Anda di halaman 1dari 25

MODUL PENGAUDITAN 2

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

AHSANUL HAQ JALIL


(A31114319)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN

1
A. TINJAUAN MATA KULIAH
Nama Mata Kuliah : Pengauditan 2
Jurusan : Akuntansi
Semester : IV
Kode : 302A333
Jumlah SKS :3

1. Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah pengauditan 2 adalah lanjutan dari mata kuliah pengauditan 1 yang
membahas tentang lanjutan pemeriksaan akuntansi (auditing) yang telah dibahas
sebelumnya di pengauditan 1. Materi yang dibahas pada mata kuliah ini secara garis
besar terdiri dari dua bagian yaitu: (1)Audit atas siklus transaksi dan (2)penyelesaian
audit, pelaporan, dan jasa lainnya.
Bagian pertama, audit atas siklus transaksi membahas tentang audit siklus
pendapatan: pengujian pengendalian dan pengujian subtantif, audit siklus pengeluaran:
pengujian pengendalian dan pengujian subtantif, audit siklus produksi, audit siklus
persedian dan pergudangan, audit siklus penggajian dan personalian, audit siklus
investasi, audit siklus pembiyaan, serta audit saldo kas yang akan dibahas pada
pertemuan 2 sampai dengan pertemuan 11.
Bagian kedua, penyelesaian audit, pelaporan, dan jasa lainnya membahas
tentang penyelesaian audit dan tanggungjawab pasca audit, penyusunan laporan audit
atas laporan keuangan yang telah diaudit, jasa-jasa lain akunttan dan pelapornya, serta
BAPEPAM dan akuntan public yang akan dibahas pada pertemuan 12 sampai dengan
15.
2. Manfaat Mata Kuliah
Manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari mata kuliah ini adalah
mahasiswa dapat memahami tentang audit atas siklus transaksi dan penyelesaian audit,
pelaporan, dan jasa lainnya.
3. Sasaran Belajar
Mahasiswa mampu memahami setiap materi pembelajaran yang telah disusun
dalam GBRP (Garis Besar Rencana Pembelajaran).

2
4. Urutan Penyajian
Setiap materi disajikan setiap pekan sesuai GBRP dengan urutan sebagai berikut:
1. Audit siklus pendapatan: pengujian pengendalian
2. Audit siklus pendapatan: pengujian subtantif
3. Audit siklus pengeluaran: pengujian pengendalian
4. Audit siklus pengeluaran: pengujian subtantif,
5. Audit siklus produksi,
6. Audit siklus persedian dan pergudangan
7. Audit siklus penggajian dan personalian
8. Audit siklus investasi
9. Audit siklus pembiyaan
10. Audit saldo
11. Penyelesaian audit dan tanggungjawab pasca audit
12. Penyusunan laporan audit atas laporan keuangan yang telah diaudit
13. Jasa-jasa lain akuntan dan pelapornya
14. BAPEPAM dan akuntan publik
5. Petunjuk Belajar bagi Mahasiswa dalam memepelajari modul
Bentuk pembelajaran:
Collaborative Learning (CL)
Diskusi kelompok
Kuliah
Indikator Penilaian:
Mampu melaksanakan dan menerapkan proses pengauditan berdasarkan siklus
akuntansi perusahaan
Mampu melasanakan dan mamahami pengauditan berbasis resiko (ISA)
Mampu menilai, mendeteksi dan merespon resiko kecurangan yang terjadi
Serta mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi dalam
melaksanakan audit.
Mahasiswa juga diharapkan untuk membaca dan mencari referensi materi yang
berkaitan dengan materi bahasan dengan tujuan untuk memperkaya wawasan.

3
B. PENDAHULUAN
Materi Pembelajaran: Audit siklus pendapatan: pengujian pengendalian

1. Sasaran pembelajaran:
Mampu mengetahui sifat siklus jasa personalia
Mampu mengetahui tujuan audit jasa personalia
Mampu mengetahui aktivitas pengendalian transaksi penggajian
Mampu mengetahui pengujian substansif atas saldo gaji dan upah
2. Ruang lingkup bahan modul:

Modul ini disusun berdasarkan Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) mata
kuliah Pengauditan II. Penyusunan modul ini merujuk pada berbagai referensi yang
relevan. Hadirnya modul ini diharapkan mampu menambah pengetahuan terkait dengan
pengauditan pada siklus pengeluaran khususnya pada pengujian pengendalian.

3. Manfaat mempelajari modul


Manfaat yang dapat diperoleh setelah mempelajari modul adalah mahasiswa
memiliki pedoman dalam proses pembelajaran agar lebih terarah dalam kaitannya
untuk:
Mampu mengetahui sifat siklus jasa personalia
Mampu mengetahui tujuan audit jasa personalia
Mampu mengetahui aktivitas pengendalian transaksi penggajian
Mampu mengetahui pengujian substansif atas saldo gaji dan upah
4. Urutan pembahasan :
a. sifat siklus jasa personalia
b. tujuan audit jasa personalia
c. aktivitas pengendalian transaksi penggajian
d. pengujian substansif atas saldo gaji dan upah

4
C. MATERI PEMBELAJARAN

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

A. SIFAT SIKLUS JASA PERSONALIA

Siklus jasa personalia (personnel service cycle) suatu entitas menyangkut peristiwa dan
aktivitas yang berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis
kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam dan insentif (borongan), komisi, bonus, opsi saham,
dan tunjangan karyawan (misalnya asuransi kesehatan dan uang cuti). Kelompok transaksi
yang utama dalam siklus ini adalah transaksi penggajian (payroll transaction).

Siklus jasa personalia saling berkaitan dengan dua siklus lainnya. Pembayaran gaji dan
upah serta pembayaran pajak gaji dan upah berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas
dalam siklus pengeluaran. Distribusi biaya tenaga kerja pabrik ke barang dalam proses
berkaitan dengan siklus produksi. Dalam bagian ini akan difokuskan terutama pada
kompensasi per jam kepada para karyawan serta pajak gaji dan upah terkait, serta masalah
pengukuran dan pengungkapan penting yang berhubungan dengan opsi saham dan program
pensiun.

Perbedaan antara siklus penggajian dan personalia dengan siklus-siklus lainnya

Perbedaan antara siklus penggajian dan personalia dengan siklus-siklus lainnya pada
umumnya meliputi :

Dalam penggajian hanya terdapat satu golongan transaksi. Kebanyakan skklus


mengandung lebih dari satu golongan transaksi. Sebagai contoh siklus penjuan dan
penerimaan piutang menyangkut transaksi penjualan dan transaksi penerimaan kas, dan
kadang-kadang juga menyangkut transaksi retur penjualan serta transaksi penghapusan
piutang. Penggajian hanya memiliki satu transaksi, karena penerimaan jasa dari para
pegawai dan pembayaran atas jasa tersebut melalui penggajian berlangsung dalam
tenggang waktu yang pendek.
Transaksi biasanya jauh lebih signifikan daripada saldo akun neraca yang
bersangkutan. Akun-akun neraca yang berkaitan dengan penggajian seperti misalnya
utang gaji dan utang pajak penghasilan karyawan jauh lebih kecil daripada jumlah
rupiah transaksi penggajian selama tahun yang bersangkutan.

5
Pengendalian internal atas penggajian pada umumnya efektif pada hampir semua
perusahaan, bahkan pada perusahaan kecil sekalipun. Adanya undang-undang pajak san
ketentuan tentang cara pembayaran pajak penghasilan karyawan yang ditetapkan
pemerintah secara ketat mendorong perusahaan untuk menerapkan pengendalian
internal yang efektif atas pemotongan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan.
Karena ketiga karakteristik di atas, dalam pengauditan penggajian, auditor biasanya
menekankan pada pengujian pengendalian, pengujian substantif golongan transaksi,
dan prosedur analitis. Pengujian rinci saldo akun-akun uang berkaitan dengan
penggajian biasanya hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Sebelum kita
membahad pengujian-pengujian dalam siklus ini, pertama-tama akan dikemukan
tentang transaksi-transaksi serta saldo-saldo akun terkait, berikut dokumen-dokumen
dan catatan-catatan yanh digunakan dalam siklus penggajian dan personalia, dalam
perusahaan pada umumnya.
Akun-Akun Dan Transaksi-Transaksi Dalam Siklus Penggajian Dan Personalia

Tujuan keseluruhan pengauditan atas siklus penggajian dan personalia adalah menilai
apakah saldo-saldo akun yanh dipengaruhi oleh siklus ini telah ditetapkan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Akun-akun yang umumnya terdapat dalam siklus penggajian dan personalia dapat dilihat
pada gambar dibawah ini. Dalam gambar tersebut digunakan akun T untuk menggambarkan
aliran informasi melalui berbagai akun dalam siklus penggajian dan personalia . Dalam sistem
pada umumnya akun upah dan gaji hanya digunakan pada akhir periode akuntansi. Selama
periode berjalan, akun beban didebet pada saat upah dan gaji sesungguhnya dibayar, bukan
ketika beban gaji terjadi. Utang yang berkaitan dengan gaji dan upah dicatat melalui jurnal
penyesuaian pada akhir periode untuk semua yang telah menjadi beban yetapi belum dibayar.

6
Fungsi-fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen serta catatan yang bersangkutan

Siklus penggajian dan personalia diawali dengan penhangkatan karyawan/pegawai dan


diakhiri dengan pembayaran imbalan atas jasa yang telah mereka lakukan dan pembayaran
kewajiban pajak penghasilan karyawan yang telah dipotong kepada pemerintah dan institusi
lain serta utang niaya tenaha kerja dan utang Pph karyawan.

Dalam tabel di bawah ini, kolom ketiga menunjukkan empat fungsi bisnis dalam siklus
penggajian dan personalia dan menggambarkan hubungan antar fungsi bisnis, golongan
transaksi, akun-akun, serta dokumen dan catatan. Auditor harus memahami fungsi-fungsi
bisnis dan dokumen-dokumen serta catatan-catatan sebelum melakukan penilaian risiko
pengendalian dan merancang pengujian pengendalian serta pengujian substantif transaksi.

Tabel Golongan Transaksi, Akun-akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta Catatan
yang Bersangkutan untuk siklus Penggajian dan Personalia

Golongan Akun-akun Fungsi Dokumen dan


Transaksi Bisnis Catatan

7
Penggajian Kas Gaji Sumber Catatan tentang
Semua akun biaya yang daya sumber daya
berhubungan dengan imbal jasa manusia manusia
tenaga kerja. Formulir potongan
Semua akun yang berhubungan wajib
dengan potongan atas pendapatan Surat keputusan
kotor tenaga kerja. penetapan tarif
Semua akun utang yang
berhubungan dengan
ketenagakerjaan.

Pencatatan Catatan waktu kerja


waktu dan Kartu waktu per job
pembuatan File transaksi
daftar gaji penggajian
Jurnal penggajian
Master file
penggajian

Pembayaran Bukti transfer atau


gaji check
Rekonsiliasi bank
akun gaji

Pembuatan Bukti pembayawan


bukti P.Ph
potong P.Ph
karyawan
dan
pembayaran
P.Ph
karyawan
Sumber : Haryono, 2014, halaman 811

8
Bagian Sumberdaya Manusia (Bagian Personalia)

Bagian sumber daya manusia atau sering disebut juga bagian personalia adalah bagian yang
secara independen mewawancara dan mengangkat personil yang memenuhi syarat sesuai
dengan kebutuhan entitas. Bagian ini juga merupakan sumber independen catatan untuk
memeriksa secara internal informasi gaji dan upah, termasuk tambahan-tambahan dan
penghapusan dari daftar gaji, serta perubahan gaji/upah dan potongan-potongan.

1. Catatan Kepegawaian

Catatan kepegawaian meliputi data seperti tanggal pengangkatan, data pribadi


pegawai/karyawan, tingkat gaji/upah, potongan-potonhan wajib, evaluasi kinerka, dan
pemberhentian sebagai pegawai.

2. Formulir Potongan Wajib

Formulir ini digunakan untuk memotong gaji/upah yang bersifay wajib, sepertu
misalnya P.Ph karyawan yang dipotong perusahaan, potongan asuransi yang wajib diikuti
karyawan termasuk asuransi kesehatab potongab untukbiuran sebagai anggota serikat
pekerja.

3. Surat Keputusan Penetapan Gaji/Upah

Surat ini digunakan untuk menetapkan tingkat upah atau gaji sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Sumber informasi keputusan ini adalah kontrak kerjan otorisasi oleh
manajemen, atau khusus untuk para pejabat perusahaan diotorisasi oleh dewan komisaris.
Pencatatan Waktu Kerja dan Pembuatan Daftar Gaji dan Upah

Penggunaan catatan waktu kerja dan pembuatan daftar gaji/upah sangat penting dalam
pengauditan penggajian karena keduanya berhubungan langsung dengan biaya tenaga kerja
untuk setiap periode. Pengendalian yang memadai diperlukan untuk mencegah kesalahan
penyajian dalam empat aktivitas berikut :

Pencatatan waktu kerja


Ikhtisar dan perhitungan pendapatan kotor, potongan, dan pendapatan bersih
Pembayaran gaji/upah
pencatatan gaji/upah

9
B. TUJUAN AUDIT

Tujuan khusus audit untuk siklus personalia adalah sebagai berikut:

Asersi Tujuan Audit Kelompok Tujuan Audit Saldo Rekening


Transaksi

Keberadaan Biaya gaji dan upah serta biaya Saldo utang gaji dan upah serta
atau keterjadian PPh karyawan dalam pembukuan utang PPh karyawan
berkaitan dengan kompensasi atas mencerminkan jumlah yang
jasa yang diberikan selama periode terutang per tanggal neraca.
yang diaudit.

Kelengkapan Biaya gaji dan upah serta biaya Utang gaji dan upah serta utang
PPh karyawan mencakup semua PPh karyawan mencakup
biaya yang terjadi untuk jasa semua utang kepada karyawan
personalia selama periode yang dan utang kepada Negara per
diaudit tanggal neraca.

Hak dan Utang gaji dan upah serta utang


Kewajiban PPh karyawan adalah
kewajiban perusahaan klien .

Penilaian atau Biaya gaji dan upah serta biaya Utang gaji dan upah serta utang
Alokasi PPh karyawa telah dihitung dengan PPh karyawan telah dihitung
teliti dan telah dicatat. dengan teliti dan telah
dicatat.Distribusi biaya tenaga
kerja pabrik telah dihitung dan
dicatat dengan benar.

Penyajian dan Biaya gaji dan upah serta biaya Utang gaji dan upah serta utang
Pengungkapan PPh karyawan telah diidentifikasi PPh karyawan telah
dan dikelompokkan dengan benar diidentifikasi dengan benar
dalam laporan rugi-laba. dalam neraca.Laporan

10
keuangan telah memuat
pengungkapan yang tepat
tentang program pension dan
program benefit lainnya.

Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk Mengembangkan Strategi


Audit

Hal-hal yang penting untuk dipahami auditor sebelum mengaudit siklus jasa personalia:

Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas (misalnya, apakah entitas bersifat
padat karya atau padat modal?)
Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang
berbeda dengan kompensasi gaji.
Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi
saham serta perjanjian pensiun.

Jika kompensasi suatu entitas terutama didasarkan atas gaji dan menunjukkan hubungan
yang dapat diprediksi dengan pemberian jasa, maka auditor dapat menekankan pada prosedur
analitis dalam pengembangan strategi audit. Jika beban kompensasi didasarkan atas upah per
jam dan menunjukkan tingkat variabilitas yang tinggi sepanjang periode berjalan, maka auditor
dapat menekankan pendekatan penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah.

Materialitas, Risko Bawaan, dan Prosedur Analitis

1. Materialitas

Untuk perusahaan-perusahaan jasa dan perusahaan professional, jasa personalia


biasanya merupakan salah satu pos biaya yang besar. Pada lembaga-lembaga pendidikan,
jasa personalia pada umumnya merupakan pengeluaran yang utama. Perkembangan yang
pesat pada perusahaan-perusahaan jasa menyebabkan semakin pentingnya peranan tenaga
kerja, sehingga siklus jasa personalia pada banyak perusahaan merupakan bidang audit
yang material. Di lain pihak, saldo rupiah utang gaji dan upah pada umumnya tidak begitu
signifikan, namun pengungkapan yang berkaitan dengan opsi saham dan program pensiun
biasanya merupakan pengungkapan yang material.

11
2. Risko Bawaan

Auditor umunya tidak begitu khawatir dengan asersi kelengkapan pada siklus
personalia, karena kebanyakan pegawai akan segera beraksi untuk menagih kepada
majikannya jika mereka tidak dibayar tepat pada waktunya. Namun kecurangan (asersi
keberadaan atau keterjadian) merupakan masalah besar bagi auditor. Volume transaksi
pembayaran tenaga kerja bisa cukup tinggi. Pada perusahaan manufaktur, dasar
perhitungan upah kotor bisa berupa waktu dan atau jumlah hasil kerja. Oleh karena itu,
perhitungan bisa menjadi masalah yang kompleks dan risiko bawaan untuk asersi penilaian
dan pengalokasian bisa menjadi tinggi. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahawa risiko
bawaan cukup tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian, penilaian atau
pengalokasian, serta penyajian dan pengungkapan.

3. Prosedur Analitis

Prosedur analitis sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi kecurangan potensial


seperti misalnya apabila gaji atau upah kotor pegawai lebih tinggi dari jumlah yang
diperkirakan auditor. Prosedur ini akan sangat efektif apabila auditor bisa menggunakan
perangkat lunak audit yang umum, mengelompokkan pegawai berdasar kategori pegawai,
dan kemudian menganalisis gaji atau upah rata-rata per kategori pegawai. Sebagai contoh,
jika auditor melakukan pengujian ini atas sebuah tim baseball professional, maka para
pemain profesional itu harus dipisahkan dari personel kantor utama, yang selanjutnya
dipisahkan dari karyawan yang menjual hot dog selama pertandingan berlangsung. Jika
setiap kelompok karyawan digabungkan menjadi satu, maka prosedur analitis akan segera
menjadi tidak efektif.

Contoh Prosedur Analitis yang Umum Digunakan untuk Mengaudit Siklus Jasa
Personalia.

Rasio Rumus Signifikansi Audit

Biaya gaji dan upah Total biaya gaji dan upah Pengujian atas kelayakan gaji
rata-rata berklasifikasi untuk satu kelompok dan upah kotor untuk
karyawan. karyawan dibagi dengan sekelompok karyawan. Banyak
jumlah karyawan dalam perusahaan yang mempunyai
kelompok tersebut. lebih dari satu kelompok
karyawan, dan penting untuk

12
mengevaluasi kelayakan gaji
dan upah berdasarkan
kelompok karyawan.

Pendapatan per Total pendapatan: jumlah Rasio ini dapat menjadi ukuran
karyawan karyawanpurnawaktu produktivitas per karyawan.
Rasio ini khususnya penting
dalam industri jasa dan akan
dibandingkan dengan statistik
industri.

Total biaya gaji dan Total beban gaji dan upah: Pengujian atas kelayakan biaya
upah sebagai total pendapatan gaji dan upah. Rasio ini
persentase dari seringkali dibandingkan
pendapatan. dengan statistik industri.

Beban pajak gaji dan Total beban pajak gaji dan Pengujian kelayakan pajak gaji
upah sebagai upah: gaji dan upah kotor. dan upah. Rasio ini seringkali
persentase dari gaji bisa dibandingkan dengan tarif
dan upah kotor. pajak standar.

Membandingkan Beban gaji dan upah tahun Pengujian kelayakan untuk


beban gaji dan upah berjalan: beban gaji dan beban gaji dan upah jika rasio
(gaji dan upah, komisi, upah tahun sebelumnya. ini cukup jauh berbeda dari
bonus, tunjangan 1,0.
karyawan, dan
sebagainya). Dengan
saldo atau anggaran
tahun sebelumnya

Membandingkan Kewajiban pajak gaji dan Pengujian kelayakan untuk


kewajiban gaji dan upah tahun berjalan: kewajiban gaji dan upah jika
upah tahun berjalan kewajiban pajak gaji dan rasio ini cukup jauh berbeda
dengan kewajiban gaji upah tahun lalu setelah dari 1,0.
disesuaikan dengan

13
dan upah tahun pertumbuhan volume gaji
sebelumnya. dan upah.

Menghitung rasio Beban pajak gaji dan upah: Pengujian kelayakan untuk
beban pajak gaji dan total beban gaji dan upah. beban pajak gaji dan upah
upah terhadap total berdasarkan rasio beban pajak
beban gaji dan upah. gaji dan upah tahun
sebelumnya terhadap total gaji
dan upah.

Beban tunjangan Total beban tunjangan: gaji Pengujian kelayakan beban


karyawan sebagai dan upah kotor. tunjangan. Rasio ini sering kali
presentase dari gaji dibandingkan dengan statistik
dan upah kotor. industri.

Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal

Seperti untuk kelompok transaksi utama lainnya, kelima komponen pengendalian internal
dianggap relevan dengan siklus jasa personalia. Beberapa faktor lingkungan pengendalian
mempunyai relevansi yang bersifat langsung. Keseluruhan tanggung jawab atas masalah
personalia seringkali diserahkan kepada wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja,
atau kepada manajer SDM atau personalia. Departemen SDM biasanya bertanggung jawab atas
otorisasi pengangkatan personel dan mengotorisasi pembayaran gaji, upah, serta tunjangan.
Dewan direktur biasanya menetapkan gaji pejabat dan bentuk-bentuk kompensasi pejabat
lainnya. Departemen yang mungkin secara signifikan terlibat dalam pemrosesan transaksi gaji
dan upah meliputi pencatatan waktu, penggajian, serta kantor bendahara. Kebijakan dan praktik
personalia yang ditetapkan harus memastikan bahwa individu-individu yang terlibat dalam
fungsi penggajian mengetahui undang-undang serta peraturan penggajian Negara bagian dan
federal serta ketentuan yang berlaku dalam kontrak-kontrak kerja. Terakhir, lingkungan
pengandalian yang baik akan menetapkan tingkat akuntabilitas yang tepat atas penggunaan
sumber daya personalia entitas bersangkutan.

Manajemen juga harus menilai resiko dan konsekuensi yang berkaitan dengan kesalahan
atau kecurangan dalam pemroresan gaji dan upah. Hal ini dapat menyangkut masalah-masalah

14
seperti pembayaran yang tidak semestinya atau berlebih, penanganan SPT pajak gaji dan upah
yang tidak tepat, serta distribusi biaya tenaga kerja pabrikasi yang tidak tepat.

Pemahaman atas komponen informasi dan komunikasi mengharuskan auditor untuk


mengenal dengan baik metode-metode pengorganisasian data dan pemrosesan data yang
berhubungan dengan transaksi penggajian. Jika manajemen menggunakan organisasi jasa dari
luar perusahaan untuk memproses gaji dan upah, maka auditor harus memahami pembagian
tanggungjawab dan pencatatan antara entitas dengan organisasi jasa dari luar itu. Walaupun
beberapa fungsi seperti penyelenggaraan catatan personalia kerap kali dilakukan secara online,
namun penyusunan daftar gaji dan upah biasa melibatkan pemrosesan batch atau (batch
processing). Dokumen, catatan, file data, fungsi, serta pengendalian terkait yang umum ditemui
akan dibahas berikut ini.

Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari
karyawan mengenai masalah pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai
masalah pelaporan serta pembayaran pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas pengendalian
gaji dan upah oleh auditor internal, dan pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite audit.

C. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENGGAJIAN

Bagian ini akan mengidentifikasi dan menjelaskan beberapa dokumen dan catatan yang
lazim digunakan dalam pemrosesan transaksi penggajian. Dokumen dan catatan umum yang
digunakan adalah sbb:

1. Otorisasi Personalia. Memo yang dikeluarkan oleh departemen personalia yang


menunjukkan pengangkatan seorang karyawan dan setiap perubahan selanjutnya atas
status karyawan itu untuk tujuan penggajian.

2. Kartu Absen. Formulir yang digunakan oleh setiap karyawan untuk mencatat jumlah
jam kerja yang dilakukan setiap harinya oleh karyawan setiap harinya selama satu
periode pembayaran. Kartu ini digunakan dengan jam waktu yang mencatat waktu pada
kartu tersebut. Kartu ini dimasa yang mendatang bisa digantikan dengan berbagai cara,
misal sekarang memakai finger print

3. Tiket Waktu. Formulir yang digunakan untuk mencatat waktu kerja seorang karyawan
atas pekerjaan tertentu. Lama waktu kerja ini sering kali dicetak oleh mesin.

15
4. Register Penggajian. Laporan yang menunjukkan nama, penghasilan kotor, potongan
gaji dan upan, serta pembayaran bersih yang dibayarkan. Register ini menyediakan
dasar untuk membayar karyawan serta mencatat gaji dan upah.

5. Rekening Bank untuk penggajian imprest. Rekening yang menampung setoran


sebesar total gaji dan upah bersih yang dilakukan dalam setiap satu periode
pembayaran, dan dari rekening ini ditarik untuk membayar gaji karyawan.

6. Cek gaji. Perintah penarikan kepada bank untuk membayar karyawan. Cek ini disertai
memo yang dapat dilepas untuk menunjukkan penghasilan kotor dan po\tongan gaji dan
upah.

7. Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja. Laporan yang menunjukkan klasifikasi akun
untuk penghasilan pabrik kotor selama setiap periode pembayaran.

8. SPT pajak gaji dan upah. Formulir yang diserahkan oleh otoritas pajak untuk
diserahkan bersama dengan pembayaran pajak yang dipotong dari gaji dan upah
karyawan.

9. File personalia karyawan. File yang memuat data mengenai karyawan dan memuat
semua otorisasi personalia yang dikeluarkan karyawan, evaluasi kerja, serta tindakan
disipliner, jika ada.

10. File induk data personalia. File komputer yang berisi data terkini mengenai karyawan
yang diperlukan untuk menghitung gaji dan upah sepertiklasifikasi pekerjaan, tarif
upah, dan potongan.

11. File induk penghasilan karyawan. File komputer yang berisi penghasilan kotor,
potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan selama setahun
berjalan hingga tanggal pada hari itu menurut periode pembayaran.

16
Bagan arus sistem transaksi penggajian

Jejak Audit Laporan


Fungsi Program dan File Komputer
Dokumentasi Utama

Formulir Otorisasi
Personalia

Memulai
Transaksi
Memasuk PROGRAM PERSONALIA File Induk
Penggajian an data Data
Personali Laporan Perubahan Mengendalikan perubahan pada Personalia
File Induk file induk data personalia

Menerima Kartu
Review dan
Waktu
Persetujuan
Jasa Elektronik

Register PROGRAM GAJI DAN UPAH dan


Penggajian PEMUTAKHIRAN FILE
File Induk
INDUK Menghitung gaji dan upah Data
Mencatat berdasarkan informasi mengenai Personalia

Buku Besar waktu dari file induk,


Gaji dan Umum memutakhirkan file-file induk, dan
buku besar umum, mencetak
Laporan laporan dan cek gaji.
Upah Pengecualian File Induk
penghasila
n karyawan

Ikhtisar Distribusi
biaya tenaga kerja

File Induk
buku besar
umum

Membayar
Gaji dan
Cek Gaji
Upah

Dalam bagian arus tersebut, dapat dilihat dari bahwa tanggung jawab untuk melaksanakan
serta mencatat gaji dan upah tersebar dibeberapa departemen. Pemisahan tugas ini sangat
membentu mengurangi resiko terjadinya pembayaran kepada karyawan fiktif atau pembayaran
yang berlebihan kepada karyawan aktual akibat penggembangan tarif atau jumlah jam kerja.

17
1. Memulai Transaksi Penggajian

Mengangkat karyawan, semua pengangkatan karyawan dilakukan di departemen


personalia dan harus didokumentasikan dalam formulir otorisasi personalia. Dalam bagan
arus, setiap karyawan yang berada di bagian personalia diberi otoritas ke file induk data
personalia dengan beberapa security seperti password yang harus dimasukkan , untuk dapat
mengakses, menambah informasi mengenai pengangkatan karyawan yang baru. Semua
perubahan secara periodik dicetak dan dan diperiksa oleh pihak independen (manajer
personalia) yang tidak terlibat secara langsung dalam pemasukan data kedalam file induk.
Satu lembar salinan formulir otorisasi personalia dimasukkan kedalam file personalia
karyawan tersebut di dept. Personalia. Pengendalian terhadap pengangkatan karyawan baru
pada file induk akan mengurangi resiko pembayaran gaji berlebih karena karyawan fiktip.
Dengan demikian, pengendalian itu berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian
serta hak dan kewajiban untuk transaksi penggajian.

Mengotorisasi perubahan gaji dan upah, permintaan untuk melakukan perubahan


klasifikasi pekerjaan atau kenaikan tarif upah dapat dimulai oleh penyelia karyawan. Akan
tetapi, semua perubahan ini harus di otorisasi secara tertulis oleh departemen personalia
sebelum dimasukkan kedalam file induk data personalia. Pengendalian-pengendalian lain
terhadap pemasukkan perubahan dalam komputer dan pendistribusian formulir perubahan
itu sama seperti yang telah sebbelumnya tentang pengangkatan karyawan baru.
Pengendalian terhadap perubahan gaji dan upah ini membantu memastikan keakuratan
daftar gaji dan upah serta berhubungan dengan asersi penilaian dan alokasi dan juga hak
dan kewajiban. Departemen Personalia juga harus mengeluarkan pemberitahuan tentang
pemberhentian pada saat berakhirnya ikatan kerja seseorang. Pemutakhiran file induk data
personalia dengan segera sangat penting untuk mencegah karyawan yang sudah berhenti
masih tercatat dalam daftar gaji dan upah. Gaji, pengendalian ini berkaitan dengan asersi
eksistensi atau keberadaan atau keterjadian.

2. Menerima Jasa

Menyiapkan data kehadiran dan pencatatan waktu, Karyawan yang bekerja


dihitung berdasarkan jam kerja akan membutuhkan tiket/kartu jam. Semua kartu jam kerja
yang telah dilakukan oleh karyawan harus disetujui oleh seorang penyelia. Departemen
pencatatan waktu akan merekonsiliasikan tiket ini ke tiket waktu yang disetujui dengan

18
kartu jam. Setelah itu, akan diserahkan ke departemen penggajian untuk dijadikan dasar
penggajian dan digunakan untuk menyiapkan daftar gaji dan upah.

3. Mencatat gaji dan upah

Menyiapkan daftar gaji dan upah, setelah menyiapkan daftar gaji dan upah,
informasi dari kartu waktu elektronis ini akan diserahkan kepada penyelia untuk ditelaah
dan disetujui secara elektonis. File ini akan diserahkan ke departemen penggajian untuk
diproses. Program gaji dan upah memilah transaksi-transaksi penggajian menurut nomor
karyawan dan data ini akan menjalani proses pengecekkan serta peyuntingan. Proses ini
meliputi pengecekkan atas validitas nomor karyawan dan batas atau kelayakan jumlah jam
kerja. Keluaran dari proses ini terdiri atas transaksi penggajian yang sah dan sebuah laporan
tentang penyimpangan yang nantinya laporan tersebut akan dikirimkan ke departemen
pengendalian data.

4. Membayar gaji dan upah, pada saat pembayaran gaji kotor, potongan dan gaji bersih
dihitung disetiap karyawan, program akan memutakhirkan file induk penghasilan
karyawan dan mengakumulasikan ayat jurnal gaji dan upah yang dihasilkan serta
dimasukkan kedalam file induk buku besar umum ketika proses ini telah selesai.
Keluarannya akan dikirimkan ke departemen pegendalian data:

a. sebuah laporan tentang penyimpangan dan pengendalian yang telah ditelaah oleh
departemen pengendalian data sebelum membagikan keluaran tercetak lainnya.

b. Sebuah salinan register gaji dan upah yang dikembalikan bersama dengan kartu jam
dan tiket waktu kepada departemen gaji dan upah untuk dibandingkan dengan data
batch transmittal yang asli.

c. Sebuah salinan register gaji dan upah yang kedua serta cek cek gaji yang bernomor
yang dikirimkan ke kantor bendahara.

d. Ikhtisar buku besar umum yang dikirim ke departemen akuntansi yang


memperlihatkan ayat jurnal gaji dan upah yang dihasilkan oelh program penggajian.

Membayar gaji dan upah serta melindungi gaji dan upah yang belum di ambil

Pengendalian yang dapat diterapkan meliputi :

1. Cek-cek itu harus ditandatangani dan dibagikan oleh personel kantor bendahara yang
berwenang dan tidak terlibat dalam penyusunan daftar gaji dan upah.

19
2. Akses ke mesin ke penandatanganan cek dan pelat tanda tangan harus dibatasi pada
orang-orang berwenang.

3. Cek-cek gaji harus didistribusikan kepada karyawan yang identifikasinya benar.

4. Cek-cek gaji yang belum dibagikan harus disimpan di brangkas atau tempat yang aman
lainnya di kantor bendahara.

D. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO GAJI DAN UPAH

Pengujian substantif atas saldo gaji dan upah biasanya dilaksanakan padaatau menjelang
tanggal neraca.Saldo-saldo tersebut mencakup kewajibanakrual untuk gaji, upah, komisi,
bonus, tunjangan karyawan, dan pajakgaji dan upah, serta akun-akun beban yang terkait.

1. Menentukan risiko deteksi


Pengujian susbtantif atas saldo-saldo gaji dan upah seringkali dibatasipada penerapan
prosedur analitis atas akun-akun beban dan pos-posakrual yang terkait, serta pengujian
rincian yang terbatas. Jika proseduranalitis tersebut mengungkapkan fluktuasi yang tidak
diduga, maka akandiperlukan pengujian rincian yang lebih ekstensif.

2. Merancang pengujian substantif


Apabila tidak terungkap fluktuasi yang tidak diduga oleh prosedur ini, auditor sudah
memperoleh bukti yang mendukung tujuan audit yang berkaitan dengan asersi
ekstensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, serta penilaian atau alokasi.Penjelasan
tentang pengujian substantif yang spesifik atas saldo-saldo gaji dan upah dibatasi pada
prosedur-prosedur berikut ini:

Menghitung kembali jumlah-jumlah akrual


Mengaudit tunjangan karyawan dan program pensiun
Mengaudit opsi saham dan hak apresiasi saham
Memverifikasi kompensasi pejabat

Menghitung Kembali kewajiban Gaji dan Upah Akrual


Bagi banyak perusahaan perlu dibuat berbagai macam akun akrual padatanggal neraca
sebesar jumlah yang terutang kepada pejabat dan karyawanuntuk gaji dan upah, komisi, bonus,
uang cuti, dan sebagainya, sertasebesar jumlah yang terutang kepada badan-badan pemerintah
untukpajak-pajak gaji dan upah.Walaupun perhatian utama auditor mengenaibeban gaji dan
upah untuk tahun berjalan tertuju pada lebih saji, namununtuk akun-akun akrual akhir tahun

20
perhatian utamanya adalah padarendah saji. Hal yang juga harus diperhatikan adalah
konsistensi metodeuntuk menghitung akrual dan periode ke periode.

Dalam memperoleh bukti mengenai kewajaran jumlah-jumlah akrualmanajemen, auditor


harus mereview perhitungan manajemen ataumelakukan perhitungan sendiri.jumlah-jumlah
akrual untuk pajak gaji dan upah harus dibandingkan dengan jumlah yang diperlihatkan
dalamlaporan pajak gaji dan upah. Selain itu, bukti tambahan juga dapatdiperoleh dengan
memeriksa pembayaran sesudahnya atas jumlah akrualitu sebelum pekerjaan Iapangan
berakhir.Bukti yang diperoleh dan pengujian ini terutama menyangkut tujuan yang
berhubungan denganasersi penilaian atau alokasi.

Mengaudit Tunjangan Karyawan dan Program Pensiun


Banyak perusahaan menawarkan tunjangan pensiun dan pascapensiun yang signifikan
kepada para karyawan.Sejumlah perusahaan pabrikasitelah memiliki program pensiun dengan
tunjangan pasti yangmenghadirkan masalah yang signifikan dalam hal pengukuran beban
pensiun, serta pengungkapan pensiun. Di sini risiko yang paling signifikanberhubungan dengan
salah saji dalam asersi penilaian atau alokasi(menentukan beban pensiun), serta asersi
penyajian dan pengungkapan (menulis catatan kaki tentang pensiun). Program pensiun
dengantunjangan pasti biasanya terkena persyaratan yang dikeluarkan EmployeeRetirement
Income Security Act (ERISA) tahun 1974, yang biasanyamensyaratkan audit terpisah atas
program pensiun. Auditor yangmengaudit laporan keuangan biasanya dapat mengacu pada
hasil auditERISA ketika mengaudit beban dan pengungkapan pensiun. Pada saatmenyelesaikan
audit ERISA, auditor biasanya akan menggunakan pakardan luar untuk mengaudit asumsi-
asumsi aktuarial yang penting yangdiperlukan untuk menentukan beban pensiun dan proyeksi
kewajiban tunjangan. Auditor juga harus mengevaluasi kewajaran estimasi akuntansiutama,
yaitu tingkat pengembalian yang digunakan untuk menentukanproyeksi kewajiban tunjangan,
pada saat mengaudit beban pensiun.Hal ini biasanya melibatkan audit atas tingkat
pengembalian jangka panjangperusahaan yang diperoleh oleh aktiva program (bukan hanya
pengembalian jangka pendek yang terakhir), serta mengevaluasi tingkatpengembalian jangka
panjang yang dilaporkan oleh perusahaan lainnyadi dalam industri tersebut.

Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham


Salah satu bentuk kompensasi karyawan yang umum bagi banyakperusahaan menyangkut
penggunaan opsi saham. Auditor harusmenentukan (1) jenis program kompensasi insentif yang
digunakan untukmemberikan kompensasi kepada karyawan dan pejabat, (2) bagaimanabeban

21
kompensasi ditentukan, dan bagaimana beban kompensasidialokasikan ke berbagai periode
akuntansi, serta (3) kecukupanpengungkapan yang berkaitan dengan program kompensasi
insentif.

Pertama, auditor harus menentukan metode kompensasi insentif yangdigunakan oleh klien
dan membaca kontrak-kontrak yang mendasariuntuk mengidentifikasi istilah-istilah penting
yang berhubungan denganprogram kompensasi insentif. Metode yang umum digunakan
mencakuppenggunaan baik opsi saham insentif maupun, dalam beberapa kasus,hak apresiasi
saham. Hak apresiasi saham seringkali digunakan untukmemberikan karyawan-karyawan
kunci kas yang cukup untukmenggunakan opsi saham dan menyimpan saham itu, bukan
menjualsaham guna mendapatkan kas yang cukup untuk menggunakan opsi. Dalam hal
akuntansi untuk beban kompensasi, sebagian besarperusahaan menyusun program opsi
sahamnya untuk memenuhipersyaratan APB No. 25, sehingga mereka dapat
menggunakanpendekatan nilai intrinsik dan tidak melaporkan beban kompensasi
yangberkaitan dengan penggunaan opsi saham.Namun, hak apresiasisahammengharuskan
diakuinya beban kompensasi, tanpa memperhatikanapakah hak itu digunakan selama periode
berjalan atau tidak.Auditorharus dengan cermat mengevaluasi ketepatan penerapan GAAP
dalamkonteks syarat-syarat kontrak yang berhubungan dengan opsi saham danhak apresiasi
saham.

Masalah paling signifikan menyangkut program kompensasi insentif berhubungan dengan


pengungkapan yang memadai dalam laporankeuangan.FASB No. 123 mewajibkan perusahaan
untuk mengungkapkanlaba bersih dan laba per saham pro forma seperti dalam
menggunakanpendekatan nilai wajar.Akibatnya, auditor harus mengaudit modelpenilaian yang
digunakan untuk menentukan riilai wajar opsi saham.Pada saat mengevaluasi kewajaran
penyajian dalam laporan keuangan, auditor mengevaluasi asumsi-asumsi yang mencakup suku
bunga bebasrisiko, perkiraan umur opsi, perkiraan volatilitas harga saham, danperkiraan
dividen.

Auditor juga harus mengevaluasi kewajaran penyajian pengungkapan termasuk deskripsi


program secara umum, serta jumlah dan rata ratatertimbang harga penggunaan opsi yang masth
beredar pada awal danakhir tahun, serta opsi yang diberikan, digutiakan, dibatalkan,
ataukadaluwarsa selama tahun berjalan.

22
D. LATIHAN
Pertanyaan:
1. Jelaskan sifat siklus personalia !
2. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan oleh seorang auditor sebelum melakkukan
audit atas siklus jasa personalia ?
3. Sebutkan dokumen-dokumen apa saja yang digunakan dalam menangani audit siklus
jasa personalia !

Jawaban:
1. Siklus jasa personalia (personnel service cycle) suatu entitas menyangkut peristiwa dan
aktivitas yang berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis
kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam dan insentif (borongan), komisi, bonus, opsi
saham, dan tunjangan karyawan (misalnya asuransi kesehatan dan uang cuti).
2. Hal-hal yang penting untuk dipahami auditor sebelum mengaudit siklus jasa personalia:
a. Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas (misalnya, apakah entitas
bersifat padat karya atau padat modal?)
b. Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian
yang berbeda dengan kompensasi gaji.
c. Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi
saham serta perjanjian pensiun.
3. dokumen yang diperlukan dalam penangan siklus jasa personalia yang antara lain:

a. Otorisasi Personalia.
b. Kartu Absen.
c. Tiket Waktu.
d. Register Penggajian.
e. Rekening Bank untuk penggajian imprest.
f. Cek gaji.
g. Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja.
h. SPT pajak gaji dan upah.
i. File personalia karyawan.
j. File induk data personalia.
k. File induk penghasilan karyawan.

23
E. RANGKUMAN
Materi ini menggambarkan audit tentang siklus penggajian dan personalia. Dalam
siklus penggajian dan personalia serta jenis pengujian audit yang digunakan untuk
mengaudit akun akun tersebut. Pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas
transaksi ditekankan karena signifikan dari transaksi karena kualitas pengendalian yang
tinggi di sebagian perusahaan. Pengujian atas rincian saldo umumnya terbatas pada
prosedur analitis dan verifikasi kewajiban akrual yang berhubungan dengan penggajian..

24
F. DAFTAR PUSTAKA
Boynton, William C.., Raymond N. Johnson & Walter G. Kell. (2003). Modern Auditing,
Jakarta: Erlangga.

Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA): Edisi II. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara.

25

Anda mungkin juga menyukai