LP Low Back Pain
LP Low Back Pain
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaan mereka. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
ergonomi adalah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia
ialah untuk menurunkan stress yang akna dihadapi. Upayanya antara lain
berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak
melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembabab bertujuan dengan
kebutuhan tubuh manusia.
Ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut
karakter manusia, kapasitas dan keterbatasannya terhadap desain pekerjaan,
mesin dan sistemnya, ruangan kerja dan lingkungan sehingga manusia dapat
hidup dan bekerja secara sehat, aman, nyaman dan efisien.
Aplikasi ergonomi dalam kaitannya dengan antopometri dibagi menjadi dua
bagian utama, yaitu:
1. Ergonomi berkaitan dengan tenaga kerja, mesin beserta sarana pendukung
lainnya dan lingkungan kerja. Tujuan ergonomi adalah untuk menciptakan
kemungkinan situasi terbaik pada pekerjaan sehingga kesehatan fisik dan
mental tenaga kerja dapat terus dipelihara serta efisiensi produktivitas dan
kualitas produk dapat dihasilkan dengan optimal.
2. Ergonomi berkaitan dengan karakteristik produk pabrik yang
berhubungan dengan konsumen atau pemakaian produk.
C. Pelatihan Ergonomi
Pelatihan bidang ergonomi sangat penting, sebab ahli ergonomi
umumnya berlatar belakang pendidikan tehnik, psikologi, fisiologi atau dokter,
meskipun ada juga yang dasar keilmuannya tentang desain, manajer dan lain-
lain. Akan tetapi semuanya ditujukan pada aspek proses kerja dan lingkungan
kerja.
D. Metode Ergonomi
1. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi
tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist
dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas
mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
2. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada
saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel,
letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai
dengan demensi fisik pekerja.
3. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif
misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,
nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif
misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka
kecelakaan dan lain-lain.
E. Aplikasi/penerapan Ergonomik:
1. Posisi Kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk
dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama
bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal
dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja. Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai
dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya.
Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
3. Tata letak tempat kerja. Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan
aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih
banyak digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban. Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban
yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu
berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan
persendian akibat gerakan yang berlebihan.
a. Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:
Laki-laki dewasa 40 kg
Wanita dewasa 15-20 kg
Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
Wanita (16-18 th) 12-15 kg
b. Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :
Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
Frekuensi pergerakan diminimalisasi
Jarak mengangkat beban dikurangi
Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan
mengangkat tidak terlalu tinggi.
Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
c. Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik
dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua
prinsip :
Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum
berat badan.
Metode ini termasuk 5 faktor dasar :
Posisi kaki yang benar
Punggung kuat dan kekar
Posisi lengan dekat dengan tubuh
Mengangkat dengan benar
Menggunakan berat badan
d. Supervisi medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis
teratur.
Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan
beban kerjanya
Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan
pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan
Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan,
khususnya pada wanita muda dan yang sudah berumur.
F. Kelelahan/Fatique
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan,
dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya,
beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat
dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak
terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang
cukup.
2. Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul
tiba-tiba dan berat gejalanya.
3. Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan
sejenis mekanisme melarikan diri dari kenyataan pada penderita
psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi
angka kejadiannya di tempat kerja.
4. Upaya kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan
Meskipun seseorang mempunyai batas ketahanan, akan tetapi beberapa
hal dibawah ini akan mengurangi kelelahan yang tidak seharusnya
terjadi :
Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia. Pencahayaan dan
ventilasi harus memadai dan tidak ada gangguan bising.
Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang
cukup saat makan siang.
Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.
Tempo kegiatan tidak harus terus menerus
Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin,
kalau memungkinkan.
Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam peningkatan
semangat kerja.
Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.
Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja
Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya;
Pekerja remaja
Wanita hamil dan menyusui
Pekerja yang telah berumur
Pekerja shift
Migrant.
Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat
stimulan atau zat adiktif lainnya perlu diawasi.
Pemeriksaan kelelahan :
Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes
pada kelopak mata dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan
mendeteksi sinyal, atau pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik
dansebagainya. Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang terjadi
apakah ada hubungannya dengan masalah ergonomi, karena mungkin saja
masalah ergonomi akan mempercepat terjadinya kelelahan.
H. Etiologi LBP
Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari
berbagai masalah muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut,
ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang
belakang, stenosis tulang belakang, masalah diskus intervertebralis,
ketidaksamaan panjang tungkai). Penyebab lainnya meliputi obesitas,
gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperitoneal, aneurisma
abdominal dan masalah psikosomatik. Kebanyakan nyeri punggung akibat
gangguan muskuloskeletal akan diperberat oleh aktifitas, sedangkan nyeri
akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas (2,4) .
I. Patofisiologi LBP
Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus
menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi
nyeri disebut sebagai system nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system
nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan berbeda diantara
individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama
mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang
mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain(1,3).
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang
berespons hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak,
dimana stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri
merupakan jaras multi arah yang kompleks. Serabut saraf ini bercabang
sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke
pembuluh darah local. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat.
Stimuli serabut ini mengakibatkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan
mengakibatkan vasodilatasi. Serabut kutaneus terletak lebih kearah sentral
dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan dengan rantai simpatis
paravertebra system saraf dan dengan organ internal yang lebih besar.
Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri
meliputi histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin
dimana zat tersebut yang dapat meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri
dari bradikinin. Substansi lain dalam tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor
terhadap transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin yang ditemukan
dalam konsentrasi yang kuat dalam system saraf pusat(1,3).
Kornus dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses
sensori, dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system
assenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor
nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal. Proses nyeri terjadi
karena adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi nyeri(1,3).
Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna
vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun
atas banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu
sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai ligamen dan otot
paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan
fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memberikan perlindungan yang
maksimal terhadap sum-sum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang
akan menyerap goncangan vertical pada saat berlari atau melompat. Batang
tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. Otot-otot abdominal dan
toraks sangat penting pada aktifitas mengangkat beban. Bila tidak pernah
dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur,
masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang
dapat berakibat nyeri punggung(2,4).
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia
bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas
fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi
fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra
merupakan penyebab nyeri punggung biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5
dan L5-S6, menderita stress paling berat dan perubahan degenerasi terberat.
Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan
pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang mengakibatkan nyeri
yang menyebar sepanjang saraf tersebut.
M. Penatalaksanaan LBP
Kebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh dalam 6
minggu dengan tirah baring, pengurangan stress dan relaksasi. Pasien harus
tetap ditempat tidur dengan matras yang padat dan tidak membal selama 2
sampai 3 hari. Posisi pasien dibuat sedemikian rupa sehingga fleksi lumbal
lebih besar yang dapat mengurangi tekanan pada serabut saraf lumbal.
Bagian kepala tempat tidur ditinggikan 30 derajat dan pasien sedikit
menekuk lututnya atau berbaring miring dengan lutut dan panggul ditekuk
dan tungkai dan sebuah bantal diletakkan dibawah kepala. Posisi tengkurap
dihindari karena akan memperberat lordosis. Kadang-kadang pasien perlu
dirawat untuk penanganan konservatif aktif dan fisioterapi. Traksi pelvic
intermiten dengan 7 sampai 13 kg beban traksi. Traksi memungkinkan
penambahan fleksi lumbal dan relaksasi otot tersebut.
Fisioterapi perlu diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot.
Terapi bisa meliputi pendinginan (missal dengan es), pemanasan sinar infra
merah, kompres lembab dan panas, kolam bergolak dan traksi. Gangguan
sirkulasi , gangguan perabaan dan trauma merupakan kontra indikasi
kompres panas. Terapi kolam bergolak dikontraindikasikan bagi pasien
dengan masalah kardiovaskuler karena ketidakmampuan mentoleransi
vasodilatasi perifer massif yang timbul. Gelombang ultra akan menimbulkan
panas yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan akibat pembengkakan
pada stadium akut.
Obat-obatan mungkin diperlukan untuk menangani nyeri akut. Analgetik
narkotik digunakan untuk memutus lingkaran nyeri, relaksan otot dan
penenang digunakan untuk membuat relaks pasien dan otot yang mengalami
spasme, sehingga dapat mengurangi nyeri. Obat antiinflamasi, seperti aspirin
dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), berguna untuk mengurangi
nyeri. Kortikosteroid jangka pendek dapat mengurangi respons inflamasi
dan mencegah timbulnya neurofibrosis yang terjadi akibat gangguan
iskemia.
N. Pengkajian LBP
Pasien nyeri pungung dibimbing untuk menjelaskan ketidaknyamanannya
(misal lokasi, berat, durasi, sifat, penjalaran dan kelemahan tungkai yang
berhubungan). Penjelasan mengenai bagaimana nyeri timbul dengan
tindakan tertentu atau dengan aktifitas dimana otot yang lemah digunakan
secara berlebihan dan bagaimana pasien mengatasinya. Informasi mengenai
pekerjaan dan aktifitas rekreasi dapat membantu mengidentifikasi area untuk
pendidikan kesehatan.
Selama wawancara ini, perawat dapat melakukan observasi terhadap
postur pasien, kelainan posisi dan cara jalan. Pada pemeriksaan fisik, dikaji
lengkungan tulang belakang, Krista iliaka dan kesimetrisan bahu. Otot
paraspinal dipalpasi dan dicatat adanya spasme dan nyeri tekan. Pasien
dikaji adanya obesitas karena dapat menimbulkan nyeri punggung bawah.
Q. Evaluasi
1. Mengalami peredaan nyeri
- Istirahat dengan nyaman
- Mengubah posisi dengan nyaman
- Menghindari ketergantungan obat
2. Menunjukkan kembalinya mobilitas fisik
- Kembali ke aktifitas secara bertahap
- Menghindari posisi yang menyebabkan ketidaknyamanan otot
- Merencanakan istirahat baring sepanjang hari
3. Menunjukkan mekanika tubuh yang memelihara punggung
- Perbaikan postur
- Mengganti posisi sendiri untuk meminimalkan stress punggung
- Memperlihatkan penggunaan mekanika tubuh yang baik
- Berpartisipasi dalam program latihan
4. Kembali ke tanggung jawab yang berhubungan dengan peran
- Menggunakan teknik menghadapi masalah untuk menyesuaikan diri
dengan situasi stress
- Memperlihatkan berkurangnya ketergantungan kepada orang lain
untuk perawatan diri
- Kembali ke pekerjaan bila nyeri punggung telah sembuh
- Kembali ke gaya hidup yang produktif penuh
5. Mencapai BB yang diinginkan
- Mengidentifikasi perlunya penurunan BB
- Berpartisipasi dalam pengembangan rencana penurunan BB
- Setia dengan program penurunan BB
Daftar Pustaka
1. Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002
2. Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002
3. Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot,
Philadelphia, 2000
4. Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Cetakan I, EGC,
Jakarta, 1997
5. Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI. Ergonomi. Diakses
pada tanggal 12/12/2013 melalui
www.depkes.go.id/downloads/Ergonomi.PDF.