Anda di halaman 1dari 5

Tadabbur Surat al-Muzzammil

Pembekalan yang Efektif


Mukaddimah: Persiapan Mental

dakwatuna.com Surat al-Muzzammil diturunkan Allah di Mekah setelah surat al-Qalam


(Nn), kecuali ayat terakhir diturunkan di Madinah[1]. Yaitu ayat yang menasakh
(menghapus) hukum wajib shalat malam kecuali bagi Nabi Muhammad saw. Surat ini tidak
memiliki nama selain al-Muzammil (orang berselimut), yaitu melingkarkan kain di
tubuhnya[2], atau berselimut di waktu malam[3]. Surat ini diturunkan diawalawal masa
risalah beliau. Sebagai shock therapy bagi Rasul saw yang saat itu menggigil dan kemudian
berselimut, sakit, dan ketakutan, juga saat tidur dan beristirahat di waktu malam. Maka Allah
memerintahkannya untuk bangun dan bangkit menyampaikan risalah Allah, apapun
resikonya[4].

Hai orang yang berselimut (Muhammad). Bangunlah (untuk sebahyang) di malam hari,
kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit,
atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah a-Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. 73: 1-
4)

Sebuah perintah yang diturunkan Allah, sebagai pembekalan efektif Shalat Malam dan
membaca al-Quran . Karena Allah sedang menyiapkan seorang dai dan nabi yang tangguh.
Dan karena nantinya tantangan yang dihadapinya tidak ringan.

Shalat Malam atau yang sering dikenal dengan qiymullail merupakan bentuk pembekalan
yang efektif. Ada perlawanan terhadap keinginan hawa nafsu di sana. Saat orang sedang enak
tidur atau bersembunyi di balik ketakutanya, justru Allah memerintahkan untuk melawannya.
Bangunlah! Menariknya, Allah memberikan perkiraan waktu yang ideal untuk latihan
penguatan mental ini. Dari sejak al-laila [5] yang berarti seluruh malam [6] , kecuali sedikit.
Ini untuk tingkatan pertama. Kemudian, Allah menurunkannya menjadi standar. Qiymullail
ini pertama kali diwajibkan, kemudian dinasakh dengan ayat ke 20 [7]. Adapun Imam Syafii,
Muqatil bin Sulaiman dan Ibnu Ksn mendukung pendapat Aisyah ra yang menyatakan
kewajiban tersebut dihapus dengan turunya kewajiban Shalat Lima Waktu[8]. Dengan
kebiasaan bangun pada waktu malam seperti ini, seseorang akan benar-benar mampu
melawan dirinya. Inilah persiapan dan penguatan mental yang sangat bagus.

Setelah itu, perintah untuk menartilkan bacaan al-Quran. Selain bertujuan untuk bisa
dipahami dengan mudah, juga supaya lebih terasa dan memungkinkan untuk dijiwai. Yaitu
bacaan yang dibaca dengan pelanpelan sehingga memberi hak yang cukup dalam
mengartikulasikan bacaan huruf-huruf al-Quran juga hukum-hukum yang berkaitan dalam
membacanya (tajwid), panjang pendeknya, idghm izh-hrnya dan sebagainya.

Mengenai alasan betapa pentingnya malam bagi seorang nabi juga para dai. Allah
menegaskannya di ayat keenam dan tujuh. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah
lebih tepat (supaya khusyu) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu
pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). (QS.73: 6-7)
Dengan suasana yang hening akan membantu seseorang dan memudahkannya dalam
mengatur suasana hatinya supaya sesuai dengan ritme bacaan al-Quran yang dibacanya.
Sehingga hati bisa mengikuti gerak mulut. Sementara di waktu siang, kondisi seperti ini
sangat langka untuk didapatkan. Karena banyak urusan dan orang tergesagesa dalam
urusannya. Kata as-sabhu aslinya berjalan cepat di dalam air. Untuk mengambarkan
betapa sulitnya kondisi dalam kesibukan. Ini kiasan untuk orang yang berpergian[9] dan
banyak urusannya.

Tugas Berat Siap Menanti

Setelah itu, tugas yang berat pun tidak akan membebani atau menjadi tanggungan yang
berlebihan. Karena pemikul amanahnya benar-benar telah siap. Baik dalam menerima atau
menyampaikan risalah, ataupun menanggung resiko yang akan ditemuinya sebagai
konsekuensi dakwah tersebut. sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu perkataan
yang berat.(QS.73:5) Qatadah berpendapat, yang dimaksud dalam ayat ini adalah hukum-
hukum Allah. Sebagian ahli tafsir yang lainnya menerjemahkannya dengan janji dan ancaman
Allah [10].

Sebutlah nama tuhanmu, dan beribadahlah kepadanya dengan penuh ketekunan.(QS.73:8)

Tugas berat selain di atas, perlu penambahan bekal lagi, berzikir. Dengan mengingat Allah
akan menguatkan mental Rasulullah dalam menjalankan misi risalahnya. Bahwa Allah
Mahakuat. Maka siapapun takkan mampu melawannya. Allahlah sebaik-baik penolong. Allah
Maha Mendengar, Maha Penyayang, dan kasih-Nya takkan pernah memiliki batas.

Dengan berzikir, kita akan semakin mengenal Allah. Semakin menetapkan keimanan dan
keyakinan kita sebagai penerus risalah Nabi saw. Itulah yang dikehendaki Allah dalam
membekali kekasihnya, Muhammad saw.

(Dialah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Maka ambillah dia sebagai Pelindung. (QS.73:9)

Karena zikir merupakan salah satu sumber kekuatan seorang mukmin dalam kondisi apapun.
Senada dengan pesan arif Ibnu Athaillah as-Sakandary [11], Jangan tinggalkan berzikir
sebab kelalaianmu saat berzikir. Semoga Allah berkenan mengangkat derajatmu dari zikir
yang penuh dengan kelalaian menuju zikir yang penuh kesadaran. Dan dari zikir yang penuh
kesadaran menuju zikir yang disemangati oleh kehadiran-Nya menuju zikir yang meniadakan
segala sesuatu selain-Nya. Dan yang demikian itu bagi Allah bukanlah merupakan sesuatu
yang sulit. [12]. Hanya tinggal kita membiasakannya dan mau terus berusaha
melakukannya.

Sikap Terbaik Dalam Menghadapi Rintangan Dakwah

Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara
yang baik. (QS. 73:10)

Kenalilah kelembutan Allah dengan bersabar. Dengan kesabaran ini akan semakin membuat
seseorang dekat dengan Allah. Dan semakin membuatnya kokoh serta istiqomah. Keyakinan
terhadap takdir Allah, juga akan membantu kita dalam bersabar dan membuat segala
rintangan menjadi sebuah bumbu kehidupan. Justru akan terasa lebih manis [13].
Sabar merupakan salah satu bentuk kepasrahan yang positif. Bukan sikap menyerah atau
apatis dalam merespon sebuah masalah. Maka sikap sabar seperti ini akan semakin membuat
seseorang kuat. Dan akan semakin dewasa dalam mengambil sikap. Karena ia telah
mengalahkan ego dan perasaannya.

Bagaimana tidak, bukankah yang memerintah bersikap sabar telah memberikan jaminan? Dia
akan membuat perhitungan terhadap orang-orang yang selalu menyakiti dan menghalangi
Rasulullah saw, mendustakan risalahnya dan mengumandangkan permusuhan terhadap
risalah yang diembannya. Maka biarlah Allah yang mengurusi mereka.

Dan biarkan Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-
orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. (QS. 73:
11)

Allah tangguhkan mereka. Sebenarnya agar mereka mau berpikir untuk bertaubat dan
menyadari kekeliruannya. Kemudian segera memperbaiki kesalahannya. Namun, yang terjadi
justru sebaliknya. Mereka semakin menjadi-jadi, memusuhi Rasulullah dan orang-orang yang
mengikuti dakwahnya. Menindas dan menyakiti mereka, baik secara fisik ataupun dengan
tekanan dan teror psikis yang mereka lancarkan terus-menerus.

Untuk Para Pendusta

Karena sesungguhnya pada sisi kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang
menyala-nyala. Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih. Pada
hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-
tumpukan pasir yang berterbangan. (QS.73: 12-14)

Siksaan yang sangat pedih telah Allah siapkan untuk mereka yang memusuhi kekasih-Nya.
Azab yang akan membuat mereka kering dan haus. Tak ada makanan kecuali hanya
menambah kepedihan dan rasa kering yang tak terbayangkan.

Sebelumnya, saat sangkakala Israfil ditiup alam semesta ini menjadi demikian rapuh dan
lebur dalam kehancuran. Termasuk orang-orang yang ada di atas bumi. Semua mengalami
kefanaan. Karena kekekalan hanya dimiliki oleh Zat Yang Mahahidup.

Para pendusta yang memusuhi Rasulullah bukannya tak tahu, bahwa sunnah Allah berlaku
untuk orang-orang yang mendustakan utusan-Nya. Umat-umat sebelum mereka telah
dibinasakan. Sisa-sisa kengerian itu bahkan sebagian masih bisa dilacak. Lihatlah apa yang
dialami Firaun. Manusia kerdil yang sombong yang menahbisakan dirinya sebagai Tuhan.
Kemudian hanya menjumpai kebinasaan yang menghinakan. Ditenggelamkan Allah dan
kemudian jasadnya diperlihatkan kepada banyak orang yang datang setelahnya. Bahkan
hingga saat ini, jasadnya masih dijaga dan terawat baik dalam museum. Yang demikian untuk
diambil pelajaran bagi kaum mukminin juga bagi mereka yang mendustakan dan memusuhi
risalah Allah.

Sesungguhnya kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang rasul,
yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul
kepada Firaun. Maka Firaun mendurhakai Rasul itu, lalu kami siksa dia dengan siksaan
yang berat. (QS. 73: 15-16)
Dan seperti kisah kezhaliman dan pendustaan ini masih akan berlangsung terus hingga saat
ini, sampai pada hari ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Padahal Allah tak henti-
hentinya mengingatkan manusia dan memperingatkan orang-orang zhalim tersebut agar
menghentikan kezhalimannya.

Maka bagaimana kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari
yang menjadikan anak-anak beruban. (QS. 73: 17)

Ini adalah sebuah perumpamaan yang sangat dahsyat. Hari Kiamat yang sangat menakutkan
itu seperti yang dikisahkan Allah di ayat ini, bahkan akan sanggup mumutihkan rambut anak-
anak kecil. Sebuah gambaran yang menakutkan. Hari yang sangat mengerikan [14].

Ambilah Sebuah Keputusan

Sesunguhnya ini adalah suatu peringatan. Maka barangsiapa yang menghendaki niscaya ia
menempuh jalan (yang menyampaikannya) kepada Tuhannya. (QS.73: 19)

Peringatan telah dan terus disampaikan Allah, maka sekarang semuanya kembali pada diri
masing-masing manusia. Dialah yang akan memilih. Mengikuti petunjuk Allah atau berpaling
dan memusuhi serta mendustakan peringatan itu. Inilah kebijakan Allah, setelah itu semua
manusialah yang akan menanggung semua pilihannya. Karena Allah pun tak pernah
memaksa. Karena ketakwaan ataupun kemaksiatan manusia tak berpengaruh sedikitpun
terhadap kekuasaan Allah. Tidak mengurangi ataupun menambahnya.

Jika seluruh manusia dan jin yang pernah dan akan ada, semua tunduk dalam kepasrahan
kepada-Nya; maka tidaklah yang demikian itu menambah kemanfaatan bagi-Nya. Bila
seluruh manusia dan jin yang pernah dan akan ada, semua menentang-Nya. Maka tidaklah hal
itu mengurangi kebesaran-Nya. Dan bila seluruh manusia dan jin yang pernah dan akan ada,
semua memohon kepada-Nya. Dan semua permohonan itu dikabulkan-Nya, tidaklah hal itu
mengurangi kekuasaan dan kebesaran kerajaan-Nya. Kecuali seperti sehelai benang yang
dicelupkan kedalam bentangan samudera [15].

Penutup: Kasih Sayang dan Kemudahan-kemudahan Allah

Salah satu bentuk kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya adalah dengan memberikan
kemudahan-kemudahan. Termasuk diantaranya keringanan-keringanan yang kita dapatkan,
atau sebagian kita kenal dengan rukhshah. Demikian juga tentang perintah Shalat Malam ini.
Dari yang semula wajib, kemudian dengan turunya ayat ke duapuluh ini menjadi sunnah.

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (shalat) kurang dari dua
pertiga malam, atau seperdua malam, atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan
dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang.
Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak mampu menentukan batas-batas waktu-
waktu itu, Maka dia memberi keringanan kepadamu. Karena itu bacalah apa yang mudah
(bagimu) dari al-Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada diantara kamu orang-orang yang
sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebgaian karunia Allah; dan
orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah
(bagimu) dari al-Quran dan dirikanlah shalat, tunaikan zakat dan berikanlah pinjaman
kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu berbuat untuk dirimu
niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan
yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.73:20)

Karena Allah Maha Mengetahui kondisi hamba-hamba-Nya. Akan ada yang sanggup
melakukannya semalam, dan itupun tak akan bisa dilakukan terus menerus karena badan kita
memliki hak untuk diistirahatkan. Ada juga yang bisa melakukannya sedikit bahkan ada yang
kadang-kadang saja melakukan Shalat Malam. Karena ada yang tua dan muda, ada yang
sehat dan yang sakit. Ada yang sibuk berperang, memiliki karakter pekerjaan yang
melelahkan ada yang sedang stabil imannya dan ada yang labil dan seterusnya.

Maka kemudian Allah menjadikan Shalat Malam hukumnya sunnah. Tapi tetap berfungsi
sebagai pembekalan secara efektif bagi penerus risalah Nabi Muhammad saw sekaligus
sebagai jalan untuk meraih kemuliaan di sisi Allah. Seperti dalam firman-Nya. Dan pada
sebagian malam hari Shalat Tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu;
mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS.17: 79)

Sungguh luas kasih sayang-Nya. Allah memberikan kesempatan bagi hamba-Nya untuk
berlomba meraih kemuliaan bagi siapa saja yang mau berusaha meraihnya. Coba kita
renungkan pesan Ibnu Athaillah as-Sakandary, Allah sengaja menetapkan waktuwaktu
tertentu untuk beribadah agar engaku tidak sampai tertinggal karena menunda
mengerjakannya. Dan Allah memberi keleluasaan waktu bagimu agar tetap ada kesempatan
untuk memilih [16].

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/04/30/50567/tadabbur-surat-al-muzzammil-
pembekalan-yang-efektif/#ixzz3kFRZCx7R
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai