Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KELOMPOK GENETIKA

SIKLUS SEL DAN GAMETOGENESIS

KELOMPOK 5

1. HEPSIE O. S. NAUK
2. DESRI D. E. KASE
3. FEBRIANA S. ESTI
4. YEMIMA HABI HENJANG

DOSEN PENGASUH
Dr. Refli MSc

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
1. SIKLUS SEL
A. Pendahuluan
Kemampuan organisme untuk bereproduksi menghasilkan jenisnya sendiri adalah
salah satu ciri paling baik untuk membedakan makluk hidup dengan materi tak hidup.
Kapasitas unik untuk menghasilkan keturunan ini,seperti semua fungsi biologis,
memiliki dasar selular. Sel merupakan kesatuan structural dan fungsional makhluk
hidup. Sebagai kesatuan yang structural berarti makhluk hidup terdiri atas sel-sel.
makhluk hidup yang terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup bersel tunggal
(uniseluler = monoseluler) dan makhluk hidup yangterdiridari banyak sel disebut
makhluk hidup multiseluler. Sel sebagai unit fungsional berarti seluruh fungsi
kehidupan/ aktifitas kehidupan pada makhluk hidup bersel tunggal dan bersel banyak
berlangsung didalam tubuh yang dilakukan oleh sel.

Kemampuan organisme untuk memperbanyak diri merupakan salah satu ciri


yang membedakan organisme hidup dari benda mati. Setiap organisme terdiri dari sel-
sel. Setiap sel terdiri sebuah sel. Keberlanjutan dari kehidupan organisme berdasar pada
dibuahi, untuk tumbuh dan berkembang menjadi suatu keberlanjutan pembelahan
sel. Yang dimana diketahui kehidupan suatu sel dimulai dari asal-usulnya dalam
pembelahan sel induk hingga pembelahan dirinya sendiri menjadi dua bagian anakan.
Pada hewan uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada
hewan multi seluler cara ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk
pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga akhirnya
membantu membentuk individu baru.
B. Pengertian Pembelahan Sel

Pembelahan sel adalah peristiwa dimana sebuah sel membelah menjadi dua
atau lebih sel baru. Pembelahan Sel merupakan cara sel untuk memperbanyak diri atau
yang disebut dengan bahasa ilmiahnya proses reproduksi sel.

Reproduksi sel adalah kegiatan yang terjadi dari satu pembelahan sel ke
pembelahan berikutnya. Pembelahan sel terdiri dari 2 proses utama, yaitu replikasi
DNA dan pembelahan kromosom yang telah digandakan ke 2 sel anak. Secara umum,
pembelahan sel terbagi menjadi 2 tahap, yaitu mitosis (M) (pembelahan 1 sel
menjadi 2 sel) dan interfase (proses di antara 2 mitosis). Interfase terdiri dari fase gap 1
(G1), sintesis DNA (S), gap 2 (G2). Setiap tahap dalam siklus sel dikontrol secara
ketat oleh regulator siklus sel, yaitu:

a) Cyclin. Jenis cyclin utama dalam siklus sel adalah cyclin D, E, A, dan B. Cyclin
diekspresikan secara periodik sehingga konsentrasi cyclin berubah-ubah pada
setiap fase siklus sel. Berbeda dengan cyclin yang lain, cyclin D tidak
diekspresikan secara periodik akan tetapi selalu disintesis selama ada stimulasi
growth factor.

b) Cyclin-dependent kinases (Cdk). Cdk utama dalam siklus sel adalah Cdk 4, 6,
2, dan 1. Cdks merupakan treonin atau serin protein kinase yang harus
berikatan dengan cyclin untuk aktivasinya. Konsentrasi Cdks relatif konstan
selama siklus sel berlangsung. Cdks dalam keadaan bebas (tak berikatan) adalah
inaktif karena catalytic site, tempat ATP dan substrat berikatan diblok oleh
ujung C-terminal dari CKIs. Cyclin akan menghilangkan pengebloka tersebut.
Ketika diaktifkan, Cdk akan memacu proses downstream dengan cara
memfosforilasi protein spesifik.

c) Cyclindependent kinase inhibitor (CKI), merupakan protein yang dapat


menghambat aktivitas Cdk dengan cara mengikat Cdk atau kompleks cyclin-
Cdk. Cyclindependent kinase inhibitor terdiri dari dua kelompok protein yaitu
INK4 (p15, p16, p18, dan p19) dan CIP/KIP (p21, p27, p57). Keluarga INK4
membentuk kompleks yang stabil dengan Cdk sehingga mencegah Cdk
mengikat cyclin D. INK4 bertugas mencegah progresi fase G1. Keluarga
CIP/KIP meregulasi fase G1 dan S dengan menghambat kompleks G1 cyclin-
Cdk dan cyclin B-Cdk1. Protein p21 juga menghambat sintesis DNA dengan
menonaktifkan proliferating cell nuclear antigen (PCNA). Ekspresi p21
diregulasi oleh p53 karena p53 merupakan faktor transkripsi untuk ekspresi
p21 (Vermeulen et al., 2003).

C. Proses Reproduksi Sel Pada Sel Eukaryotik dan Prokaryotik

1. Proses Reproduksi Sel Pada Sel Prokaryotik


a. Amitosis
Amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan
kromosom,contohnya pada sel bakteri. Kromosom hasil duplikasi, awalnya akan
menempel pada membrane plasma. Selanjutnya, akan terjadi pertumbuhan antara dua
tempat perlekatan kromosom untuk melakukan pemisahan materi inti. Kemudian akan
terjadi sitokenesis yang diikuti dengan terbentuknya dinding sel baru hingga dua sel
anakan terbentuk, pembelahan yang demikian juga sering disebut dengan pembelahan
biner (binary fision) atau pembelahan sel secara langsung.

Gambar 1. Amitosis terjadi pada bakteri

2. Proses Reproduksi Sel Pada Sel Eukaryotik


a. Mitosis
Fase mitosis diawali dengan aktivitas MPF (Mitosis Promoting Factor) yang
memicu proses fosforilasi protein dan diakhiri dengan defosforilasi. Fosforilasi ini akan
menyebabkan perubahan-perubahan morfologi sel misalnya kondensasi (pemampatan)
kromatin menjadi kromatid untuk kemudian dua kromatid bersatu menjadi kromosom,
menghilangnya selubung nucleus, dan perubahan organisasi sitoskelet. Perubahan
organisasi sitoskelet ini diawali dengan terduplikasinya sentrosoma akan memancarkan
mikrotubula aster.
Mikrotubula yang dimaksud sama artinya dengan gelendong pembelahan, suatu
istilah yang telah dikenal pada waktu yang lalu. Mikrotubula ini akan berperan dalam
mengatur letak kromosom selama proses pembelahan. Macam mikrotubula yang
terbentuk adalah mikrotubula astral, mikrotubula kinetokor, mikrotubula kutub.
Mikrotubula astral adalah mikrotubula yang terdapat disekitar sentrosoma
(kutub pembelahan). Mikrotubula yang memanjang dari kutub pembelahan sampai di
daerah sentromer dan diikat oleh kinetokor disebut mikrotubula kinetokor.
Mikrotubula lain yang memancar dari kutub tetapi tidak diikat oleh kinetokor disebut
mikrotubula kutub.
Selain mikrotubula, sitoskelet lain yang berperan terutama pada tahap sitokinesis adalah
cincin kontraktil yang tersusun dari filamen aktin dan miosin. mitosis meliputi tahap
kariokinesis yang akan segera di susul dengan tahap sitokinesis.

Gambar 2. Mikrotubula astral,mikrotubula kinetokor, dan


mikrotubula kutub

Fase kariokinesis atau mitosis meliputi 5 tahap yaitu profase, prometafase, metaphase,
anaphase, dan telofase. Seperti yang dibawah ini:

1) Profase
Pada tahap ini diawali dengan perubahan sentrosoma. Sentrosoma yang telah
terduplikasi menjadi dua kutub pembelahan mitotic saat fase G1 dan G2 akan
memancarkan mikrotubula aster semakin lama semakin memanjang dan kedua
sentrosoma tersebut akan bergerak menjauh.
Aktivitas lain yang juga terjadi pada profase adalah bahwa benang- benang
kromatin menduplikasi diri dan berkondensasi menjadi kromatid. Dua kromatid
diikat menjadi satu pada daerah sentromer menjadi kromosom. Sentromer sendiri diikat
oleh kinetokor. Dan kinetokor diikat oleh mikrotubula kinetokor. Pada akhir profase
menuju ke prometafase selubung inti akan pecah terurai menjadi komponen- komponen
penyusunannya. Komponen-komponen inti tersebut terlarut di sekitar sel yang
membelah.

Gambar 3. Gambaran skematis kromosom saat akhir profase

Gambar 4. Fase Profase

Sentrosoma membelah menjadi mitokondria aster yang terpisah. Ujungnya


memanjang sentrosoma menjauh.
Kromatin menduplikasikan diri dan berkondensasi menjadi kromosom
yang terikat pada sentromer. Sentromer diikat konektor
2) Prometafase

Pecahnya selubung inti menyebabkan mikrotubula yang tadinya berada di luar inti
dapat memasuki daerah inti. Akhir prometafaseditandai dengan bergeraknya
kromosom ke bidang ekuator pembelahan.

Gambar 5. Fase Prometafase

Pecahnya selubung nukleus. Mikrotubula masuk daerah nukleus.

Mikrotubula yang diikat kinetokor pada sentromer disebut mikrotubula


kinetokor.
Lainnya disebut mikrotubula kutub dan mikrotubula astral.

3) Metafase
Pada tahap metaphase ini diawali dengan pengaturan letak dan arah kromosom oleh
mikrotubula kinetokor sehingga setiap kromosom menghadap kutub masing-masing.
Selanjutnya mikrotubula kinetokor menggerakkan kromosom ke bidang ekuator.
Kromosom tertata di tengah bidang ekuator. Kromosom dapat tertatat pada bidang
ekuator karena adanya gaya tarik yang sama kuat dari masing-masing kutub
pembelahan.

Gambar 6. Fase Metafase


Mikrotubula kinetokor mengatur letak dan arah kromosom sehingga tiap
kinetokor menghadap kutub masing-masing.
M. Kinetokor menggerakan kromosom ke bidang ekuator.

Kedudukan kromosom selanjutnya diatur oleh gaya tarik sama kuat dari kutub
pembelahan.

4) Anafase

Diawali dengan terbelahnya kromosom menjadi dua kromatida, masing-masing dengan


sebuah kinetokor. Kromatida tersebut akan bergerak ke arah kutub pembelahan masing-
masing karena memendeknya mikrotubula kinetokor secara tiba-tiba disebut sebgai
anaphase A dengan saling menjauhnya kutub mitosis disebut anaphase B. setelah
kromatida-kromatida tersebut berkumpul di kutub pembalahan masing-masing,
kariokinesis akan memasuki tahap telofase.

Gambar 7. Fase Anafase

Diawali terbelahnya kromosom menjadi dua kromatida masing- masing


dengan sebuah kinetokor.
Setiap kromatida bergerak ke kutub selanjutnya berkumpul di kutup
pembelahan tersebut.
Pemindahan kromatida karena pendekatan m. Kinetokor (Anafase A) dan saling
menjauhnya kutub mitosis (Anafase B)
5) Telofase

Diawali dengan terakitnya kembali selubung nucleus di sekeliling tiap kelompok


kromosom baru. Mikrotubula kinetokor menghilang, tetapi mikrotubula kutub
masih tetap ada. Telofase akan mengakhiri serangkaian proses panjang kariokinesis,
untuk selanjutnya masuk kefase sitokinesis.

Gambar 8. Fase Telofase

Selubung nukleus terakhir kembali di sekeliling tiap kelompok kromosom


baru.
M. Kinetokor menghalang.
M. Kutub masih panjang.

6) Sitokinesis
Sitokinesis adalah proses pembelahan sitoplasma yang ditandai dengan
pelekukan pada sel. Pelekukan terjadi di tengah bidang pembelahan karena aktivitas
cincin kontraktil. Pelekukan itu menyebabkan mikrotubula kutub menjadi tumpang
tindih. Mikrotubula yang saling tumpang tindih tersebut membentuk mid body. Mid
body berfungsi sebagai tambatan dua sel anakan. Setelah pelekukan pada tengah bidang
pembelahan sempurna maka cincin kontraktil akhirnya menghilang (terurai menjadi
komponen-komponen penyusunnya). Dan akhirnya selubung inti dan nucleolus
terbentuk lengkap. Kejadian ini menandakan selesainya proses pembelahan sel.
Pada sel hewan, sitokenesis terjadi melalui proses yang dikenal sebagai
penyibakan (cleavage). Tanda pertama penyibakan adalah kemunculan lekukan
penyibakan (cleavage furrow). Lekukan dangkal di permukaan sel dekat lempeng
lama. Di sisi lekukan yang menghadap ke sitoplasma (sisi sitoplasmik), terdapat cincin
kontraktil dan mikrofilamen aktin yang terasosiasi dengan molekul protein myosin.
(aktin dan myosin juga menyebabkan kontraksi otot dan berbagai macam
pergerakan sel). Mikrofilamen akan berinteraksi dengan molekul myosin,
menyebabkan cincin itu berkontraksi. Kontak cincin mikrofilamen pada sel yang sedang
membelah bagaikan tarik menarik tali tas serut. Lekukan penyibakan semakin dalam
hingga sel induk terbagi dua, menghasilkan dua sel sepenuhnya terpisah, masing-
masing dengan nucleus, sitosol, organel, dan berbagai struktur subselularnya.
Pada sel tumbuhan sitokenesis terjadi berbeda dengan sel hewan. Tidak ada
lekukan penyibakan, sebagai gantinya saat telofase, vesikel- vesikel yang berasal dari
apparatus golgi bergerak di sepanjang mikrotubulus menuju ke tengah sel. Disitu
vesikel-vesikel bergabung untuk membentuk lempeng sel (cell plate). Materi dinding sel
yang diangkut dalam vesikel terkumpul dilempeng sel saat lempeng itu bertumbuh.
Lempeng sel membesar hingga membrane disekelilingnya berfungsi dengan membrane
plasma disepanjang tepi sel. Dua sel anakan dihasilkan, masing-masing dengan
membrane plasmana sendiri. Sementara itu, dinding sel baru yang muncul dari kandung
lempeng sel telah terbentuk diantara kedua sel anakan.

Gambar 9. Sitokinesis pada sel hewan

Lekukan di tengah bidang pembelahan karena aktivitas cincin contraktil.

Terbentuk mid body dengan mikrotubula yang saling tumpang tindih.

Selubung inti dan nukleolus terbentuk lengkap.

Mid body berfungsi sebagai tambatan dua sel anakan. Cincin kontraktil
akhirnya menghilang.
Gambar 10. Mekanisme sitokinesis pada sel tumbuhan

Selain sesuai proses perakitan dinding sel, dinding sel diperkuat dengan filamen-filamen
selulosa yang disekresikan ke dalam lumen sekat sel membentuk dinding sel baru.

b. Meiosis
Pembelahan sel secara meiosis atau reduksi yang sering pula dinyatakan
sebagai pembelahan heterotypic division, berlangsung dalam pembentukan sel-sel
kelamin. Dengan demikian sangat berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan yang
melangsungkan pembiakannya secara generatif. Dalam siklus hidup tumbuhan yang
membiak secara seksual, terdapat dua kejadian sitologis dan genetis yang fundamental,
yaitu:
1. Bersatunya gamet-gamet atau sel-sel kelamin untuk membentuk zigot.
Proses ini disebut juga singami. Zigot akamn memiliki dua kali jumlah
kromosom yang dimiliki gamet. Oleh karena gamet dikatakan bersifat haploid (n
kromosom), maka zigot bersifat diploid (2n kromosom).
2. Pembentukan gamet-gamet atau sel-sel kelamin. Olehindividu itu diploid,
sedangkan gamet itu haploid, maka pembentukan gamet- gamet harus
didahului oleh pembelahan inti yang berlangsung demikian rupa sehingga
jumlah kromosom dari inti sel individu itu diparoh. Pembelahan inti ini
disebut meiosis yang prosesnya berlainan sekali dengan mitosis.

Seperti halnya dengan mitosis, meiosis adalah peristiwa yang dialami oleh
nucleus, dan banyak kejadian dari dua proses itu adalah identik. Namun demikian ada
beberapa perbedaan penting antara dua proses itu yang memberikan hasil genetic yang
berlainan. Misalnya, pada mitosis, dari satu sel induk dihasilkan dua buah sel anakan
yang masing-masing memiliki sifat genetic yang sama. Pada meiosis, hasilnya justru
kebalikannya.Jumlah kromosom gamet diperoleh diploid (2n) menjadi haploid (n).
Pada meiosis terjadi dua kali pembelahan nucleus berturut-turut dan terjadilah
kombinasi genetic baru. Oleh karena pembelahan nucleus berlangsung dua kali, maka
setelah meiosis berakhir akan terbentuklah empat inti yang dinamakan tetrad. Biasanya,
tetapi tidak selalu, terbentuknya empat inti itu disertai dengan pembelahan sitoplasma,
sehingga suatu tetrad dari empat sel merupakan hasil akhir dari meiosis. Akan menjadi
apakah sel-sel tetrad itu nantinya (entah spermatozoa, entah sel telur atau spora),
tergantung dari spesies dan seks organismenya.

Pembelahan meiosis berlangsung dalam dua kali pembelahan inti berturut- turut, yang
lazim disebut meiosis I dan II.

I. MEIOSIS I
i. Profase I
Kebanyakan perbedaan-perbedaan penting antara mitosis dan meiosis terjadi
dalam profase I. Fase ini memakan waktu yang sangat lama dibandingkan dengan
profase dari mitosis, yaitu dapat berlangsung beberapa minggu atau bulan atau lebih
lama lagi. Pada tahapan ini kegiatannya-kegiatannya dapat dibedakan atas 5 subfase,
yaitu:
a) Leptonema. Dimana kromosom diploid yang jumlahnya 4 tampak seperti
benang panjang, tunggal dan tipis.
b) Zigonema. Dimana ke 4 kromosom itu salng berikatan membentuk pasangan
yang disebut sinapsis.
c) Pakhinema. Dimana kromosom menjadi pendek dan tebal.
d) Diplonema. Masing-maing kromosom membelah memanjang sehingga
membentuk kromotid. Empat kromotid itu dinamaka tetrad.
e) Diakinesis. Kromatid-kromatid yang tak serupa (artinya dari sentromer yang
berlainan) dapat bersilang. Tempat persilangan ini disebut khiasama. Ditempat
tersbut kromatid akan putus dan segmen dari satu kromatid akan
bersambungan dengan potongan segmen kromatid yang lain. Pristiwa tersebut
dinamkan pindah silang (crossing over). Dengan adanya pindah silang
maka terjadilah penukaran gen-gen, sehingga terbentuk kombinasi baru.

ii. Metafase I
Kromosom-kromosom menempatkan diri di tengah sel, yaitu di bidang ekuaorial
sel. Ada perbedaan antara metafase mitosis dengan metaphase dari meiosis I. Pada
metaphase mitosis sentromer dari setiap kromosom teratur letaknya pada bidang
tengah dari sel, sedang pada metaphase yang terdapat di bidang tengah sel adalah
daerah sentromer dari bivalen. Jadi perbedaan utama ialah bahwa yang terdapat di
bidang ekuatorial sel pada metaphase mitosis adalah kromosom-kromosom tunggal,
sedangkan pada metaphase meiosis I adalah pasangan-pasnangan kromosom homolog.

iii. Anafase I
Kromosom homolog yang mengadakan sinapsis mulai bergerak untuk
berpisah (terjadi disjunction).Disini pun ada perbedaan antara anaphase mitosis
dengan anaphase meiosis I. Pada anaphase mitosis, kromatid serupa (sister
chromatids) memisahkan diri menjadi kromosom bebas dan bergerak menuju ke
kutub spindle yang berlawanan.Pada anaphase meiosis I, kromatid-kromatid serupa
(sister chromatids) yang menyususn tiap kromosom tetap berhubungan pada daerah
sentromer. Daerah sentromer dari kromosom-kromosom homolog dalam tiap bivalen
menjauhkan diri dan bergerak ke kututb spindle yang berlawanan letaknya. Berarti
bahwa setiap kromosom masih tersusun atas dua kromatid yang masih berhubungan
pada daerah sentromer.

iv. Telofase I
Tibanya kromosom-kromosom di kutu spindle menandakan berakhirnya
anaphase I dan dimulainya telofase I. Dinding nucleus dan nucleolus terbentuk lagi
terbentuk lagi seperti pada telofase mitosis. Akan tetapi pada telofase meiosis,
jumlah kromosom haploid terdapat dalam nucleus yang baru dibentuk. Pada gambar
tiap nucleus mengandung dua kromosom. Bukannya jumlah diploidnya 4. Akan tetapi
tidak seperti telofase mitosis, tiap kromosom itu tersusun dari dua kromatid.Apabila
kitamenghitung banyaknya kromatid (pada contoh ini ada empat) maka data diambil
kesimpulan bahwa reduksi (diparohnya) jumlah kromosom belum berlangsung secara
sempurna.Akibatnya terdapatlah dua genom, ialah dua set gen atau informasi genetik
yang lengkap.Untuk tercapainya reduksi dalam pengandungan genom maupun jumlah
kromosom, maka diperlukan berlangsung pembelahan meiosis II.
Gambar 11. Proses meiosis 1
II. MEIOSIS II
Meiosis II terdiri dari beberapa stadi seperti pada mitosis
i. Profase II
Fase ini dapat dimulai setelah ada interfase yang waktunya pendek sekali.Pada
beberapa makhluk bahkan tidak terdapat interfas, sehingga telofase I langsung
dilanjutkan ke profase II, dan kadang- kadang dijumpai pula kasus dari telofase I
langsung ke metaphase II. Apabila perubahan-perubahan yang terjadi di dalam nucleus
diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya maka ada dugaan bahwa berbagai
stadia yang berlangsung selama meiosis II ini sama dengan berbagai stadia selama
mitosis. Bahkan ada orang yang mempunyai anggapan bahwa meiosis II adalah
pembelahan mitosis. Anggapan demikian itu tidak benar sama sekali karena beberapa
alasan, yaitu:
a) Kromosom yang dobel dalam profase mitosis merupakan hasil duplikasi dari
bahan genetic selama interfase. Kromosom profaseII juga kelihatan dobel,
tetapi bukan hasil duplikasi dari bahan genetic.
b) Kromatid-kromatid yang menyusun kromosom mitosis adalah kromatid serupa
(sister chromatids), berart bahwa kromatid- kromatid itu seluruhnya identic
satu sama lain. Kromatid-kromatid pada profase II bukannya kromatid-
kromatid serupayang sejati karena mungkin sekali terjadi pindah silang di
bagian mana saja dari tiap kromosom. Hanya bagian-bagian tertentu dari
kromatid- kromatid yang berbeda dari tiap kromosom.
c) Meiosis II berguna untuk memisahkan kromatid-kromatid yang berbeda dari tiap
kromosom.
d) Meiosis II menghasilkan reduksi yang sempurna
e) Meiosis II menghasilkan kombinasi baru dari gen-gen yang berasal dari induk
jantan dan induk betina salam generasi sebelumnya.
f) Meiosis II adalah esensial untuk proses seksual
ii. Metafase II
Kromosom tunggal, masing-masing dari dua kromatid yang terikat pada daerah
sentromer, terletak pada bidang ekuator dan memperlihatkan gambaran seperti pada
metaphase mitosis.Kromatid-kromatid saling memisah di daerah sentromer. Spindel
pada metaphase II ini terbentuktegak lurus terhadap letak spindle pada metaphase I.

iii. Anafase II
Setelah memisahnya dua kromatid selesai, maka kromatid- kromatid
bergerak ke kutub spindle yang berlawanan.Sekarang terlaksanalah reduksi dari jumlah
kromosom.

iv. Telofase II
Nukleus pada telofase II mengandung kromosom-kromosom yang kini
tunggal.Gambar di bawah memperlihatkan reduksi dari jumlah kromosom dan genom.
Juga tampak bahwa nukleus dari tetrad secara genetic memiliki dua tipe, yaitu:
Dua sel yang dihasilkan adalah AB yang telah menerima kromosom
dengan alel A dan yang lain dengan alel B
Dua sel lainnya adalah ab

Perlu diingat bahwa gen-gen pada kromosom yang terpisah itu


mengadakan segregasi secara bebas. Jadi apabila kromosom yang memiliki gen A
dan b mengarah ke suatu kutub lainnya, maka sebagai hasil meiosis akan
didapatkan kombinasi genetic Ab dan aB.

Gambar 12. Proses meiosis II


Gambar 13. Proses meiosis I dan II

D. Siklus Sel

1) Interfase (Fase Istirahat)


Interfase adakalanya disebut juga sebagai fase istirahat. Tentunya kita sudah
paham bahwa istirahat yang dimaksud di sini bukan berarti berhenti tidak ada aktivitas
apapun atau bahkan tidur. Istirahat yang dimaksudkan disini adalah sel berhenti
membelah tetapi tetap melakukan aktivitas non pembelahan. Pada stadium istirahat ini
membran inti tidak tampak jelas jika sebuah sel diperiksa dengan menggunakan
mikroskop cahaya. Akan tetapi dengan menggunakan mikroskop elektron maka
membran inti tampak terdiri dari lapisan dobel yang kaya dengan pori-pori
halus.
-9
Diameter inti sel rata-rata 200 nm (1 nanometer = 10 meter atau 10 unit
Angstrom). Pori-pori itu berguna untuk penukaran makromolekul dari sitoplasma dan
inti sel. Membran inti berhubungan dengan rangka dalam dari sitoplasma
(endoplasmic reticulum), dimana terdapat granula berwarna kelam dan disebut
ribosom yang memiliki diameter 17-22 nm. Ribosom kaya akan asam ribonukleotida
(ARN) dan mempunyai peranan penting dalam sintesa protein.

Di dalam nukleus interfase dapat dibedakan 2 komponen utama ialah:


a. Karyolimf (cairan inti) yang tampak jernih tak berwarna dan kolloidal
b. Nukleolus (intinya nukleus) yang berbentuk membulat dan berwarna kelam,
mempunyai diameter 2-5 m. Sebuah nukleus dapat mengandung
satu atau lebih banyak nukleoli. Nukleolus mengandung ARN, sedikit ADN
dan protein. Tiap nukleolus dibentuk oleh pembentuk nukleolus
(nucleolar organizer) dari sebuah kromosom.
c. Kromosom yang belum tampak jelas. Sisanya terdiri dari kromatin, berupa
benang-benang halus yang tersusun atas asam deoksiribonukleat (ADN) dan
protein sehingga membentuk nukleoprotein. Ini terdiri dari histon dan
nonhiston. Dengan interval yang tak sama (yaitu kira-kira 100 Angstrom)
terdapatlah nukleosom, ialah benda-benda silindris pendek, terdiri dari
nukleoprotein, terletak pada kromosom.

Di dalam sitoplasma tampak adanya mitokondria, yaitu organel dimana


berlangsung pernafasan dari sel. Seluruh urutan kejadian mulai dari membelahnya
nukleus sampai membelahnya nukleus berikutnya dinamakan siklus mitotik dari sel.
Lamanya siklus ini tidak sama untuk berbagai macam makhluk, yaitu berkisar antara
3-174 jam. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa siklus sel sendiri meliputi interfase
dan pembelahan sel. Dimana interfase meliputi 3 tahap yaitu G1 (periode pertumbuhan),
S (sintesis) dan G2 (persiapan pembelahan).

Gambar 17. Siklus sel, terdiri dari interfase dan mitosis

Stadium interfase dibedakan atas beberapa fase:

i. G1 = fase gap pertama (fase kekosongan pertama) yang berlangsung rata-


rata antara 12-24 jam. Fase ini disebut demikian karena selama fase ini tidak
ada kegiatan pembelahan nukleus. Nukleus membesar dan sitoplasma
bertambah, karena itu fase ini disebut fase pertumbuhan. Kromosom belum
tampak dengan mikroskop cahaya. Kecuali ada pembentukan asam ribonukleat
(ARN) dan protein, kecuali pula:
Enzim yang diperlukan untuk replikasi ADN dalam fase berikutnya
Protein yang mungkin berguna untuk memacu pembelahan nukleus
Tubulin dan protein yang akan membentuk spindel (gelendong inti)
G1 merupakan stadium yang lamanya memakan waktu sangat variabel. Ada
kalanya G1 m ngambil waktu 30-50% dari seluruh interfase atau sama sekali
tidak ada G1 karena sel segera membelah, seperti pada awal embrio mamalia,
jamur lendir (physarum) dan sejenis khamir (schizosaccaromyces). Sebaliknya
G1 pada sel-sel dewasa dari akar jagung (Zea mays) memakan waktu 151 jam.
Sel-sel somatis yang tak membelah lagi (seperti sel-sel urat syaraf) biasanya
hanya terdapat dalam stadium G1 saja. Beberapa ahli lebih suka
menggunakan istilah G0 untuk situasi demikian ini.

ii. S = satium sintesa. Dalam stadium ini terjadi replikasi ADN, sehingga
banyaknya berlipat dua, juga berlangsung pembentukan histon. Pada akhir
stadium ini tiap kromosom terdiri dari dua kromatid. Kakak beradik (sister
chormatids) yang memiliki sentromer bersamaan. Inilah merupakan aktivitas
yang paling penting dan stadium S. Stasium ini dapat memakan waktu 35-45%
dari siklus interfase.
iii. G2 = fase gap ke dua atau fase pertumbuhan ke dua. Dalam fase ini ADN
cepat sekali bertambah kompleks dengan protein kromosom dan pembentukan
ARN (asam ribonukleat) serta protein berlangsung. Fase ini dapat memakan
waktu kira-kira 10-20% dari siklus interfase

Mekanisme Aktivasi Mitosis Promating Factor (MPF)


Apabila seluruh proses selama interfase telah selesai maka sel akan memasuki
fase M. Untuk memasuki fase M seperti telah kita ketahui harus ada pemicunya yaitu
MPF. MPF tidak aktif pada saat tidak berada dalam fase M. MPF baru akan
diaktivasi ketika sel akan masuk ke fase MPF. Mekanisme aktivasi MPF adalah sebagai
berikut:
a. Cdc2 berasosiasi dengan protein Cyclin. Membentuk MPF inaktif.
b. Akibatnya kadar cyclin meningkat secara bertahap. Hal ini
menyebabkan Cdc2 terfosforilasi dan akan mengaktivasi protein kinase
pada sisi aktif Wee 1 yang merupakan kinase inhibitory dan activating
kinase MO15 pada sisi katalitik Cdc2.
c. Fosforilasi selanjutnya akan menghambat aktivitas MPF sampai group fosfat
dilepaskan oleh Cdc25 fosfatase
d. Setelah grup fosfat terlepas maka MPF menjadi aktif. Aktifnya MPF akan
mengaktivasi dirinya sendiri dengan cara mengaktifasikan Cdc25 dan
menghambat Well 1 (kinase inhibitory).
Setelah mengalami aktifasi MPF nantinya sel akan melanjutkan tahapan siklus sel
menuju ke proses mitosis yang telah dijelaskan sebelumnya.

E. Regulasi Siklus Sel


Seperti halnya semua kejadian yang ada di alam ini, ternyata semua ada
yang mengontrolnya. Termasuk yang terjadi pada siklus sel-sel itu untuk masuk ke
fase M. Bahkan tidak hanya fase M. Untuk masuk dan keluar setiap fase pada interfasi
juga dikontrol. Pengontrol atau yang mengatur adalah protein kinase. Yang akan
dikontrol adalah kondisi lingkungan, pertambahan sel, replikasi DNA, mesin mitosis.
Mekanisme regulasi atau pengontrolan itu dapat kita ibaratkan sebagai mesin siklus sel
yang apabila hendak menjalankan atau berpindah dari satu siklus ke siklus lain harus di
cek dulu dengan serangkaian pertanyaan chekpoint.
Chekpoint dalam siklus sel merupakan titik pengontrolan yang kritis
dimana sinyal berhenti dan sinyal dapat terus mengatur siklus. Sel hewan umumnya
memiliki sinyal berhenti yang menghentikan siklus sel pada chekpoint, sampai
munculnya sinyal terus. Banyak sinyal yang tercatat pada chekpoint berasal dari
mekanisme berasal dari mekanisme pengawasan seluler, sinyal ini melaporkan apakah
proses seluler prosial hingga ketempat itu telah diselesaikan secara benar, dan dengan
demikian apakah siklus sel itu harus dilanjutkan atau tidak. Chekpoint juga mencatat
sinyal dari luar sel, sebagaimana yang akan kita bahas nanti. Tiga chekpoint
utama dijumpai dalam fase G1, G2 dan M.
Untuk banyak sel, chekpoint pada G1 yang dianggap titik restriksi
(pembatasan) dalam sel mamalia tampaknya merupakan yang paling penting. Jika
sebuah sel menerima sinyal terus pada chekpoint G1, sel itu biasanya akan
menyelesaikan siklusnya dan membelah. Tetapi jika sel itu tidak menerima sinyal terus
pada titik itu, sel akan keluar dari siklus dan beralih kekeadaan tidak membelah yang
disebut fase G0. Sebagian besar sel tubuh manusia sebenarnya berada fase genol
seperti yang disebutkan sebelumnya, sel saraf dan sel otot terspesialisasi tidak pernah
membelah. Selain seperti sel hati dapat dipanggil kembali untuk memasuki siklus
sel oleh isyarat lingkungan tertentu, seperti faktor pertumbuhan yang dilepas pada
waktu mengalami luka.
Secara sederhananya dapat diasumsikan bahwa checkpoint akan memeriksa
apakah sel siap atau tidak untuk melanjutkan ke tahapan siklus berikutnya. Sebagai
contoh chekpoint untuk start memasuki G1. Perhatikan gambar dibawah ini!
Gambar 18. Titik pemeriksaan G1
Jam siklus sel Siklin dan kinase tergantung siklin Kinase yang
menggerakkan siklus sel ini sebenarnya berada pada konsentrasi konstan dalam sel yang
sedang tumbuh, tetapi pada sebagian besar waktunya kinase ini berada dalam bentuk
inaktif. Agar menjadi aktif, kinase seperti ini harus diletakkan pada siklin, suatu
protein yang mendapatkan namanya dari konsentrasinya yang berfluktuasi secara
siklik didalam sel. Karena persyaratan ini, kinase disebut kinase tergantung siklin
atau Cdk (Cyclin-dependent kinase). Aktifitas Cdk ini naik dan turunbersama dengan
perubahan pada konsentrasi pasangan siklinnya.
Cdk siklin yang ditemukan pertama kali disebut MPF (maturation
promoting factor) atau faktor pemicu kematangan, karena faktor ini memicu jalan sel
melewati chekpoint G2 ke fase M. Apabila siklin yang terakumulasi selama G2 terkait
dengan molekul cdk, kompleks MPF yang terjadi akan menginisiasi mitosis, tampaknya
dengan memfosforilasi berbagai protein. MPF bekerja langsung maupun tak
langsung. Misalnya, MPF menyebabkan selubung nukleus menjadi terfrakmentasi
dengan cara memfosforilasi dan merangsang kinase lain untuk memfosforilasi protein
lamina nukleus, yang melapisi selubung nukleus.
Pada akhir fase M MPf membantu meng-off-kan dirinya sendiri yang
menginisiasi suatu proses yang mengarah kekerusakan siklinnya oleh enzim proteolitik
(penghidrolisis protein). Enzim proteolitik ikut menggerakkan siklus itu melewati
chekpoint fase M, yang mengontrol mulainya anafase. Anafase dimulai ketika protein
yang menyatukan kromatid saudara pada metafase diuraikan. Bagian nonsiklin MPF,
cdk, tetap berada dalam sel dalam bentuk inaktif sampai molekul ini berikatan dengan
molekul siklin baru yang disintesis selama interfase pada siklus berikutnya.
F. Fungsi Reproduksi Sel

Reproduksi sel atau pembelahan sel pada organisme prokariyot dan eukariyot tentunya
memiliki fungsi bagi organisme itu sendiri. Beberapa fungsi dari reproduksi atau
pembelahan sel tersebut antara lain :
Untuk memperbanyak jumlah sel untuk pertumbuhan.
Sebagai proses regenerasi sel-sel yang telah mati / rusak.
Pada makhluk bersel satu (uniseluler) seperti bakteri dan protozoa, proses
pembelahan sel merupakan salah satu cara untuk berkembang biak.
Untuk membuat atau memunculkan variasi atau varietas baru individu.

2. GAMETOGENESIS
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel-sel gamet, yang terjadi secara meiosis di
dalam alat perkembangbiakan. Gametogenesis terjadi pada organisme dewasa, gamet
jantan (sperma) dan gamet betina (ovum). Pada sel hewan berupa spermatogenesis dan
oogenesis, sedangakan pada sel tumbuhan berupa mikrosporogenesis dan
megasporogenesis.

a. Pada Sel Hewan (Prokariotik)


a) Spermatogenesis
Yang dimaksud dengan spermatogenesis adalah proses pembentukan spermatozoa,
yang berlangsung dalam buah zakar (testis). Yang terdiri antara lain:
buah zakar (testis) yaitu kelenjar kelamin pria yang menghasilkan hormon
kelamin pria dan sel-sel mani. Sepasang buah zakar terdapat didalam kantung
zakar (sprotum)
kantung mani (vesikaseminalis), tempat penyimpanan sel-sel mani sebelum
dikeluarkan dari tubuh pria
saluran mani (epididimis dan vasdeferens), merupakan alat penghubung
antara buah zakar dan kantung mani. Didalam saluran mani spermatozoza
yang dibentuk oleh buah zakar mengalami proses pematangan, sehingga menjadi
sel mani yang lengkap bentuknya.
Kelenjar prostat (glandula prostata). Kelenjar prostat dan kelenjar lainnya
(seperti kelenjar couper) menghasilkan sejenis cairan yang merupakan bagian
cair dari air mani. Campuran spermatozoa dan cairan ini disebut semen.
Zakar (penis) merupakan alat untuk senggama (coitus) dan berkemih.
Karena itu saluran yang terdapat didalamnya berfungsi ganda, yaitu untuk
mengeluarkan semen dan air kemih, saluran ini disebut uretra.

Gambar 14. Proses spermatogenesis

b) Oogenesis
Yang dimaksud dengan oogenesis adalah proses terbentuknya sel telur didalam induk
telur (ovarium). Alat perbiakan pada wanita antara lain:
Kukas (vulva) merupakan bagian dari alat kelamin luar tempat bermuaranya
liang sanggama
Liang sanggama (vagina) adalah alat penghubung rahim dengan dunia luar,
juga alat penerima zakar (penis) waktu sanggama dan jalan kelahiran anak.
Clitoris, merupakan alat yang mudah menerima rangsang apabila penis
menyinggungnya diwaktu sanggama.
Rahim (uterus) merupakan tempat berkembangnya anak didalam kandungan.
Terbagi atas badan dan leher rahim. Didalam badan rahim terdapat rongga rahim
yang dilapisi selaput lendir rahim. Leher rahim adalah bagian terendah dari
rahim yang sebagian menonjol ke bagian atas dari liang senggama, didalamnya
terdapat saluran rahim yang mengandung kelenjar-kelenjar rahim. Saluran leher
rahim menghubungkan rongga rahim dengan liang sanggama.
Indung Telur (ovarium) merupakan kelenjar wanita yang
menghasilkan hormon kandungan.
Saluran Telur (Tubah fallopi) merupakan alat penghubung antara indung
telurdan rongga rahim.
n

Tidak fungsional

Gambar 15. Proses oogenesis

d. Pada Sel Tumbuhan (Eukaryotik)

a) Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis ialah gemetogenesis yang berlangsung di dalam bagian
jantan dari suatu bunga, yang disebut kepala sari atau antera dan menghasilkan
serbuk sari.
Sebuah sel induk mikrospora diploid (mikrosporosit) dalam antera mula-mula
mengalami meiosis I dan menghasilkan sepasang sel haploid.Meiosis II menghasilkan 4
mikrospora haploid yang berkelompok menjadi satu.Tiap mikrospora mengalami
karyokinese (intinya membelah biasa), sehingga memiliki 2 inti haploid. Sebuah inti
dinamakan saluran serbuk sari dan yang lain disebut inti generative. Setelah
terbentuk serbuk sari, inti generative membelah secara mitosis tanpa disertai
sitokinesis dan terjadilah 2 inti sperma.Inti saluran serbuk sari tidak membelah.Dengan
demikian, maka sebutir serbuk sari yang telah masak mengandung 3 inti masing-masing
haploid, yaitu sebuah inti serbuk sari dan dua buah inti sperma.

b) Megasporogenesis
Megasporogenesis ialah gametogenesis yang berlangsung di dalam bagaian
betina dari suatu bunga, yang disebut bakal buah atau ovarium dan menghasilkan
kandung lembaga.Sebuah sel induk megaspore diploid (megasporosit) dalam ovarium
mengalami meiosis I, menghasilkan dua sel haploid. Meiosis II menghasilkan 4
megaspora haploid yang letaknya berderet.Tiga megaspora mengalami degenerasi dan
mati. Sebuah megaspora yang tertinggal dan masih hidup mengalami pembelahan
kromosom secara mitosis tiga kali berturut- turut tanpa diikuti pembelahan plasma.

Hasilnya berupa sebuah sel besar (kandung lembaga muda) yang mengandung
8 inti haploid. Kandung lembaga ini dikelilingi oleh kulit (integument), tetapi di
ujungnya terdapat sebuah liang (mikropil) sebagai tempat jalan masuknya saluran
serbuk sari kedalam kandung lembag. Tiga dari 8 inti tadi menempatkan diri di dekat
mikropil, tetapi dua diantaranya (sinergid) mengalami degenerasi.Inti yang ketiga
berkembang menjadi sel telur.Tiga buah inti lainnya (antipoda) bergerak ke arah yang
berlawanan, tetapi kemudian mengalami degenerasi pula.Sisanya dua inti (inti kutub)
kemudian bersatu ditengah kandung lembaga dan terjadilah sebuah inti diploid (2n).Kini
kandung lembaga yang sudah masak (megagametofit) telah siap untuk dibuahi.

Gambar 16. Proses gametogenesis pada tumbuhan


Referensi

Reece,Mitchell.2002.Biologi Campbell.Edisi Kelima-Jilid1.Jakarta:Erlangga

Nn. 2014.http://lembahsemut.blogspot/Pembelahan-sel.com. Diakses pada tanggal 03 april


2017

Nn.www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/hand-out-cell-cycle-ccrc-new.pdf. diakses
pada tanggal 03 april 2017

laa, mba.2012.www.academia.edu/17638436/Makalah_Siklus_Sel. Diakses pada tanggal 03 april


2017

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42550/4/Chapter%20II.pdf

Nuraini, Tuti.staff.ui.ac.id/system/files/users/tutinfik/material/praktikumbiologi
gametogenesis.pdf. diakses pada 03 april 2017

Nn.2009.besmart.uny.ac.id/mod/resource/view.diakses pada tanggal 03 april 2017

Anda mungkin juga menyukai