Oleh:
AHMAD GAZALBA
D411 13 515
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan,
Manager Area
Pembimbing Instansi
LEMBAR PENGESAHAN
2
Dibuat sebagai kelengkapan Kerja Praktek yang merupakan salah
satu mata kuliah yang diprogramkan pada Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
Makassar,
Februari 2016
Mengesahkan:
Menyetujui:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang atas rahmat
dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang
3
berjudul KONTROL OTOMATIS BERBASIS PLC (Programmamble
Tak ada gading yang tak retak, demikianlah pribahasa yang dapat
menggambarkan keadaan laporan kerja praktek ini yang jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik sangat kami harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
4
Halaman Sampul........................................................................................... i
Lembar Pengesahan..................................................................................... ii
Kata Pengantar............................................................................................. iv
Daftar Isi....................................................................................................... v
Daftar Gambar.............................................................................................vii
Daftar Tabel..................................................................................................viii
Bab I Pendahuluan.........................................................................................
5
III.3.4..........................................................Ketidakseimbangan Beban
13
III.3.5.........................................................Penyaluran dan Susut Daya
14
III.4. Jatuh Tegangan.................................................................................
III.4.1...........................................................................Faktor Distribusi
18
Bab IV Pembahasan.......................................................................................
Bab V Penutup................................................................................................
1. Kesimpulan............................................................................... 31
2. Saran........................................................................................ 31
3. Kesan........................................................................................ 31
Daftar Pustaka........................................................................................... 33
Lampiran........................................................................................................
34
6
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR TABEL
8
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengenai jatuh tegangan dan ketidakseimbangan beban agar dapat
memperluas pengetahuan kita mengenai penyebab, efek, serta cara
mengatasinya.
I.4. Tujuan
Ketika berbicara tentang jaringan distribusi tenaga listrik, tentu sangat banyak
hal yang perlu diketahui dan membuat masalah yang perlu dikaji juga menjadi sangat
2
luas jika tidak dibatasi. Oleh karena itu, pada laporan kerja praktek ini batasan
masalahnya adalah seputar losses pada jaringan distribusi akibat ketidakseimbangan
beban dan jatuh tegangan.
Studi Lapangan
Dilakukan dengan cara melakukan kunjungan atau pengamatan
langsung di lapangan
Wawancara
Dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi dari orang-orang
yang berpengalaman
Studi Pustaka
Data dan informasi diperoleh dari PT. PLN (Persero) Area Palopo, dan
juga dari literature, serta buku-buku yang berkaitan dengan topik
laporan kerja praktek
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
4
Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan
Jepang, pada bulan September 1945 suatu delegasi buruh/pegawai listrik
dan gas menghadap pimpinan KNI Pusat yang pada waktu itu diketuai
oleh Kasman Singodimejo, untuk melaporkan hasil perjuangan mereka.
Selanjutnya Delegasi bersama-sama dengan pimpinan KNI Pusat
menghadap ke Presiden Soekarno, untuk menyerahkan perusahaan-
perusahaan listrik dan gas kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden Soekarno dan kemudian
dengan penetapan pemerintah No 1 Tahun 1945 tanggal 27 oktober
1945, dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen
Pekerjaan Umum dan Tenaga.
5
27 Oktotober 1946, bertempat di Gedung Badan Pekerja Komite Nasional
Indonesia Pusat (BPKNIP) Yogyakarta. Penetapan secara resmi tanggal 27
Oktober 1945 sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum dan Tenaga nomor 20 Tahun 1960, namun kemudian
berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
Nomor 235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 peringatan Hari Listrik
dan Gas yang digabung dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum dan
Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 3 Desember. Mengingat
pentingnya semangat dan nilai-nilai hari listrik, maka berdasarkan
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1134.K/43.PE/1992
tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari
Listrik Nasional.
Adapun visi dan misi dari PT.PLN (Persero) adalah sebagai berikut:
1. Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang,
unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
2. Misi
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidan lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
3. Motto
Sedangkan selain visi dan misi PT. PLN (Persero) juga mempunyai
motto sebagai berikut :
Electricity For A Better Life
6
Kambo No. 70 Palopo. PT. PLN (Persero) Area Palopo ini merupakan pusat
koordinasi distribusi listrik untuk rayon-rayon asuhannya, yaitu Rayon
Makale, Rayon Malili, Rayon Tomoni, Rayon Rantepao, Rayon Masamba,
Rayon Belopa, dan Rayon Sawerigading. Pembagian rayon serta
jaringannya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Sistem Kelistrikan PT. PLN (Persero) Area Palopo Tahun 2016
Adapun struktur organisasi PT. PLN (Persero) Area Palopo tahun 2016
adalah sebagai berikut:
Manager Area
HIMAWAN SUTANTO,
ST
Asisten Manager Asisten Manager Asisten Manager
Distribusi Transaksi Energi Pelayanan dan
Listrik Administrasi
SYAFARUDDIN
ABBAS SHALEH, H. MUHJIS
7
Supervisor Supervisor
Pemeliharaan Distribusi Pengendalian Susut
Supervisor Pelayanan
MASHURI NUR DIOBA BIONDI Pelanggan
FAIRMONT
HADHI BAGUS
Supervisor
SETYANTO
Pemeliharaan Meter
Transaksi
HASANUDDIN S.
RAYON
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
8
sistem terpisah/isolated. Bentuk jaringan dapat berbentuk radial
atau tertutup (radial open loop).
b. Sistem Distribusi Tegangan Rendah
Sistem Distribusi Tegangan Rendah mempunyai tegangan
kerja setinggitingginya 1 kV. Jaringan distribusi Tegangan Rendah
berbentuk radial murni. Sambungan Tenaga Listrik adalah bagian
paling hilir dari sistem distribusi tenaga listrik. Pada Sambungan
Tenaga Listrik tersambung Alat Pembatas dan Pengukur (APP) yang
selanjutnya menyalurkan tenaga listrik kepada pelanggan.
9
Gambar 3.3 Gardu Beton
III.2.3. Transformator
10
Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah
tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui
suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi
elektromagnetik.
III.2.4. Isolator
Isolator Tumpu
Isolator Tarik
11
III.3. Losses pada Jaringan Distribusi
12
3. Kontak pada sambungan tidak baik
4. Penggunaan tenaga listrik yang tidak terukur (pencurian
listrik)
5. Variasi tegangan pelayanan
dimana:
dimana:
IFL = Arus Beban Penuh (A)
13
PN = IN2.RN .... (3)
dimana: PN = Losses Pada Penghantar Netral
Trafo (watt)
IN = Arus yang Mengalir Pada Netral Trafo
(A)
RN = Tahanan Penghantar Netral Trafo ()
14
Gambar 3.8 Vektor Diagram Arus
15
saluran. Jika I adalah besaran arus fasa dalam
penyaluran daya sebesar P pada keadaan
seimbang, maka pada penyaluran daya yang
sama tetapi dengan keadaan tak seimbang
besarnya arus-arus fasa dapat dinyatakan dengan
koefisien a, b dan c sebagai berikut :
a + b + c = 3 .... (8)
16
Gambar 3.9 Single Line Trafo Distribusi 200 kVA
V =|V s||V R|
.... (9)
Dimana:
I R . R+ I X . X
.... (10)
17
Dimana:
I = Arus (Ampere)
R = Resistansi (Ohm)
X = Reaktansi (Ohm)
Dimana IR adalah:
I R=I . cos
.... (11)
I X =I .sin
.... (12)
l
R= .... (16)
A
18
Dimana:
V =I . R .... (17)
Dimana:
I = Arus (Ampere)
19
(Sumber: Kriteria Desain Engineering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik, PLN)
Faktor distribusi ini sangatlah berguna dalam perhitungan jatuh tegangan. Dengan
mengetahui faktor distribusi, kita dapat menyesuaikan beban yang ada dilapangan dan
menghitungnya dengan menggunakan rumus yang telah ada.
Karakteristik dari kabel jenis NFA2X-T yang sering digunakan adalah sebagai
berikut:
20
BAB IV
PEMBAHASAN
21
bersamaan beban yang terhubung pada fasa R sudah menyalakan
semua peralatan listriknya seperti TV, mesin cuci, AC, dan
sebagainya. Sementara beban trafo yang terhubung pada fasa S
dan T tidak menyalakan apapun kecuali lampu penerangannya. Hal
tersebut menyebabkan beban fasa R,S, dan T menjadi tidak
seimbang.
Waktu penyalaan atau penggunaan beban yang tidak sama pada
setiap fasa transformator
Waktu penyalaan ini berkaitan dengan kebutuhan seseorang
atau instansi dalam mengoperasikan peralatan elektronik yang
mereka miliki. Misal ketika siang hari beban banyak digunakan oleh
pihak perkantoran, pabrik atau industri, sekolah, dan lainnya.
Sedangkan pada malam hari, beban banyak digunakan pada
perumahan.
Pertumbuhan penduduk (penggunaan beban bertambah)
Pertumbuhan penduduk yang dimaksud disini selain jumlah
kelahiran, tingkat ekonomi juga berpengaruh. Misal pada awalnya
sebuah rumah tangga hanya menggunakan kipas angin sebagai
pendingin ruangan. Karena kemampuan ekonominya sudah
meningkat, maka pendingin ruangan yang digunakan diganti
menjadi AC, sehingga perhitungan beban yang awalnya sudah
seimbang memerlukan peninjauan kembali.
Kesalahan dalam menyeimbangkan fasa R, S, danT pada instalasi
bangunan
Pihak pelanggan yang mengerjakan instalasi tanpa
memperhatikan keseimbangan beban R,S,T transformatornya
seperti pada perkantoran atau perusahaan dengan daya 3 fasa.Hal
tersebut juga dapat menghasilkan arus netral.
Kurangnya pengawasan dari pihak terkait (PLN)
Faktor ini berhubungan dengan pemasangan SR (Sambungan
Rumah) secara liar atau biasa disebut pencurian listrik. Karena
kurangnya pengawasan dari pihak PLN, sebuah rumah bisa saja
memasang sambungan rumah tanpa melapor ke pihak PLN
sehingga pemakaiannya tidak tercatat dan membuat kerugian baik
dari segi keandalan sistem maupun dari segi finansial.
22
Efek dari ketidakseimbangan fasa tersebut adalah akan timbul arus netral.
Arus ini akan menyebabkan losses, yaitu losses akibat adanya arus pada penghantar
netral trafo dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah. Sehingga tidak boleh
dibiarkan begitu saja.
23
Gambar 4.2 Phase Sequence
Sedangkan prosedur pengukurannya, yaitu :
Persiapkan alat ukur yang digunakan, yaitu tang ampere
Sebelum membuka pintu PHB-TR, hendaknya diketuk
terlebih dahulu untuk mengusir hewan atau hal-hal yang
tidak dikehendaki yang mungkin berada didalam
Buka pintu PHB-TR, catat data dari gardu yang hendak
diukur
Untuk mengukur ketidakseimbangan beban, ukurlah
arus total dari fasa R, S,dan T serta arus netral,
kemudian ukurlah arus fasa R, S, dan T serta arus netral
pada setiap jurusan dengan cara yang sama.
Catatlah seluruh hasil pengukuran
24
Dari data tersebut diperoleh :
o Analisa Pembebanan Trafo
S = 250 kVA
V = 400 V
IFL = S/(3 . V) = 250.000/(3 . 400) = 360,844 Ampere
25
kecil dari 100%, serta beban kritis apabila nilainya 100%
keatas. Maka hasil persentase tersebut masih dalam keadaan
normal.
26
Dari tabel pengukuran, dan dengan menggunakan
persamaan (3), losses akibat adanya arus netral pada
penghantar netral trafo dapat dihitung besarnya dengan nilai
RN = 0,690 ohm untuk penghantar NFA2X-T 3x70+50 rm,
yaitu:
PG = IG2 . RG
27
Namun ketika peristiwa beban tidak seimbang terjadi, maka
hal yang dapat dilakukan adalah :
Membuat ukuran kawat penghantar netral sama dengan kawat penghantar fasanya (70
mm2) karena nilai resistansi dari penghantar 70 mm 2 lebih kecil dari penghantar 50
mm2.
Melakukan managemen trafo yaitu melakukan pergantian kapasitas trafo atau
memasang trafo sisipan sesuai kebutuhan
Menyesuaikan kapasitas trafo dengan beban yang akan disuplai (perhatikan efisiensi
persentase pembebanan trafo)
Melakukan pengecekan rutin terhadap keseimbangan trafo
Melakukan pengawasan terhadap penambahan sambungan rumah (SR) di pelanggan
karena pertumbuhan penduduk yang juga besar.
Membuat hubung zig-zag pada sisi sekunder transformator distribusi
Beberapa hal yang perlu diketahui terkait penyeimbangan beban transformator, yaitu :
Susut Trafo Distribusi
Tabel 4.2 Susut Pembebanan Trafo
28
Dalam hal pengukuran beban transformator distribusi, terdapat beberapa
kendala seperti :
29
mengalir pada penghantar berbanding lurus dengan jatuh
tegangan.
Panjang penghantar
l
V =I .
dan (11) bahwa A , sehingga apabila penghantar yang
30
baik adalah +5% dan -10% dari 220 Volt. Sehingga dapat diketahui
bahwa minimal tegangan yang masuk ke beban sebesar -10% dari
220 Volt. Untuk itu seluruh jatuh tegangan harus dihitung terlebih
dahulu agar tegangan yang dihasilkan pada pembangkitan dapat
disesuaikan sehingga tegangan yang masuk sampai ke beban layak
untuk digunakan.
Penyelesaian:
I = 15 A
L = 2 km
V =I . R . L
31
V = ( 15 ) . ( 0,433 ) . ( 0,5 ) . ( 2 )=6,645Volt
32
beban yang ada dapat terbagi dan jatuh tegangan dapat
diperkecil.
Penambahan kompensasi reaktif saluran dengan kapasitor atau
SVC (Static Var Compensator).
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Beban tidak seimbang merupakan keadaan dimana salah satu (vektor/arus tegangan
sama besar) dan ketiga vektor tidak membentuk sudut 120o
Beban tidak seimbang salah satunya disebabkan oleh besar beban yang digunakan
tidak sama. Hal tersebut menyebabkan timbulnya arus netral
Untuk mengatasi ketidakseimbangan beban, dapat dilakukan beberapa penanganan
seperti membuat ukuran kawat penghantar netral sama dengan kawat penghantar
fasanya, menyesuaikan kapasitas trafo dengan beban yang akan disuplai, melakukan
managemen trafo
Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan yang hilang pada suatu penghantar,
yang disebabkan oleh arus pada penghantar, panjang penghantar, dan besarnya
33
penggunaan beban. Untuk mengatasi jatuh tegangan salah satunya dapat melakukan
pemasangan trafo sisipan.
V.2. Saran
Berdasarkan kerja praktek yang telah kami lakukan, maka saran yang
dapat diberikan yaitu :
V.3. Kesan
34
DAFTAR PUSTAKA
A.Paath, Maurits. 2010. Manajemen Aset Gardu Distribusi Trafo Distribusi Dan Proteksi
Gardu. Jayapura.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
Hontong, Nolki Jonal, dkk. 2015. Analisa Rugi-rugi Daya Pada Jaringan Distribusi di
35
Machmudsyah, Tabrani, dkk. 2006. Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus
Netral dan Losses pada Trafo Distribusi. Surabaya. Vol 6:hal 1-6.
PT. PLN (Persero). 2010. Buku 1 Kriteria Desain Enjineering Konstruksi Jaringan
PT. PLN (Persero). 2010. Buku 4 Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung
Sarimun N, Wahyudi. 2011. Buku Saku Pelayanan Teknik Edisi Kedua. Garamond :
Jakarta.
Sulistyowati. 2012. Audit Energi Untuk Efisiensi Pemakaian Energi Listrik. Jurnal Eltek.
LAMPIRAN
36
Kunjungan ke Gudang PT. PLN (Area) Palopo (Pengecekan Trafo
menggunakan Megger)
37
Pengecekan OMC (Outdoor Metering Cubicle)
38
Pengukuran Beban Trafo
39
40
41
42
Kunjungan ke PLTM Siteba (3x2,5 MW)
43
44
PT. PLN (PERSERO) AREA PALOPO
A B C D E
Demikian Lembar Penilaian Kerja Praktek ini dibuat untuk
dipergunakan seperlunya.
Mengetahui,
45
Benar telah melaksanakan Kerja Praktek I pada tanggal 4 Januari-4
Februari 2016 di:
A B C D E
Demikian Lembar Penilaian Kerja Praktek ini dibuat untuk
dipergunakan seperlunya.
Mengetahui,
46
Nama : Iin Noer Aswyad
Stambuk : D411 13 038
Jurusan : Elektro
Subjurusan : Teknik Energi Listrik
A B C D E
Demikian Lembar Penilaian Kerja Praktek ini dibuat untuk
dipergunakan seperlunya.
Mengetahui,
47
LEMBAR PENILAIAN KERJA PRAKTEK
A B C D E
Demikian Lembar Penilaian Kerja Praktek ini dibuat untuk
dipergunakan seperlunya.
Mengetahui,
48