Anda di halaman 1dari 4

Bidang garapan tenno meiji

Di bidang peindustrian

Industri

Dalam rangka membangun industrinya, Jepang mula-mula bekerja keras untuk


meningkatkan hasil produksi teh dan sutera. Kedua jenis ini sangat laku di luar negeri.
Tujuannya untuk memperoleh devisa sebanyak mungkin. Dengan devisa itu dibeli
mesin-mesin modern untuk modernisasi perusahaan teh, sutera kemudian industri.
Sementara bangsa jepang belum dapat melayani mesin-mesin yang modern itu
didatangkan ahli teknik dari luar negeri. Setelah bangsa Jepang sudah mampu
mengoperasikan mesin-mesin tersebut para ahli teknik yang didatangkan dari luar
negeri dipulangkan.

Perdagangan dalam dan luar negeri, pelayaran antar pulau dan pelayaran
internasional berkembang pesat. Disamping industri biasa timbul pula industri alat
perang dan industri alat besar. Beberapa industriawan yang terkenal pada waktu itu
ialah: Yosyuda, Mitsui, Sumimoto dan Mitshubishi. Demikianlah, dalam waktu kurang
lebih 50 tahun sesudahRestorasi Meiji, negeri Jepang maju pesatdan tumbuh menjadi
Negara yang setaraf dengan negara-negara Eropa Barat.

Bidang Militer

Angkatan perang Jepang dibangun secara modern. Angkatan Darat dibentuk dengan
mencontoh Jerman, Angkatan Laut meniru Inggris. Tiap warga negara yang berumur 20
tahun wajib mengikuti latihan militer dan setelah itu dikirim ketempat perbatasan yang
berbahaya. Separuh anggaran biaya negara digunakan untuk memperkuat angkatan
perang Jepang. Pembangunan angkatan darat dierahkan pada keluarga Daimyo
Coshu, sedangkan pembangunan angkatan laut diserahkan pada keluarga Daimyo
Satsumo. Menjadikan Spirit Bushido yang dulu dimiliki oleh para samurai menjadi
semangat militer. Contoh Spirit Bushido yaitu berjuang sampai titik darah penghabisan,
setia kepada negara, lebih baik mati daripada hidup menanggung malu. Pembangunan
bidang militer juga ditandai dengan pembentukan departemen pertahanan yang disebut
Gunbatsu. Tokoh yang berjasa dalam pembangunan militer ialah Yamagata.

Militer

Pada tahun 1873 dibentuk kesatuan tentara Jepang. Angkatan Perang dibangun
secara modern dengan peralatan yang dibeli negara-negara Eropa Barat. Tetapi
kemudian Jepang membuat sendiri alat perangnya. Susunan angkatan darat dipegang
oleh keluarga Chosyu dan dibuat mencontoh negara Jerman, dan angkatan Laut
dipegang oleh keluarga Satsyuma dibentuk dengan mencontoh angkatan laut Inggris.
Disamping itu tiap-tiap warga negara yang berumur 20 tahun dikenakan wajib militer
dan setelah itu untuk praktek mereka dikirim ke daerah-daerah perbatasan yang
berbahaya. Bersama dengan diresmikan modernisasi angkatan perang ditumbuhkan
kembali semangat Busyido sebagai dasar kemiliteran Jepang. Prajurit Jepang harus
memegang teguh ajaran Bushido artinya menginsyafi kedudukannya masing-masing di
dalam hidup ini, mempertinggi derajat dan kecakapan diri, melatih dirinya lahir batin
untuk menyempurnakan kecakapannya dalam ketentaraan, memegang teguh disiplin,
menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan tanah air sampai titik darah yang terakhir.
Mati untuk tenno adalah bentuk mati yang sempurna dan termulia.

Untuk mengorganisasi angkatan perang dibentuk Departemen Pertahanan


(Gunbatsu). Departemen Pertahanan tidak bertanggung jawab kepada parlemen, tetapi
kepada Tennno. Badan ini dikemudian hari tumbuh menjadi suatu badan yang
pengaruhnya cukup besar. Perang atau damai ditentukan oleh Departemen pertahanan.
Jepang pun memiliki angkatan pertahanan yang kuat karena setengah dari anggaran
belanja negara dipergunakan untuk militer.

Akibat dari modernisasi militer ini maka secara otomatis golongan Samurai
dihapuskan dan ini menyebabkan timbulnya pemberontakan yaitu pemberontakan
Satsuma. Pemberontakan Satsuma (Seinan Senso, Perang Barat Daya) adalah
pemberontakan klan samurai Satsuma yang dipimpin Saigo Takamori terhadap Tentara
Kekaisaran Jepang, yang berlangsung 11 bulan di awal era Meiji, dimulai pada tahun
1877. Perang saudara ini merupakan perang saudara terakhir dan terbesar di Jepang.
Perang terjadi di Kyushu, tepatnya di tempat yang sekarang bernama Prefektur
Kumamoto, Prefektur Miyazaki, Prefektur Oita, Prefektur Kagoshima
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan_Satsuma).

Pemberontakan Satsuma disebabkan oleh adanya perubahan sistem pada


pemerintahan, yang menyebabkan kekecewaan para samurai. Modernisasi Jepang
telah menyebabkan hilangnya kekuasaan samurai dan penghancuran sistem
tradisional. Peraturan Penghapusan Pedang Haito-rei yang melarang samurai
membawa katana juga merupakan salah satu penyebab terjadinya pemberontakan ini.

Pertempuran berlangsung selama enam minggu, dan Saigo Takamori hanya


memiliki 300-400 prajurit yang tersisa. Pada pertempuran terakhir, yaitu pertempuran
Shiroyama, Saigo luka berat. Dalam keadaan hampir tertangkap pasukan pemerintah,
Saigo melakukan seppuku pada 24 September 1877. Peperangan ini menghabiskan
dana besar di pemerintah Jepang, sekaligus merupakan akhir dari kelas samurai di
Jepang. Sepuluh tahun kemudian, Kekaisaran Jepang meminta maaf dan memberikan
gelar kemuliaan kepada Saigo Takamori sebagai samurai yang terakhir.

Bidang Pendidikan

Jepang mencontoh pendidikan cara Barat yang dianggap lebih modern. Wajib belajar
untuk anak 6 tahun digalakkan bagi semua penduduk Jepang. Negara dibagi menjadi 8
daerah pendidikan, setiap daerah diberi 32 sekolah menengah dan 1 perguruan tinggi.
Selain itu, pemerintah Jepang mengirim pemuda Jepang untuk belajar dan sekolah di
luar negeri. Tokoh yang berjasa dalam pembangunan pendidikan Jepang ialah Sakuma
Sozan.

Bidang Ekonomi

Modernisasi perekonomian di lakukan dengan mendatangkan ahli-ahli dari luar negeri


dan mengimpor peralatan industry modern. Industri tekstil maju dengan pesat dan
segera menjadi saingan bagi Inggris dalam pasar tekstil di Asia. Selain itu, dibangun
juga industri senjata dan peralatan perang. Pada periode 18681900, terjadi lonjakan
pertumbuhan penduduk sebesar 25%, yaitu dari 32 menjadi 40 juta jiwa. Dari gejala ini
Jepang menyadari bahwa dalam jangka panjang wilayahnya tidak akan mampu
menampung pertambahan penduduk yang meningkat dengan pesat, sehingga
dibutuhkan tempat atau koloni baru untuk menampung penduduk Jepang. Bidang
pertanian yang menjadi dasar perekonomian dikembangkan secara intensif dengan
mengembangkan ulat sutra dan perkebunan teh. Perkembangan ekonomi Jepang
menimbulkan kelompok industri raksasa yang disebut Zaibatsu yang berasal dari Kuge
(bangsawan istana) dan Chonin (warga kota). Mereka menguasai bidang perekonomian
dan ikut terjun dalam bidang politik.

Anda mungkin juga menyukai