.
- Membuat media tanam dengan mencampurkan tanah galian
lubang pupuk kandang sebanyak 15 - 20 kg perlubang dan
dapat ditambahkan kapur dolomit sebanyak 200 300 gram
per tiang.
- Memasukkan media tanam ke dalam lubang tanam.
- Menyiram media tanam dan biarkan terkena sinar matahari
hingga kering. Penyiraman hanya dilakukan pada lubang
tanam saja.
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg,
Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
III 2
i
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD IV 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Sistem Pengairan 1/2 1
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan membuat sistem pengairan untuk tanaman buah
naga.
B. Tujuan :
Untuk mendapatkan sistem pengairan yang sesuai dengan lahan yang
digunakan untuk menanam buah naga.
C. Sasaran :
Mendapatkan sistem pengairan yang sesuai dengan areal lahan yang
digunakan.
E. Fungsi :
a. Cangkul digunakan untuk membuka atau menutup saluran air
dengan tanah.
b. Tandon digunakan untuk menyimpan air.
c. Ember/alat penyiram digunakan untuk mengambil air untuk
menyiram.
d. Slang penyalur air
e. Hand Sprayer untuk penyiraman batang atas
IV - 1
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD IV 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Sistem Pengairan 2/2 1
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Sistem pengairan untuk budidaya buah naga dapat menggunakan
sistem cor.
b. Pengairan sistem siram :
- Penyiraman dilakukan dengan mengambil air dari sumber air
terdekat/tandon penampung air
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg,
Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
IV - 2
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD V 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Persiapan Benih 1/4 1
V. PERSIAPAN BENIH
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan menyediakan benih buah naga bermutu dari
varietas unggul dalam jumlah yang cukup dan waktu yang tepat.
B. Tujuan :
a. Menyediakan benih bermutu dari varietas unggul sesuai
kebutuhan.
b. Menjamin benih bebas dari hama dan penyakit.
c. Menjamin benih dapat tumbuh baik dan berproduksi optimal.
C. Sasaran :
Mendapatkan benih yang sesuai syarat tumbuh agar tanaman dapat
tumbuh dan berproduksi dengan baik.
V-1
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD V 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Persiapan Benih 2/4 1
E. Fungsi :
a. Pestisida (Fungisida, Insektisida) digunakan untuk mencegah
benih terserang OPT.
b. Sprayer digunakan untuk penyemprotan.
c. Polibag digunakan untuk tempat meletakkan benih.
d. Dolomit digunakan untuk menyetabilkan pH tanah.
e. Pupuk Organik untuk memenuhi kebutuhan unsur hara benih.
f. Zat Perangsang Tumbuh untuk merangsang pertumbuhan benih.
g. Alkohol untuk mensterilkan alat
h. Batang atau cabang sebagai bahan untuk membuat Stek yang
akan digunakan sebagai benih.
i. Gunting/pisau digunakan untuk memangkas/memotong
batang/cabang yang akan dijadikan benih.
F. Prosedur Pelaksanaan :
Perbanyakan vegetatif
- Stek diambil dari sulur yang telah berproduksi minimal 2 kali
- Pangkas cabang/sulur
- Sulur dipotong-potong sepanjang 20 - 30 cm.
- Bagian yang akan ditanam dibentuk runcing, caranya pada
sepanjang 1-2 cm di salah satu sisi batang dipotong miring ke arah
batang pokok.
- Stek dikering-anginkan agar getah mengering.
V-2
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD V 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Persiapan Benih 3/4 1
V-3
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD V 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Persiapan Benih 4/4 1
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg,
Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
V-4
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD VI 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Penanaman 1/2 1
VI. PENANAMAN
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan menempatkan benih di lahan yang telah
dipersiapkan sesuai dengan jarak tanam.
B. Tujuan :
Untuk memberikan lingkungan yang optimal terhadap pertumbuhan
tanaman, sehingga memberikan hasil yang optimal.
C. Sasaran :
Melakukan penanaman sesuai prosedur.
E. Fungsi :
a. Benih sebagai bahan utuk menghasilkan buah.
b. Tugal digunakan untuk membuat lubang tanam.
c. Tali Rafia/majun untuk mengikat benih pada tiang panjatan.
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Siapkan empat batang Stek untuk setiap tiang panjatan
b. Benih ditanam dengan kedalaman 5 - 10 cm merapat pada tiang
panjat.
c. Stek diikat dengan tali rafia/majun pada panjatan.
VI - 1
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD VI 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Penanaman 2/2 1
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg,
Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
VI - 2
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD VII 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Penyulaman 1/2 1
VII. PENYULAMAN
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan mengganti tanaman yang mati, busuk pada
pangkal batang, tidak tumbuh, atau kerusakan fisik lainnya.
B. Tujuan :
Agar jumlah tanaman yang dapat berproduksi mencapai optimal.
C. Sasaran :
Tanaman dapat berproduksi secara optimal.
E. Fungsi :
a. Stek benih baru digunakan untuk mengganti Stek yang mati,
busuk pada pangkal batang, tidak tumbuh, atau kerusakan fisik
lainnya.
b. Tali Rafia/Majun digunakan untuk mengikat benih ke tiang
panjatan
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati.
b. Stek baru ditanam dengan perlakuan seperti pada proses
penanaman.
VII - 1
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD VII 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Penyulaman 2/2 1
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg,
Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
VII - 2
Standar Operasional Prosedur Nomor Tanggal
BNBD VIII 4 Agustus 2016
Pengaturan Letak dan Halaman Revisi
Pengikatan Cabang atau Batang 1/2 1
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan mengatur letak cabang atau batang dengan cara
pengikatan.
B. Tujuan :
Supaya batang atau cabang dapat diarahkan pertumbuhannya
sehingga pertumbuhan tanaman menjadi normal dan membentuk
kanopi yang baik.
C. Sasaran :
Terwujudnya pertumbuhan tanaman yang diharapkan.
E. Fungsi :
a. Tali raffia/majun digunakan sebagai bahan untuk mengikat
cabang.
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Setiap pertambahan ketinggian sekitar 30 cm dilakukan
pengikatan cabang.
b. Agar cabang atau batang tidak terjepit atau patah sebaiknya
ikatan tidak terlalu kencang.
c. Pengikatan dihentikan setelah tunas mencapai tiang panjatan atau
ban penyangga
VIII - 1
Standar Operasional Prosedur Nomor Tanggal
BNBD VIII 4 Agustus 2016
Pengaturan Letak dan Halaman Revisi
Pengikatan Cabang atau Batang 2/2 1
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg,
Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
VIII - 2
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD IX 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pengairan 1/2 1
IX. PENGAIRAN
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan memberikan air sesuai dengan kebutuhan
tanaman/ sesuai fase pertumbuhan.
B. Tujuan :
Untuk menyediakan air yang cukup dalam rangka memenuhi
kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
C. Sasaran :
Memenuhi kebutuhan air tanaman.
E. Fungsi :
a. Tandon berfungsi sebagai alat menampung/wadah air sebelum
didistribusikan.
b. Pipa air berfungsi sebagai alat penyalur/distribusi air
c. Slang untuk menyalurkan air
d. Hand Sprayer digunakan untuk menyiram bagian atas tanaman
e. Ember digunakan untuk penampungan air sementara
IX - 1
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD IX 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pengairan 2/2 1
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Penyiraman dilakukan jika tanaman membutuhkan air.
b. Bila air berlebih, maka air harus dialirkan melalui saluran
drainase.
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg,
Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
IX - 2
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD X 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pemupukan 1/2 1
X. PEMUPUKAN
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan memberikan pupuk organik /anorganik untuk
memenuhi unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
yang sehat.
B. Tujuan :
d. Memasok hara yang diperlukan tanaman untuk mencapai
produksi optimal.
e. Mempertahankan kesuburan tanah.
C. Sasaran:
Kebutuhan unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terpenuhi.
E. Fungsi :
a. Cangkul digunakan untuk membumbun setelah tanaman dipupuk.
b. Ember sebagai tempat pupuk
c. Skop untuk memindahkan dan mengambil pupuk organik
d. Roda dorong untuk mengangkut pupuk organik
X-1
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD X 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pemupukan 2/2 1
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Pada awal tanam diberikan pupuk dasar dengan pupuk organik
sebanyak 10 - 20 kg per tiang panjatan.
b. Pemupukan berikutnya dilakukan :
i. Untuk tanaman yang menggunakan tiang panjatan dari beton
pemberian pupuk kandang dilakukan setiap 4 bulan sekali
sebanyak 10 kg.
ii. Untuk tanaman dengan tiang panjatan hidup pemberian pupuk
kandang dilakukan setiap 4 bulan sekali sebanyak 10 kg.
c. Setelah diberi pupuk, tanaman dibumbun.
d. Bila diperlukan, tanaman diberikan pupuk daun.
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg,
Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
X-2
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XI 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pemangkasan 1/2 1
XI. PEMANGKASAN
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan membuang batang/cabang, untuk membentuk
percabangan dan membentuk cabang produktif.
B. Tujuan :
Memperoleh keseimbangan pertumbuhan.
C. Sasaran :
Mendapatkan tanaman yang seimbang pertumbuhannya sehingga
produktivitasnya tinggi.
E. Fungsi :
a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong batang dan cabang.
F. Prosedur Pelaksanaan :
Pemangkasan dilakukan terhadap :
a. Cabang sekunder (cabang tumbuh dari cabang utama /primer)
yang tumbuh dibawah tajuk.
b. Cabang yang tidak produktif (siwing).
c. Cabang yang telah berumur lebih dari 2 tahun.
d. Sulur-sulur yang terhalang mendapatkan sinar matahari.
XI - 1
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XI 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pemangkasan 2/2 1
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg,
Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
XI - 2
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XII 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 1/7 1
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan untuk mengendalikan hama/penyakit dan gulma
tanaman dengan satu atau lebih teknik pengendalian agar tanaman
tumbuh optimal, produksi tinggi dan mutu buah baik.
B. Tujuan :
a. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil
(kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk.
b. Menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian lingkungan hidup.
C. Sasaran.
Mendapatkan tanaman yang sehat dengan produktivitas tinggi.
XII - 1
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XII 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 2/7 1
F. Waktu :
a. Pengendalian OPT dilaksanakan setiap waktu, disesuaikan
dengan kondisi serangan OPT dan fase/stadia tanaman terutama
pada stadia kritis.
b. Keputusan tindakan pengendalian dilakukan berdasarkan
pengamatan terutama apabila OPT dipandang perlu untuk
dikendalikan.
XII - 2
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XII 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 3/7 1
G. Prosedur Pelaksanaan :
a. Lakukan pembersihan lahan dan pengendalian gulma agar tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman.
b. Lakukan pengamatan OPT secara berkala (seminggu sekali)
terhadap OPT utama.
c. Kenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan musuh
alaminya. Untuk mengenali hama atau penyebab penyakit (bila
tersedia) gunakan alat bantu berupa contoh hama atau gejala
(symptom) dari penyakit. Apabila ragu konsultasi dengan petugas
Pengamat Hama dan Penyakit (PHP)/POPT/Laboratorium
Pengamatan Hama dan Penyakit/Balai Perlindungan Tanaman
Pangan dan Hortikultura (BPTPH).
d. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan.
e. Daftar OPT utama antara lain adalah:
Penyakit
a. Busuk pangkal batang
Penyakit busuk pangkal batang disebabkan oleh kelembaban
tanah yang berlebihan sehingga muncul jamur penyebab
penyakit ini, yaitu Sclerotium rolfsii Sacc.
Gejalanya : Pada awal penanaman tanaman mengalami
pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecokelatan, dan
terdapat bulu putih. Sering terjadi pada benih Stek yang tidak
bertangkai atau bentuk potongan maupun Stek yang belum
berakar.
XII - 3
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XII 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 4/7 1
b. Busuk bakteri
Penyakit busuk bakteri disebabkan oleh jamur Pseudomonas
sp.
Gejalanya : tanaman tampak layu, kusam, dan terdapat lendir
putih kekuningan di batang yang berwarna cokelat atau
batang pokok.
Pengendalian yang dianjurkan adalah dengan cara tanaman
yang sakit dicabut, lalu lubang bekas tanaman tersebut diberi
fungisida dengan dosis 0,5-1 g dalam bentuk serbuk.
Seminggu kemudian, lubang tersebut ditanami benih baru.
c. Fusarium
Penyakit fusarium disebabkan oleh Fusarium oxysporium
Schl.
Gejalanya : cabang tanaman berkerut, layu, dan berwarna
busuk coklat.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara segera disemprot
dengan Fungisida berkonsentrasi 2 g/liter air tujuh hari sekali
hingga tiga kali peyemprotan. Penyemprotan dilakukan pada
bagian cabang atau batang.
XII - 4
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XII 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 5/7 1
Hama
a. Tungau (Tetranychus sp.)
Gejala : tungau menyerang kulit cabang sehingga jaringan
klorofil pada permukaan kulit cabang berubah warna menjadi
cokelat.
b. Kutu Putih
Gejala : kutu putih atau mealy bug menyerang tanaman
sehingga permukaan kulit cabang berselaput kehitaman atau
tampak kotor.
XII - 5
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XII 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 6/7 1
e. Bekicot
Gejala : tunas tanaman menjadi rusak karena digerogoti.
Bahkan, terkadang tunas membusuk.
XII - 6
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XII 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 7/7 1
f. Semut
Gejala : semut bermunculan pada saat tanaman buah naga
mulai muncul kuntum bunga mengakibatkan kulit buah
menjadi berbintik-bintik. Bintik kasar berwarna cokelat. Jika
serangan parah maka pentil buah akan menjadi kerdil dan
mudah rontok.
g. Tikus
Biasanya menyerang buah yang telah berwarna merah dan
terletak di bagian atas. Serangan hama ini menimbulkan
kerusakan yang parah, sehingga tidak dapat diabaikan.
h. Uret
Gejala : pertumbuhan stagnan.
H. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg,
Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
XII - 7
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XIII 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Panen 1/2 1
XIII. PANEN
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan memetik buah sesuai dengan kriteria masak
optimal.
B. Tujuan :
Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai
permintaan pasar dengan mutu buah yang baik sesuai standar pasar
yang dituju.
C. Sasaran :
Panen dapat dilakukan tepat waktu dan tepat cara.
E. Fungsi :
a. Gunting pangkas ranting digunakan untuk memotong buah.
b.Keranjang panen digunakan untuk meletakkan buah hasil yang
belum disortir.
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Pemilihan Buah Siap Panen.
- Kulit buah sudah berubah warna menjadi merah tua atau
merah mengkilap.
- Sulur pada tangkai buah telah retak.
- Umur buah 40 65 hari sejak duri pecah.
XIII - 1
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XIII 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Panen 2/2 1
b. Cara Panen.
- Dilakukan dengan cara memotong buah pada tangkainya
tanpa merusak sulur yang merupakan tempat buah tumbuh.
- Buah yang akan dipetik dipegang, lalu digunting miring
berbentuk huruf V pada bagian atas dan bawah tangkai buah
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan
Nagreg, Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
XIII - 2
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XIV 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Penyortiran Buah 1/2 1
A. Definisi :
Kegiatan menyeleksi dan memisahkan buah berdasarkan ukuran dan
kondisi buah.
B. Tujuan :
Memisahkan buah berdasarkan ukuran dan kondisi buah.
C. Sasaran :
Terpisahnya antara buah yang rusak dengan yang utuh dan
dikelompokkannya buah yang utuh berdasarkan bobot.
E. Fungsi
a. Timbangan sebagai alat menimbang buah
b. Keranjang buah digunakan untuk tempat buah sesuai dengan
ukuran lingkar/bobot buah
c. Kertas koran/kertas untuk membungkus/sebagai alas buah
XIV - 1
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XIV 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Penyortiran Buah 2/2 1
F. Prosedur Pelaksanaan :
- Buah dipisahkan antara yang rusak, busuk atau cacat dan yang
utuh.
- Buah yang utuh dipisahkan berdasarkan bobot buah dengan
standar sebagai berikut :
Kelas Super dengan bobot di atas 700 g
kelas A dengan bobot buah antara > 500-700 g
kelas B dengan bobot buah antara 300-500 g
- Buah yang sudah disortir dimasukkan dalam kardus yang sudah
disiapkan.
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan
Nagreg, Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
XIV - 2
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XV 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pengemasan Buah 1/2 1
A. Definisi :
Kegiatan pengemasan/penyusunan buah dalam suatu wadah.
B. Tujuan :
Melindungi buah dari kerusakan fisik selama proses penyimpanan
dan pengangkutan.
C. Sasaran
Mempertahankan penampakan buah agar kulit buah tetap utuh dan
segar
D. Alat
1. Kotak karton/kardus bersekat atau dibungkus kertas
2. Keranjang panen
E. Fungsi
1. Kotak karton/kardus bersekat/kertas berguna untuk
menempatkan buah yang telah siap untuk di pasarkan
2. Keranjang panen untuk alat pengiriman
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Buah yang mememiliki kelas yang sama dikemas dengan karton
yang berventilasi.
b. Karton yang sudah berisi buah dapat disimpan atau dikirim.
c. Keranjang panen yang sudah berisi buah langsung dikirim
XV - 1
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur BNBD XV 4 Agustus 2016
Halaman Revisi
Pengemasan Buah 2/2 1
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan
Nagreg, Kabupaten Bandung
b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman,
Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
XV - 2
CONTOH FORM CATATAN KEGIATAN
Salah satu prinsip dari diterapkannya GAP dan SOP adalah kemampuan
untuk dilakukan pelacakan dan konfirmasi kegiatan atau telusur balik.
Berdasarkan hal tersebut, maka diupayakan seluruh kegiatan penting
dicatat dan untuk memudahkan pencatatan sebaiknya dilakukan
berdasarkan blok. Bentuk form/tabel isian catatan kegiatan dapat diubah
dan disesuaikan dengan kondisi serta informasi yang dibutuhkan. Jumlah
tabel isian dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan di lapang.
4
I. Pemilihan Lokasi
Keterangan :
*) Catat informasi mengenai tinggi tempat, kesuburan tanah, pH tanah,
kelembaban, suhu udara, curah hujan, komposisi bulan basah-kering,
intensitas penyinaran, tektur tanah, dll.
**) Catat informasi mengenai jenis tanaman yang pernah ditanam, kapan
terakhir lahan dimanfaatkan, dll. Rencana penanaman tidak
bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan
Rencana Detail Tata Ruang Daerah (RDTRD).
II. Penyiapan Pancang/Panjatan
Keterangan :
*) Catat asal bibit. Pilih batang atau cabang tanaman buah naga yang
sehat, keras, tua, sudah berbuah dan berwarna hijau kelabu dengan
panjang batang/cabang 80-120 cm
Keterangan :
*) Benih yang digunakan harus berasal dari buah yang sehat, tua dan
matang di pohon. Apabila diperlukan, sebelum ditanam, lakukan
perlakuan terhadap benih (seed treatment).
VI. Penanaman
Keterangan :
*) Kendala dilahan dijelaskan jenis-jenis gangguan yang ditemui, cara
mengatasi gangguan dan hasil akhir dari penerapan cara
penanggulangan.
**) Tanam benih sesuai dengan anjuran dan jarak tanamnya. Kesehatan
benih perlu dijaga dari serangan OPT, dengan cara merendam benih
dalam larutan yang telah dicampur dengan agensia hayati sebelum
penanaman.
***) Hindari bibit dari cekaman seperti banjir, kekeringan, tergenang atau
cekaman abiotik lainnya.
VII. Penyulaman
Keterangan :
*) Lakukan penyulaman dengan benar.
VIII. Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang atau Batang
Keterangan :
*) Fase pertumbuhan mencakup umur dari tumbuhan.
**) Gunakan pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik
seperti Urea, KCl dan SP 36.
***) Catat semua pemakaian pupuk dan cara aplikasinya. Berikan pupuk
secara bertahap, sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan umur
tanaman.
XI. Pemangkasan
Keterangan :
*) Gunakan pestisida yang terdaftar.
**) Berikan pestisida sesuai dengan dosis anjuran.
XIII. Panen
Keterangan :
*) Gunakan pisau yang bersih dan tajam. Setelah dipanen, buah diletakkan
pada wadah yang bersih dan aman, untuk menghindari terjadinya
kontaminasi.
XIV. Penyortiran Buah
Keterangan
Keterangan
*) Kelas Super : bobot buah > 700 g
*) Kelas A : bobot buah antara > 500 700 g
*) Kelas B : bobot buah antara 300 500 g
XV. Pengemasan Buah
Keterangan :
*) Lakukan pengemasan dengan baik, agar buah tidak rusak. Gunakan
wadah pengemas yang bersih serta memiliki ventilasi untuk
pertukaran udara.
**) Lokasi pengemasan hendaknya terlindung, bersih dari hama dan
pengganggu lainnya serta terpisah dari tempat penyimpanan pupuk
dan pestisida.