Modul 6 Audit Siklus Personalia
Modul 6 Audit Siklus Personalia
1
A. TINJAUAN MATA KULIAH
Nama Mata Kuliah : Pengauditan 2
Jurusan : Akuntansi
Semester : IV
Kode : 302A333
Jumlah SKS :3
2
4. Urutan Penyajian
Setiap materi disajikan setiap pekan sesuai GBRP dengan urutan sebagai berikut:
1. Audit siklus pendapatan: pengujian pengendalian
2. Audit siklus pendapatan: pengujian subtantif
3. Audit siklus pengeluaran: pengujian pengendalian
4. Audit siklus pengeluaran: pengujian subtantif,
5. Audit siklus produksi,
6. Audit siklus persedian dan pergudangan
7. Audit siklus penggajian dan personalian
8. Audit siklus investasi
9. Audit siklus pembiyaan
10. Audit saldo
11. Penyelesaian audit dan tanggungjawab pasca audit
12. Penyusunan laporan audit atas laporan keuangan yang telah diaudit
13. Jasa-jasa lain akuntan dan pelapornya
14. BAPEPAM dan akuntan publik
5. Petunjuk Belajar bagi Mahasiswa dalam memepelajari modul
Bentuk pembelajaran:
Collaborative Learning (CL)
Diskusi kelompok
Kuliah
Indikator Penilaian:
Mampu melaksanakan dan menerapkan proses pengauditan berdasarkan siklus
akuntansi perusahaan
Mampu melasanakan dan mamahami pengauditan berbasis resiko (ISA)
Mampu menilai, mendeteksi dan merespon resiko kecurangan yang terjadi
Serta mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi dalam
melaksanakan audit.
Mahasiswa juga diharapkan untuk membaca dan mencari referensi materi yang
berkaitan dengan materi bahasan dengan tujuan untuk memperkaya wawasan.
3
B. PENDAHULUAN
Materi Pembelajaran: Audit siklus pendapatan: pengujian pengendalian
1. Sasaran pembelajaran:
Mampu mengetahui sifat siklus jasa personalia
Mampu mengetahui tujuan audit jasa personalia
Mampu mengetahui aktivitas pengendalian transaksi penggajian
Mampu mengetahui pengujian substansif atas saldo gaji dan upah
2. Ruang lingkup bahan modul:
Modul ini disusun berdasarkan Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) mata
kuliah Pengauditan II. Penyusunan modul ini merujuk pada berbagai referensi yang
relevan. Hadirnya modul ini diharapkan mampu menambah pengetahuan terkait dengan
pengauditan pada siklus pengeluaran khususnya pada pengujian pengendalian.
4
C. MATERI PEMBELAJARAN
Siklus jasa personalia (personnel service cycle) suatu entitas menyangkut peristiwa dan
aktivitas yang berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis
kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam dan insentif (borongan), komisi, bonus, opsi saham,
dan tunjangan karyawan (misalnya asuransi kesehatan dan uang cuti). Kelompok transaksi
yang utama dalam siklus ini adalah transaksi penggajian (payroll transaction).
Siklus jasa personalia saling berkaitan dengan dua siklus lainnya. Pembayaran gaji dan
upah serta pembayaran pajak gaji dan upah berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas
dalam siklus pengeluaran. Distribusi biaya tenaga kerja pabrik ke barang dalam proses
berkaitan dengan siklus produksi. Dalam bagian ini akan difokuskan terutama pada
kompensasi per jam kepada para karyawan serta pajak gaji dan upah terkait, serta masalah
pengukuran dan pengungkapan penting yang berhubungan dengan opsi saham dan program
pensiun.
Perbedaan antara siklus penggajian dan personalia dengan siklus-siklus lainnya pada
umumnya meliputi :
5
Pengendalian internal atas penggajian pada umumnya efektif pada hampir semua
perusahaan, bahkan pada perusahaan kecil sekalipun. Adanya undang-undang pajak san
ketentuan tentang cara pembayaran pajak penghasilan karyawan yang ditetapkan
pemerintah secara ketat mendorong perusahaan untuk menerapkan pengendalian
internal yang efektif atas pemotongan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan.
Karena ketiga karakteristik di atas, dalam pengauditan penggajian, auditor biasanya
menekankan pada pengujian pengendalian, pengujian substantif golongan transaksi,
dan prosedur analitis. Pengujian rinci saldo akun-akun uang berkaitan dengan
penggajian biasanya hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Sebelum kita
membahad pengujian-pengujian dalam siklus ini, pertama-tama akan dikemukan
tentang transaksi-transaksi serta saldo-saldo akun terkait, berikut dokumen-dokumen
dan catatan-catatan yanh digunakan dalam siklus penggajian dan personalia, dalam
perusahaan pada umumnya.
Akun-Akun Dan Transaksi-Transaksi Dalam Siklus Penggajian Dan Personalia
Tujuan keseluruhan pengauditan atas siklus penggajian dan personalia adalah menilai
apakah saldo-saldo akun yanh dipengaruhi oleh siklus ini telah ditetapkan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
Akun-akun yang umumnya terdapat dalam siklus penggajian dan personalia dapat dilihat
pada gambar dibawah ini. Dalam gambar tersebut digunakan akun T untuk menggambarkan
aliran informasi melalui berbagai akun dalam siklus penggajian dan personalia . Dalam sistem
pada umumnya akun upah dan gaji hanya digunakan pada akhir periode akuntansi. Selama
periode berjalan, akun beban didebet pada saat upah dan gaji sesungguhnya dibayar, bukan
ketika beban gaji terjadi. Utang yang berkaitan dengan gaji dan upah dicatat melalui jurnal
penyesuaian pada akhir periode untuk semua yang telah menjadi beban yetapi belum dibayar.
6
Fungsi-fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen serta catatan yang bersangkutan
Dalam tabel di bawah ini, kolom ketiga menunjukkan empat fungsi bisnis dalam siklus
penggajian dan personalia dan menggambarkan hubungan antar fungsi bisnis, golongan
transaksi, akun-akun, serta dokumen dan catatan. Auditor harus memahami fungsi-fungsi
bisnis dan dokumen-dokumen serta catatan-catatan sebelum melakukan penilaian risiko
pengendalian dan merancang pengujian pengendalian serta pengujian substantif transaksi.
Tabel Golongan Transaksi, Akun-akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta Catatan
yang Bersangkutan untuk siklus Penggajian dan Personalia
7
Penggajian Kas Gaji Sumber Catatan tentang
Semua akun biaya yang daya sumber daya
berhubungan dengan imbal jasa manusia manusia
tenaga kerja. Formulir potongan
Semua akun yang berhubungan wajib
dengan potongan atas pendapatan Surat keputusan
kotor tenaga kerja. penetapan tarif
Semua akun utang yang
berhubungan dengan
ketenagakerjaan.
8
Bagian Sumberdaya Manusia (Bagian Personalia)
Bagian sumber daya manusia atau sering disebut juga bagian personalia adalah bagian yang
secara independen mewawancara dan mengangkat personil yang memenuhi syarat sesuai
dengan kebutuhan entitas. Bagian ini juga merupakan sumber independen catatan untuk
memeriksa secara internal informasi gaji dan upah, termasuk tambahan-tambahan dan
penghapusan dari daftar gaji, serta perubahan gaji/upah dan potongan-potongan.
1. Catatan Kepegawaian
Formulir ini digunakan untuk memotong gaji/upah yang bersifay wajib, sepertu
misalnya P.Ph karyawan yang dipotong perusahaan, potongan asuransi yang wajib diikuti
karyawan termasuk asuransi kesehatab potongab untukbiuran sebagai anggota serikat
pekerja.
Surat ini digunakan untuk menetapkan tingkat upah atau gaji sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Sumber informasi keputusan ini adalah kontrak kerjan otorisasi oleh
manajemen, atau khusus untuk para pejabat perusahaan diotorisasi oleh dewan komisaris.
Pencatatan Waktu Kerja dan Pembuatan Daftar Gaji dan Upah
Penggunaan catatan waktu kerja dan pembuatan daftar gaji/upah sangat penting dalam
pengauditan penggajian karena keduanya berhubungan langsung dengan biaya tenaga kerja
untuk setiap periode. Pengendalian yang memadai diperlukan untuk mencegah kesalahan
penyajian dalam empat aktivitas berikut :
9
B. TUJUAN AUDIT
Keberadaan Biaya gaji dan upah serta biaya Saldo utang gaji dan upah serta
atau keterjadian PPh karyawan dalam pembukuan utang PPh karyawan
berkaitan dengan kompensasi atas mencerminkan jumlah yang
jasa yang diberikan selama periode terutang per tanggal neraca.
yang diaudit.
Kelengkapan Biaya gaji dan upah serta biaya Utang gaji dan upah serta utang
PPh karyawan mencakup semua PPh karyawan mencakup
biaya yang terjadi untuk jasa semua utang kepada karyawan
personalia selama periode yang dan utang kepada Negara per
diaudit tanggal neraca.
Penilaian atau Biaya gaji dan upah serta biaya Utang gaji dan upah serta utang
Alokasi PPh karyawa telah dihitung dengan PPh karyawan telah dihitung
teliti dan telah dicatat. dengan teliti dan telah
dicatat.Distribusi biaya tenaga
kerja pabrik telah dihitung dan
dicatat dengan benar.
Penyajian dan Biaya gaji dan upah serta biaya Utang gaji dan upah serta utang
Pengungkapan PPh karyawan telah diidentifikasi PPh karyawan telah
dan dikelompokkan dengan benar diidentifikasi dengan benar
dalam laporan rugi-laba. dalam neraca.Laporan
10
keuangan telah memuat
pengungkapan yang tepat
tentang program pension dan
program benefit lainnya.
Hal-hal yang penting untuk dipahami auditor sebelum mengaudit siklus jasa personalia:
Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas (misalnya, apakah entitas bersifat
padat karya atau padat modal?)
Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang
berbeda dengan kompensasi gaji.
Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi
saham serta perjanjian pensiun.
Jika kompensasi suatu entitas terutama didasarkan atas gaji dan menunjukkan hubungan
yang dapat diprediksi dengan pemberian jasa, maka auditor dapat menekankan pada prosedur
analitis dalam pengembangan strategi audit. Jika beban kompensasi didasarkan atas upah per
jam dan menunjukkan tingkat variabilitas yang tinggi sepanjang periode berjalan, maka auditor
dapat menekankan pendekatan penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah.
1. Materialitas
11
2. Risko Bawaan
Auditor umunya tidak begitu khawatir dengan asersi kelengkapan pada siklus
personalia, karena kebanyakan pegawai akan segera beraksi untuk menagih kepada
majikannya jika mereka tidak dibayar tepat pada waktunya. Namun kecurangan (asersi
keberadaan atau keterjadian) merupakan masalah besar bagi auditor. Volume transaksi
pembayaran tenaga kerja bisa cukup tinggi. Pada perusahaan manufaktur, dasar
perhitungan upah kotor bisa berupa waktu dan atau jumlah hasil kerja. Oleh karena itu,
perhitungan bisa menjadi masalah yang kompleks dan risiko bawaan untuk asersi penilaian
dan pengalokasian bisa menjadi tinggi. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahawa risiko
bawaan cukup tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian, penilaian atau
pengalokasian, serta penyajian dan pengungkapan.
3. Prosedur Analitis
Contoh Prosedur Analitis yang Umum Digunakan untuk Mengaudit Siklus Jasa
Personalia.
Biaya gaji dan upah Total biaya gaji dan upah Pengujian atas kelayakan gaji
rata-rata berklasifikasi untuk satu kelompok dan upah kotor untuk
karyawan. karyawan dibagi dengan sekelompok karyawan. Banyak
jumlah karyawan dalam perusahaan yang mempunyai
kelompok tersebut. lebih dari satu kelompok
karyawan, dan penting untuk
12
mengevaluasi kelayakan gaji
dan upah berdasarkan
kelompok karyawan.
Pendapatan per Total pendapatan: jumlah Rasio ini dapat menjadi ukuran
karyawan karyawanpurnawaktu produktivitas per karyawan.
Rasio ini khususnya penting
dalam industri jasa dan akan
dibandingkan dengan statistik
industri.
Total biaya gaji dan Total beban gaji dan upah: Pengujian atas kelayakan biaya
upah sebagai total pendapatan gaji dan upah. Rasio ini
persentase dari seringkali dibandingkan
pendapatan. dengan statistik industri.
Beban pajak gaji dan Total beban pajak gaji dan Pengujian kelayakan pajak gaji
upah sebagai upah: gaji dan upah kotor. dan upah. Rasio ini seringkali
persentase dari gaji bisa dibandingkan dengan tarif
dan upah kotor. pajak standar.
13
dan upah tahun pertumbuhan volume gaji
sebelumnya. dan upah.
Menghitung rasio Beban pajak gaji dan upah: Pengujian kelayakan untuk
beban pajak gaji dan total beban gaji dan upah. beban pajak gaji dan upah
upah terhadap total berdasarkan rasio beban pajak
beban gaji dan upah. gaji dan upah tahun
sebelumnya terhadap total gaji
dan upah.
Seperti untuk kelompok transaksi utama lainnya, kelima komponen pengendalian internal
dianggap relevan dengan siklus jasa personalia. Beberapa faktor lingkungan pengendalian
mempunyai relevansi yang bersifat langsung. Keseluruhan tanggung jawab atas masalah
personalia seringkali diserahkan kepada wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja,
atau kepada manajer SDM atau personalia. Departemen SDM biasanya bertanggung jawab atas
otorisasi pengangkatan personel dan mengotorisasi pembayaran gaji, upah, serta tunjangan.
Dewan direktur biasanya menetapkan gaji pejabat dan bentuk-bentuk kompensasi pejabat
lainnya. Departemen yang mungkin secara signifikan terlibat dalam pemrosesan transaksi gaji
dan upah meliputi pencatatan waktu, penggajian, serta kantor bendahara. Kebijakan dan praktik
personalia yang ditetapkan harus memastikan bahwa individu-individu yang terlibat dalam
fungsi penggajian mengetahui undang-undang serta peraturan penggajian Negara bagian dan
federal serta ketentuan yang berlaku dalam kontrak-kontrak kerja. Terakhir, lingkungan
pengandalian yang baik akan menetapkan tingkat akuntabilitas yang tepat atas penggunaan
sumber daya personalia entitas bersangkutan.
Manajemen juga harus menilai resiko dan konsekuensi yang berkaitan dengan kesalahan
atau kecurangan dalam pemroresan gaji dan upah. Hal ini dapat menyangkut masalah-masalah
14
seperti pembayaran yang tidak semestinya atau berlebih, penanganan SPT pajak gaji dan upah
yang tidak tepat, serta distribusi biaya tenaga kerja pabrikasi yang tidak tepat.
Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari
karyawan mengenai masalah pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai
masalah pelaporan serta pembayaran pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas pengendalian
gaji dan upah oleh auditor internal, dan pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite audit.
Bagian ini akan mengidentifikasi dan menjelaskan beberapa dokumen dan catatan yang
lazim digunakan dalam pemrosesan transaksi penggajian. Dokumen dan catatan umum yang
digunakan adalah sbb:
2. Kartu Absen. Formulir yang digunakan oleh setiap karyawan untuk mencatat jumlah
jam kerja yang dilakukan setiap harinya oleh karyawan setiap harinya selama satu
periode pembayaran. Kartu ini digunakan dengan jam waktu yang mencatat waktu pada
kartu tersebut. Kartu ini dimasa yang mendatang bisa digantikan dengan berbagai cara,
misal sekarang memakai finger print
3. Tiket Waktu. Formulir yang digunakan untuk mencatat waktu kerja seorang karyawan
atas pekerjaan tertentu. Lama waktu kerja ini sering kali dicetak oleh mesin.
15
4. Register Penggajian. Laporan yang menunjukkan nama, penghasilan kotor, potongan
gaji dan upan, serta pembayaran bersih yang dibayarkan. Register ini menyediakan
dasar untuk membayar karyawan serta mencatat gaji dan upah.
6. Cek gaji. Perintah penarikan kepada bank untuk membayar karyawan. Cek ini disertai
memo yang dapat dilepas untuk menunjukkan penghasilan kotor dan po\tongan gaji dan
upah.
7. Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja. Laporan yang menunjukkan klasifikasi akun
untuk penghasilan pabrik kotor selama setiap periode pembayaran.
8. SPT pajak gaji dan upah. Formulir yang diserahkan oleh otoritas pajak untuk
diserahkan bersama dengan pembayaran pajak yang dipotong dari gaji dan upah
karyawan.
9. File personalia karyawan. File yang memuat data mengenai karyawan dan memuat
semua otorisasi personalia yang dikeluarkan karyawan, evaluasi kerja, serta tindakan
disipliner, jika ada.
10. File induk data personalia. File komputer yang berisi data terkini mengenai karyawan
yang diperlukan untuk menghitung gaji dan upah sepertiklasifikasi pekerjaan, tarif
upah, dan potongan.
11. File induk penghasilan karyawan. File komputer yang berisi penghasilan kotor,
potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan selama setahun
berjalan hingga tanggal pada hari itu menurut periode pembayaran.
16
Bagan arus sistem transaksi penggajian
Formulir Otorisasi
Personalia
Memulai
Transaksi
Memasuk PROGRAM PERSONALIA File Induk
Penggajian an data Data
Personali Laporan Perubahan Mengendalikan perubahan pada Personalia
File Induk file induk data personalia
Menerima Kartu
Review dan
Waktu
Persetujuan
Jasa Elektronik
Ikhtisar Distribusi
biaya tenaga kerja
File Induk
buku besar
umum
Membayar
Gaji dan
Cek Gaji
Upah
Dalam bagian arus tersebut, dapat dilihat dari bahwa tanggung jawab untuk melaksanakan
serta mencatat gaji dan upah tersebar dibeberapa departemen. Pemisahan tugas ini sangat
membentu mengurangi resiko terjadinya pembayaran kepada karyawan fiktif atau pembayaran
yang berlebihan kepada karyawan aktual akibat penggembangan tarif atau jumlah jam kerja.
17
1. Memulai Transaksi Penggajian
2. Menerima Jasa
18
kartu jam. Setelah itu, akan diserahkan ke departemen penggajian untuk dijadikan dasar
penggajian dan digunakan untuk menyiapkan daftar gaji dan upah.
Menyiapkan daftar gaji dan upah, setelah menyiapkan daftar gaji dan upah,
informasi dari kartu waktu elektronis ini akan diserahkan kepada penyelia untuk ditelaah
dan disetujui secara elektonis. File ini akan diserahkan ke departemen penggajian untuk
diproses. Program gaji dan upah memilah transaksi-transaksi penggajian menurut nomor
karyawan dan data ini akan menjalani proses pengecekkan serta peyuntingan. Proses ini
meliputi pengecekkan atas validitas nomor karyawan dan batas atau kelayakan jumlah jam
kerja. Keluaran dari proses ini terdiri atas transaksi penggajian yang sah dan sebuah laporan
tentang penyimpangan yang nantinya laporan tersebut akan dikirimkan ke departemen
pengendalian data.
4. Membayar gaji dan upah, pada saat pembayaran gaji kotor, potongan dan gaji bersih
dihitung disetiap karyawan, program akan memutakhirkan file induk penghasilan
karyawan dan mengakumulasikan ayat jurnal gaji dan upah yang dihasilkan serta
dimasukkan kedalam file induk buku besar umum ketika proses ini telah selesai.
Keluarannya akan dikirimkan ke departemen pegendalian data:
a. sebuah laporan tentang penyimpangan dan pengendalian yang telah ditelaah oleh
departemen pengendalian data sebelum membagikan keluaran tercetak lainnya.
b. Sebuah salinan register gaji dan upah yang dikembalikan bersama dengan kartu jam
dan tiket waktu kepada departemen gaji dan upah untuk dibandingkan dengan data
batch transmittal yang asli.
c. Sebuah salinan register gaji dan upah yang kedua serta cek cek gaji yang bernomor
yang dikirimkan ke kantor bendahara.
Membayar gaji dan upah serta melindungi gaji dan upah yang belum di ambil
1. Cek-cek itu harus ditandatangani dan dibagikan oleh personel kantor bendahara yang
berwenang dan tidak terlibat dalam penyusunan daftar gaji dan upah.
19
2. Akses ke mesin ke penandatanganan cek dan pelat tanda tangan harus dibatasi pada
orang-orang berwenang.
4. Cek-cek gaji yang belum dibagikan harus disimpan di brangkas atau tempat yang aman
lainnya di kantor bendahara.
Pengujian substantif atas saldo gaji dan upah biasanya dilaksanakan padaatau menjelang
tanggal neraca.Saldo-saldo tersebut mencakup kewajibanakrual untuk gaji, upah, komisi,
bonus, tunjangan karyawan, dan pajakgaji dan upah, serta akun-akun beban yang terkait.
20
perhatian utamanya adalah padarendah saji. Hal yang juga harus diperhatikan adalah
konsistensi metodeuntuk menghitung akrual dan periode ke periode.
21
kompensasi ditentukan, dan bagaimana beban kompensasidialokasikan ke berbagai periode
akuntansi, serta (3) kecukupanpengungkapan yang berkaitan dengan program kompensasi
insentif.
Pertama, auditor harus menentukan metode kompensasi insentif yangdigunakan oleh klien
dan membaca kontrak-kontrak yang mendasariuntuk mengidentifikasi istilah-istilah penting
yang berhubungan denganprogram kompensasi insentif. Metode yang umum digunakan
mencakuppenggunaan baik opsi saham insentif maupun, dalam beberapa kasus,hak apresiasi
saham. Hak apresiasi saham seringkali digunakan untukmemberikan karyawan-karyawan
kunci kas yang cukup untukmenggunakan opsi saham dan menyimpan saham itu, bukan
menjualsaham guna mendapatkan kas yang cukup untuk menggunakan opsi. Dalam hal
akuntansi untuk beban kompensasi, sebagian besarperusahaan menyusun program opsi
sahamnya untuk memenuhipersyaratan APB No. 25, sehingga mereka dapat
menggunakanpendekatan nilai intrinsik dan tidak melaporkan beban kompensasi
yangberkaitan dengan penggunaan opsi saham.Namun, hak apresiasisahammengharuskan
diakuinya beban kompensasi, tanpa memperhatikanapakah hak itu digunakan selama periode
berjalan atau tidak.Auditorharus dengan cermat mengevaluasi ketepatan penerapan GAAP
dalamkonteks syarat-syarat kontrak yang berhubungan dengan opsi saham danhak apresiasi
saham.
22
D. LATIHAN
Pertanyaan:
1. Jelaskan sifat siklus personalia !
2. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan oleh seorang auditor sebelum melakkukan
audit atas siklus jasa personalia ?
3. Sebutkan dokumen-dokumen apa saja yang digunakan dalam menangani audit siklus
jasa personalia !
Jawaban:
1. Siklus jasa personalia (personnel service cycle) suatu entitas menyangkut peristiwa dan
aktivitas yang berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis
kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam dan insentif (borongan), komisi, bonus, opsi
saham, dan tunjangan karyawan (misalnya asuransi kesehatan dan uang cuti).
2. Hal-hal yang penting untuk dipahami auditor sebelum mengaudit siklus jasa personalia:
a. Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas (misalnya, apakah entitas
bersifat padat karya atau padat modal?)
b. Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian
yang berbeda dengan kompensasi gaji.
c. Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi
saham serta perjanjian pensiun.
3. dokumen yang diperlukan dalam penangan siklus jasa personalia yang antara lain:
a. Otorisasi Personalia.
b. Kartu Absen.
c. Tiket Waktu.
d. Register Penggajian.
e. Rekening Bank untuk penggajian imprest.
f. Cek gaji.
g. Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja.
h. SPT pajak gaji dan upah.
i. File personalia karyawan.
j. File induk data personalia.
k. File induk penghasilan karyawan.
23
E. RANGKUMAN
Materi ini menggambarkan audit tentang siklus penggajian dan personalia. Dalam
siklus penggajian dan personalia serta jenis pengujian audit yang digunakan untuk
mengaudit akun akun tersebut. Pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas
transaksi ditekankan karena signifikan dari transaksi karena kualitas pengendalian yang
tinggi di sebagian perusahaan. Pengujian atas rincian saldo umumnya terbatas pada
prosedur analitis dan verifikasi kewajiban akrual yang berhubungan dengan penggajian..
24
F. DAFTAR PUSTAKA
Boynton, William C.., Raymond N. Johnson & Walter G. Kell. (2003). Modern Auditing,
Jakarta: Erlangga.
Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA): Edisi II. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara.
25